Anda di halaman 1dari 12

TB PARU

By : FEBRI DELVITA Amd Keb


A. PENGERTIAN
TB adalah singkatan dari “Tubercle Bacillus” atau
tuberculosis. Penyakit TB disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Bakteri
Tuberculosis biasanya menyerang paru-paru
(sebagai TB paru) tetapi TB bisa juga menyerang
system syaraf pusat.
B. TANDA DAN GEJALA
1. Batuk kronis lebih dari 30 hari
2. Demam
3. Berkeringat waktu malam
4. Keluhan pernapasan
5. Perasaan letih
6. Malaise
7. Hilang nafsu makan
8. Turunnya berat badan
9. Rasa nyeri di bagian dada
10. Diare persisten tidak sembuh dengan pengobatan
diare
C. PENYEBAB
Penyebab utama penyakit TB adalah Mycobacterium
tuberculosis, yaitu sejenis basil aerobik kecil yang
non-motil.
D. MEKANISME PENULARAN
Ketika seseorang yang mengidap TB paru aktif batuk,
bersin, bicara, menyanyi, atau meludah, mereka
sedang menyemprotkan titis-titis aerosol infeksius
dan menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat
menghasilkan sekitar 3000 percikan. Tiap titis bisa
menularkan penyakit Tuberkulosis. Percikan dapat
bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang
gelap dan lembab.
Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman
TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara
dan lamanya menghirup udara tersebut .
Orang-orang yang melakukan kontak dalam waktu
lama, dalam frekuensi sering, atau selalu berdekatan
dengan penderita TB, beresiko tinggi ikut terinfeksi,
dengan perkiraan angka infeksi sekitar 22%.
E. DIAGNOSIS
Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam
waktu 2 hari , yaitu sewaktu - pagi - sewaktu (SPS).
Diagnosis TB Paru pada orang dewasa ditegakkan
dengan ditemukannya kuman TB (BTA) diagnosis
utama. Pemeriksaan diagnosis lain seperti :
1. Pemeriksaan Rontgen Toraks
2. Pemeriksaan CT-scan
3. Radiologis TB Paru Milier
4. Pemeriksaan Laboratorium
5. Tes tuberkulin (mantoux/PPD).
F. PENGOBATAN
a. Penatalaksaan terapi: asupan nutrisi adekuat/ mencukupi.
b. Kemoterapi, yang mencakup pemberian:
1) Isoniazid (INH). Obat ini diberikan selama 18-24
bulan dan dengan dosis 10-20 mg/kg berat badan/hari
melalui oral.
2) Kombinasi antar NH, rifampicin, dan pyrazinamid yang
diberikan selama 6 bulan.
3) Obat tambahan, antara lain Strepmomycin (diberikan
iM)dan Etham burol
4) Terapi kortikosteroid diberikan bersamaan dengan obat
anti-TB untuk mengurangi respons peradangan, misalnya
pada meningitis.
c.Pembedahan dilakukan jika kemoterapi tidak
berhasil. Tindakan ini dilakukan mengangkat
jaringan paru yang rusak.
d. Pencegahan dilakukan dengan menghindari kontak
langsung dengan orang yang terinfeksi basil TB
serta mempertahankan asupan nutrisi yang
memadai. Pemberian imunisasi BCG juga diperlukan
untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
inveksi basil TB virulen.
G. PENCEGAHAN
1. Mengurangi kontak dengan penderita penyakit TBC
aktif.
2. Mars chest X-ray, yaitu pemeriksaan massal terhadap
kelompok-kelompok populasi tertentu, misalnya
karyawan rumah sakit atau puskemas atau balai
pengobatan
3. Pemberian vaksin BCG (untuk mencegah kasus TBC
yang lebih berat). Vaksin ini secara rutin diberikan pada
semua balita.
4. Kemoprokfilasis, yaitu dengan menggunakan INH 5
mg/kg BB selama 6-12 bulan dengan tujuan
menghancurkan atau mengurangi populasi bakteri
yang masih sedikit.
5. Menjaga standar hidup yang baik, dengan makanan
bergizi, lingkungan yang sehat, dan berolahraga.
6. Komunikas, informasi, dan edukasi (KIE) tentang
penyakit tuberkulosis kepada masyarakat di
tingkat puskesmas maupun rumah sakit oleh
petugas pemerintah atau petugas LSM.
7. Perlu diingat bahwa mereka yang sudah pernah
terkena TBC dan diobati, dapat kembali terkena
penyakit yang sama jika tidak mencegahnya dan
menjaga kesehatan tubuhnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai