Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

IDENTIFIKASI ORANG,TEMPAT DAN WAKTU DARI HIV AIDS


MATA KULIAH: DASAR EPIDEMIOLOGI
Dosen Pengampu: Zata Ismah, SKM, M.K.M

Disusun Oleh:
Nama: Erpiani
Nim: 0801201034
Kelas: IKM 6 semester 3

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
LANGKAT
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarrakatuh

Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayahnya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita nabi agung Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
jahiliyah menuju ke peradaban yang penuh akan ilmu seperti saat ini.

Disini penulis juga mengucapkan syukur yang sedalam-dalamnya kepada Allah SWT
atas limpahan nikmat sehatnya, baik itu secara fisik maupun mental sehingga
penulis mampu menyelesaikan makalah sebagai tugas dari mata kuliah ah dasar
epidemiologi dengan judul “IDENTIFIKASI ORANG,TEMPAT DAN WAKTU DARI
HIV AIDS”

Makalah ini disusun sebagai bentuk pemenuhan tugas dari mata kuliah dasar
epidemiologi, penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu Zata
Ismah, SKM, M.K.M selaku dosen pengampu mata kuliah dasar epidemiologi,
karena telah memberikan waktu kepada penulis dalam proses pembuatan makalah
ini.

Penulis juga tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik serta saran yang dapat membangun dari pembaca untuk m
akalah ini, dengan harapan makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih
baik lagi serta bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata penulis ucapkan terima
kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian Trias Epidemiologi Deskriptif


B. Epidemiologi Person HIV AIDS
C. Epidemiologi place HIV AIDS
D. Epidemiologi time HIV AIDS
E. Jenis-Jenis Epidemiologi

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Jadi pada pembahasan kali ini juga tidak jauh berbeda dengan pembahasan atau
makalah yang dibuat sebelumnya, jika pada pembahasan terdahulu telah
membahas mengenai agen, host dan environment maka kali ini penulis akan
membahas mengenai orang, tempat dan waktu mengenai penyakit HIV AIDS. Jadi
yang pertama dibahas di sini yaitu mengenai person atau orang, jadi pada bagian
person ini juga meliputi usia, status sosial ekonomi gender etnik atau ras, perilaku,
agama, status perkawinan, struktur keluarga dan lain-lain. Yang kedua yaitu place
atau tempat dapat dilihat melalui berdasarkan bagaimana keadaan geografi,
keadaan air atau kondisi suplai makanan pada tempat tersebut serta multiple cluster.
Dan yang terakhir yaitu terima atau waktu, jadi pada bagian waktu ini penyakit juga
dapat dibedakan biasanya dari endemik, epidemis, dan pandemi. Epidemic sendiri
biasanya terjadi ketika suatu penyakit hanya menyerang suatu daerah tertentu,
kemudian jika tidak ditanggulangi dengan tepat maka akan menjadi epidemis,
contohnya yaitu misalnya suatu penyakit menyerang kota Medan pada mula-mula,
kemudian selanjutnya menyerang beberapa kota lain seperti Jakarta maupun Jambi,
dan yang paling parah akan berkembang menjadi pandemi, kondisi pandem ini
dapat dikatakan, kondisi ketika suatu penyakit menyebar secara merata hampir ke
seluruh penjuru negeri.

HIV AIDS sendiri merupakan sebuah penyakit yang diklaim sangat mematikan, AIDS
juga merupakan kumpulan dari beberapa gejala penyakit yang diakibatkan oleh
kerusakan pada sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus yang bernama
human immunodeficiency virus (HIV). Jadi dapat disimpulkan bahwa adalah
penyakitnya sedangkan HIV sendiri merupakan virus pembawa penyakitnya. Dalam
waktu yang cukup singkat virus ini sudah menjadi isu global dikarenakan jumlah
penderita yang terus-menerus meningkat di seluruh penjuru dunia. Bahkan untuk
kondisi yang lebih mengkhawatirkan faktanya hingga saat ini belum ada satu pun
obat atau vaksin yang dapat menyembuhkan orang yang menderita penyakit AIDS.

