Anda di halaman 1dari 26

PEDOMAN

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS PAKJO

TAHUN 2016
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur senantiasa kami panjatkan kepada Kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa,karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun
pedoman Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di wilayah kerja puskesmas Pakjo
dengan baik dan benar.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada pedoman
ini. Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun penulis. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan pedoman ini. Akhir kata semoga pedoman ini dapat memberikan manfaat
dan menjadi acuan pelaksanaan program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit bagi kita
sekalian.

Palembang, Juni 2016

Drg. Nina Agustina


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam pembangunan kesehatan, Indonesia memiliki masalah kesehatan yang


cukup kompleks, dibuktikan dengan meningkatnya kasus penyakit menular, banyaknya
jumlah kematian yang terjadi, serta meningkatnya penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi, didukung dengan perolehan Indonesia dengan peringkat 4 sedunia untuk kasus
tuberculosis, selain itu Indonesia juga memperoleh peringkat 1 untuk penularan HIV tercepat.
Hal ini merupakan masalah kesehatan yang sangat membutuhkan perhatian dan
pembenahan. Namun dalam pembenahan dan pembangunan kesehatan tidaklah mudah
karena dipersulit dengan adanya keterbatasan sumber daya manusia baik dalam aspek
kualitas maupun kuantitas.

Puskesmas merupakan sebuah institusi pelayanan kesehatan yang berbasiskan


masyarakat yang ikut berperan sebagai perangkat pembangunan kesehatan milik
pemerintah. Upaya kesehatan puskesmas meliputi upaya kesehatan wajib dan upaya
kesehatan pengembangan. Di sini, puskesmas difungsikan sebagai ujung tombak penentu
kinerja Kabupaten atau kota untuk mewujudkan masyarakat yang sehat di wilayah kerjanya
karena Puskermas merupakan sarana pelayanan kesehatan dasar yang paling dekat dengan
masyarakat. Puskesmas juga merupakan ujung tombak penyelenggaraan UKM maupun UKP
di srata pertama pelayanan kesehatan, dan merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas
pembangunan kesehatan di Kabupaten atau Kota.

Dalam KEPMENKES RI NOMOR 1479/MENKES/SK/X/2003 tentang Pedoman


Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak
Menular Terpadu, dinyatakan bahwa prioritas surveilans penyakit yang perlu dikembangkan
adalah penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, penyakit yang potensial
menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa, penyakit menular dan keracunan, demam
berdarah dan demam berdarah dengue, malaria, penyakit-penyakit zoonosis antara lain
antraks, rabies, leptospirosis, filariasis serta tuberkulosis, diare, tipus perut, kecacingan dan
penyakit perut lainnya, kusta, frambusia, penyakit HIV/AIDS, penyakit menular seksual,
pneumonia, termasuk penyakit pneumonia akut berat (severe acute respiratory syndrome),
hipertensi, stroke dan penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, neoplasma, penyakit paru
obstuksi menahun, gangguan mental dan gangguan kesehatan akibat kecelakaan.

Salah satu ruang lingkup penyelenggaran surveilans terpadu penyakit yaitu


surveilans terpadu penyakit bersumber data Puskesmas, jenis penyakit menular yang
termasuk di dalam surveilans terpadu penyakit berbasis puskesmas meliputi kolera, tifus
perut klinis, TBC paru BTA (+), tersangka TBC paru, kusta PB, Kusta MB, campak, difteri,
batuk rejan, tetanus, hepatitis klinis, malaria klinis, malaria vivax, malaria falsifarum, malaria
mix, demam berdarah dengue, pneumonia, sifilis, gonorrhoe, frambusia, filariasis, dan
influenza. Data-data surveilans terpadu penyakit didapatkan dari data harian pelayanan yang
disusun dalam sistem perekaman data puskesmas

Di Puskesmas Pakjo sendiri didasarkan kepada tujuan program secara umum yaitu
menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan penyakit
tidak menular. Prioritas penyakit menular yang akan ditanggulangi adalah surveilan
epidemiologi,, TBC, ISPA/ Pneumonia, diare, HIV/AIDS, penyakit-penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi. Prioritas penyakit tidak menular yang ditanggulangi adalah
penyakit hipertensi dan diabetes mellitus.
Dengan adanya Puskesmas Pakjo sebagai upaya keperawatan kesehatan
masyarakat yang terdiri dari upaya wajib dan upaya pengembangan, diharapkan pemberian
pelayanan kesehatannya dapat mencegah dan memberantas penyakit menular melalui
salah satu upaya wajibnya yaitu Pencegahan dan Pengendalian penyakit Menular dan Tidak
menular

B. Tujuan Pedoman

Tujuan umum

Tersedianya pedoman bagi Kepala Puskesmas, penanggung jawab dan pelaksana


pelayanan Puskesmas, dalam melakukan pelayanan di Puskesmas. Sehingga
pelayanan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana serta memperolah hasil sesuai
dengan yang diharapkan

Tujuan khusus

1. terselenggaranya pelayanan secara efektif dan efisien


2. terkendalinya faktor resiko
3. penanggulangan penyakit menular melalui upaya pencegahan, pengendalian,
dan pemberantasan yang efektif dan efisien
4. menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit

C. Sasaran Pedoman

Secara umum sasaran kegiatan yang ingin dicapai dari Pedoman Upaya
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Puskesmas Pakjo, yaitu terlaksananya kegiatan
program yang telah ditetapkan dan tercapainya efisiensi dan efektifitas dalam pelaksanaan
kegiatan

D. Ruang Lingkup Pedoman

Ruang lingkup program Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit DI


Puskesmas Pakjo, meliputi pelayanan dalam gedung dan di luar gedung, meliputi:

1. Surveilans epidemiologi
2. Imunisasi
3. TBC
4. ISPA/ Pneumonia,
5. Diare,
6. HIV/AIDS
7. Penyakit tidak menular (hipertensi dan diabetes mellitus)
E. Batasan Operasional

No Upaya Kesehatan Definisi Operasional Tujuan kegiatan Kegiatan yang dilaksanakan di


Puskesmas Pakjo
A. Penyakit Menular

1 Surveilans Kegiatan anlisis secara sistematis dan terus Tersedianya data dan informasi a. Surveilans kasus DBD
Epidemiologi menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah epidemiologi sebagai dasar managemen b. Pelaporan mingguan (W2) dan bulanan
kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi kesehatan untuk pengambilan keputusan ke dinas Kesehatan kota Palembang
terjadinya peningkatan dan penularan penyakit agar dalam perencanaan, pelaksanaan, c. Home visite (kunjungan rumah)
dapat melakukan tindakan penanggulangan secara pemantauan, evaluasi program pembinaan keluarga restko tinggi
efektif dan efisien melalui proses pengumpulan kesehatan dan peningkatan penyakit menular dan tidak menular
data, pengolahan, dan penyebaran informasi kewaspadaan dan respon kejadian luar
epidemiologi kepada penyelenggara program biasa yang cepat dan tepat secara
kesehatan nasional, propinsi dan kabupaten/ kota
menuju indonesia sehat 2010

2 Imunisasi Imunisasi adalah untuk menimbulkan kekebalan menurubkan angka kesakitan, kecacatan a. penyenyelengaraan posyandu balita dan
spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu dan kematian dari penyakit penyakit yang lansia
dapat dicegah dengan imunisasi. b. pelaksanaan kegiatan PIN POLIO
c. pelaksanaan BIAS Td, DT
d. pelaksanaan BIAS campak

3 TBC Penyakit menular yang bersifat menahun oleh mengurangi kesakitan tuberculosis paru a. Pelacakan TB Mangkir
kuman Mycobacteriumtuberkolosis,penyakit ini serendah mungkin dan mencegah b. Pengambilan spesimen TB dengan cara
menyerang paru paru penyebaran penyakit dengan BTA positif harus diperiksa dahaknya sebanyak tiga
kali berturut- turut
c. Memperbaiki pelaksanaan pelayanan
DOTS di seluruh negeri dengan
membentuk kemitraan yang efektif
dengan provider kesehatan di sektor
lain, dan penyediaan dukungan
teknis yang berkesinambungan
d. Pemeriksaan kontak serumah TB

4 ISPA/ Pneumonia, ISPA atau Infeksi Saluran Pernafasan Akut yang Menurunkan angka kematian dan a. pemantauan balita yang mengalami
menyerang salah satu bagian atau lebih dari kesakitan karena ISPA/ Pneumonia pneumonia
saluran nafas mulai dari hidung sampai alveoli
termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah b. pendataan sasaran/ pengambilan data
dan pleura) (ispa/ pneumonia)

Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai


jaringan paru (alveoli).

5 Diare Diare akut adalah buang air besar yang Menurunkan angka kesakitan dan a. Pemantauan balita yang mengalami diare
frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada kematian karena diare bersama lintas b. pendataan sasaran/ pengambilan data
umumnya tiga kali atau lebih) dengan konsistensi program dan sektor terkait penderita diare}
cair dan berlangsung kurang dari tujuh hari.

6 HIV/AIDS Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) Mencegah penularan virus HIV/AIDS dan a. penyuluhan kesehatan (HIV/ AIDS dan
merupakan kumpulan gejala penyakit yang mengurangi sebanyak mungkin IMS) di sekolah
disebabkan oleh virus HIV (Human penderitaan perorangan, serta dampak c. penyuluhan kesehatan (HIV/ AIDS dan
lmmunodeficiency Virus) yang mudah menular dan sosial dan ekonomis dari HIV/AIDS IMS) dikantor lintas sektor terkait
mematikan. diseluruh Indonesia d. penyuluhan kesehatan (HIV/ AIDS dan
IMS) pada pasien TBC

7 Penyakit tidak Merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh Memberikan petunjuk teknis dalam pembinaan posbindu penyakit tidak menular
menular (hipertensi kuman atau virus penyakit dan tidak ditularkan pelayanan pengendalian penyakit tidak
dan diabetes kepada orang lain, termasuk cedera akibat menular, yang melaksanakan secara
mellitus) kecelakaan dan tindak kekerasan. berjenjang mulai dari pusat, provpinsi,
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah kabupaten kota dan puskesmas
secara menetap + 140/90 mmHg
Diabetes Melitus adalah merupakan suatu
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yg terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin atau kedua duanya.
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga upaya pencegahan dan pengendalian
penyakit di Puskesmas Pakjo

