Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan data WHO tahun 2006, sebanyak 300 juta orang
menderita asma dan 225 ribu penderita meninggal karena asma di seluruh
dunia. Angka kejadian asma 80 % terjadi di negara berkembang akibat
kemiskinan, kurangnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan fasilitas
pengobatan. Angka kematian yang disebabkan oleh penyakit asma di
seluruh dunia diperkirakan akan meningkat 20 % untuk sepuluh tahun
mendatang, jika tidak terkontrol dengan baik. ( www.google.com.
http://endosama.com/2011/06 Asma bronkial/html. 10:14).
Hasil penelitian International study on asthma and alergies in
childhood pada tahun 2006, menunjukkan bahwa di Indonesia prevalensi
gejala penyakit asma meningkat dari 4,2% menjadi 5,4%. Penyakit asma
tidak dapat disembuhkan, namun dalam penggunaan obat-obat yang ada
saat ini hanya berfungsi untuk menghilangkan gejala saja. Kontrol yang
baik, diperlukan oleh penderita untuk terbebas dari gejala serangan asma
dan bisa menjalani aktivitas hidup sehari-hari. Untuk mengontrol gejala
asma secara baik, maka penderita harus bisa merawat penyakitnya, dengan
cara mengenali lebih jauh tentang penyakit tersebut ( www.google.com.
http://endosama.com/2011/06 Asma bronkial/html. 10:14).
Penyakit asma berasal dari kata asthma yang diambil dari bahasa
yunani yang berarti sukar bernafas. Penyakit asma ditandai dengan tiga
hal, antara lain mengkerutnya saluran nafas, pembengkakan, dan
pengeluaran lendir lebihan pada saluran nafas. Berdasrkan Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), jumlah penderita asma di dunia diperkirakan
mencapai 300 juta orang dan memperkirakan meningkat hingga 400 juta
pada tahun 2025. Jumlah ini dapat saja besar, mengingat asma merupakan
penyakit yang underdiagnosed (www.google.com.http://reproblika.co.id
11:45).
Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan 100-150 juta
penduduk dunia menderita asma, jumlah ini diperkirakan akan terus
bertambah sebesar 180.000 orang setiap tahun. (www.google.com
http://www.scribd.com/doc/39357117/Panduan-ian-Asma-by-Depkes-Go-
Id 13:05).
Mimpi besar petinggi kesehatan di Indonesia saat ini adalah
mewujudkan Indonesia sehat 2010, lengkap dengan atribut pro dan kontra-
nya. Bahkan slogan slogan Indonesia Sehat 2010 sudah akrab di indera
masyarakat Indonesia sendiri. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa
depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah
masyarakat, bangsa dan Negara yang ditandai oleh penduduknya hidup
dalam lingkungan dan dengan prilaku hidup sehat, memiliki untuk
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secraa
adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi
setingginya diseluruh wilayah Indonesia (www.google.com.http://
sehatuntuksemua.Wordpress/2008/04/02.Indonesia-sehat.2010 13.30wita).
Di Indonesia, Asma termasuk 10 besar penyebab kesakaitan dan
kematian, hal ini tergambar dari data studi survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) di berbagai provensi di Indonesia. SKRT tahun 1986
menunjukan asma menduduki urutan ke-5 dari 10 penyebab kesakitan
(morbiditas) bersama sama bronkitis kronik dan emfisema sebagai
penyebab kematian ke-4 di Indonesia sebesar 13/1000, dibandingkan
bronkitis kronik 11/1000 dan obtruktif paru 2/1000 (www.google.com.
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi/ilmu-keperawatan. 16.00 wita)
Asma Bronkial merupakan salah satu penyakit alergi dan masih
menjadi masalah kesehatan baik di Negara maju maupun di Negara
berkembang. Pravelensi dan angka rawat inap penyakit asma bronchial di
Negara maju dari tahun ketahun cendrung meningkat. Di Indonesia belum
ada dua epidemologi yang pasti namun dipekirakan berkisar 3 8 %.
Beberapa factor resiko untuk timbulnya asma bronchial telah diketahui
secara pasti, antara lain: riwayat keluarga, tingat social ekonomi rendah,
daerah perkotaan, letak geografis tempat tinggal, memelihara anjing atau
kucing di dalam rumah, terpapar asap rokok (www.google.com.
http://endosama.com/2011/06asmabronkial/html. 15:05 wita). .
Walaupun asma adalah keadaan obstruktif kronik, tidak dianggap
sebagai bagian dari penyakit paru obstruktif kronik sebagai istilah ini
merunjuk secara khusus untuk kombinasi bronkiektasis, bronkitis kronik,
dan enfiesema. Tidak seperti penyakit ini, yang obstruksi jalan nafas
dalam asma boleh menyebabkan peradangan kronik di dalam paru paru,
asma mempengaruhi, bronki bukan perhatian awam di Negara maju telah
meningkat baru baru ini karena tersebar yang meningakat pesat,
mempengaruhi hingga seperempat anak anak Bandar
(www.google.com.http://en.wikipedia.org/Asthama. 18.30).
Asma di pertimbangakan ke- lima menyebabkan dari kematian di
dunia dengan jangkauan kelaziaman akan 5 30% di Indonesia kelaziman
dari dalam komunitas asma belum tahu namun ini diramalkan sekitar 2 5
%

Tabel 1.1. Prevalensi Penyakit Asma Menurut Provinsi di Indonesia
No Provensi Penyakit Asma %
1. NAD 869 0,09
2. Sumatra Utara 996 1,82
3. Sumatra Barat 738 3,58
4. Riau 736 3,30
5. Jambi 376 3,13
6. Sumatra Selatan 505 2,04
7. Bengkulu 197 2,79
8. Lampung 464 1,45
9. Bangka belitung 197 4,05
10. Kepulauan Riau 164 2,68
11. DKI Jakarta 1.173 2,94
12. Jawa Barat 7.040 4,12
13. Jawa Tengah 4.279 3,01
14. DIY 524 3,46
15. Jawa Timur 4.264 2,62
16. Banten 1.416 3,41
17. Bali 572 3,74
18. Nusa Tenggara Barat 834 4,41
19. Nusa tenggara Timur 837 4,47
20. Kalimantan Barat 668 3,72
21. Kalimantan Tengah 355 3,99
22. Kalimantan Selatan 807 5,41
23. Kalimanatan Timur 409 3,08
24. Sulewesi Utara 215 2,66
25. Sulawesi Tengah 677 6,46
26. Sulawesi Selatan 1.365 4,03
27. Sualawesi Tenggara 367 4,31
28. Gorontalo 274 7,23
29. Sulawesi Barat 179 4,04
30. Maluku 176 3,10
31. Maluku Utara 110 2,70
32. Papua Barat 171 5,46
33. Papua 307 3,49
Total 32.262 3,32
Sumber : Media Litbang Kesehatan Volume XX Nomor 1 Tahun 2010
(www.google.com.http://digilib.litbang.depkes.go.idfilesdisk174jkpkbppk-gdl-
grey-2011-ratihoemia-3689-asma-rat-h.pdf)

Prevalensi Penyakit Asma Tabel di atas 1.1. menunjukkan prevalensi
penyakit asma di Indonesia sebesar 3,32%. Prevalensi tertinggi penyakit
asma adalah provinsi Gorontalo (7,23%) dan terendah adalah NAD (Aceh)
sebesar 0,09%. Sedangkan Prevalensi Asma di Kalimantan Selatan sebesar
5,41%
Tabel 1.2 Daftar 10 Penyakit Terbanyak Prop. Kalsel Tahun 2006
No Jenis Penyakit Jumlah kasus
1. Infeksi Akut Lain Pada Saluran Pernafasan Bagian Atas 135373
2. Penyakit Lainnya 48090
3. Penyakit Pada Sistem Otot dan Jaringan Pengikat 38415
4. Penyakit Tekanan Darah Tinggi 35248
5. Penyakit Kulit Alergi 31462
6. Penyakit Kulit Infeksi 27816
7. Diare (termasuk tersangka kolera) 22738
8. Penyakit Lain Pada Saluran Pernafasan Bagian Atas 16929
9. Radang Sendi Berupa Rematik 16594
10. Radang Pulpa dan Penyakit Periodental 14183
11. Asma Bronkiale 14132
12. Tukak Lambung dan Usus Dua Belas Jari 9940
13. Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal 7723
14. Tuberkulosis Paru 7640
15. Gangguan Gigi dan Jaringan Penyangga Lain 6360
16. Penyakit Mata Lain-Lain 5385
17. Karies Gigi 5242
18. Penyakit Rongga Mulut Lain, Ludah, Rahang, dll 3697
19. Disentri 2914
20. Gastritis 2633
21. Infeksi Telinga Tengah 2562
22. Infeksi Penyakit Usus Yang Lain 2415
23. Cacat Bentuk Anggota Gerak yang Pernah Diperoleh Kemudian 1380
24. Penyakit Pada Saluran Kencing 1367
25. Penyakit Kulit Karena Jamur 1154
26. Kecelakann dan Ruda Paksa 1117
27. Pneumonia 1042
28. Scabies 754
29. Tifus Perut 725
30. Sekat Hidung Bengkok dan Polip Hidung 722
31. Radang Telinga Tengah 698
32. Penyakit Lain Pada Saluran Pernafasan Bawah 511
33. Bronkhitis 437
34. Kelainan Refraksi 243
35. Cacar Air 236
36. Malaria Klinis Tanpa Pemeriksaan Laboratorium 192
37. Infeksi Mastoid 160
Sumber : www.google.com.http://Dinas-Kesehatan-Prop.-Kalsel/ Tahun 2006