Menurut beberapa data yang penulis temukan bahwasanya virus HIV ini pertama
kali ditemukan di daerah Kinshasa, yaitu di daerah republik demokratik Kongo pada
kisaran tahun 1920, jadi pada saat itu dilaporkan bahwa adanya penyebaran infeksi
virus simian immunodeficiency viruses (VSI). Jadi pada saat itu kasus kematian
mendadak dengan beberapa gejala gejala yang sama terus-menerus terjadi,
sehingga dianggap sebagai ancaman. Kemudian perusahaan juga terjadi kembali
pada awal tahun 80-an. Pada awal tahun 1982 pakar sendiri menyebut bahwa
penyakit ini dengan gay related immune deficiency (grid) yang kemudian pada bulan
September diganti dengan nama acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).
Alasan digantinya nama penyakit ini yaitu karena penyebarannya di klaim tidak
hanya melalui perilaku seksual sesama jenis seperti gay. Tapi juga ada beberapa
faktor penyebab lainnya, untuk beberapa keterangan lebih lanjut mari sama-sama
kita bahas dalam makalah ini.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah AIDS pertama kali muncul di Indonesia?
2. Bagaimana perkembangan HIV AIDS melalui orang, tempat dan waktu?
3. Apakah hingga saat ini AIDS sudah dapat ditanggulangi?
4. Bagaimana peningkatan HIV Aids beberapa tahun terakhir

3. Tujuan
1. Agar pembaca serta penulis dapat mengetahui bahaya HIV AIDS dengan jelas
2. Untuk mengetahui awal mula penyebaran HIV AIDS
3. Diharapkan setelah membaca ini pembaca serta penulis dapat menghindari beberapa
penyebab terjadinya HIV AIDS
4. Agar dapat mengatasi serangan dari virus HIV dengan tindakan yang tepat.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Trias Epidemiologi Deskriptif

Epidemiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari mengenai frekuensi maupun distribusi
dari suatu penyebaran masalah kesehatan pada satu ataupun sekelompok orang dengan
determinannya atau faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya suatu penyakit
tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa epidemiologi mempelajari mengenai besaran-besaran
kesehatan pada satu kelompok maupun lebih, juga menyelidiki bagaimana suatu penyakit
tersebut dapat menyebar serta didistribusikan pada suatu keadaan tertentu dan bagaimana
faktor-faktor penyebab dari suatu penyakit hingga dapat memunculkan masalah pada
kesehatan.

Jadi jika kita dapat mempelajari ilmu epidemiologi dengan baik serta memahaminya apalagi
dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, maka kita akan memperoleh banyak
manfaat dari ilmu ini serta bukan hal yang tidak mungkin jika kita juga dapat menaikkan
derajat kesehatan.

Pada epidemiologi deskriptif sendiri akan banyak dibahas mengenai bagaimana perubahan
suatu penyakit menurut beberapa variabel variabel epidemiologi, yang seperti kita ketahui
sebelumnya bahwa epidemiologi deskriptif terdiri dari orang (person), waktu (Time), dan
tempat (place). Epidemiologi disini juga bisa berhubungan dengan keterikatan atau saling
mempengaruhi antara 12 atau lebih dari variabel, dan jika kita kaitkan maka hubungan
tersebut dapat bersifat sebab-akibat atau bahkan hubungan yang bukan terdiri dari sebab-
akibat.

Jadi dari ketiga faktor yang sudah disebutkan di atas sebenarnya faktor tersebut akan terus-
menerus berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, jika interaksi berjalan dengan
seimbang maka akan tercipta kesehatan yang diinginkan, namun fakta sebaliknya jika
interaksi tidak berjalan secara seimbang, bahkan hanya terdapat satu permasalahan pada satu
faktor, maka kondisi ini juga yang akan menyebabkan gangguan pada sistem keseimbangan
sehingga dapat memunculkan sebuah penyakit. Terjadinya gangguan keseimbangan juga
berpotensi akan menyebabkan suatu penyakit, penyakit yang timbul juga akan tergantung
pada karakteristik yang timbul dari ketiganya.

Berikut adalah karakteristik dari Trias epidemiologi deskriptif OTW (orang, tempat dan
waktu).

1. Person (orang)

Pada faktor orang yang menjadi pengaruh penyakit yaitu ciri khas ataupun atribut dari
sekumpulan anggota, jika ditinjau dari perbedaan kecepatan pada suatu penyakit berdasarkan
person ini tentu dapat memperlihatkan bahwa sumber paparan mempunyai potensi yang
berbeda-beda pada faktor host. Diantara faktor orang tersebut adalah sebagai berikut:

 Umur

Nah pada bagian umur ini dikatakan bahwa umur sangat mempengaruhi munculnya potensi
gangguan pada kesehatan. Contohnya pada HIV AIDS sendiri banyak diderita oleh orang
dengan kisaran umur antara 15 hingga 45 tahun.

 Jenis kelamin

Pada jenis kelamin juga mempengaruhi faktor terjadinya penyakit, karena tidak semua
penyakit diderita oleh semua jenis kelamin, contohnya pada penyakit kanker serviks yang
hanya menyerang wanita dan masih ada banyak lagi penyakit yang dipengaruhi oleh jenis
kelamin lainnya.

 Kelas sosial

Dikatakan bahwa kelas sosial mempunyai faktor yang cukup berpotensi dalam menimbulkan
suatu penyakit, contohnya pada orang-orang yang yang memiliki sosial ekonomi menengah
kebawah, biasanya pada kelas kelas tersebut orang-orang akan sangat rentan terkena penyakit
diare, tentu bukan tanpa sebab karena beberapa makanan yang mereka konsumsi adalah
makanan yang tidak terjaga kehigienisan nya.
 Jenis pekerjaan

Jenis pekerjaan juga akan memicu beberapa jenis penyakit yang akan timbul, contohnya
pemanggul semen, dikarenakan semen berbentuk seperti debu sehingga membuat siapapun
yang menghirupnya akan merasakan sesak nafas, begitu juga yang diderita oleh pemanggul
semen tersebut, biasanya para pemain baru semen tersebut akan sangat rentan terkena
penyakit asma.

 penghasilan

Sepertinya pada bagian penghasilan ini sangat berhubungan erat dengan poin ketiga yang
sudah saya jelaskan, yaitu mengenai kelas sosial, tentunya jumlah penghasilan yang
didapatkan akan mempengaruhi kelas sosial ekonomi, sehingga jenis penyakit yang akan
ditimbulkan juga seperti pada point kelas sosial.

 Ras dan suku bangsa

Pada bagian ras dikatakan bahwa berpotensi untuk menimbulkan beberapa penyakit serta
gangguan pada kesehatan, ras dan suku bangsa yang dimaksudkan disini ya itu seperti, orang
yang berkulit putih akan sangat rentan terkena penyakit kanker kulit. Kondisi ini disebabkan
karena kekurangan melanin.

 Agama

Agama berpotensi untuk mempengaruhi Penyakit apa yang akan ditimbulkan oleh suatu
golongan. Contohnya seperti yang kita ketahui, bahwa daging babi mempunyai begitu banyak
bakteri serta virus yang jahat bahkan mengandung cacing pita yang tentu sangat
membahayakan bagi tubuh, tapi di beberapa agama justru daging babi ini dihalalkan dan
memperbolehkan umatnya untuk mengkonsumsi daging babi tersebut, tentu ada begitu
banyak penyakit yang ditimbulkan oleh daging babi yang dikonsumsi.

 Status perkawinan

Status perkawinan juga mempengaruhi timbulnya penyakit, contohnya saja pada penyakit
HIV AIDS ini sendiri, yang disebabkan oleh perbuatan seks bebas. Dengan adanya status
perkawinan tentu akan meminimalisir terjadinya seks bebas, karena adanya keterikatan antara
status perkawinan suami istri, sehingga suami maupun istri tidak dapat berbuat seenaknya
dalam melakukan seks bebas.
2. Time (waktu)

Jadi pada ada faktor waktu ini kita juga dapat menelaaah beberapa perbedaan dari cara
pandang kurva epidemic. Hubungan yang terjalin antara bakteri serta penyakit juga ternyata
menjadi kebutuhan yang mendasar di dalam suatu analisis epidemiologi oleh sebab itu juga
perubahan pada penyakit berdasarkan waktu memperlihatkan faktor etiologinya. Berikut
adalah beberapa pola penyebaran penyakit berdasarkan time atau waktu.

 Sporadis, yaitu suatu penyakit yang yang sangat jarang terjadi dan polanya juga tidak
teratur.
 Endemis, yaitu suatu kejadian penyakit yang dapat diprediksi kejadiannya.
 Epidemis, yaitu suatu kejadian penyakit yang tidak tampak seperti biasanya.
 Propagating epidemic, yaitu suatu kejadian penyakit yang terjadi di secara terus
menerus serta meningkat seiring dengan berjalannya waktu.

3. Place(tempat)

Faktor tempat merupakan suatu ciri khas yang melekat di mana orang hidup tinggal,
berkunjung ataupun bekerja. Pada perbedaan kejadian menurut tempat yang akan
memperlihatkan bagaimana perbedaan pola penduduk maupun lingkungan yang mereka
tinggali. Variabel tempat menjadi salah satu faktor yang sangat penting ketika kita ingin
mempelajari etiologi sebuah penyakit, karena dari faktor tempat juga kita dapat
menggambarkan dengan jelas pada penyelidikan suatu kasus maupun wabah penyakit atau
bahkan melakukan penyelidikan kepada kaum migran nya.

Berikut adalah pola penyebaran penyakit menurut variabel tempat:

 Batas-batas daerah pemerintahan seperti desa, kecamatan, kabupaten, atau bahkan


provinsi.
 Kota atau pedesaan
 Tempat-tempat yang berdasarkan batasan-batasan alamnya
 Negara
 Regional global

Nah jadi menurut beberapa pola penyebaran penyakit yang telah dipaparkan di atas, dapat
kita lihat bahwa sepertinya pembagian-pembagian ini lebih tepat jika kita melihat
berdasarkan batasan-batasan alamnya, karena contoh lainnya jika kita tinjau dari segi
administrasi daerah maka akan terlihat ketimpangan di sini dan terlihat kurang tepat. Jadi jika
kita lihat dari keadaan alamnya sendiri, maka suatu daerah tidak hanya terdiri dari satu
keadaan alam, ini yang menjadi penyebab pembagian-pembagian ini lebih tepat jika kita
tinjau dari keadaan alam. Batasan-batasan yang kita lihat dari alam juga akan memberikan
gambaran penyakit yang lebih jelas serta khas dari suatu daerah ketimbang ditinjau dari
beberapa aspek lainnya.

Kita juga dapat melihat beberapa penyebaran penyakit melalui pola variabel tempat, jadi
yang dapat kita gunakan yaitu seperti peta epidemiologi, peta epidemiologi sendiri berfungsi
untuk menggambarkan suatu penyakit ataupun fenomena epidemiologi lainnya. Kemudian
yaitu yang kedua berupa spot map, biasanya sport map ini juga menggambarkan penyebaran
penyakit tapi yang berbeda yaitu sportmax biasanya menggambarkan dengan titik-titik, dan
berguna dalam surveilans pada tingkatan pusat kesehatan masyarakat dan berguna pada
penyelidikan lainnya. Yang ketiga yaitu ada yang namanya sistem informasi geografis,
dimana sistem ini dapat menggambarkan suatu hubungan mengenai faktor geografis dengan
frekuensi penyakit atau masalah tertentu pada suatu penyakit. Perbedaan permasalahan
kesehatan sendiri tentu terdapat pada keadaan geografis yang berbeda-beda. Yang keempat
disini bernama fokus, merupakan suatu keadaan ketika suatu kuman atau penyakit itu berasal,
contohnya pada beberapa bakteri atau virus yaitu bakteri kolera berasal dari India, virus
influenza berasal dari Hongkong dan antrax berasal dari Inggris. Yang kelima yaitu receptive
area, merupakan suatu keadaan daerah kondusif untuk timbulnya penyakit tertentu, pada
receptive area ini juga biasanya merupakan gambaran dari beberapa keadaan sehingga kita
bisa memantau daerah mana saja yang rentan terhadap suatu penyakit tertentu.

B. Epidemiologi Person HIV AIDS

Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa person atau orang sangat mempengaruhi keberadaan
suatu penyakit, yang dapat berupa keadaan sosial ekonomi, umur, jenis kelamin, agama, kelas
sosial, status perkawinan dan lain-lain. Nah pada penderita HIV AIDS sendiri tidak
memandang jenis kelamin, jadi di baik laki-laki maupun perempuan tentu dapat terpapar
virus HIV. Namun pada golongan umur, terlihat dari beberapa survei bahwa penderita HIV
paling banyak diderita dengan umur berkisar 15 hingga 45 tahun. Meski dengan begitu
ternyata bayi juga dapat terpapar oleh virus HIV AIDS, jika ini terjadi pada bayi tentunya ini
karena ditularkan oleh ibu dari bayi tersebut. Kebiasaan berperilaku dari faktor orang ini juga
sangat mempengaruhi besar kecilnya kemungkinan seseorang dapat terpapar penyakit HIV
AIDS. Contohnya pada pelaku homoseksual atau penyuka sesama jenis, ditemukan lebih
banyak penderita HIV AIDS dikarenakan kebiasaan berperilaku seks bebas.

Sebenarnya kasus HIV AIDS sendiri baru mendapat respon dari pemerintahan Indonesia pada
tahun 1987, ini juga dikarenakan terdapat salah satu seorang pasien berkebangsaan Belanda
yang meninggal di Rumah sakit Sanglah tepatnya di daerah Bali. Kemudian selanjutnya
laporan ini juga dilanjutkan kepada WHO, sehingga Indonesia menempati posisi ke-13
sebagai negara yang melapor mengenai virus HIV. Jika kita gali lebih dalam menggunakan
beberapa data yang sudah ada, maka dapat terlihat bahwa sebenarnya penderita AIDS di
Indonesia sudah ada sejak tahun 1985, pada saat itu terdapat seorang pasien yang dirujuk ke
Rumah sakit Islam Jakarta dan diduga menderita AIDS, terlebih lagi jika melihat latar
belakang pasien tersebut, bahwasannya pasien tersebut merupakan pelaku homoseksual atau
penyuka sesama jenis. Perkiraan sementara penyebaran AIDS di Indonesia sendiri sama
halnya dengan penyebaran AIDS di beberapa negara lainnya.

Kemunculan HIV AIDS pada mulanya hanya terlihat pada kelompok homoseksual, lebih ini
sangat terlihat bahwa epidemiologi person pada kasus HIV AIDS memiliki peran yang sangat
penting, terutama pada kebiasaan berperilaku. Kekuasaan cara penularan yang sangat banyak
ditemui yaitu melalui hubungan seks yang beresiko terdapat pada angka 95,7% yang terbagi
lagi dari heteroseksual dan pria homoseksual atau biseksual.(stranas 1994).

Selanjutnya penularan melalui orang ini akan berlanjut jika si penderita berjenis kelamin
perempuan, contohnya saja ketika seorang wanita hamil sedang menderita HIV AIDS maka
kemungkinan besar bayi dari wanita tersebut akan menderita HIV AIDS juga. Dengan resiko
penularannya diperkirakan menempati angka 15 hingga 40%, bisa jadi bayi itu akan
terinfeksi HIV baik sebelum, selama maupun setelah proses dari kelahirannya, tidak hanya itu
penularan juga bisa dari ASI sama ibu.
Berdasarkan beberapa faktor yang menjadi risiko, ternyata penyebaran HIV AIDS yang ada
di Indonesia sendiri berlangsung pada pekerja seks komersial atau PSK beserta para
penikmatnya dan golongan homoseksual.