No Kegiatan kualifikasi SDM Realisasi


1 Surveilans Epidemiologi Tenaga pelaksana di puskesmas yang Petugas yang mempunyai
terlatih surveilans epidemiologi latar belakang pendidikan
sarjana kesehatan
masyarakat
2 Imunisasi Petugas yang mempunyai latar belakang Petugas kesehatan yang
pendidikan medis atau keperawatan atau mempunyai latar belakang
petugas kesehatan lain yang kompeten pendidikan D4 kebidanan.
a. seorang koordinator imunisasi dan
surveilans kipi
b. seorang atau lebih pelaksana
imunisasi (vaksinator)
c. petugas pengelola vaksin
3 TBC Paru a. satu orang dokter umum yang telah a. satu orang dokter umum
mengikuti pelatihan TB yang telah mengikuti
b. satu orang perawat yang telah pelatihan TB
mengikuti pelatihan TB b. satu orang perawat D3
c. satu orang tenaga analis yang telah yang telah mengikuti
mengikuti pelatihan TB pelatihan TB
c. satu orang tenaga analis
D3 yang telah mengikuti
pelatihan TB
4 ISPA/ Pneumonia Satu orang perawat atau bidan minimal Satu orang perawat lulusan
lulusan D3 yang telah mengikuti pelatihan SPK yang telah mengikuti
tatalaksana ISPA/ Pneumonia pelatihan tatalaksana ISPA/
Pneumonia
5 Diare Satu orang perawat atau bidan minimal Satu orang perawat SPK
lulusan D3 yang telah mengikuti pelatihan yang telah mengikuti pelatihan
tatalaksana Diare tatalaksana Diare
6 HIV/ AIDS a. konselor Satu orang perawat lulusan
b. dokter D3 yang telah mengikuti
c. perawat pelatihan tatalaksana HIV
d. petugas laboratorium AIDS
e. manager kasus
7 PTM a. Satu orang dokter umum yang terlatih a. Satu orang dokter umum
PTM terintegrasi (PAL, ACLS, GELS) b. Satu orang perawat D3
b. Satu orang perawat terlatih BTCLS, terlatih ACLS
GELS c. Tenaga analis
c. Satu orang bidan yang terlatih GELS
d. Satu orang Sarjana Kesehatan
Masyarakat yang terlatih surveilans
e. Satu orang ahli gizi (minimal D3)
f. Satu orang penata kesehatan
lingkungan
g. Satu orang fungsional penyuluh
kesehatan masyarakat.
h. Satu orang apoteker
i. Tenaga pendukung lainnya
B. Distribusi Ketenagaan

Penanggung jawab program dan latar belakang pendidikan

No Kegiatan Distribusi Ketenagaan Unit kerja/ tempat


1 Surveilans Penanggung Jawab : Tata Usaha
Epidemiologi Perawat Pelaksana : Wahidah SKM
2 Imunisasi Penanggung Jawab : Poliklinik KiA / KB
Perawat Pelaksana : Nizwa Ariani SST
3 TBC Penanggung Jawab : Poliklinik TB
Perawat Pelaksana : Rosimah SKM
4 ISPA / Pneumonia Penanggung Jawab : Poliklinik MTBS
Perawat pelaksana : Erlina

5 Diare Penanggung Jawab : Poliklinik MTBS


Perawat Pelaksana : Erlina
6 HIV/ AIDS Penanggung Jawab : Poliklinik Lansia
Perawat Pelaksana : Ning Apriani AmKep
7 Program PTM Penangung Jawab : Poliklinik Lansia
Pengelola program : Tiur Elen Rita
Petugas Laboratorium : Ayu Wulandari AKA
C. Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan program selama tahun 2016

No Program Kegiatan Pelaksana Waktu Pelaksanaan Kegiatan Ket


Kegiatan
Jan Feb Mar Apr mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 Surveilans Surveilans DBD Petugas Program √ √ √ √ √ √ √
Epidemiologi Surveilans
2 Imunisasi 1. Imunisasi dasar Petugas Imunisasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Imunisasi Lanjutan: DPT-Hb-Hib,
Campak BIAS
3. Pelaksanaan PIN POLIO
3 TBC Penemuan dan Pencegahan Dini secara aktif Petugas TB √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
a. pelacakan TB mangkir √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
b. pengambilan spesimen TB √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
c. pendataan sasaran penderita TB di √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dokter praktek √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
d. pemeriksaan kontak serumah
4 ISPA/ 1. pemantauan balita yang mengalami Petugas program √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pneumonia pneumonia Ispa/ Pneumonia
2. pendataan sasaran/ pengambilan data √ √ √ √ √
(Ispa, Diare, Pneumonia) di klinik dan
dokter praktek
5 Diare pemantauan balita yang mengalami diare Petugas program √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Diare
6 HIV/ AIDS Sosialisasi dan Penyuluhan Pengelola progran
a. Penyuluhan HIV-AIDS TB HIV-AIDS √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
b. Penyuluhan kesehatan HIV-AIDS dan
IMS di sekolah √ √ √ √ √ √ √
c. Penyuluhan kesehatan HIV-AIDS dan
IMS di kantor lintas sektor terkait √ √

