Anda di halaman 1dari 4

Pengertian

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium


tuberculosis, yang sebagian besar (80%) menyerang paru-paru. Penularan penyakit ini
sebagian besar melalui inhalasi yang mengandung droplet nuclei, sehingga TB paru
merupakan manifestasi klinis yang paling sering dibandingkan pada organ lain. Pada TB kulit
atau jaringan lunak penularan bisa melalui inokulasi langsung

Epidemiologi

WHO menyatakan bahwa sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis. Dalam
setiap detik, ada satu orang yang terinfeksi tuberkulosis. Setiap tahunnya, diperkirakan dapat
ditemukan 6 hingga 9 juta kasus tuberkulosis baru yaitu 95%. Kecepatan penyebaran tuberkulosis
bisa meningkat lagi sesuai dengan peningkatan penyebaran Human Immunodeficiency Virus
(HIV)/Acuired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) dan munculnya kasus TB-MDR (multy drug
resistant) yang kebal terhadap bermacam Obat.

TB adalah penyebab kematian urutan kesembilan dunia di atas HIV / AIDS. Pada tahun 2016,
angka kematian TB HIV-negatif diperkirakan 1,3 juta orang (menurun dari 1,7 juta orang di 2000)
dan TB HIV-positif mencapai 374.000 orang. Tuberkulosis di Indonesia menduduki peringkat lima
besar dunia bersama India, China, Filipina dan Pakistan. Jumlah pasien TB di Indonesia adalah sekitar
5,8% dari total jumlah pasien TB dunia. Angka prevalensi TB di Indonesia pada tahun 2016 adalah
391 per 100.000 penduduk, dimana hampir separuhnya adalah wanita, dan menyerang sebagian
besar wanita pada usia produktif. Sekitar 1-3% dari semua wanita hamil menderita tuberkulosis dan
terdapat 16 wanitahamildengantuberkulosisaktif, dan 7 dari 11 yang diperiksa menderita positif
HIV.

Etiologi
 Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil
Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis )
 Basil TB memerlukan waktu 12 sampai 24 jam untuk bermitosis, bersifat aerob, mati
5 menit pada suhu 800C ,dan 20 menit pada suhu 600C.

Faktor resiko
 Prematur
 Kematian perinatal
 Pertumbuhan janin terhambat
 BBLR
 Resiko perdarahan
 Abortus
 TB kongenital
 Komplikasi perinatal seperti ukuran janin kecil untuk masa kehamilan, berat bayi
lahir rendah (BBLR), perdarahan antepartum, kematian janin, dan tuberkulosis
kongenital merupakan beberapa penyulit yang dapat timbul pada seorang ibu hamil
yang menderita tuberkulosis
TB dapat meningkatkan morbiditas neonatal, seperti berat lahir rendah, prematuritas, dan
juga dapat meningkatkan empat kali lipat morbiditas ibu, seperti aborsi, perdarahan post
partum, kesulitan persalinan, dan pre eklampsia. Perawatan pranatal dapat menjadi peluang
yang sangat baik untuk skrining, mendiagnosis TB dan menindaklanjuti perawatan TB,
terutama untuk wanita yang memilikiakses terbatas ke layanan kesehatan, seperti
perempuan dengan status sosial dan ekonomi yang terbatas.

Diagnosis

untuk mencegah keterlambatan diagnosis. Gejala klinis tuberkulosis pada kehamilan berupa
batuk (74%), penurunan berat badan (41%), demam (30%), nafsu makan menurun (30%) dan
hemoptisis (19%). Sebagian besar tuberkulosis pada kehamilan sering kali tanpa gejala yang
khas, maka sekitar 30% ibu terdiagnosis tuberkulosis setelah bayi yang dilahirkan diketahui
menderita tuberkulosis kongenital Diagnosis TB ditegakkan dari hasil pemeriksaan sputum dan
atau kultur bakteri yang positif