C. Epidemiologi Place HIV AIDS

Jadi pada epidemiologi place atau tempat HIV AIDS ini terjadi pertama kali menimpa 5
orang lelaki dengan kebiasaan homoseksual, di kota los angeles tepatnya di Amerika serikat
kisaran tahun 1981. Namun informasi yang penulis peroleh ternyata virus HIV dipercaya
pertama sekali ditemukan di Kinshasa, tepatnya di negara republik demokratik Kongo dengan
kisaran tahun 1920, dan awalnya bernama virus simian immunodeficiency virus atau yang
disingkat dengan SIV. Semenjak kejadian itu laporan mengenai penyakit yang mematikan itu
terus-menerus meningkat, hingga pada akhir tahun 1981 terdapat pelaporan 270 kasus
penyakit dengan kerusakan pada imunitas tubuh yang cukup parah yang rata-rata diderita
oleh para pria homoseksual sehingga menyebabkan 121 dari 270 orang tersebut meninggal
dunia. Pada akhir tahun ini juga didapatkan sebuah fakta bahwa tidak hanya terdapat pada
golongan homoseksual namun juga pada orang yang menggunakan narkoba suntikan.

Pada tahun 1984 pemerintah beramai-ramai mengkampanyekan bahwa HIV AIDS diklaim
sangat menular seperti melalui jarum suntik bersama serta hubungan seks bebas. Banyak
upaya terus-menerus dilakukan agar dapat menghentikan penyebaran Penyakit ini karena
sifatnya yang mematikan, namun ternyata tidak semudah itu. Karena Penyakit ini terus-
menerus dilaporkan oleh beberapa negara, hingga pada tahun 1987 Indonesia tercatat sebagai
negara ke-13 yang melaporkan terjadinya nya HIV AIDS. Bahkan saat ini seluruh dunia telah
merasakan imbas dari HIV AIDS, tentu angka yang diperoleh dari orang yang hidup dengan
HIV AIDS sendiri tidaklah sedikit, setidaknya ada sekitar 36,7 juta orang hidup dengan HIV.

Di Indonesia sendiri pada tahun 1997 terdapat laporan pada kasus HIV AIDS yang
dilaporkan oleh 22 provinsi, dan tidak hanya sampai situ karena laporan terus berlanjut pada
tahun 2006 ternyata kasus HIV AIDS sudah merambah begitu cepat menjadi 33 provinsi.
Dari data yang diperoleh oleh penulis ternyata provinsi Papua berada pada urutan paling
utama dengan angka 51, 45, yang kemudian disusul oleh DKI Jakarta dengan angka 28,5.
Penyebabnya sudah jelas bahwa kepadatan penduduk di provinsi Papua terhitung lebih ih
sedikit jika kita bandingkan dengan jumlah penduduk yang ada di DKI Jakarta.
D. Epidemiologi Time HIV AIDS

Jadi jika ditinjau melalui epidemiologi HIV AIDS, dapat digolongkan bahwa pada mulanya
Virus HIV termasuk ke dalam golongan endemik karena hanya terjadi di salah satu wilayah
tertentu, kemudian seiring berjalannya waktu berubah menjadi epidemi yang telah menyebar
dengan sangat cepat di wilayah maupun negara-negara tertentu serta mulai mempengaruhi
populasi karena mulai banyaknya korban yang berjatuhan akibat dari virus ini, hingga sampai
dengan detik ini ternyata HIV AIDS sendiri sudah menjadi masalah yang sangat serius serta
telah tergolong ke dalam pandemi, di mana pandemi sendiri merupakan suatu wabah ataupun
penyakit yang serentak terjadi dimana-mana, hingga meliputi daerah geografis yang
menyebar ke seluruh bagian benua.