7 Program PTM Sosialisasi dan penyuluhan Petugas program


1. pembinaan keluarga resti penyakit perkesmas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menular dan tidak menular
2. pembinaan posbindu PPTM Pengelola program √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
PTM

Sumber : RPK puskesmas Pakjo tahun 2016


BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

Denah ruangan kegiatan program pencegahan dan pengendalian penyakit

A. Lantai Bawah PTM/HIV/AIDS

Poli Umum Poli Lansia Pendaftaran P. KB P. KIA

Tangga

TB

Laboratorium Poli TB Apotik R. Tunggu

B. Lantai Atas Ka. TU R. Kapus Gudang Promkes MTBS

Surveilans Ispa/diare

R. R. ASI R. GIGI R. Tunggu


Pertemuan
Narasi :

Pelayanan imunisasi dilakukan di unit kia/kb setiap hari selasa√

PTM/ HIV/AIDS di ruang Lansia setiap hari

Poli TB di ruang TB setiap hari

Diare ispa pneumoni di ruang MTBS tiap hari.

Surveilans di ruang Tu

B. Standar Fasilitas

Alat-alat saja

Standar fasilitas menurut permenkes dan realisasi yang ada di ruangan

No Kegiatan Standar Fasilitas Realisasi Keterangan


1 Surveilans a. Komputer dan perlengkapannya √
Epidemiologi b. alat komunikasi (telepon, faximili, SSB, √
dan telekomunikasi lainnya)
c. referensi surveilans epidemiologi, √
penelitian dan kajian kesehatan
d. pedoman pelaksanaan surveilans √
epoidemiologi dan program aplikasi
komputer
e. formulir perekaman data`surveilans √
epidemiologi sesuai dengan pedoman
f. peralatan pelaksanaan surveilans √
epidemiologi
g. Sarana transportasi √

2 Imunisasi Peralatan medis :


1. Timbangan bayi √
2. Thermometer √
3. Spuit 0,05 ml, 0,5 ml, dan 5 ml √
4. Cold chain √
5. Safety box √

Obat obatan : masuk logistik


1. Vaksin √
2. Kapas DTT √
3. Set syok anafilaktik √
3 TBC a. Alat dan bahan diagnostik √ d.
1. Paket OAT kategori I √
2. Paket OAT Kategori 2
b. Buku pencatatan dan pelaporan
1. Formulir TB 01,02,03, 04, √
05, 06, 09, 10
2. Formulir rujukan kolaborasi √
TB HIV
3. Formulir penilaian faktor √
resiko HIV
4. Formulir laporan 17
variabel kolaborasi TB-HIV
c. Bahan KIE (poster, leaflet dan
lembar balilk) √

4 ISPA/ Peralatan Medis :


Pneumoni 1. Tiga buah alat Acute Respiratory √
Infection Soundtimer (ARI Soundtimer)
di puskesmas
2. Satu buah alat Acute Respiratory
Infection Soundtimer (ARI Soundtimer)
di tiap pustu
3. Oksigen Konsentrator √
4. Oksimeter Denyut (Pulse Oxymetry)
Obat :
b. Tablet Cotrimoksasol 480 mg √
c. Sirup Cotrimoksasol 240 mg/ 5 ml √
d. Sirup Kering Amoxicillin 125 mg/ 5 mg √
e. Tablet Paracetamol 500 mg √
f. Sirup paracetamol 120 mg/ 5 ml √
Buku Pedoman :
1. Pedoman Pengendalian ISPA √
2. Pedoman tatalaksana Pneumonia √
Balita
3. Pedoman Otopsi Verbal √
4. Pedoman penanganan episenter √
Pendemi Influenza
5. Pedoman Respon Nasional √
menghadapi Pendemi Influenza
6. Media KIE ( elektronik dan Cetak) √
berupa DVD, TV spot, radio Spot,
Poster, leaflet, lembar balik, Kit
advokasi dan KIT pemberdayaan
masyarakat
7. Media pencatatan dan pelaporan : √
stempel ISPA, Register harian
pneumonia, formulir laporan bulanan.
5 Diare Obat :
1. oralit dan Zinc √
2. Obat Paket KLB
a. oralit √
b. Zinc √
c. Ringer Laktat (RL) √
d. Infus set √
e. Wing Needle √
f. Abbocate √
g. Tettrasiklin √
h. Kaporit
i. Lysol √
6 HIV/ AIDS a. Alat dan bahan diagnostik Sarana d.
pemeriksaan Rapid test HIV
b. Obat : kotrimoksasol √
c. Buku pencatatan dan pelaporan
1. Formulir VCT
2. Formulir PITC
3. Formulir screening gejala √
dan tanda TB
4. Buku bantu kolaborasi TB- √
HIV
5. Formulir laporan 17
variabel kolaborasi TB-HIV

Bahan KIE (poster, leaflet dan √


lembar balilk)
7 Program PTM a. Tensi meter mercuri √
b. alat pengukut TB, BB, LP √
1. stetoskop √
2. EKG √
3. Rontgen paru
4. Peak flow meter √
5. IVA Kit √
6. Glukometer √
7. Tes albumin urine
8. Tes kolesterol √
9. Amphethamine test
10. Alkohol tes
BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

