PEMBAHASAN
2.1 Etiologi
1.Penyebab
Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh basil Mycobacterium
tuberculosis tipe humanus, sejenis kuman berbentuk batang dengan panjang 1-4 mm dan
tebal 0,3-0,6 mm. Struktur kuman ini terjadi atas lipid (lemak) yang membuat kuman lebih
tahan terhadap asam, serta dari gangguan berbagai kimia dan fisik. Kuman ini juga tahan
berada di udara kering dan keadaan dingin (misalnya di dalam lemari es) karena sifatnya
yang dormant, yaitu dapat bangkit kembali dan menjadi lebih aktif. Selain itu, kuman ini juga
bersifat aerob.
Tuberkulosis paru merupakan infeksi pada saluran pernapasan yang vital. Basil
Mycobacterium masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas (dreplet infection)
sampai alveoli dan terjadilah onfeksi primer (Gbon). Kemudian, dikelenjar getah bening
terjadilah primer kompleks yang disebut tuberculosis primer. Dalam sebagian besar kasus,
Bagian yang terinfeksi ini dapat mengalami penyembuhan. Peradangan terjadi sebelum tubuh
mempunyai kekebalan spesifik terhadap basil Mycobacterium pada usia 1-3 tahun.
Sedangkan, post primer tuberculosis (reinfection) adalah peradangan yang terjadi pada
jaringan paru yang disebabkan oleh penularan ulang.
2.3 Klasifikasi TBC Paru
Tuberkulosis pada manusia dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu tuberkulosis primer dan
tuberkulosis sekunder.
1. Tuberkulosis primer
Tuberkulosis adalah infeksi bakteri TB Dari penderita yang belum mempunyai reaksi spesifik
terhadap bakteri TB. Bila bakteri TB terhirup dari udara melalui saluran pernapasan dan
mencapai alveoli atau bagian terminal saluran pernapasan, maka bakteri akan ditangkap dan
dihancurkan oleh makrofag yang berada di alveoli. Jika pada proses ini bakteri ditangkap
oleh makrofag yang lemah, maka bakteri akan berkembang biak dalam tubuh makrofag yang
lemah itu dan menghancurkan makrofag. Dari proses ini, dihasilkan bahan kemotaksis yang
menarik monisit (makrofag) dari aliran darah dan membentuk tuberkel. Sebelum
mengahncurkan bakteri, makrofag harus diaktifkan terlebih dahulu oleh limfokin yang
dihasilkan oleh limfosit T.
Tidak semua makrofag pada granula TB mempunyai fungsi yang sama. Ada makrofag yang
berfungsi pembunuh, mencerna bakteri, dan merangsang limfosit. Beberapa makrofag
menghasilkan protease elastase, kolagenase, serta faktor penstimulasi koloni untuk
merangsang produksi monosit dan granulosit pada sumsum tulang. Bakteri TB menyebar ke
saluran pernapasan melalui getah bening regional (hilus).dan membentuk epitiolit granuloma.
Granuloma mengalami nekrosis sentral sebagai akibat dari timbulnya hipersensitifitas selular
(delayed hipersensitifity) terhadap bakteri TB. Hal ini terjadi sekitar 2-4 minggu dan akan
terlihat pada tes tuberkulin. Hipersensitifitas selular sebagai akumulasi lokal dari lifosit dan
makrofag.
Baktei TB yang berada dalam alveoli akan membentuk fokus lokal (fokus ghon), sedangkan
fokus inisial bersama-sama dengan limfa denopati bertempat di hilus (kompleks primer
ranks) dan disebut juga TB primer. Fokus primer paru biasanya bersifat unilateral dengan
subpleura terletak di atas atau bawah sifura interlobaris, atau di bagian basal dari lobus
inferior. Bakteri ini menyebar lebih lanjut melalui saluran limfe atau aliran darah, dan
tersangkut pada berbagai organ. Jadi, TB primer merupakan infeksi yang bersifat sistematis.
2. Tuberkulosis Sekunder
Telah terjadi resolusi dari infeksi primer; sejumlah kecil bakteri TB masih dapat hidup dalam
keadaan dorman di jaringan parut. Sebanyak 90% di antaranya tidak mengalami
kekambuhan. Reaktifasi penyakit TB (TB pascaprimer/TB sekunder) terjadi bila daya tahan
tubuh menurun, pecandu alkhohol akut, silikosis, dan pada penderita diabetes melitus serta
AIDS.