Dari mulai tahun 1987 kemunculan HIV AIDS di Indonesia, kemudian Pada kurun waktu 10
tahun kemudian tepatnya pada akhir tahun 1996 jumlah HIV AIDS melesat hingga terdapat
HIV dengan kasus positif sebanyak 381 sedangkan kasus sendiri berada di angka 154. Tidak
hanya sampai disitu ternyata pada tahun 1997 hingga tahun 2006 tepatnya pada tanggal 31
Desember, jumlah orang dengan HIV AIDS mendapatkan laporan sebanyak 13424 orang,
kasus tersebut terdiri menjadi 5230 kasus HIV kemudian pada angka 8194 yaitu kasus AIDS.
Kemudian jika kita tinjau ternyata pada tahun 1997 hanya terdapat 22 provinsi yang melapor
adanya kasus hiv-aids kemudian selang beberapa tahun tepatnya pada tahun 2006 ternyata
kasus HIV mencapai 33 provinsi.

E. Jenis Jenis Epidemiologi


1. Endemik epidemiologi

Endemik epidemiologi adalah sesuatu kondisi yang yang timbul kalau penyebaran penyakit
hanya terjalin pada satu zona tertentu dan juga dalam jangka waktu yang cukup lama serta
bersifat konstan. Dan ternyata di Indonesia juga masih ada beberapa penyakit yang sifatnya
endemik serta bertahan cukup lama seperti DBD, kaki gajah dan malaria. Jadi dapat
disimpulkan bahwa endemik epidemiologi merupakan suatu penyakit yang menjadi ciri khas
suatu negara, misalnya Indonesia sendiri masih berhadapan dengan penyakit DBD. Penyakit
DBD ini juga biasanya terjadi hanya di pedesaan dan tidak terjadi di daerah perkotaan,
mengapa demikian? Tentunya karena agen yang menyebabkan penyakit hanya ada di daerah
pedesaan. Dalam kasus endemik epidemiologi ini seharusnya cepat ditangani, serta mencari
cara agar tidak terus menerus berlangsung. Karena bukan hal yang tidak mungkin bahwa
endemik epidemiologi berkembang menjadi epidemik bahkan yang lebih parahnya lagi
meluas sehingga dikatakan pandemi.

2. Point epidemic

Pada poin epidemi keadaan penyakit telah menyebar luas secara cepat dengan wilayah
maupun negara-negara tertentu sehingga perlahan akan mempengaruhi populasi penduduk di
daerah negara tersebut. Contohnya pada ebola virus yang terjadi di di republik demokratik
Kongo kisaran tahun 2019.

3. Pandemi

Pandemi adalah suatu kondisi ketika wabah penyakit terjadi secara bersamaan di mana-mana,
dapat meliputi seluruh negara maupun benua. Bahkan dalam kondisi pandemi ini penyakit
tersebut sudah menjadi masalah bersama-sama bagi seluruh warga dunia. Contoh dari
penyakit dalam golongan pandemi ini yaitu HIV AIDS yang sudah kita bahas di atas. Jadi
pada mulanya HIV ini sendiri juga berawal dari penyakit endemik yang terjadi hanya di salah
satu zona tertentu, seperti yang terjadi di di negara Inggris pada 5 orang pelaku homoseksual,
kemudian seiring berjalannya waktu berubah menjadi epidemi, di mana keadaan penyakit
telah menyebar secara cepat di beberapa negara, seperti negara Indonesia menjadi negara ke-
13 yang melaporkan kasus terjadinya HIV AIDS, kemudian setelah beberapa tahun
berlangsung kondisi ini terus meningkat sehingga dapat digolongkan sebagai pandemi,
karena bukan hanya sejumlah negara yang terpapar akan virus HIV namun seluruh dunia
telah merasakan berbagai imbasnya.
4. Exotic epidemiologi

