0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan11 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan TB pada ibu hamil, bersalin dan nifas. Ibu hamil dengan TB aktif diberi pengobatan antituberkulosis yang aman selama kehamilan untuk mencegah penularan ke janin. Persalinan dan nifas dilakukan dengan mencegah penyebaran infeksi sambil terus memberikan pengobatan TB yang tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan TB pada ibu hamil, bersalin dan nifas. Ibu hamil dengan TB aktif diberi pengobatan antituberkulosis yang aman selama kehamilan untuk mencegah penularan ke janin. Persalinan dan nifas dilakukan dengan mencegah penyebaran infeksi sambil terus memberikan pengobatan TB yang tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan TB pada ibu hamil, bersalin dan nifas. Ibu hamil dengan TB aktif diberi pengobatan antituberkulosis yang aman selama kehamilan untuk mencegah penularan ke janin. Persalinan dan nifas dilakukan dengan mencegah penyebaran infeksi sambil terus memberikan pengobatan TB yang tepat.
oleh : xxxx DEFINISI Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis), sebagian besar kuman TB menyerang Paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Kuman tuberkulosis berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut sebagai Basil Tahan Asam (BTA), kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat Dormant, tertidur lama selama beberapa tahun. PENULARAN Sumber penularana penyakit tuberculosis adalah penderita TB BTA positif Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman keudara dalam bentuk Droplet (percikan Dahak) Orang dapat terinfeksi bila droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan kuman TB masuk kedalam tubuh manusia melalui pernapasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran linfe,saluran napas, atau penyebaran langsung kebagian-nagian tubuh lainnya. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer selama 4 - 6 minggu. Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitas seluler) DIAGNOSIS sebagai tersangka (suspek) TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung. Pemeriksaan dahak dengan pewarnaan BTA dilakukan dengan metode SPS (sewaktu-pagi-sewaktu) sebanyak tiga kali pengambilan, yaitu saat pertama kali berkunjung, kemudian setelah bangun tidur pagi di hari kedua (pot dahak dibawa pulang), dan saat menyerahkan pot dahak di hari kedua. Foto radiologi dianggap positif bila ditemukan gambaran infiltrat atau kavitas. TBC DALAM KEHAMILAN Pengaruh kehamilan pada tuberkulosis paru: Tuberkulosis aktif tidak membaik atau memburuk dengan adanya kehamilan. Tetapi kehamilan bisa meningkatkan risiko tuberkulosis inaktif terutama pada post partum. Efek tuberculosis terhadap kehamilan: Efek TB pada kehamilan tergantung pada beberapa factor antara lain tipe, letak dan keparahan penyakit, usia kehamilan saat menerima pengobatan antituberkulosis, status nutrisi ibu hamil, ada tidaknya penyakit penyerta, status imunitas, dan kemudahan mendapatkan fasilitas diagnosa dan pengobatan TB. Efek tuberculosis terhadap janin: Jika kuman TB hanya menyerang paru, maka akan ada sedikit risiko terhadap janin. Untuk meminimalisasi risiko,biasanya diberikan obat-obatan TB yang aman bagi kehamilan seperti Rifampisin, INH dan Etambutol. TBC PADA IBU BERSALIN Pasien yang sudah cukup mendapat pengobatan selam kehamilan biasanya masuk ke dalam persalinan dengan proses tuberculosis yang sudah tenang. Persalinan pada wanita yang tidak mendapat pengobatan dan tidak aktif lagi, dapat berlangsung seperti biasa. Akan tetapi pada pasien yang masih aktif, penderita ditempatkan di kamar bersalin tertentu. Persalinan ditolong dengan kala II dipercepat dengan ekstraksi vacuum atau forcep, dan sedapat mungkin penderita tidak mengedan. Pasien diberi masker untuk menutupi mulut dan hidungnya agar tidak terjadi penyebaran kuman ke sekitarnya. Sedapat mungkin persalinan berlangsung pervaginam. Sedangkan section secarea hanya dilakukan atas indikasi obstetric dan tidak atas indikasi tuberculosis paru. TBC PADA IBU NIFAS Ibu dengan tuberculosis aktif baru dapat kontak dengan bayinya minimal 3 minggu pertama pengobatan, dan bayinya juga mendapat isoniazid. Pada ibu penderita TBC paru tetap dianjurkan untuk menyusui, karena kuman TBC tidak ditularkan melalui ASI. Ibu tetap diberikan pengobatan TBC paru secara adekuat dan diajarkan cara pencegahan pada bayi dengan menggunakan masker. Pada prinsipnya pengobatan TB pada ibu menyusui tidak berbeda dengan pengobatan pada umumnya. Semua jenis OAT aman untuk ibu menyusui. Seorang ibu menyusui yang menderita TB harus mendapat panduan OAT secara adekuat. Pemberian OAT yang tepat merupakan cara terbaik untuk mencegah penularan kuman TB kepada bayinya. Ibu dan bayi tidak perlu dipisahkan dan bayi tersebut dapat terus disusui Penatalaksanaan Pada Ibu Hamil Untuk Kategori 1 (pasien TB baru BTA positif, ATAU pasien TB baru BTA negatif foto toraks positif), ibu diberikan rifampisin, INH, pirazinamid, dan etambutol setiap hari selama 2 bulan, dilanjutkan rifampisin dan INH 3 kali seminggu (intermiten) selama 4 bulan. Dosis yang diberikan adalah sebagai berikut: INH dosis 5 mg/kgBB/hari (untuk pemberian setiap hari) atau 10 mg/kgBB/hari (untuk pemberian 3 kali seminggu); maksimum 300 mg/hari Rifampisin 10 mg/kgBB/hari; maksimum 600 mg/hari Pirazinamid 25 mg/kgBB/hari; maksimum 2000 mg/hari Etambutol 15 mg/kgBB Penatalaksanaan Pada Ibu Bersalin Bila proses tenang, persalinan akan berjalan seperti biasa, dan tidak perlu tindakan apa-apa. Bila proses aktif, kala I dan II diusahakan mungkin. Pada kala I, ibu hamil diberi obat-obat penenang dan analgetik dosis rendah. Kala II diperpendek dengan ekstraksi vakum/forceps. Bila ada indikasi obstetrik untuk sectio caesarea, hal ini dilakukan dengan bekerja sama dengan ahli anestesi untuk memperoleh anestesi mana yang terbaik. Penatalaksanaan Pada Ibu Nifas Usahakan jangan terjadi perdarahan banyak : diberi uterotonika dan koagulasia. Usahakan mencegah adanya infeksi tambahan dengan memberikan antibiotika yang cukup. Bila ada anemia sebaiknya diberikan tranfusi darah, agar daya tahan ibu kuat terhadap infeksi sekunder. Ibu dianjurkan segera memakai kontrasepsi atau bila jumlah anak sudah cukup, segera dilakukan tubektomi. TERIMA KASIH