B. Metode

No Program Metode
1 Surveilans Epidemiologi a. Identifikasi kasus dan masalah kesehatan serta
informasi terkait lainnya
b. Perekaman, pelaporan dan pengolahan data
c. Analisis dan interpretasi data
d. Studi epidemiologi
e. Penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan
f. Membuat rekomendasi dan alternatif tindak lanjut
g. Umpan balik

2 Imunisasi a. Penyelenggaran kegiatan imunisasi dasar lengkap


termasuk introduksi vaksin baru, penggantian vaksin
OPV menjadi bOPV
b. Penyelenggaraan kegiatan imunisasi lanjutan: DPT, HB,
Hib, Campak dan BIAS
c. Pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional

3 TBC a. Penguatan Layanan Laboratorium Tuberkulosis


b. Public - Private Mix (Pelibatan Semua Fasilitas
Pelayanan Kesehatan)
c. Kolaborasi TB-HIV
d. Pemberdayaan Masyarakat dan Pasien TB
e. Pendekatan kolaborasi dalam kesehatan paru
f. Manajemen TB Resist Obat
g. Penelitian tuberkulosis

4 ISPA/ Pneumonia a. Adovaksi dan sosialisasi


b. Penemuan dan tata laksana pneumonia balita
c. Ketersediaan logistik
d. Supervisi
e. Pencatatan dan pelaporan
f. Kemitraan dan jejaring
g. Peningkatan SDM
h. Pengembangan program
i. Autopsi verbal
j. Monitoring dan evaluasi

5 Diare a. melaksanakan tatalaksana penderita diare yang


terstandar melalui LINTAS DIARE
b. meningkatkan tatalaksana penderita diare di rumah
tangga yang tepat dan benar
c. meningkatkan SKD dan penanggulangan KLB Diare
d. melaksanakan upaya kegiatan pencegahan yang efektif
e. melaksanakan monitoring dan evaluasi

6 HIV/ AIDS Sosialisasi dan Penyuluhan


a. Penyuluhan HIV-AIDS TB
b. Penyuluhan kesehatan HIV-AIDS dan IMS di sekolah
c. Penyuluhan kesehatan HIV-AIDS dan IMS di kantor
lintas sektor terkait

7 Program PTM Konseling CERDIK


C : Cek Kesehatan Secara Berkala
E : Enyahkan asap rokok
R : Rajin aktifitas fisik
D : Diet sehat dengan kalori seimbang
I : istirahat yang cukup
K : Kelola stress

C. Langkah Kegiatan

No Program Langkah Kegiatan


1 Surveilans Epidemiologi Pelaksanaan surveilans epidemiologi nasional di wilayah
puskesmas
a. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan penyakit dan
masalah kesehatan
b. Melakukan koordinasi surveilans epidemiologi dengan
praktek dokter, bidan swasta dan unit pelayanan
kesehatan yang berada diwilayah kerjanya
c. Melakukan koordinasi surveilans epidemiologi antar
puskesmas yang berbatasan
d. Melakukan SKD-KLB dan penyelidikan KLB di wilayah
puskesmas
e. Melkasanakan surveilans epidemiologi penyakit dan
masalah kesehatan spesifik lokal
2 Imunisasi Pelayanan dalam gedung
a. Memberikan pelayanan sesuai kebutuhan
b. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain bila
diperlukan
c. Melakukan pencatatan dalam register kohort
Pelayanan di luar gedung
a. menyelenggarakan posyandu balita dan lansia
b. menyelenggarakan kegiatan PIN POLIO
c. melaksanakan kegiatan imunisasi BIAS, TD, DT dan
Campak
3 TBC Tatalaksana dan Pencegahan TB
1. Penemuan Kasus Tuberkulosis
2. Pengobatan Tuberkulosis
3. Pemantauan dan Hasil Pengobatan Tuberkulosis
4. Pengendalian Infeksi pada sarana layanan
5. Pencegahan Tuberkulosis
Manajemen Program TB
1. Perencanaan program Tuberkulosis
2. Monitoring dan Evaluasi Program Tuberkulosis
3. Manajemen Logistik Program Tuberkulosis
4. Pengembangan Ketenagaan Program Tuberkulosis
5. Promosi program Tuberkulosis
Pengendalian TB komprehensif
1. Penguatan Layanan Laboratorium Tuberkulosis
2. Public - Private Mix (Pelibatan Semua Fasilitas
Pelayanan Kesehatan)
3. Kolaborasi TB-HIV
4. Pemberdayaan Masyarakat dan Pasien TB
5. Pendekatan kolaborasi dalam kesehatan paru
6. Manajemen TB Resist Obat
7. Penelitian tuberkulosis
4 ISPA/ Pneumonia Sesuai dengan bagan MTBS (terlampir)
5 Diare 1. tatalaksana penderita diare
2. Surveilans epidemiologi
3. Promosi kesehatan
4. Pencegahan diare
5. Pengelolaan logistik
6. Pemantauan dan evaluasi
6 HIV/ AIDS 1. Alat dan bahan diagnostik Sarana pemeriksaan Rapid test
HIV
2. Obat : kotrimoksasol
3. Buku pencatatan dan pelaporan
a. Formulir VCT
b. Formulir PITC
c. Formulir screening gejala dan tanda TB
d. Buku bantu kolaborasi TB-HIV
e. Formulir laporan 17 variabel kolaborasi TB-HIV
4. Bahan KIE (poster, leaflet dan lembar balilk)

7 Program PTM 1. Tatalaksana diabetes dan hipertensi terintegrasi (terlampir)


2. pengobatan dilakukan oleh dokter
3. Pengendalian difokuskan pada faktor resiko
4. Pengobatan yang tepat cepat, efektif dan rasional
5. Dilakukan secara terintegrasi
BAB V

LOGISTIK

Obat dan dokumen

No Kegiatan Logistik yang tersedia di ruangan / pos pelayanan ADA TIDAK

1 Surveilans Epidemiologi a. 1 paket komputer √


b. 1 paket alat komunikasi (Telepon) √
c. 1 paket kepustakaan √
d. 1 paket pedoman pelaksanaan surveilans √
epoidemiologi dan program aplikasi komputer
e. 1 paket formulir √
f. 1 paket peralatan pelaksanaan surveilans √
epidemiologi
g. Sarana transportasi roda 2 √

2 Imunisasi Peralatan medis :


a. Timbangan bayi √
b. Thermometer √
c. Spuit 0,05 ml, 0,5 ml, dan 5 ml √
d. Cold chain √
e. Safety box √

Obat obatan :
a. Vaksin √
b. Kapas DTT √
c. Set syok anafilaktik √
3 TBC Paru e. Alat dan bahan diagnostik
1. Paket OAT kategori I √
2. Paket OAT Kategori 2 √
f. Buku pencatatan dan pelaporan
5. Formulir TB 01,02,03, 04, 05, 06, 09, 10 √
6. Formulir rujukan kolaborasi TB HIV √
7. Formulir penilaian faktor resiko HIV √
8. Formulir laporan 17 variabel kolaborasi
TB-HIV
g. Bahan KIE (poster, leaflet dan lembar balilk) √
4 ISPA/ Pneumoni Peralatan Medis :
a. Tiga buah alat Acute Respiratory Infection
Soundtimer (ARI Soundtimer) di puskesmas
b. Satu buah alat Acute Respiratory Infection
Soundtimer (ARI Soundtimer) di tiap pustu
c. Oksigen Konsentrator
d. Oksimeter Denyut (Pulse Oxymetry)
Obat :
a. Tablet Cotrimoksasol 480 mg √
b. Sirup Cotrimoksasol 240 mg/ 5 ml √
c. Sirup Kering Amoxicillin 125 mg/ 5 mg √
d. Tablet Paracetamol 500 mg √
e. Sirup paracetamol 120 mg/ 5 ml √
Buku Pedoman :
a. Pedoman Pengendalian ISPA √
b. Pedoman tatalaksana Pneumonia Balita √
c. Pedoman Otopsi Verbal √
d. Pedoman penanganan episenter Pendemi √
Influenza
e. Pedoman Respon Nasional menghadapi Pendemi √
Influenza
f. Media KIE ( elektronik dan Cetak) berupa DVD, TV
spot, radio Spot, Poster, leaflet, lembar balik, Kit
advokasi dan KIT pemberdayaan masyarakat
g. Media pencatatan dan pelaporan : stempel ISPA,
Register harian pneumonia, formulir laporan
bulanan.

5 Diare Obat :
1. oralit dan Zinc √
2. Obat Paket KLB
a. oralit √
b. Zinc √
c. Ringer Laktat (RL) √
d. Infus set √
e. Wing Needle √
f. Iv catheter √
g. Tettrasiklin
h. Kaporit
i. lysol
6 HIV / AIDS a. Alat dan bahan diagnostik Sarana pemeriksaan
Rapid test HIV
b. Obat : kotrimoksasol √
c. Buku pencatatan dan pelaporan
1. Formulir VCT
2. Formulir PITC
3. Formulir screening gejala dan tanda TB √
4. Buku bantu kolaborasi TB-HIV
5. Formulir laporan 17 variabel kolaborasi
TB-HIV
e. Bahan KIE (poster, leaflet dan lembar balilk) √

7 Program PTM a. Tensi meter mercuri √


b. alat pengukut TB, BB, LP √
c. stetoskop √
d. EKG √
e. Rontgen paru
f. Peak flow meter √
g. IVA Kit √
h. Glukometer
i. Tes albumin urine √
j. Tes kolesterol
k. Amphethamine test
l. Alkohol tes
BAB VI

KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/ PROGRAM

Agar Puskesmas khususnya pengelola program Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit
dapat menjalankan fungsinya secara optimal perlu dikelola dengan baik, baik kinerja pelayanan, proses
pelayanan, maupun sumber daya yang digunakan. Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang
aman dan bermutu, serta dapat menjawab kebutuhan mereka, oleh karena itu upaya peningkatan
mutu, manajemen risiko dan keselamatan pasien perlu diterapkan dalam pengelolaan Puskesmas dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif kepada masyarakat melalui upaya pemberdayaan
masyarakat dan swasta.