Exotic epidemiologi dari beberapa referensi yang penulis temukan, ternyata merupakan suatu
penyakit yang tidak ada di suatu negara, eksotik epidemiologi juga merupakan sebuah
keberagaman atau kecocokan yang sangat menonjol di dalam bentuk yang dapat berubah-
ubah serta dengan sifatnya yang sangat mencolok. Salah satu contoh dari penyakit exotic
epidemiologi yaitu penyakit rinderpest, yang merupakan sebuah penyakit yang berasal dari
Afrika serta berada di Afrika, dan beberapa negara lainnya seperti Asia Selatan maupun Asia
timur. Faktor penyebabnya masih disebabkan oleh virus, penularannya juga cukup berbahaya
karena dapat ditularkan melalui kontak bahkan melalui angin. Namun Penyakit ini ternyata
menyerang hewan seperti sapi dan kerbau namun di Asia tenggara ternyata dapat menular
kepada babi.

BAB 3

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari beberapa pemaparan yang telah penulis jelaskan di atas mengenai Trias epidemiologi
deskriptif serta hubungannya dengan penyakit menular HIV AIDS,dapat kita
lihat,epidemiologi mempunyai peran yang sangat penting untuk mengetahui sebab akibat dari
timbulnya suatu penyakit yang di akibatkan oleh ketidak seimbangan dari salah satu faktor
Trias epidemiologi yang meliputi,orang,tempat dan waktu.

Ternya awal mula kemunculan HIV AIDS yaitu pada kisaran tahun 1981 di kota los angeles
tepatnya di Amerika serikat, dan penderita pertama yaitu adalah 5 orang lelaki dengan
kebiasaan homoseksual. Selanjutnya penyebaran di Indonesia terjadi pada tahun 1985, di
Rumah sakit Islam Jakarta, diduga pasien yang meninggal dunia adalah seorang penderita
memiliki sistem kekebalan tubuh yang tidak stabil, terlebih lagi pasien ini adalah salah satu
pasien homoseksual. Kita tetap bisa untuk mencegah serta meminimalisir terjadinya HIV
AIDS kepada diri kita sendiri, dengan syarat kita harus menjauhi faktor-faktor penyebab
terjadinya.

B. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan disini yaitu, sebaiknya kita harus mempelajari
epidemiologi dengan serius,karena jika benar-benar berhasil kita pelajari apalagi sampai kita
terapkan didalam kehidupan sehari hari,maka kondisi ini tentu akan menaikkan derajat
kesehatan yang akan kita peroleh, Penulis juga tak henti-hentinya untuk mengingatkan para
pembaca juga penulis sendiri agar menghindari seks bebas serta suntikan narkotika,karena
kedua hal tersebut sangat berpotensi akan menimbulkan penyakit seperti HIV AIDS.
Disamping itu juga seperti yang agama Islam telah ajarkan,bahwasannya kedua hal tersebut
haram di lakukan karena mempunyai begitu banyak dampak negatif bagi pelakunya.

Jika kita berada disekitar penderita AIDS,kita juga seharusnya bisa merangkulnya bukan
dengan menjauhinya, karena mengingat cara penularan HIV AIDS juga tidak semudah
bersentuhan tangan,tapi melalui beberapa cairan yang ada didalam tubuh, seperti air
liur,keringat,air maat dan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ditjen PP &PL, Depkes RI. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia.

Ditjen PPM dan PLP Depkes RI, 1997. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia. Dilaporkan
sampai dengan Desember 1997.

https://www.sehatq.com/artikel/pengertian-penyakit-endemik-dan-jenis-yang-masih-ada-di-
indonesia

https://www.kebijakanaidsindonesia.net/id/49-general/1603-sejarah-hiv-aids

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat/KPAN, 2003. Strategi Nasional


Penanggulangan HIV/AIDS 2003-2007. Jakarta
Pemodelan matematika epidemi HIV AIDS di Indonesia tahun 2008 hingga 2014
kementerian Kesehatan

Ratna Dhelva I.W,Jurnal Bedanya pandemi,epidemi dan endemi

Wiwik Setya Ningsih,Saifudin Zuhri,Epidemiologi Variabel,Buku Ilmu Kesehatan


Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai