Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Tuberkulosis atau TB adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang
parenkim paru. Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan
oleh basil mikrobacterium tuberkolusis yang merupakan salah satu penyakit
saluran pernafasan bagian bawah. Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit
menular yang paling sering mengenai parenkim paru, biasanya disebabkan oleh
mycobacterium tuberculosis.

1. Pencegahan Tuberkulosis paru.


a. Pencegahan tuberkulosis paru dilakukan dengan pemeriksaan terhadap
individu yang bergaul erat dengan penderita tuberkulosis paru BTA positif.
b. mass chest X-ray. Yaitu Pemeriksaan massal terhadap kelompok-kelompok
tertentu misalnya: Karyawan rumah sakit/puskesmas/balai pengobatan,
penghuni rumah tahanan, siswa-siswai pesantren.
c. Vaksinasi BCG (bacille Calmette -Guerin); reaksi positif terjadi jika setelah
mendapat vaksinasi BCG langsung terdapat reaksi lokal yang besar dalam
waktu kurang dari tujuh hari.
d. Kemoprofilaksis yaitu dengan menggunakan INH 5mg/kgBB selama 6-12
bulan dengan tujuan menghancurkan atau mengurangi populasi bakteri yang
masih sedikit
e. Komunikasi, informasi dan edukasi tentang penyakit tuberkulosis paru
kepada masyarakat di tingkat Puskesmas maupun rumah sakit oleh petugas
pemerintah atau petugas lembaga swadaya masyarakat.
2. Pengobatan Tuberkulosis Paru
Tujuan Pengobatan pada penderita tuberkulosis paru, selain untuk
mengobati, juga untuk mencegah kematian, kekambuhan, reistensi kuman
terhadap Obat Anti Tuberkulosis serta memutuskan rantai penularan.
3. Penemuan Penderita TB Paru
a. Penatalaksnaan terapi: asupan nutrisi adekuat/mencukupi.

48
b. Kemoterapi yang mencakup pemberian : isoniazid (INH) sebagai bakterisidial
terhadap basil yang tumbuh aktif. Obat ini diberikan selama 18 s.d 24 bulan
dan dengan dosis 10-20mg/kg berat badan/hari melalui oral. Kombinasi
antara NH, rifampicin, dan prrazinamid yang diberikan selama 6 bulan. Obat
tambahan antara lain streptomycin (diberikan intramuskuler) dan ethambutol.
Terapi kortikosteroid bersamaan dengan obat anti tuberkulosis untuk
mengurangi respon peradangan, misalnya pada meningitis.
c. Pembedahan dilakukan jika kemoterapi tidak berhasil. Tindakan ini dilakukan
dengan mengangkat jaringan paru yang rusak.
d. Pencegahan dilakukan dengan menghindari kontak langsung dengan orang
yang terinfeksi basil tuberkulosis serta mempertahankan asupan nutrisi yang
memadai. Pemberian imunisasi BCG juga diperlukan untuk meningkatkan
daya tahan tubuh.

B. Saran
Untuk perawat atau teman sejawat agar dapat memprioritaskan masalah
sesuai kebutuhan dasar manusia dan masalah utama klien tersebut, dan
rencana tindakan dapat dilakukan dengan baik. Untuk perawat agar dapat
mendokumentasikan semua data pada klien baik subjektif maupun obyektif
dengan benar sehingga dapat membuat evaluasi dengan baik. Pasien-pasien
dengan TB paru dapat memburuk jika tidak ditangani secara optimal.
Berikanlah perawatan yang optimal, cepat, tanggap, dan komprehensif
dengan hati yang tulus tanpa ada yang dibedakan.
Dan saran untuk penderita penyakit TB paru agar lebih menjaga
kebersihan lingkungan, serta dapat mengurangi aktivitas sehari-hari dan
menghindari makanan pantangan, serta selalu mengkonsumsi makanan yang
tinggi gizi agar meningkatkan daya tahan tubuh.

49

Anda mungkin juga menyukai