Anda di halaman 1dari 5

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh

peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,
sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif
dalam mewujudkan lingkungan sehat.

Munculnya sebagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-10), ternyata umumnya
berkaitan dengan PHBS. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai PHBS disekolah merupakan kebutuhan
mutlak dan dapat dilakukan melalui pedekatan usaha kesehatan Sekolah (UKS).

PHBS disekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah
agar tahu dan mau serta mampu mempraktikan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah
sehat. Kegiatan PHBS ini juga akan mendukung program/kegiatan pemerintah dibidang penilaian
sekolah Adiwiyata.

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu :

Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun

Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

Olahraga yang teratur dan terukur

Memberantas jentik nyamuk

Tidak merokok di sekolah

Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan

https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-phbs-di-sekolah-13

Indikator PHBS di Sekolah :

Menyuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun.

Mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.

Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.

Olahraga yang teratur dan terukur.

Memberantas jentik nyamuk.

Tidak merokok di sekolah

Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.


Membuang sampah pada tempatnya.

http://promkes.kemkes.go.id/?p=1642

Langkah-langkah Pembinaan PHBS di sekolah

1. Analisis Situasi

Penentu kebijakan/pimpinan disekolah melakukan pengkajian ulang tentang ada tidaknya kebijakan
tentang PHBS di sekolah serta bagaimana sikap dan perilaku khalayak sasaran (siswa, warga sekolah dan
masyarakat lingkungan sekolah) terhadap kebijakan PHBS disekolah. Kajian ini untuk memperoleh data
sebagai dasar membuat kebijakan.

2. Pembentukan kelompok kerja

Pihak Pimpinan sekolah mengajak bicara/berdialog guru, komite sekolah dan tim pelaksana atau
Pembina UKS tentang :

Maksud, tujuan dan manfaat penerapan PHBS disekolah • Membahas rencana kebijakan tentang
penerapan PHBS di sekolah.

Meminta masukan tentang penerapan PHBS di sekolah, antisipasi kendala sekaligus alternative solusi.

Menetapkan penanggung jawab PHBS disekolah dan mekanisme pengawasannya.

Membahas cara sosialisasi yang efektif bagi siswa, warga sekolah dan masyarakat sekolah.

Pimpinan sekolah membentuk kelompok kerja penyusunan kebijakan PHBS di sekolah.

3. Pembuatan Kebijakan PHBS di sekolah

Kelompok kerja membuat kebijakan jelas, tujuan dan cara melaksanakannya.

4. Penyiapan Infrastruktur
Membuat surat keputusan tentang penanggung jawab dan pengawas PHBS di sekolah Instrument
pengawasan Materi sosialisasi penerapan PHBS di sekolah Pembuatan dan penempatan pesan di
tempat-tempat strategis disekolah Pelatihan bagi pengelola PHBS di sekolah

5. Sosialisasi Penerapan PHBS di sekolah

a. Sosialisasi penerapan PHBS di sekolah di lingkungan internal antara lain :

• Penggunaan jamban sehat dan air bersih

• Pemberantasan Sarang nyamuk (PSN)

• Larangan merokok disekolah dan kawasan tanpa rokok di sekolah

• Membuang sampah ditempatnya

b. Sosialisasi tugas dan penanggung jawab PHBS di sekolah

6. Penerapan PHBS di Sekolah

• Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku
(kurikuler)

• Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa yang dilakukan diluar jam pelajaran biasa (ekstra
kurikuler)

Kerja bakti dan lomba kebersihan kelas

Aktivitas kader kesehatan sekolah /dokter kecil.

Pemeriksaan kualitas air secara sederhana

Pemeliharaan jamban sekolah

Pemeriksaan jentik nyamuk di sekolah

Demo/gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan benar
Pembudayaan olahraga yang teratur dan terukur

Pemeriksaan rutin kebersihan

: kuku, rambut, telinga, gigi dan sebagainya.

• Bimbingan hidup bersih dan sehat melalui konseling.

• Kegiatan penyuluhan dan latihan keterampilan dengan melibatkan peran aktif siswa, guru, dan orang
tua, antara lain melalui penyuluhan kelompok, pemutaran kaset radio/film, penempatan media poster,
penyebaran leafleat dan membuat majalah dinding.

Pengawasan & penerapan sanksi Pengawas penerapan PHBS di sekolah mencatat pelanggaran dan
menerapkan sanksi sesuai dengan peraturan yang telah dibuat seperti merokok di sekolah, membuang
sampah sembarangan

7. Pemantauan dan evaluasi

• Lakukan pamantauan dan evaluasi secara periodic tentang kebijakan yang telah dilaksanakan

• Minta pendapat pokja PHBS di sekolah dan lakukan kajian terhadap masalah yang ditemukan.

• Putuskan apakah perlu penyesuaian terhadap kebijakan

https://puskesmasbatuputihberau.wordpress.com/promkes/info-kesehatan/perilaku-hidup-bersih-dan-
sehat-phbs-di-sekolah/

Pentingnya PHBS di sekolah

Contoh PHBS di sekolah pada masa new normal

Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan beberapa hal sebagai indikator PHBS di sekolah. Beberapa
di antaranya sangat relevan untuk diterapkan pada masa new normal ini, seperti:

Mencuci tangan

Mencuci tangan adalah kegiatan yang mudah, murah, namun sangat efektif dalam mencegah
persebaran kuman maupun virus pada anak-anak hingga orang dewasa. Namun, anak-anak mungkin
membutuhkan masa adaptasi agar dapat melakukan kebiasaan ini secara rutin.Dalam PHBS di sekolah,
anak harus diajarkan cara mencuci tangan yang benar. Terdapat lima langkah cuci tangan yang benar,
yaitu membasahi tangan dengan air mengalir, menggunakan sabun, menggosok telapak dan punggung
tangan (termasuk sela-sela jari), membilas dengan air mengalir, dan mengeringkannya.Guru di sekolah
bisa membuat kegiatan cuci tangan anak lebih menyenangkan dengan bernyanyi lagu pendek saat
melakukannya. Idealnya, cuci tangan dilakukan sekurang-kurangnya selama 20 detikIngatkan anak untuk
selalu mencuci tangan dalam kondisi tertentu, seperti setelah menggunakan toilet, sebelum dan setelah
makan, setelah bermain di luar, maupun setelah batuk atau bersin.Sekolah harus selalu menyediakan
sarana cuci tangan dengan sabun untuk memaksimalkan pelaksanaan PHBS di sekolah. Jika tidak, anak
bisa menggunakan hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 60%.

Olahraga yang teratur dan terukur

Berolahraga secara teratur dipercaya dapat menghindarkan anak dari kuman berbahaya, termasuk yang
menyerang paru-paru dan jalan napas. Dengan demikian, sistem imun akan naik dan anak tidak akan
mudah sakit.Meski demikian, olahraga juga harus dilakukan secara terukur agar tidak berlebihan dalam
memeras tenaga anak. Beberapa jenis olahraga yang bisa dilakukan anak dalam PHBS di sekolah adalah
senam sehat gembira.

Mengonsumsi jajanan sehat

Jajanan sehat yang termasuk dalam PHBS di sekolah adalah jajanan yang mengandung protein, lemak,
karbohidrat, vitamin, dan mineral untuk mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.Sebaliknya,
jangan makan makanan yang terlihat kotor, berwarna mencolok, tidak tertutup atau terbungkus, serta
terlalu gurih atau terlalu manis.

Menggunakan toilet yang bersih dan sehat

Anak akan menghabiskan waktu yang cukup lama di sekolah sehingga adanya fasilitas toilet yang bersih
dan sehat adalah hal yang mutlak. Hal ini akan meminimalisir penyebaran penyakit yang berhubungan
dengan kebersihan, salah satunya adalah diare.

Memberantas jentik nyamuk

Covid-19 bukan satu-satunya penyakit yang ditakutkan terjadi pada masa new normal. Anak juga harus
dilindungi dari penyakit berbahaya lain, seperti demam berdarah, sehingga penerapan PHBS di sekolah
juga harus memastikan kebersihan selokan maupun tempat penampungan air lainnya agar tidak ada
jentik nyamuk.Selain poin-poin di atas, PHBS di sekolah juga menganjurkan anak dan guru maupun
warga sekolah untuk membuang sampah pada tempatnya. Guru juga harus memastikan tidak ada orang
yang merokok di lingkungan sekolah.Anak juga sebaiknya dibiasakan untuk menggunakan masker ketika
berkegiatan dan selalu menjaga jarak dengan orang lain. Sementara itu, tenaga pengajar dan orangtua
murid harus senantiasa mengawasi anak selama PHBS di sekolah demi kesehatan dan keselamatan
bersama.

https://www.sehatq.com/artikel/tata-cara-penerapan-phbs-di-sekolah-saat-new-normal

Anda mungkin juga menyukai