Anda di halaman 1dari 12

1

Pengaruh Terapi Akupunktur Terhadap Penurunan Tekanan Darah


Penderita Hipertensi
Ade Juanda1, Imran2, Nasrul Musadir3
1)Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, 2) Bagian Ilmu Saraf
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, 3) Poliklinik Saraf RSUDZA Banda Aceh
ABSTRAK
Terapi akupunktur dapat digunakan untuk memperlancar peredaran darah dan diduga
dapat menurunkan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi
akupunktur terhadap penurunan tekanan darah penderita hipertensi. Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimental yang dimulai pada bulan Oktober sampai Desember 2014. Sampel
penelitian ini adalah penderita hipertensi yang sedang mengkonsumsi obat antihipertensi
dengan golongan yang sama (ARB dan CCB) dan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu
kelompok akupunktur yang berada di Klinik Harapan Bunda Sentra Medika Banda Aceh dan
kelompok pembanding yang berada di Poliklinik Saraf RSUDZA Banda Aceh. Besar sampel
adalah 60 orang dengan masing-masing kelompok berjumlah 30 orang yang didapatkan
dengan cara purposive sampling. Pada kedua kelompok dilakukan pengukuran tekanan darah
dengan menggunakan Spygmomanometer digital model OMRON SEM-1. Terapi akupunktur
diberikan selama 15 menit pada kelompok akupunktur, sedangkan pada kelompok
pembanding hanya diminta untuk istirahat selama 15 menit. Rerata tekanan darah sebelum
diakupunktur adalah 162,6 mmHg (sistolik) dan 95,36 mmHg (diastolik), setelah
diakupunktur rerata tekanan darah menjadi 157 mmHg (sistolik) dan 92,60 mmHg (diastolik).
Sedangkan rerata tekanan darah pada kelompok pembanding sebelum istirahat adalah 159,06
mmHg (sistolik) dan 94,63 mmHg (diastolik), setelah istirahat rerata tekanan darah menjadi
157,13 mmHg (sistolik) dan 94,03 mmHg (diastolik). Selisih penurunan tekanan darah dari
kedua kelompok yaitu 3,66 mmHg (sistolik) dan 2,00 mmHg (diastolik). Didapatkan
perbedaan penurunan tekanan darah yang bermakna dari kedua kelompok, yang mana pada
kelompok akupunktur terjadi penurunan tekanan darah yang lebih signifikan daripada
kelompok kontrol (P= 0,000). Maka dapat disimpulkan adanya pengaruh terapi akupunktur
terhadap penurunan tekanan darah penderita hipertensi.
Kata Kunci: Hipertensi, akupunktur, tekanan darah

2
ABSTRACT
Acupuncture therapy can be used to accelerate blood circulation and could be expected
to lower blood pressure. This study aimed to determine the effect of acupuncture therapy to
decrease blood pressure of hypertensive patients. This study was an experimental study that
began in October to December 2014. The sample was hypertensive patients who were taking
antihypertensive drugs with the same group (ARB and CCB) and were divided into 2 groups,
that acupuncture group were in the Harapan Bunda Sentra Medical Clinic Banda Aceh and
the comparison group were in Neurology Clinic RSUDZA Banda Aceh. The sample size is 60
people with each group were 30 obtained by means of purposive sampling. In both groups
performed blood pressure measurement using digital Spygmomanometer OMRON models
SEM-1. Acupuncture therapy is given for 15 minutes in the acupuncture group, whereas in
the comparison group only asked to rest for 15 minutes. Mean blood pressure before
acupuncture is 162.6 mmHg (systolic) and 95.36 mmHg (diastolic), after acupuncture mean
blood pressure becomes 157 mmHg (systolic) and 92.60 mmHg (diastolic). While average
blood pressure in the comparison group before take rest is 159.06 mm Hg (systolic) and
94.63 mmHg (diastolic), after resting mean blood pressure becomes 157.13 mmHg (systolic)
and 94.03 mmHg (diastolic). Difference in blood pressure reduction of both groups: 3.66
mmHg (systolic) and 2.00 mmHg (diastolic). There is the difference meaningfully decrease in
blood pressure of the two groups, which in the acupuncture group decreased blood pressure
significantly more than the control group (P = 0.000). So we can conclude the effect of
acupuncture therapy to decrease blood pressure of hypertensive patients.
Keywords: Hypertension, acupuncture, blood pressure