Berdasarkan tabel di atas, dari data 10 penyakit terbanyak propinsi
kalimantan selatan yang diperoleh dari laporan Dinas Kesehatan Propinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2006, dinyatakan bahwa penyakit pada Asma
Bonkiale secara umum menempati urutan kesebelas dengan jumlah 14132
kasus.
Menurut data distribusi Penyakit dari intalasi rawat inap (IRNA) RS.
Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, terdapat 10 penyakit terbanyak
menurut ICD X seperti tabel berikut :

Tabel 1.3. Distribusi 10 penyakit terbanyak pasien rawat jalan di
RS.Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin dari Januari
s/d Desember 2010.
No Nama Penyakit Jumlah
1. Hipertensi 4123
2. Diabetes Militus 4016
3. Skizofrenia Tidak Terdeferensiasi 1688
4. Tuberkulosis 1538
5. Gravidarum 1171
6. Skizofrenia Paranoid 1042
7. Perawatan Post Luka 1013
8. Dyspepsia 948
9. AV (Acne Vesculer) 932
10. Infeksi saluran Pernafasan 862
Total 17333
Sumber: Data ruangan Rekam Medik RS. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin

Berdasarkan tabel 1.3 diatas, jumlah klien yang pasien dirawat jalan
RS. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin pada tahun 2010, penyakit
Asma Bronkiale tidak termasuk 10 penyakit terbanyak

Menurut data distribusi Penyakit dari intalasi rawat inap (IRNA) RS.
Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, terdapat 10 penyakit di ruang
perawatan Penyakit Dalam (Nilam) pada Tahun 2010 sampai 2011 yang
ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 1.4. Distribusi 10 penyakit terbanyak di ruang Penyakit Dalam
(Nilam) dalam bulan Agustus sampai dengan Desember
2010
No Nama Penyakit
Bulan
Jumlah %
Ast Sep Okt Nov Des
1.
2.
3.
4.
Diabetes Militus
TB Paru
SNH
Decomp. Cordis
14
11
10
4
11
8
6
3
9
9
5
5
12
11
-
4
9
11
4
-
55
50
25
16
16.36
14.88
7.44
4.76
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Hipertensi
Melena
Anemia
Asma Bronkiale
UTI
Lain Lain
6
3
-
-
-
29
5
3
3
-
-
29
4
4
-
-
-
27
-
5
4
3
3
32
-
-
-
3
2
25
15
15
7
6
5
142
4.46
4.46
2.08
1.78
1.48
42.26
Total 77 68 63 74 54 336 100
Sumber: Data Ruangan Penyalit Dalam (Nilam) RS. Dr. H. Ansari Saleh Banjarmasin
2010

Tabel 1.5. Distribusi 10 penyakit terbanyak di ruang Penyakit Dalam
(Nilam) dalam bulan Maret 2011
No Nama Penyakit Jumlah Kasus %
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Diabetes Militus
TB Paru
Decomp. Cordis
GEA
Malaria Palcifarum
Hipertensi
UTI
CKB
Asma Bronkiale
Anemia
14
12
10
9
7
5
4
3
3
2
14.74
12.63
10.53
9.47
7.37
5.26
4.21
3.16
3.16
2.11
Total 69 100
Sumber: Data Ruangan Penyalit Dalam (Nilam) RS. Dr. H. Ansari Saleh Banjarmasin
2011