Secara umum resiko yang mungkin terjadi pada sarana pelayanan dapat berupa :

1. Risiko yang mungkin dialami oleh tenaga klinis


2. Risiko yang mungkin dialami oleh tenaga kesehatan yang lain
3. Risiko yang terkait dengan sarana dan prasarana
4. Risiko financial
5. Risiko lain (yang lain, misalnya yang terkait dengan penggunaan kendaraan/alat transportasi,
misalnya ambulans, vans, sepeda motor dsb)

Untuk mencegah terjadinya kasus kasus diatas maka pelayanan puskesmas dalam
melaksanakan pelayanannya harus senantiasa memperhatikan Keselamatan pasien (patient
safety). Upaya Keselamatan Pasien adalah  reduksi dan meminimalkan tindakan yang tidak
aman dalam sistem pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui pratik yang terbaik untuk
mencapai luaran klinis yang optimum.

Adapun  Sasaran Keselamatan Pasien meliputi :

1. Ketepatan identifikasi pasien;

2. Peningkatan komunikasi yang efektif;

3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;

4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi;

5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan;

6. Pengurangan risiko pasien jatuh

Keselamatan Pasien dan upaya pencegahan untuk meminimalisir faktor resiko di Puskesmas
Pakjo Palembang.

No Kegiatan Identifikasi Faktor Resiko Upaya pencegahan untuk meminimalisir


resiko

1 Surveilans
Epidemiologi
2 Imunisasi

3 TBC Paru

4 ISPA/ Pneumoni

5 Diare

6 HIV / AIDS

7 Program PTM
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Dalam undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 23


dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus dilaksanakan di
semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan,
mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan sedikitnya 10 orang.
Jika memperhatikan dari isi pasal diatas, maka jelaslah bahwa kegiatan P2P
Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular dan Tidak menular termasuk dalam kriteria
tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak
kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di Puskesmas, tetapi
juga terhadap pasien maupun pengunjung Puskesmas.
Potensi bahaya di lingkungan kerja program P2P, selain penyakit-penyakit infeksi
juga ada potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi, yaitu
kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik,
dan sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gangguan
psikososial dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas mengancam jiwa
dan kehidupan bagi para petugas pengelola program P2P.
Dalam pekerjaan sehari-hari petugas kesehatan khususnya pemegang program
yang berhubungan dengan penyakit infeksi selalu dihadapkan pada bahaya-bahaya tertentu,
misalnya bahaya infeksius, reagensia yang toksik , peralatan listrik maupun peralatan
kesehatan. Secara garis besar bahaya yang dihadapi dapat digolongkan dalam :
1. Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakar atau meledak
(obat obatan);
2. Bahan beracun, korosif dan kaustik;
3. Bahaya radiasi;
4. Luka bakar;
5. Syok akibat aliran listrik;
6. Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan resiko tertusuk benda tajam;
7. Bahaya tertular infeksi dari kuman, virus atau parasit.
Pada umumnya bahaya tersebut dapat dihindari dengan usaha-usaha pengamanan,
antara lain dengan penjelasan, peraturan serta penerapan disiplin kerja. Dari berbagai
potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk mengendalikan, meminimalisasi dan bila
mungkin meniadakannya, oleh karena itu perlunya memakai APD atau alat pelindung diri
saat melakukan kegiatan serta membiasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan. Hal tersebut diharapkan dapat mengurangi dampak kelalaian atau
kesalahan ( malpraktek) serta mengurangi penyebaran langsung dampak dari kesalahan
kerja.
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu sistem
kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu produk
atau jasa yang diberikan kepada pelanggan. Pengendalian mutu pada pelayanan
kesehatan diperlukan agar produk layanan kesehatan terjaga kualitasnya sehingga
memuaskan masyarakat sebagai pelanggan. Penjaminan mutu pelayanan kesehatan
dapat diselenggarakan melalui pelbagai model manajemen kendali mutu. Salah satu
model manajemen yang dapat digunakan adalah model PDCA (Plan, Do, Check,
Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan (continuous
improvement) atau kaizen mutu pelayanan kesehatan.

Ada 3 kegiatan dalam kendali mutu

1. Perencanaan mutu meliputi: siapa pelanggan, apa kebutuhannya, meningkatkan

produk sesuai kebutuhan, dan merencanakan proses untuk suatu produksi,

2. Pengendalian mutu: mengevaluasi kinerja untuk mengidentifikasi perbedaan

antara kinerja aktual dan tujuan,

3. Peningkatan mutu: membentuk infrastruktur dan team untuk melaksanakan

peningkatan mutu.

Setiap kegiatan dijabarkan dalam langkah-Iangkah yang semuanya mengacu

pada upaya peningkatan mutu.

Peluang untuk memecahkan masalah harus digunakan pada saat yang tepat

oleh mereka yang bertanggungjawab melalui langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah 1 : Mengidentifikasi, memilih, dan mendefinisikan masalah. Kenali hal-hal

yang berpotensi menjadi masalah dan kaji situasi dimana staf mungkin

dapat mempebaikinya.

Tentukan kriteria untuk memilih masalah yang paling penting.

Definisikan secara operasional masalah yang dipilih,

misalnya,bagaimana staf mengetahui bahwa hal yang diidentifikasi

merupakan masalah?Bagaimana staf mengetahui bahwa masalah sudah

terpecahkan, dengan cara menentukan kriteria keberhasilan pemecahan

masalah.