3
dibuat oleh Lancet berjumlah 38,4 juta

PENDAHULUAN
Dengan adanya kemajuan teknologi
di abad ke-21 ini yang mengubah gaya
hidup masyarakat sehingga terjadi transisi
epidemiologi
munculnya

yang
berbagai

menyebabkan
penyakit

tidak

menular (PTM) di negara maju maupun


negara berkembang. Masyarakat yang
menjalani gaya hidup tidak sehat seperti
merokok, mengkonsumsi makanan tinggi
lemak dan kalori, kurangnya aktivitas fisik
serta mengkonsumsi alkohol akan lebih
rentan terserang penyakit tidak menular.(1)
Penyakit tidak menular yang paling

orang pada tahun 2000 dan diprediksi akan


meningkat menjadi 67,4 juta orang pada
tahun 2025.(1) Di Indonesia sendiri jumlah
penderita hipertensi dengan umur 18
tahun menunjukkan angka yang lumayan
tinggi
laporan

penyakit

kardiovaskular.(2)

Badan

Kesehatan

Dunia,

Health

World

Organization (WHO) memprediksi pada


tahun 2020 bahwa penyakit kardiovaskular
yang merupakan penyakit tidak menular
akan menyebabkan 73% angka mortalitas
dan 60% angka morbiditas di dunia.(3)
Hipertensi yang merupakan penyakit
kardiovaskular tidak lepas dari perhatian
WHO dan the International Society of
Hypertension (ISH) yang

menyebutkan

dalam hasil survei mereka bahwa saat ini


terdapat 600 juta penderita hipertensi di
dunia, dan 3 juta diantaranya meninggal
setiap tahunnya. Untuk jumlah penderita
hipertensi di Asia berdasarkan data yang

25,8%

Badan

Pengembangan

berdasarkan

dari

Penelitian

dan

Departemen

Kesehatan

Republik Indonesia (Litbang Depkes RI)


tahun 2013 yang dilakukan di 33 provinsi
mencakup provinsi Aceh yang memiliki
jumlah

penderita

hipertensi

sebanyak

merupakan

masalah

21,5%.(4)
Hipertensi

banyak menyebabkan peningkatan angka


morbiditas dan mortalitas di dunia adalah

yaitu

utama

kesehatan

masyarakat

dengan

konsekuensi medis dan keuangan yang


serius. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor

penghambat

keberhasilan

dari

pengobatan hipertensi, diantaranya seperti


efek samping dari obat anti hipertensi,
dosis

obat

yang

ketidakpatuhan

tidak

memadai,

pasien

dalam

mengkonsumsi obat anti hipertensi, serta


biaya yang tidak sesuai dengan kondisi
ekonomi pasien yang dikeluarkan untuk
pembelian

obat

anti

mengharuskan

hipertensi

pasien

dan
untuk

mengkonsumsinya dalam jangka waktu


yang lama bahkan bisa seumur hidup
pasien.(5)

Beberapa

faktor

tersebut

membuat pasien hipertensi tidak lagi


mengkonsumsi obat antihipertensi sesuai

4
dengan rekomendasi yang diberikan oleh

darah

penderita

dokter sehingga hanya 25% dari 40%

dibandingkan dengan pengobatan herbal

pasien hipertensi yang tekanan darahnya

dan

berhasil turun menjadi normal dengan

menunjukkan bahwa terdapat penurunan

mengkonsumsi obat anti hipertensi.(6)

yang

obat

hipertensi

yang

antihipertensi.

signifikan

pada

Hasilnya

tekanan

darah

Dengan demikian beberapa penderita

penderita hipertensi dengan menggunakan

hipertensi merasa putus asa untuk sembuh

terapi akupunktur.(6) Studi kasus yang

dari

dilakukan

penyakit

mereka

dengan

mengkonsumsi

obat

sebagai

farmakologi

terapi

anti

cara

oleh

hipertensi

menjelaskan

sehingga

akupunktur

Macklin

et

mengenai
terhadap

al

juga

pengaruh

aktivitas

dan

kebanyakan dari mereka lebih memilih

konsentrasi plasma yang berperan dalam

menjalani terapi non farmakologi yang

pengaturan tekanan darah termasuk renin,

lebih

aldosteron, angiotensin II, norepinefrin,

mudah

dilakukan

dan

tidak

memerlukan biaya yang begitu besar untuk

serotonin, enkefalin dan -endorfin.(8)

mengatasi penyakit mereka.(7)


Salah

satu

dari

Berdasarkan latar belakang yang


terapi

non

telah dipaparkan diatas, maka peneliti

farmakologi tersebut adalah pengobatan

ingin

tradisional.

pengaruh akupunktur terhadap penurunan

Dari

beberapa

jenis

melakukan

penelitian

mengenai

pengobatan tradisional yang ada, yang

tekanan

dapat menurunkan tekanan darah penderita

dilakukan

hipertensi

penelitian

diharapkan penelitian ini nantinya akan

eksperimen yang telah dilakukan adalah

memperoleh informasi mengenai manfaat

terapi

berdasarkan
akupunktur.(7)

WHO

juga

menjelaskan bahwa terapi akupunktur

darah

sebelum

terapi

dan

akupunktur.

sesudah
Dan

terapi akupunktur yang bisa mendukung


pengobatan hipertensi.

sudah digunakan sejak 2500 tahun yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk

lalu sebagai pengobatan tradisional Cina

mengetahui pengaruh terapi akupunktur

dan Barat untuk mengobati gejala yang

terhadap

berhubungan dengan hipertensi.(3)

penderita hipertensi

Berdasarkan

data

penelitian

dilakukan oleh Kim dan Zhu pada tahun


2010

untuk

pengobatan

menguji

tradisional

kemanjuran
berupa

terapi

akupunktur terhadap penurunan tekanan

penurunan

tekanan

darah

5
sesudah pasien istirahat. Pada kelompok

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Klinik
Harapan Bunda Sentra Medika Banda
Aceh dan Poliklinik Saraf RSUDZA.
Penelitian

ini

dilakukan

pada

bulan

intervensi (akupunktur) diberikan terapi


akupunktur selama 15 menit dengan
menggunakan jarum akupunktur ukuran 1
cun,

sedangkan

pada

kelompok

pembanding hanya diminta untuk istirahat


selama 15 menit.

September - Desember tahun 2014.


Sampel Penelitian

HASIL PENELITIAN

Sampel pada penelitian ini adalah


pasien yang datang berobat ke Klinik

Hasil penelitian ini menampilkan

Harapan Bunda Sentra Medika Banda

karakteristik data yang tercantum pada

Aceh dan Poliklinik Saraf RSUDZA yang


memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
Pengambilan sampel dilakukan dengan
metode Non-Probability Sampling dengan

tabel 1 meliputi: usia, jenis kelamin, dan


pekerjaan subyek penelitian.
Table 1. Karakteristik Responden
Karakteristik Subyek

teknik Purposive Sampling.(22)

Kelompok
Akupunktur (n = 30)
Pembanding (n = 30)

Total sampel adalah 60 penderita


hipertensi yang terbagi menjadi dua

< 30 tahun
30-45 tahun
40-60 tahun
> 60 tahun
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
Pekerjaan Mahasiswa
Wiraswasta
PNS
IRT
Petani
Pensiunan
Guru
Umur

kelompok yaitu kelompok akupunktur


yang berobat ke Klinik Harapan Bunda
Sentra Medika Banda Aceh dan kelompok
pembanding Poliklinik Saraf RSUDZA
Banda Aceh.
Prosedur Penelitian
Pada kedua kelompok dilakukan
pengukuran

tekanan

darah

dengan

menggunakan Spygmomanometer digital


model

OMRON

SEM-1.

Pengukuran

n(%)

n (%)

1 (3,3)
7 (23,3)
13 (43,3)
9 (30)
13 (43,3)
17 (56,7)
0 (0)
5 (16,7)
10 (33,3)
8 (26,7)
2 (6,7)
2 (6,7)
3 (9,9)

2 (6,7)
5 (16,7)
14 (46,7)
9 (30)
15 (50)
15 (50)
1 (3,3)
6 (20)
12 (40)
7 (23,3)
0 (0)
2 (6,7)
2 (6,7)

Tabel 1 di atas memperlihatkan

tekanan darah dilakukan sebelum dan

bahwa

sesudah

akupunktur,

berdasarkan usia, subyek terbanyak adalah

begitu juga pada kelompok pembanding

dengan rentang usia 40-60 tahun, yaitu

yang dilakukan pengukuran sebelum dan

terdapat 13 orang (43,3%) kelompok

diberikan

terapi

distribusi

subyek

penelitian

6
akupunktur

dan

14

orang

(46,7%)

kelompok pembanding, usia dibawah 30

Gambar 1. Diagram
berdasarkan kelompok

rerata

tekanan

darah

tahun terdapat 1 orang (3,3%) kelompok


akupunktur dan 2 orang (6,7%) kelompok
pembanding, usia 30-45 tahun terdapat 7

Tabel 2. Rerata tekanan darah penderita hipertensi

orang (23,3%) kelompok akupunktur dan


14 orang (46,7%) kelompok pembanding,

Kelompok
Akupunktur

usia diatas 60 tahun terdapat 9 orang

Tekanan
Darah

(30%) kelompok akupunktur dan 9 orang

Rerata
(mmHg)

Perbedaan
rerata
(mmHg)

Kelompok
Pembanding

Rerata
(mmHg)

Perbedaan
rerata
(mmHg)

1,93

0,000

0,60

0,000

(30%) kelompok pembanding.


Tabel diatas juga memperlihatkan
subyek

penelitian

pada

Sistolik
Sebelum

162,6 18,15

kelompok

159,06 12,21
5,60

0,000

akupunktur didapatkan subyek perempuan


yang berjumlah 17 orang (56,7%) lebih

Sistolik
Sesudah

157 18,33

157,13 11,13

Diastolik
Sebelum

95,36 8,10

94,63 6,65

banyak dibandingkan subyek laki-laki


yang

berjumlah

Sedangkan

13

orang

(43,3%).

pengelompokkan

subyek

berdasarkan pekerjaan didapatkan bahwa

2,76

0,000

subyek yang bekerja sebagai Pegawai


Negeri

Sipil

menderita

(PNS)

hipertensi

paling
yang

banyak
berjumlah

sebanyak 13 orang (43,3%) dari kelompok


akupunktur dan 14 orang (46,7%) dari
kelompok pembanding jika dibandingkan
dengan subyek yang bekerja sebagai
mahasiswa, wiraswasta, ibu rumah tangga,
petani dan pensiunan.
200
150
100
50
0

92,60 7,77

Sistolik
Sesudah
Diastolik
Sebelum

94,03 7,01

Berdasarkan gambar 1 dan tabel 2


diatas, rerata tekanan darah sebelum
diakupunktur

adalah

162,6

mmHg

(sistolik) dan 95,36 mmHg (diastolik),


setelah diakupunktur rerata tekanan darah
menjadi 157 mmHg (sistolik) dan 92,60
mmHg

Sistolik
Sebelum

Kelompok Kelompok
Akupunktur Kontrol

Diastolik
Sesudah

(diastolik).

Sedangkan

rerata

tekanan darah pada kelompok pembanding


sebelum istirahat adalah 159,06 mmHg
(sistolik) dan 94,63 mmHg (diastolik),
setelah istirahat rerata tekanan darah
menjadi 157,13 mmHg (sistolik) dan 94,03

7
mmHg (diastolik). Didapatkan adanya

perifer yang terjadi pada usia lanjut

penurunan yang tekanan darah yang

berpengaruh

bermakna

darah. Perubahan yang terjadi mencakup

pada

kedua

kelompok

(p=0,000).

perubahan

tekanan

aterosklerosis, yaitu hilangnya elastisitas

Tabel 3.
Perbandingan penurunan tekanan darah
penderita hipertensi

Kelompok
Penurunan
Sistolik
Penurunan
Diastolik

pada

Akupunktur
Pembanding
Akupunktur
Pembanding

Rerata
(mmHg)
5,60 4,06
1,93 2,27
2,76 2,22
0,76 0,77

jaringan ikat dan perubahan fungsi otot


polos

pembuluh

sehingga

Perbedaan Rerata
p
(mmHg)
3,66
0,000

menyebabkan terganggunya daya regang

2,00

pengaruh pada curah jantung dan tekanan

pembuluh darah. Hal ini mengakibatkan

0,000

darah.(16)

