a) Secara aktif
Dengan pemberian imunisasi DPT dasar diberikan 3 kali sejak umur 2
bulan(DPT tidak boleh dibrikan sebelum umur 6 minggu)dengan jarak 4-8 minggu.
DPT-1 deberikan pada umur 2 bulan,DPT-2 pada umur 4 bulan dan DPT-3 pada
umur 6 bulan. Ulangan DPT selanjutnya diberikan 1 tahun setelah DPT-3 yaitu
pada umur 18-24 bulan,DPT-5 pada saat masuk sekolah umur 5 tahun. Pada umur 5
tahun harus diberikan penguat ulangan DPT. Untuk meningkatkan cakupan
imunisasi ulangan,vaksinasi DPT diberika pada awal sekolah dasar dalam program
bulan imunisasi anak sekolah(BIAS). Beberapa penelitian menyatakan bahwa
vaksinasi pertusis sudah dapat diberikan pada umur 1 bulan dengan hasil yang baik
sedangkan waktu epidemi dapat diberikan lebih awal lagi pada umur 2-4 minggu.
b) Secara pasif
Secara pasif pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan
kemopropilaksis. Ternyata eritromisin dapat mencegah terjadinya pertussis untuk
sementara waktu.
FAKTOR RISIKO
Batuk rejan dapat disebabkan oleh dua faktor utama. Vaksin batuk rejan yang
pernah anda terima saat kecil akhirnya memudar. Hal ini membuat kebanyakan remaja
dan orang dewasa rentan terhadap infeksi selama terjadinya wabah - dan kemudian
berlanjut menjadi wabah biasa/reguler. Selain itu, anak-anak tidak sepenuhnya kebal
terhadap batuk rejan sampai mereka menerima (setidaknya) tiga kali suntikan – yang
juga berarti anak usia 6 bulan kebawah paling berisiko tertular infeksi.
Remaja merupakan reservoir B. Pertussis dan menjadi sumber penularan pertusis
bagi bayi kecil, golongan risiko tinggi untuk mengalami komplikasi pertusis, menjalani
perawatan di Rumah Sakit, dan mengalami kematian. Sebuah studi kasus-kontrol
menunjukkan adanya faktor risiko terjadinya pertusis pada bayi saat timbulnya
kejadian luar biasa di Chicago. Rasio odds sebesar 7,4 bila usia ibu 15-19 tahun dan
13,9 bila ibu batuk >7 hari. Hal yang menarik disimpulkan dari penelitian tersebut,
bahwa usia ibu yang lebih tua tidak dapat teridentifikasi sebagai faktor risiko terjadinya
pertusis.
Perawatan :