Langkah 2 : Pelajari dengan seksama proses yang terjadi dari segala aspek. Tentukan
di mana dan kapan masalah muncul. Pahami proses terjadinya

masalah.

Langkah 3 : Tentukan sebab masalah yang pokok


Tentukan faktor-faktor yang menimbulkan masalah dan keterkaitannya

dengan masalah. Gunakan metode untuk mengetes hipotesis tentang

sebab-sebab yang mungkin menimbulkan masalah tersebut. Kumpulkan

data untuk mengetes hipotesis dan untuk menentukan faktor penyebab

yang paling dominan.

Langkah 4 : Identifikasi semua solusi yang mungkin. Berfikirlah secara kreatif untuk

menangani sebab-sebab masalah yang mungkin dapat diatasi.

Langkah 5 : Pilih solusi yang dapat dilaksanakan.

Analisalah cara-cara pemecahan masalah yang mungkin dilaksanakan,

dikaji dari aspek kriteria keberhasilan memecahkan masalah, biaya yang

diperlukan, kemungkinan solusi dapat dilaksanakannya, atau kriteria

lainnya.

Langkah 6 : Melaksanakan pemecahan masalah yang berkualitas dengan PDCA

Ada empat langkah menuju pelaksanaan solusi yang efektif, yaitu:

a. Merencanakan (PLANN) : Sebelum dilaksanakan solusi, perlu ditentukan

tujuan dan apa kriteria keberhasilan. Pimpinan harus memutuskan “siapa, apa,

dimana, dan bagaimana” solusi akan dilaksanakan. Pada tahap ini, diperlukan

penjelasan tentang berbagai asumsi, dan dipikirkan tentang kemungkinan

adanya penolakan dari pihak yang dijadikan sasaran. Di sini harus sudah

diputuskan tentang data yang harus dikumulkan untuk memantau keberhasilan

pelaksanaan solusi masalah.

b. Pelaksanaan (DO) : Melaksanakan solusi sering melibatkan pelatihan,

termasuk proses pengumpulan data/informasi untuk memantau perubahan

yang terjadi, dan mengamati tingkat kemudahan atau kesulitan pelaksanaan

solusi. Amati bagamana solusi tersebut dilaksanakan. Buat catatan tentang

segala sesuatu yang dianggap menyimpang dari kesepakatan. Setiap masalah

atau kesalahan yang muncul dalamproses ini harus diartikan sebagai

kesempatan untuk membuat perbaikan.

c. Cek (CHECK) : Amati efek pelaksanaan solusi dan simpulkan pelajaran apa

yang diperoleh dari tindakan yang sudah dilakukan.

d. Bertindak (ACTION) : Ambil langkah-langkah praktis sesuai dengan

pelajaran yang diperoleh dari tindakan yang sudah diambil : ”Lanjutkan


proses solusi, atau hentikan, atau ulang kembali tindakan dari awal dengan

tujuan melakukan modifikasi”.

Di Puskesmas Garung kegiatan akreditasi dimulai dari penyusunan dokumen

berupa Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Kebijakan, implemenasi dokumen

sampai dilaksanakan audit internal, audit eksternal, tinjauan manajemen dan self

assessment untuk pengendalian mutu pelayanan.

a. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan dilakukan bersama oleh para pemegang


program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tri bulanan/lintas sektor,
dengan persetujuan kepala puskesmas.
b. Jadwal kegiatan upaya kesehatan dibuat untuk jangka waktu satu tahun, dan di
break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan setiap pada
awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
c. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan upaya kesehatan di
koordinasikan oleh Kepala Puskesmas Pakjo
BAB IX

PENUTUP

Salah satu keistimewaan puskesmas adalah bahwa institusi ini memiliki


wilayah kerja. Oleh karena itu selain pelayanan yang dilaksanakan di dalam gedung,
dimana pasien datang ke puskesmas, puskesmas menyelenggarakan pula kegiatan
luar gedung, yakni petugas puskesmas melakukan kegiatan di wilayah binaan kerja
seperti kunjungan rumah, posyandu, sekolah dan lain-lain.

Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN), kegiatan UKM terdiri dari UKM
esensial dan UKM pengembangan. UKM esensial meliputi:

a. Pelayanan promosi kesehatan;

b. Pelayanan kesehatan lingkungan;

c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;

d. Pelayanan gizi;

e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit


DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


279/MENKES/SK/IV/2006: Pedoman PenyelenggaraanUpaya Keperawatan Kesehatan
Masyarakat di Puskesmas. Jakarta.2006.

Kementerian Kesehatan. Keputusan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia Nomor


128/MENKES/SK/II/2004: Kebijakan Dasar PusatKesehatan Masyarakat Menteri
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.2004

MENKES. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor1479/MENKES/SK/X/2003: Pedoman Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi
Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu. Jakarta. 2003

Buku Pedoman Nasional Penanggulangan TB, Edisi 2 Cetakan Pertama. 2006. Departemen
Kesehatan RI

Buku Pedoman Manajemen Pelaksanaan Kolaborasi TB HIV di Indonesia. Cetakan pertama.


2016. Kemenkes RI

Permenkes No.1691 Thn 2011 Ttg     Keselamatan Pasien

Anda mungkin juga menyukai