Patofisiologi
1. TB primer
 TB primer merupakan sindrom yang disebabkan oleh infeksi M. tuberculosis pada
pasien nonsensitif yaitu mereka yang belum pernah terinfeksi.
 Terdapat respon radang ringan pada tempat infeksi (subpleura pada bagian tengah
paru, dalam faring, atau di ileum terminal), diikuti penyebaran ke kelenjar getah
bening regional.
 Satu atau dua minggu setelah infeksi, dengan onset sensitivitas tuberkulin, terjadi
perubahan reaksi jaringan baik pada fokus dan pada kelenjar getah bening, menjadi
bentuk granuloma kaseosa yang khas.
2. TB sekunder
 TB sekunder merupakan sindrom yang disebabkan oleh infeksi M. tuberculosis pada
orang yang pernah terinfeksi dan pasien sensitif terhadap tuberkulin.
 TB sekunder terjadi karena imunitas menurun.
 TB sekunder ini dimulai dari sarang dini yang berlokasi di regio atas paru. Invasi ke
daerah parenkim paru dan tidak ke nodus hiler paru. Dalam 3-10 minggu sarang ini
menjadi tuberkel yakni suatu granuloma yang terdiri dari sel histiosit dan sel Datia-
Langhans yang dikelilingi oleh sel limfosit dan berbagai jaringan ikat

Penatalaksanaan kebidanan
Wanita hamil dengan TB aktif biasanya diterapi dengan tidak mempertimbangkan
trisemester kehamilan. OAT yang digunakan tidak berbeda dengan wanita yang tidak hamil
seperti isoniazid, rifampisin, etambutol juga digunakan secara luas pada wanita hamil. Obat-
obat tersebut dapat melalui plasenta dalam dosis rendah dan tidakmenimbulkan efek
teratogenik pada janin
a. Ibu hamil dengan proses aktif,hendaknya jangan dicampurkan dengan wanita hamil
lainnya pada pemeriksaan antenatal.
b. Untuk diagnosis pasti dan pengobatan selalu bekerja sama dengan ahli paruparu.
c. Penderita dengan proses aktif, apalagi dengan batuk darah sebaiknya dirawat di rumah
sakit dalam kamar isolasi. Gunanya untuk mencegah penularan, untuk menjamin istirahat
dan makanan yang cukup,serta pengobatan yang intensif dan teratur.
d. Obat-obatan : INH, PAS, Rifadin dan Streptomisin.
e. TBC paru-paru tidak merupakan indikasi untuk abortus buatan dan terminasi kehamilan.

Pencegahan TBC
Peran bidan dalam menganjurkan ibu hamil untuk kunjungan ulang dan tindakan dalam
membantu klien dalam mencegah TBC. Dalam tindakan pencegahan TBC seperti
menggunakan masker dan menutup mulut saat batuk dan bersin hal ini berdasarkan
Pudiastuti (2011) bahwa cara mencegah untuk tidak tertular TBC dengan tenaga kesehatan
seperti bidan berperan dalam menginformasikan cara mencegah TBC.
Tindakan pencegahan tuberkulosis meliputi upaya menghindari kontak dengan penderita,
membuka jendela pagi hari, tindakan menjemur alat tidur secara rutin masih sangat kurang,
memerhatikan PHBS dan menutup mulut saat bersin dan batuk.
Tindakan pencegahan yang dilakukan mencakup menghindari kontak dengan penderita
tuberkulosis dengan cara tidak berada didekat penderita, menghindari peralatan makan
bekas penderita tuberkulosis, membuka jendela pagi hari agar sinar matahari masuk untuk
membunuh mycobacterium tuberculosis, memperhatikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) yaitu melakukan cuci tangan, mengonsumsi makanan bergizi, menjaga kesehatan
lingkungan dan tidak merokok, serta melakukan vaksinasi BCG (Pudiastuti, 2011; Mumpuni,
2016).

Anda mungkin juga menyukai