Jika
kelamin,

PEMBAHASAN

dilihat
pada

menunjukkan
Berdasarkan

darah

tabel

kelompok

subyek

jenis

akupunktur

penelitian

yang

hasil

paling banyak didapatkan adalah subyek

pengambilan data dari subyek penelitian

perempuan yang berjumlah 17 orang

yang datang berobat ke Klinik Harapan

(56,7%) dibandingkan subyek laki-laki

Bunda Sentra Medika Banda Aceh sebagai

yang berjumlah 13 orang (43,3%). Dan

kelompok akupunktur dan yang datang

pengelompokkan

berobat ke Poliklinik Saraf Rumah Sakit

pekerjaan didapatkan bahwa subyek yang

Zainoel Abidin Banda Aceh sebagai

bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil

kelompok

(PNS) paling banyak menderita hipertensi

pembanding,

dan

berdasarkan

rata-rata

usia

subyek

berdasarkan

subjek yang didapatkan adalah pasien yang

yang

berusia

yaitu

(43,3%) dari kelompok akupunktur dan 14

sebanyak 13 orang (43,3%) kelompok

orang (46,7%) dari kelompok pembanding

akupunktur

dan

jika dibandingkan dengan subyek yang

kelompok

pembanding.

diantara

40-60
14

tahun

orang

(46,7%)

sebanyak

13

orang

ini

bekerja sebagai mahasiswa, wiraswasta,

menunjukkan bahwa pasien yang berusia

ibu rumah tangga, petani dan pensiunan.

dewasa dan yang telah lanjut usia memiliki

Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan

risiko

dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh

lebih

besar

untuk

Hal

berjumlah

menderita

hipertensi. Dengan bertambahnya umur,

Hendaswari

risiko

besar

Faktor Resiko Yang Berhubungan Dengan

dikarenakan oleh perubahan struktural dan

Hipertensi Di Kelurahan Jagakarsa Tahun

fungsional pada sistem pembuluh darah

2007

terkena

hipertensi

lebih

yang

berjudul

Beberapa

bahwasannya orang yang bekerja

8
dengan kesibukan yang lebih banyak akan

tekanan diastolik setelah diberikan terapi

lebih rentan mengalami stress seperti PNS,

akupunktur.(31)

wiraswasta dan ibu rumah tangga. Dalam

Namun ada juga beberapa subyek

keadaan stress, aktivasi saraf simpatis akan

penelitian

meningkat dan menyebabkan pelepasan

peningkatan tekanan darah. Hal ini bisa

hormon

berlebihan

terjadi karena rasa cemas dan takut yang

sehingga dapat mengakibatkan terjadinya

dialami pasien pada saat diakupunktur.

peningkatan tekanan darah.(10)

Sebagaimana yang dijelaskan juga pada

adrenalin

Berdasarkan

yang

table

dan

3,

yang

justru

mengalami

penelitian yang dilakukan oleh Pratama

penurunan tekanan darah terjadi pada rata-

yang

rata subyek penelitian yang mendapatkan

Akupunktur, Usia dan Jenis Kelamin

terapi akupunktur selama 15 menit, hal ini

Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien

didukung oleh penelitian yang dilakukan

Hipertensi

oleh Weil mengenai pengaruh terapi

Jatimakmur Periode Juli-Desember 2011.

akupunktur terhadap penurunan tekanan

Penelitiannya menjelaskan bahwa pada

darah penderita hipertensi pada tahun 2007

beberapa

di

Komplementer

diakupunktur

penelitian

ini

tekanan darah justru ada yang mengalami

berjumlah 29 orang yang dipilih saat

peningkatan tekanan darah. Faktor lain

pasien datang berobat dengan keluhan

yang menyebabkan terjadinya peningkatan

yang tidak berhubungan dengan hipertensi

tekanan darah adalah efek white coat yaitu

namun

obat

ketakutan dan kegelisahan yang dialami

terapi

pasien saat dilakukan pengukuran tekanan

diberikan

darah sehingga menyebabkan terjadinya

Klinik

Israel.

Pengobatan

Sampel

pada

sedang

mengkonsumsi

antihipertensi

saat

menjalani

akupunktur.

Akupunktur

sebanyak 5 kali selama 5 minggu yang

berjudul

Pengaruh

di

Klinik

subyek
tidak

Terapi

Akupunktur

penelitian
terjadi

yang

penurunan

peningkatan tekanan darah.(11)

diberikan 1 minggu sekali secara berturut-

Untuk

mengetahui

pengaruh

turut pada hari dan jam yang sama. Setelah

akupunktur terhadap penurunan tekanan

itu pasien yang diberikan akupunktur

darah penderita hipertensi, maka dilakukan

selama 25 menit, diukur tekanan darahnya

perbandingan

yang berselang 5 menit setelah diberikan

tekanan darah dengan kelompok yang

akupunktur. Dan hasilnya menunjukkan

tidak

bahwa terdapat penurunan tekanan sistolik

pembanding).

yang

dengan menggunakan uji T - Tidak

lebih

signifikan

dibandingkan

selisih

diakupunktur

dari

penurunan
(kelompok

Dari hasil uji analisa

9
Berpasangan didapatkan bahwa.

Selisih

(tekanan

sistolik:

-3.56

dibandingkan

penurunan tekanan darah dari kedua

dengan -3.84 mm Hg, masing-masing

kelompok pada tekanan darah sistolik

memiliki 95 % Interval Kepercayaan untuk

adalah 3,66. Sedangkan untuk selisih dari

setiap perbedaan: -4.0 sampai 4.6 mmHg;

kedua kelompok pada penurunan tekanan

p=0.90;

darah diastolik adalah 2,00. Sehingga

dibandingkan -2.81 mmHg, yang memiliki

dinyatakan

yang

95 % Interval Kepercayaan untuk setiap

signifikan dari penurunan tekanan darah

perbedaan: -3.6 sampai 0.6 mm Hg;

penderita hipertensi yang diakupunktur

p=0.16).(8)

terdapat

perbedaan

dengan yang tidak diakupunktur dengan


nilai p = 0,000.

tekanan

diastolik:

-4.32

Dokter Cevik, pada tahun 2013 di


Turki melakukan penelitian mengenai

Hasil penelitian ini juga didukung

pengaruh akupunktur terhadap tekanan

oleh salah satu penelitian di Amerika oleh

darah tinggi pada pasien yang datang

Macklin et al yang meneliti tentang

berobat

pengaruh akupunktur terhadap hipertensi

Kedokteran Universitas Gazi Turki dengan

yang disebut Stop Hypertension With the

keluhan sakit kepala dan nyeri punggung

Acupuncture Research Program (SHARP)

serta memiliki riwayat penyakit hipertensi.

melakukan penelitian mengenai pengaruh

Pasien yang datang berobat juga telah

akupunktur terhadap hipertensi pada tahun

mengkonsumsi obat anti hipertensi selama

2006. Penelitian ini dilakukan dengan

2 tahun. Sampel penelitian ini terdiri dari

metode parallel group, double blind dan

24 orang pasien laki-laki yang berumur 15-

pengacakan

59 tahun dan 10 orang pasien perempuan

dalam

memilih

sampel

ke

Fakultas

yang

192 orang dengan tekanan darah diantara

kemudian memberikan terapi akupunktur

140/90 mmHg sampai 179/109 mmHg.

sebanyak 15 kali setiap 2 hari sekali

Sampel

selama 1 bulan tanpa meminta pasien

kelompok dengan perlakuan yang berbeda,

untuk mengubah pola hidup mereka. Dan

yaitu: individualized traditional Chinese

hasilnya

acupuncture, standardized acupuncture at

signifikan terhadap tekanan darah berupa

preselected points, or invasive sham

penurunan tekanan sistolik dan diastolik

acupuncture.
individualized

dibagi

Dan
and

menjadi

didapatkan

hasil

standardized

dibandingkan dengan sham acupuncture

43-80

Sakit

penelitian. Sampel penelitian berjumlah

kemudian

berumur

Rumah

didapatkan

(p=0,01).(30)

tahun.

penurunan

Peneliti

yang

10
KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Berdasarkan hasil penelitian yang


telah

dilakukan

terhadap

60

pasien

1.

Balai
Kesehatan
Tradisional
Masyarakat (BKTM) Makassar.
Gambaran
Penurunan
Tekanan
Darah Penderita Hipertensi dengan
Penanganan Akupunktur di Kota
Makassar Tahun 2012. 2012. 1-65.

2.

Rahmadani E. Prevalensi Kejadian


Hipertensi Pada Pasien Rawat Inap
Yang Obesitas di Rumah Sakit
Martha Friska Medan Medan:
Universitas Sumatera Utara; 2011. 15.

3.

World
Health
Organization.
Acupuncture : Review and Analysis
of Reports on Controlled Clinical
Trials. 2002. 1-87.

4.

Badan
Litbang
Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Hasil
Riset
Kesehatan
Dasar
(RISKESDAS) 2013 Jakarta 2013.
88-9.

5.

Price SA dan Wilson LM.


Patofisiologi: Konsep Klinis ProsesProses Penyakit. 6 ed. Jakarta: EGC;
2005. 582-4.

6.

Kim LW and Zhu JM. Acupuncture


For
Essential
Hypertension.
Alternative Therapies in Health and
Medicine. 2010;16(2). 18-29.

7.

Adriati W. Pengobatan Akupunktur


"Puadi
Syamputra".
Medan:
Universitas Sumatera Utara; 2007. 517.

8.

Macklin EA, Wayne PM, Kalish LA,


Valaskatgis P, Thompson J, PianSmith
MCM,
et
al.
Stop
Hypertension With the Acupuncture

hipertensi dari Klinik Harapan Bunda


Sentra Medika Banda Aceh dan Poliklinik
Saraf Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin
Banda Aceh dapat disimpulkan bahwa
terdapat

pengaruh

terapi

akupunktur

terhadap penurunan tekanan darah pada


penderita hipertensi.

SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah
selesai dilakukan, maka saran untuk
penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini bisa dijadikan tambahan
referensi

di

bidang

pengobatan

alternatif untuk menurunkan tekanan


darah penderita hipertensi selain dengan
menggunakan

obat-obatan

anti

hipertensi.
2. Bagi peneliti yang ingin melakukan
penelitian yang sama diharapkan untuk
melakukannya terhadap sampel yang
lebih besar dan bisa merepresentasikan
populasinya.

11
Tenaga Kerja Bongkar Muat
(TKBM) Di Pelabuhan Belawan
Pada
Tahun
2009.
Medan:
Universitas Sumatera Utara; 2011. 826.

Research
Program
(SHARP):
Results of a Randomized, Controlled
Clinical
Trial.
Hypertension.
2006;48(5). 838-45.
9.

Pratama H. Pengaruh Terapi


Akupunktur, Usia dan Jenis Kelamin
Terhadap Tekanan Darah Pada
Pasien
Hipertensi
di
Klinik
Akupunktur Jatimakmur. Jakarta:
Universitas Pembangunan Nasional
"Veteran"; 2012. 1-5.

10.

Hendaswari D. Beberapa Faktor


Resiko Yang Berhubungan Dengan
Hipertensi Di Kelurahan Jagakarsa.
Depok: Universitas Indonesia; 2008.
5-17.

11.

Rilantono L, Baraas F, Karo S,


Roebiono P. Buku Ajar Kardiologi.
Depok: Universitas Indonesia; 2004.
197-201.

12.

Guyton AC dan Hall JE. Buku Ajar


Fisiologi Kedokteran. 11 ed. Jakarta:
EGC; 2007. 114-5.

13.

Fuad M. Pengaruh Meditasi Garuda


Terhadap Tekanan Darah dan Gejala
Hiprtensi pada Pasien Hipertensi
Usia Pertengahan di Desa Balung
Lor Kecamatan Balung Kabupaten
Jember. Jember: Universitas Jember;
2012. 10-21.

14.

15.

Fildzania Y. Perbandingan Hasil


Pengukuran Tekanan Darah pada
Lengan Atas Kanan dan Kiri dalam
berbagai
Posisi
Tubuh
pada
Mahasiswa
Laki-Laki
Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera
Utara. Medan: Universitas Sumatera
Utara; 2011. 4-14.
Haryati F. Gambaran Tekanan Darah
Sebelum dan Sesudah Bekerja Pada

16.