Bebeda dengan TB primer, pada TB sekunder kelenjar limfe regional dan organ lainnya
jarang terkena, lesi lebih terbatas, dan terlokalisir. Reaksi imunologis terjadi dengan adanya
pembentukan granuloma, mirip dengan yang terjadi pada TB primer. Tetapi, nekrosis
jaringan lebih mencolok dan menghasilkan lesi kaseosa (perkejuan) yang luas dan disebut
tuberkulema. Plotease yang dikeluarkan oleh makrofag aktif akan menyebabkab pelunakan
bahan kaseosar. Secara umum, dapat dikatakan bahwa terbentuknya kafisatas dan manifestasi
lainnya dari TB sekunder adalah akibat dari reaksi nekrotik yang dikenal sebagai
hipersensitivitas.
TB paru pascaprimer dapat disebabkan oleh infeksi lanjutan dari sumber eksogen, terutrama
pada usia tua dengan riwayat masa muda pernah terinfeksi bakteri TB. Biasanya, hal ini
terjadi pada daerah artikel atau sekmen postarior lobus superior, 10-20 mm dari pleura dan
segmen apikel lobus interior. Hal ini mungkin disebabkan kadar oksigen yang tinggi,
sehingga menguntungkan untuk pertumbuhan penyakit TB.
Lesi sekunder berkaitan dengan kerusakan paru yang disebabkan oleh produksi sitokin yang
berlebihan. Kavitas kemudian diliputi oleh jaringan fibrotik yang tebal dan berisi pembuluh
darah pulmonl. Kavitas yang kronis diliputi oleh jaringan fibrotik yang tebal. Masalah
lainnya pada kavitas kronis adalah kolonisasi jamur, seperti aspergilus yang menumbuhkan
micotema (Isa,2001).
2.4 Komplikasi
1. Komplikasi Dini
a. pleuritis,
b. efusi pleura,
c. empiema,
d. laringitis, dan
e. TB usus.
2. Komplikasi Lanjut
a. obstruksi jalan napas,
b. kor pulmonale,
c. amiloidosis,
d. karsinoma paru, dan
e. sindrom gagal napas.
2. Pengobatan tuberkulosis paru
Tujuan pengibatan pada penderita TB paru, selain untuk mengobati, juga untuk mencegah
kematian, kekambuhan, resistensi kuman terhadap OAT, serta memutuskan mata rantai
penularan.
2.6 Patofisiologi
Port desentri kuman Mycobacterium tuberculosis adalah saluran pernapasan, saluran
pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi terjadi melalui udara (air bone),
yaitu melalui inhalasi dropplite yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang
terinfeksi.
Basil tuberkel yang mencapai alveolus dan diinhalasi biasanya terdiri atas satu sampai tiga
gumpalan. Basil yang lebih besar cenderung bertahan disaluran hidung dan cabang besar
bronkus, sehingga tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus, kuman
akan mulai mengakibatkan peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak memfagosit
bakteri ditempat ini, namun tidak membunuh organisme tersebut.
Sesudah hari pertama, maka leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan
mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia selular ini dapat
sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang tertinggal atau proses dapat berjalan
terus dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak di dalam sel. Basil juga menyebar
melalui getah bening menuju getah bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi
menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu, sehingga membentuk sel tuberkel epiteloit yang
dikelilingi oleh fosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 10-20 jam.
G. Pemeriksaan Diagnosis
1. Pemeriksaan Rontgen Toraks
Pada hasil pemeriksaan rontgen toraks, sering didapatkan adanya suatu lesi sebelum
ditemukan gejala subjektif awal. Sebelum pemeriksaan fisik, dokter juga menemukan suatu
kelainan pada paru. Pemeriksaan rontgen toraks ini sangat berguna untuk mengevaluasi hasil
pengobatan, di mana hal ini bergantung pada tipe keterlibatan dan kerentanan bakteri tuberkel
terhadap OAI (apakah sama baiknya dengan respons pasien?). Penyembuhan total sering kali
terjadi di beberapa area dan ini adalah observasi yang dapat muncul pada sebuah proses
penyembuhan yang lengkap.
2. Pemeriksaan CT-scan
Pemeriksaan CT-scan dilakukan untuk menemukan hubungan kasus TB inaktif/stabil yang
ditunjukkan dengan adanya gambaran garis-garis fibrotik ireguler, pita parenkimal,
klasifikasi nodul dan adenopati, perubahan kelengkungan berkas bronkhovaskular,
bronkhiektaksis, serta emfisema perisikatrisial. Pemeriksaan CT-scan sangant bermanfaat
untuk mendeteksi adanya pembentukan kavitas dan lebih dapat diandalkan daripada
pemeriksaan rontgen toraks biasa.
3. Radiologis TB Paru Milier
TB Milier akut diikuti oleh invasi pembuluh darah secara masif/menyeluruh seta
mengakibatkan penyakit akut yang berat dan sering disertai akibat fatal sebelum penggunaan
OAT. Hasil pemeriksaan rontgen toraks bergantung pada ukuran dan jumlah tuberkel milier.
Pada beberapa pasien TB milier, tidak ada lesi yang terlihat pada hasil rontgen toraks, tetapi
ada beberapa kasus dimana bentuk milier klasik berkembang seiring dengn perjalanan
penyakitnya.
4. Pemeriksaan Laboratorium
Diagnosis terbaik dari penyakit TB diperoleh dengan pemeriksaan mikrobiologi melaui
isolasi bakteri. Untuk membedakan spesies Mycrobacterium yang satu dengan yang lainnya
harus dilihat sifat koloni, waktu pertumbuhan, sifat biokimia pada berbagai media, perbedaan
kepekaan terhadap OAT, dan percobaan, serta perbedaan kepekaan kulit terhadap berbagai
jenis antigen Mycrobacterium.
Bahan untuk pemeriksaan isolasi Mycrobacterium TB adalah septum pasien, urine, dan
cairan kumbah lambung. Selain itu, ada juga bahan-bahan lain yang dapat digunakan, yaitu
cairan serebrospinal (sum-sum tulang belakang), cairan pleura, jaringan tubuh, fases, dan
swab tenggorokan. Pemeriksaan darah yang menunjang diagnosis TB paru, walaupun kurang
sensitif, adalah pemeriksaan laju endap darah (LED). Adanya pemeriksaan LED biasanya
disebabkan peningkatan immunoglobulin, terutama IgG dan IgA (Loman, 2001)
BAB III
PENUTUP
2.1 Tuberkulosis
TB adalah singkatan dari “Tubercle Bacillus” atau tuberculosis , dulu disingkat TBC.
Penyakit TB disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacteria, pada manusia terutama oleh
Mycobacterium Tuberculosis. Bakteri Tuberculosis biasanya menyerang paru-paru (sebagai
TB paru) tetapi TB bisa juga menyerang system syaraf pusat. Penyakit TB adalah penyakit
yang umum dan sering kali mematikan. TB menular melalui udara, ketika orang-orang yang
memiliki penyakit TB batuk, bersin, atau meludah.
Gejala klasik infeksi TB aktif yaitu batuk kronis dengan bercak darah sputum atau
dahak, demam, berkeringat di malam hari, dan berat badan turun. (dahulu TB disebut
penyakit "konsumsi" karena orang-orang yang terinfeksi biasanya mengalami kemerosotan
berat badan.) Infeksi pada organ lain menimbulkan gejala yang bermacam-macam. Diagnosis
TB aktif bergantung pada hasil radiologi (biasanya melalui sinar-X dada) serta pemeriksaan
mikroskopis dan pembuatan kultur mikrobiologis cairan tubuh. Sementara itu, diagnosis TB
laten bergantung pada tes tuberkulin kulit/tuberculin
BAB III
PENUTUP
PENDAHULUAN:
PENDAHULUAN Kesehatan pernapasan merupakan hal terpenting yang harus tetap dijaga ,
karena pernapasan merupakan salah satu sistem tubuh yang memiliki resiko terbesar sebagai
jalan masuknya suatu penyakit menular . Salah satu penyakit infeksi yang sangat mudah
menular dari manusia satu ke manusia lainnya melalui udara adalah TBC ( Tuberkulosis ).
TBC merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyerang organ tubuh seperti selaput otak ,
kulit , tulang , kelenjar getah bening , namun bakteri ini paling sering menyerang organ paru .