Berdasarkan tabel 1.4 diatas, jumlah klien yang dirawat ruangan
penyakit dalam (Nilam) RS. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin dari
Bulan Agustus sampai dengan bulan Desember 2010 berjumlah 336, dan
kasus Asma Bronkial menempati peringkat kedelapan dengan jumlah 6
dan prevalensi 1,78 %.
Sedangkan berdasarkan tabel 1.5 diatas, jumlah klien yang dirawat
ruangan penyakit dalam (Nilam) RS. Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin dari Bulan Maret 2011 berjumlah 69, dan kasus Asma
Bronkial menempati peringkat kesembilan dengan jumlah 3 dan prevalensi
3,16 %.
Berdasarkan distribusi di atas dari data instalasi rawat inap di ruang
penyakit dalam (Nilam) dapat diambil kesimpulan bahwa penyakit Asma
Bronkial hanya menduduki peringakat kedelapan sampai dengan sembilan
dan ini menjadi masalah yang harus menjadi perhatian khusus untuk kita
semua, terutama bagi keperawatan karena sering kali dianggap hal yang
tidak terlalu bahaya tetapi dibiarkan akan dapat menimbulkan kematian.
Secara fisik penderita mengalami ; gugup, tegang, ketakutan disertai
batuk, berkeringat dibagian kening, merasa seperti tersedak, mual atau
muntah, demam ringan, tubuh sedikit membiru akibat sedikitnya udara
yang masuk dalam tubuh, dan penderita selalu berusaha untuk duduk.
(Budi Prasetyo 2010: 61).
Selain itu terjadi serangan asma sebagai akibat dampak penderita
mengalami infeksi slauran penafasan atas (ISPA) baik flu maupaun
sinusitis (Budi Prasetyo 2010 : 34)
Dampak bio psiko spiritual klien asma merupakan hal yang sangat
penting, baik pada saat serangan ataupaun tidak dalam serangan. Perawat
dank lien harus berusaha bersama sama mempertahankan kondisi
psikologis klien dalam keadaan stabil sehingga klien tidak jauh dalam
keadaan stress (cemas), karena hal inin akan memperburuk kondisi klien.
Pada saat srangan asma terjadi dan masa masa kritis setelah serangan
klien akan berada kondisi kecemasan yang berat. Klien biasanya tidak
dapat bersosilalisasi dengan orang lain. Kondisi demikian harus segera
mendapatkan perawatan yang baik untuk menimimalkan kecemasan. Salah
satu upaya untuk menurunkan tingkat kecemasan pada klien asma adalah
dengan relaksasi pernafasan.
Manfaat relaksasi pernafasan diantaranya adalah menurunkan
ketegangan, mencegah gangguan pernfasan, klien merasa lebih nyaman
sehingga akan mempercepat kesembuhan klien. Pentingnya pengelolaan
cemas dengan relaksasi pernafasan ini akan menggugah dunia
keperawatan untuk lebih memperhatikan betapa pentingnya kondisi
psikologis klien yang sangat besar pengaruhnya terhadap proses
kesembuhan dan frekwensi kesembuhan (http//:www.koranplus.com/
forum/medical-info/02/2008. 14.30 wita).
Secara spiritual keadaan klien pada suatu yang diyakininya di dunia
dapat meningkatkan kekuatan jiwa klien. Keyakian klien terhadap tuhan
dan mendekatkan dirinya terhadap tuhan dan mendekatkan dirinya kepada
nya merupakan merupakan ,metode penanggulangan stress yang
konstruktif (Arif Muttaqin 2008: 176)
Dampak lain adalah keluarga merasa cemas dengan keadaan penderita
yang telah menderita penyakit tersebut, keluarga hanya mengupayakan
pengobatan untuk kesembuhan penderita sedangkan pada penderita
kebanyakan masyarakat takut kepada penderita karena masyarakat
beranggapan asma dapat menular baik secara fisik maupaun non fisik.
Padahal asma dapat kambuh bila ada faktor pencetusnya seperti allergen
dan turunan keluarga penderita (http://www.koranplus.com/
forum/medical-info/02/2008. 14.30 wita).
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk mengambil judul
dengan asuhan keperawatan pada klien dengan asma bronkiale di ruang
perawatan penyakit dalam (nilam) RS. Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dpat dibuat rumusan maslah sebagai berikut
: Bagaiman penerapan asuhan keperawatan pada klien dengan asma
bronkiale di ruang perawatan penyakit dalam (Nilam) RS. Dr. H. Moch>
Ansari Saleh Banjarmasin?. Adapun dapat dirincikan sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mendapatkan data dalam pengkajian klien dengan
asma bronkiale?
2. Bagaimana cara merumuskan diagnose keperawatan pada klien asma
bronkiale?
3. Bagaimana cara memberikan intervensi pada klien asma bronkiale?
4. Bagaiamana melakuakan implementasi pada klien dengan asma
bronkiale?
5. Bagaimana melakukan evaluasi pada klien dengan asma bronkiale?
6. Bagaimana cara mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pada
klien asma bronkiale?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menerapkan Asuhan keperawatan pada klien dengan Asma
Bronkiale di ruang Penyakit Dalam (Nilam) RS. Dr. H. Moch. Ansari
Saleh Banjarmasin.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian yaitu dengan menggali data objektif dan
subjektif yang meliputi bio psiko social cultural spiritual
pada klien dengan asma bronkiale di ruang Penyakit Dalam
(Nilam) RS. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
b. Mengidentifikasi maslah keperawatan dan selanjutnya dibuat
diagnose keperawatan bio psiko social cultural spiritual
pada klien dengan asma bronkiale di ruang Penyakit Dalam
(Nilam) RS. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
c. Membuat Rencana keperawatan untuk mengatasi masalah pada
klien dengan asma bronkiale di ruang Penyakit Dalam (Nilam) RS.
Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
d. Melaksakan Implementasi Keperawatan dalam mengatasi masalah
pada klien dengan asma bronkiale di ruang Penyakit Dalam
(Nilam) RS. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
e. Mengadakan Evaluasi terhadap Implementasi yang telah dilakukan
sesuai Kriteria Evaluasi pada klien dengan asma bronkiale di ruang
Penyakit Dalam (Nilam) RS. Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin.
f. Mendokumentasiakan hasil Asuhan Keperawatan pada klien
dengan asma bronkiale di ruang Penyakit Dalam (Nilam) RS. Dr.
H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.

D. Manfaat Penulisan
Penulisan Asuhan Keperawatan pada klien dengan Asma Bronkiale
diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Hasil laporan asuhan keperawatan pada keluarga dengan Asma
Bronkiale ini diharapkan dapat mengaplikasikan teori keperawatan
sebagai penunjang dalam asuhan keperawatan pada klien dengan Asma
Bronkiale.
2. Secara Praktis
Secara praktis laporan ini diharapkan berguna bagi Klien,
Keluarga, Perawat, Rumah Sakit, Pendidikan dan Penulis.
a. Bagi Klien
Terpenuhinya kebutuhan biopsikososial dan spiritual klien
dengan Asma Bronkiale dan klien dapat mencapai kemandirian
secara optimal untuk melakukan pemenuhan kebutuhan sehari
harinya setelah diberikan asuhan keperawatan komprehensif.
b. Bagi Keluarga
Di harapakan keluarga mampu berkerja sama sehingga dapat
berperan serta untuk memberikan dukungan kepada klien dalam
proses pemulihan dan pemenuhan kebutuhan biopsikososial dan
spiritual, serta memberikan pengetahuan dan masukan kepada
keluarga dalam penaganganan penyakit pada klien dengan Asma
Bronkiale
c. Bagi perawat
Dengan penerapan asuhan keperawatan pada klien dengan
Asma Bronkiale diharapakan profesi keparwatan yang konfrehensif
dalam penaganan kasus Asma Bronkiale.
d. Bagi Rumah Sakit
Menjadi bahan masukan untuk Rumah Sakit, serta sebagai
pembanding antara metode teoritis yang telah didpat dipendidikan
dengan pelayanan yang dilaksanakan di RS. Dr. H. Moch. Anasri
Saleh Banjarmasin, sehingga dapat meningkatkan pelaksnanaan
asuhan keperawatan dan dapat memberikan pelayanan kesehatan
yang optimal pada klien dengan asma bronkiale.
e. Bagi Pendidikan
Memberiakn masukan bagi pendidikan, khususnya dalam
proses pembelajaran untuk dalam meningkatkan mutu dan motivasi
mahasiswa Akper Kesdam VI/ Mulawarman dalam menerapakan
asuhan kepaerawatan dengan Asma Bronkiale.
f. Bagi penulis
Setelah mendapatkan pengalaman langsung dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan yang koferehensif dan dapat menentukan
rencana tindakan keperawatan diharapkan dapat meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan pada klien dengan Asma Bronkiale.

E. Metode Penulisan
Dalam penulisan laporan ini menggunakan metode studi kasus dengan
menggunakan pendekatan proses keperwatan meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi, dan
pendokumentasian. Studi kepustakaan dengan cara mengumpulkan
refernsi yang berhubungan dengan kasus yang diangkat sebagai judul.
Sedangkan metode pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
1. Metode penulisan yang dapat dilakaukan dengan menggunakan
pendekatan keperawatan meliputi :
a. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari
berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi ststus
kesehatan klien. Tahpa pengkajian merupakan dasar utama dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
individu (klien). Oleh Karena itu pengkajian yang benar, akurat,
lengkap, dan sesuai sengan kenyataan sangat penting dalam
merumuskan suatu diagnosis keperawatan dan dalam memberikan
asuhan kepeawatan sesuai dengan respon individu, sebagimana
yang telah ditentukan dalam standar parktik keperawatan dari
American Nursing Association (ANA). (Nursalam 2008 : 29)
b. Diagnosis Keperwatan
Diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang
menjelaskan repons manusia (status kesehatan atau resiko
perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat
secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan
intervensi secara pasti utuk menjaga status kesehatan, menurunkan,
membatasi, mencegah, dan mengubah. (Nursalam 2008 : 59)
c. Perencanaan
Perencnaan meliputi pengembangan strategi desain untuk
mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah masalah yang
diidentifikasi pada diagnose keperawatan. Tahap ini dimulai
setelah menentukan diagnose keperawatan dan menyimpulkan
rencana dokumentasi. ( Nursalam 2008 : 77)
d. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi
untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai
setelah rencana intervensi disusun dan tujukan pada nursing orders
untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh
karena itu rencana intervensi yang specific dilaksanakan untuk
memodifikasi fakto factor yang mempengaruhi masalah
kesehatan klien. (Nursalam 2008 : 127)
e. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosis
keperawatan, rencana intervensi, dan implementasinya. Tahap
evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor kealpaan
yang terjadi selama tahap pengkajian, analisis, perencnaan, dan
implementasi intervensi (Nursalam 2008 : 135)
f. Dokumentasi
Salah satu tugas dan tanggung jawab perawat adalah
melakukan pendokumentasian mengenai intervensi yang telah
dilakukan. (Nursalam 2008 :143)
2. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Pengumpulan data pada tahap pengkajian dapat dilakukan dengan
menggunakan tiga metode, yaitu komunikasi, observasi, dan
pemeriksaan fisik. Metode tersebut sanagat bermanfaat bagi perawat
dalam melakukan pendekatan kepada klien pada tahap pegumpulan
data, perumusan diagnosis keperawatan, dan perencanaan secara
rasional dan sistematik. Penjelasan mengenai metode metode
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Wawancara atau komunikasi
Interaksi perawat dengan klien harus berdasrkan komunikasi.
Komunikasi yang dilakukan perawat dengan kliennya merupakan
komunikasi terapiutik. Komunikasi terpeutik merupakan suatu
teknik yang mengajak klien dan kluarga untuk bertukar pikiran dan
perasaan. Teknik tersebut mencakup keterampilan secara verbal
maupun non verbal, empati, dan rasa kepedulian yang tinggi.
(Nursalam 2008 :34)
b. Observasi
Metode pengumpulan data yang kedua adalah observasi.
Observasi merupakan kegiatan mengamati prilaku dan keadaan
klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan klien.
Observasi memerlukan keterampilan disiplin dan praktik klinik
sebagai bagian dari tugas perawat. (Nursalam 2008 :39)
c. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik (Physical Examination) dalam pengkajian
keperawatan dipergunakan untuk memperoleh data objektif dari
klien. Tujuan dari pemeriksaan fisik ini adalah untuk meenentukan
status kesehatan klien, mengindentifikasi maslah kesehatan, dan
memperoleh data dsar guna menyusun rencana asuhan
keperawatan. Pemeriksaan fisik sebaiknya dilaksanakan bersamaan
dengan wawancara. Yang terpenting disini adalah menekankan
kemampuan keterampilan perawat untuk melakukan pemeriksaan
fisik. (Nurslam 2008 : 39 40)

Anda mungkin juga menyukai