Bare BG dan Smeltzer SC. Buku


Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC. Jakarta: EGC; 2001.
300-2.

17.

Karim F. Pemanfaatan Mentimun


(cucumis
sativus)
terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada
Penderita Hipertensi di Dusun I Desa
Pulau Sejuk Kecamatan Lima Puluh
Kabupaten Batu Bara. Medan:
Universitas Sumatera Utara; 2010. 724.

18.

Ramdani M. Hubungan Kebiasaan


Konsumsi Garam dan Usia Dengan
Tekanan Darah di Desa Tipar
Kecamatan
Rawalo
Kabupaten
Banyumas. Purwokerto: Univeritas
Muhammadiyah Purwokerto; 2012.
9-23.

19.

Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I,


Simadibrata K M, Setiati S. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. V ed.
Jakarta: Interna Publishing; 2009.
1079-85.

20.

Chobanian AV, Bakris GL, Black


HR, Cushman WC, Green LA, Izzo
JL, et al. The seventh report of the
Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation,
and Treatment of High Blood
Pressure: The JNC 7 Report. JAMA.
2003;289. 25-32.

21.

Kumar V, Cotran R, Robbins S.


Buku Ajar Patologi. 7 ed. Jakarta:
EGC; 2007. 1009-11.

12
22.

Brookes L. The Updated WHO/ISH


Hypertension Guidelines: Medscape;
2004 [cited 2014 7 Juli ]. Available
from:
http://www.medscape.com/viewartic
le/471863.

28.

Wasito B. Teknologi Pengobatan


Komplementer Alternatif Untuk
Penyakit
Diabetes
Mellitus.
Surabaya: Pusat Penelitian dan
Pengembangan
Sistem
dan
Kebijakan Kesehatan; 2010. 11-3.

23.

National Clinical Guideline Centre.


National Institute for Health and
Clinical
Excellence:
Guidance.
Hypertension:
The
Clinical
Management
of
Primary
Hypertension in Adults: Update of
Clinical Guidelines 18 and 34.
London:
Royal
College
of
Physicians (UK) National Clinical
Guideline Centre.; 2011. 1-15.

29.

Cheng
T.
Acupuncture
in
Cardiology: Intechopen; 2013 [cited
2014 25 Agustus]. Available from:
http://www.intechopen.com/books/a
cupuncture-in-modernmedicine/acupuncture-in-cardiology.

30.

Mahardani N. Pengaruh Senam


Jantung Sehat Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi di Klub Jantung Sehat
Kardiovaskuler
Rumah
Sakit
Hospital Cinere Tahun 2010.
Jakarta: Universitas Pembangunan
Nasional "Veteran"; 2010. 11-54.

evik C and Ieri S. The effect of


acupuncture on high blood pressure
of patients using antihypertensive
drugs. Acupuncture & ElectroTherapeutics Research. 2013;38. 115.

31.

Levanita S. Prevalensi Retinopati


Hipertensi di RSUP H. Adam Malik
Medan Periode Agustus 2008 Agustus 2010. Medan: Universitas
Sumatera Utara; 2010. 1-15.

Weil N, Friger M, Press Y, Tal D,


Soffer T, Peleg R. The Effect of
Acupuncture on Blood Pressure in
Hypertensive Patients Treated in a
Complementary Medicine Clinic.
Integrative
Medicine
Insights.
2007;2(IMI-Peleg-et-al). 1-5.

32.

Notoatmodjo
S.
Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta; 2010. 50-64.

33.

Hastono S. Analisis Data Kesehatan.


Depok: Universitas Indonesia; 2007.
68-108.

24.

25.

26.

James PA, Oparil S, Carter BL,


Cushman WC, Himmelfarb CD,
Handler J, et al. Evidence-based
Guideline For The Management of
High Blood Pressure in Adults:
Report From The Panel Members
Appointed to The Eighth Joint
National Committee (JNC 8).
JAMA. 2014;311(5):507-20.

27.

Dharmojono.
Teknik
Hebat
Penyembuhan dengan Akupunktur
dan Moksibasi. Yogyakarta: Media
Pressindo; 2009. 4-113.

Anda mungkin juga menyukai