Ada dua cara yang tengah dilakukan untuk mengurangi penderita TBC saat ini , yaitu terapi
dan imunisasi . Untuk terapi , WHO merekomendasikan strategi penyembuhan TBC jangka
pendek dengan pengawasan langsung atau dikenal dengan istilah DOTS (Directly Observed
Treatment Shortcourse Chemotherapy). 2
KUMAN TUBERKULOSIS:
KUMAN TUBERKULOSIS Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada
tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama
baksil Koch. 3 Morfologi dan identifikasi Mycobacterium Tuberkulosis . 1. Bentuk .
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau agak bengkok ukuran 0,2-0,4 x 1-4
um. Pewarnaan Ziehl-Neelsen dipergunakan untuk identifikasi bakteri tahan asam . 2. Sifat-
sifat . Mycobacterium tidak tahan panas , akan mati pada 6 o C selama 15-20 menit . Biakan
dapat mati jika terkena sinar matahari lansung selama 2 jam. Dalam dahak dapat bertahan 20-
30 jam. Basil yang berada dalam percikan bahan dapat bertahan hidup 8-10 hari . Biakan
basil ini dalam suhu kamar dapat hidup 6-8 bulan dan dapat disimpan dalam lemari dengan
suhu 20 o C selama 2 tahun . Myko bakteri tahan terhadap berbagai khemikalia dan
disinfektan antara lain phenol 5%, asam sulfat 15%, asam sitrat 3% dan NaOH 4%. Basil ini
dihancurkan oleh jodium tinctur dalam 5 minit , dengan alkohol 80 % akan hancur dalam 2-
10 menit .
EPIDEMIOLOGI:
PATOGENESIS TUBERKULOSIS:
Pengaruh Infeksi HIV 8 Infeksi HIV mengakibatkan kerusakan luas sistem daya tahan tubuh
seluler (Cellular Immunity), sehingga jika terjadi infeksi oportunistik , seperti tuberkulosis ,
maka yang bersangkutan akan menjadi sakit parah bahkan mengakibatkan kematian . Bila
jumlah orang terinfeksi HIV meningkat , maka jumlah penderita TB akan meningkat , dengan
demikian penularan TB di masyarakat akan meningkat pula.
KLASIFIKASI TUBERKULOSIS:
KLASIFIKASI TUBERKULOSIS:
KLASIFIKASI TUBERKULOSIS:
KLASIFIKASI TUBERKULOSIS:
KLASIFIKASI TUBERKULOSIS:
GEJALA KLINIS:
GEJALA KLINIS Gejala TBC antara lain batuk kronis , demam , berkeringat waktu malam ,
keluhan pernapasan , perasaan letih , malaise , hilang nafsu makan , turunnya berat badan ,
rasa nyeri di bagian dada. Gejala tuberkulosis pada anak dibagi menjadi 2, yaitu : - Gejala
umum /non spesifik , berupa : 1. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau tidak naik
dengan penanganan gizi . 2. Anoreksia dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik . 3.
Demam lama/ berulang tanpa sebab jelas , dapat disertai keringat malam . 4. Pembesaran
kelenjar limfe superfisial multiple dan tidak nyeri . 5. Batuk lebih dari 30 hari 6. Diare
persisten tidak sembuh dengan pengobatan diare dilakukan dengan cara penambahan titran
dalam jumlah berlebih,kemudian kelebihan titran dititrasi dengan titran lain. 14
GEJALA KLINIS:
GEJALA KLINIS Gejala spesifik sesuai organ yang terkena , yaitu : 1. TBC kulit /
skofuloderma . 2. TBC tulang dan sendi - Tulang punggung ( spondilitis ) : gibbus / bungkuk
- Tulang panggul ( koksitis ) : pincang - Tulang lutut : pincang dan bengkok - Tulang kaki
dan tangan , dengan gejala pembengkakan sendi dan pincang . 3. TBC otak dan syaraf :
meningitis dengan gejala iritabel , kaku kuduk muntah dan kesadaran menurun 4. TBC mata :
conjungtivitis , tuberkel khoroid . 5. TBC organ lainnya . 15
DIAGNOSIS TB PARU:
DIAGNOSIS TB PARU Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari ,
yaitu sewaktu - pagi - sewaktu (SPS). Diagnosis TB Paru pada orang dewasa ditegakkan
dengan ditemukannya kuman TB (BTA) diagnosis utama Pemeriksaan lain seperti foto
toraks , biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis sepanjang
sesuai dengan indikasinya . Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan
pemeriksaan foto toraks saja . Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas pada
TB paru , sehingga sering terjadi overdiagnosis . Gambaran kelainan radiologik Paru tidak
selalu menunjukkan aktifitas penyakit . 16
DIAGNOSIS GejalaTB EKSTRA PARU dan keluhan tergantung organ yang terkena ,
misalnya : kaku kuduk pada Meningitis TB, nyeri dada pada TB pleura ( Pleuritis ),
pembesaran kelenjar limfe superfisialis pada limfadenitis TB deformitas tulang belakang
( gibbus ) pada Diagnosis pastispondilitis TB sering sulit ditegakkan sedangkan diagnosis
kerja dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis TB yang kuat ( presumtif ) dengan
menyingkirkan kemungkinan penyakit lain. Ketepatan diagnosis tergantung pada metode
pengambilan bahan pemeriksaan dan ketersediaan alat-alat diagnostik, misalnya uji
mikrobiologi, patologi anatomi, serologi, foto toraks dan lain-lain. 17
UJI TUBERKULIN:
UJI TUBERKULIN Dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan dan diukur diameter dari
pembengkakan ( indurasi ) yang terjadi : Pembengkakan ( Indurasi ) : 0-4mm, uji mantoux
negatif . Pembengkakan ( Indurasi ) : 5-9mm, uji mantoux meragukan . Pembengkakan
( Indurasi ) : >= 10mm, uji mantoux positif . 18
PENGOBATAN TBC:
PENGOBATAN TBC Prinsip Dasar Pengobatan TBC Pertama . Bahwa terapi yang berhasil ,
memerlukan minimal dua macam obat yang basilnya peka terhadap obat tersebut , dan salah
satu daripadanya harus bakteristik , karena suatu resistensi obat dapat timbul spontan pada
sejumlah kecil basil, monoterapi memakai obat bakteristik yang terkuatpun dapat
menimbulkan kegagalan pengobatan dengan terjadinya pertumbuhan basil yang resisten .
Kedua . Bahwa penyembuhan penyakit membutuhkan pengobatan yang baik setelah
perbaikan gejala klinisnya , perpanjangan lama pengobatan diperlukan untuk mengeliminasi
basil yang persisten . 19
PENGOBATAN TBC:
PENGOBATAN TBC:
PENGOBATAN TBC TB paru kasus putus berobat : Pasien kasus lalai berobat akan dimulai
pengobatan kembali sesuai dengan kriteria berikut : Berobat ≥ 4 bulan dan BTA saat ini
negatif à bila klinis dan radiologi tidak aktif atau ada perbaikan , maka pengobatan OAT
dihentikan . Bila gambaran radiologi aktif , lakukan analisis lebih lanjut untuk memastikan
diagnosis TB dengan mempertimbangkan juga kemungkinan penyakit paru lain. Bila terbukti
TB maka pengobatan dimulai dari awal dengan paduan obat yang lebih kuat dan jangka
waktu yang lebih lama. Berobat ≥ 4 bulan dan BTA saat ini positif à pengobatan dimulai dari
awal dengan paduan obat yang lebih kuat dan jangka waktu yang lebih lama. 21
TANAMAN OBAT UNTUK TBC Pegagan : Cuci 30 – 60 g pegagan segar , lalu rebus
dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas , dan diminum 3 kali sehari . Untuk TB kulit ,
lumatkan pegagan , kemudian tempelkan pada bagian yang sakit . Atau : Daun pegagan 10
gram, daun waru lengis 10 gram, widoro upas 25 gram, daun legundi 10 gram, parutan
kencur 5 gram. Semua bahan direbus airnya disaring , lantas diminum . Atau : Daun pegagan
15 gram, daun waru lengis 10 gram, pupus daun legundi 15 gram, widoro upas 10 gram,
direbus dan disaring , airnya diminum . Atau 1 genggam daun kaki kuda , 7 lembar daun
kapuk randu , 1 gelas gula batu direbus dan disaring , airnya diminum . Singawalang : 5
lembar daun Singalawang yang telah dicuci bersih ditumbuk sampai halus . Hasil tumbukan
diseduh dengan air panas , dibubuhi garam dan gula merah secukupnya . Aduk sampai larut ,
saring dan minum setelah dingin . Frekuensi meminumnya dua kali sehari . 22
TANAMAN OBAT UNTUK TBC 7. Kembang sepatu : 3 kuntum bunga kembang sepatu
dicuci bersih , lalu digiling halus , diberi air masak 1/2 cangkir dan madu 1 sendok makan ,
kemudian diperas dan disaring . Ramuan diminum tiga kali sehari . 8. Bidara upas : Ambilah
1/3 jari bidara upas , dicuci bersih lalu diparut , diberi air masak 1 sendok makan dan madu 2
sendok teh , diperas dan disaring ., diminum tiga kali sehari 9. Gandapura : Diperlukan 1
sendok makan serbuk kering daun gandapura . Bahan itu diseduh dengan air panas 3/4
cangkir dan madu 1 sendok makan . Seduhan diminum dalam keadaan suam-suam kuku.
Frekuensinya 3 kali sehari . 10. Daun sirih , daun Salam koja dan Lobak cina di rebus ke
dalam air secukupnya , lalu air rebusan tersebut diminum secara rutin setiap hari . 24
TANAMAN OBAT UNTUK TBC 11. Nanas kerang : 15 - 30 gr daun Nanas kerang direbus ,
disaring , airnya diminum . 12. Beluntas : Minum air hasil saringan daun beluntas yang
dihaluskan . 13. Lempuyang wangi : Akar rimpang lempuyang wangi 1 genggam di cuci
bersih dan dipotong-potong lalu direbus dengan air bersih 5 gelas hingga tinggal setengahnya
. Didinginkan dan disaring . Diminum 2 kali sehari ¾ gelas . 14. Bawang putih : Bawang
putih 2-4 butir , dicuci bersih , dikunyah dan airnya ditelan . 15. Sambiloto : Daun sambiloto
kering 1 genggam , digiling halus hingga menjadi bubuk , setelah itu ditambahkan sedikit
madu dan dibuat bulatan-bulatan pil berdiameter sekitar 0,5 cm. Diminum dengan air matang
2 – 3 kali sehari . Sekali minum dapat 15 – 30 pil 25
KESIMPULAN:
Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia. Hingga saat
ini, belum ada satu negara pun yang bebas TBC. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman
mycobacterium tuberculosis ini pun tinggi.
Laporan tersebut juga meliris bahwa angka penjaringan penderita baru TBC meningkat 8,46
persen dari 744 penderita TBC di 2010 menjadi 807 per 100.000 penduduk di 2011. Namun,
kabar baiknya angka kesembuhan pada 2011 mencapai target sebesar 83,7 persen dan angka
keberhasilan pengobatan pada 2011 mencapai target sebesar 90,3 persen.
Penderita yang terserang basil tersebut biasanya akan mengalami demam tapi tidak terlalu
tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam.
Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul. Gejala lain,
penurunan nafsu makan dan berat badan, batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat
disertai dengan darah), perasaan tidak enak (malaise), dan lemah.
Agar bisa mengantisipasi penyakit ini sejak dini, berikut gejala-gejala penyakit tuberculosis
yang perlu Anda ketahui.
Gejala utama
"Paling mudah untuk mengetahui seseorang terkena tuberkulosis jika dia berkeringat pada
malam hari tanpa penyebab yang jelas. Walaupun tidak bisa langsung ditetapkan tuberkulosis
karena harus didiagnosis, tapi itu salah satu pertanda. Jika Anda lemas, batuk tak berhenti,
nyeri pada dada, dan keringat pada malam hari, langsung segera periksa," tambah dr Arifin
Nawas Sp(P), salah seorang tenaga ahli klinis tuberkulosis di RSUP Persahabatan di tempat
sama.
Menurutnya, untuk memastikan seseorang terkena TB atau tidak, tim medis melakukan
diagnosis dengan mengadakan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung (BTA) dan
gambaran radio logis (foto rontgen).
Penyakit ini diakibatkan infeksi kuman mikobakterium tuberkulosis yang dapat menyerang
paru, ataupun organ-organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, usus, ginjal,
kandungan, tulang, sampai otak. TBC dapat mengakibatkan kematian dan merupakan salah
satu penyakit infeksi yang menyebabkan kematian tertinggi di negeri ini.
Kali ini yang dibahas adalah TBC paru. TBC sangat mudah menular, yaitu lewat cairan di
saluran napas yang keluar ke udara lewat batuk/bersin & dihirup oleh orang-orang di
sekitarnya. Tidak semua orang yang menghirup udara yang mengandung kuman TBC akan
sakit.
Pada orang-orang yang memiliki tubuh yang sehat karena daya tahan tubuh yang tinggi dan
gizi yang baik, penyakit ini tidak akan muncul dan kuman TBC akan "tertidur". Namun,pada
mereka yang mengalami kekurangan gizi, daya tahan tubuh menurun/ buruk, atau terus-
menerus menghirup udara yang mengandung kuman TBC akibat lingkungan yang buruk,
akan lebih mudah terinfeksi TBC (menjadi 'TBC aktif') atau dapat juga mengakibatkan
kuman TBC yang "tertidur" di dalam tubuh dapat aktif kembali (reaktivasi).
Infeksi TBC yang paling sering, yaitu pada paru, sering kali muncul tanpa gejala apa pun
yang khas, misalnya hanya batuk-batuk ringan sehingga sering diabaikan dan tidak diobati.
Padahal, penderita TBC paru dapat dengan mudah menularkan kuman TBC ke orang lain dan
kuman TBC terus merusak jaringan paru sampai menimbulkan gejala-gejala yang khas saat
penyakitnya telah cukup parah.
Untuk mendiagnosis TBC, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama di daerah
paru/dada, lalu dapat meminta pemeriksaan tambahan berupa foto rontgen dada, tes
laboratorium untuk dahak dan darah, juga tes tuberkulin (mantoux/PPD). Pengobatan TBC
adalah pengobatan jangka panjang, biasanya selama 6-9 bulan dengan paling sedikit 3 macam
obat.
Kondisi ini diperlukan ketekunan dan kedisiplinan dari pasien untuk meminum obat dan
kontrol ke dokter agar dapat sembuh total. Apalagi biasanya setelah 2-3 pekan meminum
obat, gejala-gejala TBC akan hilang sehingga pasien menjadi malas meminum obat dan
kontrol ke dokter.
Jika pengobatan TBC tidak tuntas, maka ini dapat menjadi berbahaya karena sering kali obat-
obatan yang biasa digunakan untuk TBC tidak mempan pada kuman TBC (resisten).
Akibatnya, harus diobati dengan obat-obat lain yang lebih mahal dan "keras". Hal ini harus
dihindari dengan pengobatan TBC sampai tuntas.
Pengobatan jangka panjang untuk TBC dengan banyak obat tentunya akan menimbulkan
dampak efek samping bagi pasien. Efek samping yang biasanya terjadi pada pengobatan TBC
adalah nyeri perut, penglihatan/pendengaran terganggu, kencing seperti air kopi, demam
tinggi, muntah, gatal-gatal dan kemerahan kulit, rasa panas di kaki/tangan, lemas, sampai
mata/kulit kuning.
Itu sebabnya penting untuk selalu menyampaikan efek samping yang timbul pada dokter
setiap kali kontrol sehingga dokter dapat menyesuaikan dosis, mengganti obat dengan yang
lain, atau melakukan pemeriksaan laboratorium jika diperlukan.
Pengobatan untuk penyakit-penyakit lain selama pengobatan TBC pun sebaiknya harus diatur
dokter untuk mencegah efek samping yang lebih serius/berbahaya. Penyakit TBC dapat
dicegah dengan cara:
Mengurangi kontak dengan penderita penyakit TBC aktif.
Menjaga standar hidup yang baik, dengan makanan bergizi, lingkungan yang sehat,
dan berolahraga.
Pemberian vaksin BCG (untuk mencegah kasus TBC yang lebih berat). Vaksin ini
secara rutin diberikan pada semua balita.
Perlu diingat bahwa mereka yang sudah pernah terkena TBC dan diobati, dapat
kembali terkena penyakit yang sama jika tidak mencegahnya dan menjaga kesehatan
tubuhnya.