Anda di halaman 1dari 53

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PENGARUH TERAPI AKUPUNKTUR TUBUH TITIK LI 4 HEGU, ST 36


ZUSANLI DAN LV3 TAICHONG DI KOMBINASI AKUPRESUR
TERAHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI PADA
LANSIA DI PUSKESMAS KREMBANGAN SURABAYA BULAN
OKTOBER 2016-BULAN AGUSTUS 2017

Oleh:
ANUGRAH URIP SAPUTRA
NIM : 13.002
AKADEMI AKUPUNKTUR SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN
• I.1. Latar belakang
• Disebut hipertensi adalah penyakit darah tinggi, merupakan
salah satu pembunuh diam-diam (silent killer). Tekanan sistole
(tekanan darah saat jantung mengucup) > 140mmHg dan
tekanan diastole (tekanan saat jantung mengembang)
>90mmHg yang di dapat dari pengukuran dua kali secara
beruntun untuk menegakkan diagnosis hipertensi.
Kebanyakan hipertensi (90%) tidak di ketahui penyebabnya
sehingga kita menamakannya hipertensi essensial (primer)
yang mungkin di pengaruhi oleh faktor keturunan, usia,
obesitas, konsumsi alcohol, dan merokok. Sementara (10%)
sisanya merupakan hipertensi sekunder yang diakibatkan salah
satunya penyakit seperti penyakit ginjal, gagal jantung,
penyakit tiroid dan penggunaan obat seperti kartikosteroid.
(Hartono 2012).
LANJUTAN
• Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) pada
tahun 2012 sedikitnya sejumlah 839 juta kasus
hipertensi, dan di perkirakan meningkat menjadi 1,15
miliar pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari total
penduduk di dunia. Prevalensi 10 penyakit yang
sering di derita kelompok lansia pada tahun 2013,
terbanyak adalah penyakit hipetensi, di ikuti artritis,
stroke, penyakit paru obstruksi, diabetes mellitus,
penyakit jantung koroner, batu ginjal, gagal jantung,
dan gagal ginjal.
LANJUTAN
• Pengobatan Tradisional Cina memiliki banyak
metode terapi untuk pengobatan hipertensi diantara
metodenya adalah terapi akupunktur, moksibusi, kop,
qigong, akupresur, herbal dan sebagainya
(Wangzhong,2015). Acupressure merupakan
perkembangan terapi pijat yang berlangsung seiring
dengan perkembangan ilmu akupunktur karena teknik
pijat acupressure merupakan turunan dari ilmu
akupunktur teknik dalam terapi ini menggunakan jari
tangan yang menggantikan jarum dalam ilmu
akupunktur sebagai media untuk terapi. (Hartono
2012).
Lanjutan
• Sehubungan dengan belum banyaknya
penelitian tentang pengaruh acupressure di
kombinasi dengan titik akupunktur khususnya
dalam pengobatan hipertensi pada usia lanjut.
Maka penulis mengkaji tentang pengaruh
akupunktur di kombinasi dengan acupressure
terhadap perubahan tekanan darah pada lansia
penderita hipertensi di puskesmas krembangan
Surabaya pada bulan oktober 2016 – agustus
2017.
I.2 Identifikasi Masalah
Hipertensi merupakan 10 penyakit yang banyak di
derita oleh lansia. Penderita hipertensi di Indonesia
cukup banyak terapi akupresure jarang dilakukan
pada penderita hipertensi. Salah satu pengobatan
alternative untuk penderita hipertensi adalah
akupunktur.
• I.3 Batasan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka
makalah yang akan di kaji adalah pengaruh
akupunktur tubuh di tambah dengan acupressure
penderita hipertensi pada usia lanjut
• I.4 Rumusan masalah
• Apakah terapi akupunktur di tambah
akupresur dapat menurunkan tekanan darah
penderita hipertensi pada usia lanjut ?
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT
• II.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh terapi akupunktur di
tambah dengan acupressure terhadap perubahan
tekanan darah penderita hipertensi pada usia lanjut di
puskesmas krembangan Surabaya bulan Oktober
2016-Agustus 2017
• II.2 Tujuan Khusus
1. Menegetahui karakteristik lansia penderita
hipertensi.
2. Mengetahui tekanan darah sebelum terapi
akupunktur di tambah acupressure penderita
hipertensi pada lansia
3. Mengetahui tekanan darah setelah terapi
akupunktur di tambah acupressure penderita
hipertensi pada lansia
4. Mengetahui peruabahan tekanan darah sebelum
dan sesudah terapi akupunktur di tambah dengan
acupressure penderita hipertensi pada lansia.
• II.3 Manfaat
1. Bagi peneliti
Ingin mengetahui pengaruh acupressure terhadap
tekanan darah penderita hipertensi pada lansia
2. Bagi Akademi Akupunktur Surabaya Dapat
menambah referensi bahan ajar untuk mahasiswa
akademi akupunktur Surabaya.
3. Bagi masyarakat.
Mengetahui peranan acupressure dan akupunktur
pada perubahan tekanan darah penderita
hipertensi pada lansia
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
• III.1. Hipertensi Menurut Kedokteran
Konvensional

• III.1.1. Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat


abnormal dan di ukur paling tidak pada tiga kali
kesempatanyang berbeda. Tekanan darah normal
bervariasi sesuai dengan usia, sehingga setia diagnosa
hipertensi harus bersifat spesifik berdasarkan usia
penderita. Namun, secara umun seseorang di anggap
mengalami hipertensi apabila tekanan darah lebih dari
140 mmHg (sistolik) atau 90mmHg (diastolic).
(Corwin ,2001)
• III.1.2. Patofisiologi Hipertensi
Pada proses penuaan akan terjadi suatu peningkatan
kekakuan aorta dan cabang-cabangnya yang bersifat
progessif. Perubahan ini melibatkan beberapa proses
secara bersamaan termasuk deposisi matrix collagen,
terputusnya serat serat elastik, deposisi kalsium
ditunica media pembuluh darah. Keadaan ini
menyebabkan distensibilitas aorta menurun sehingga
timbul peningkatan tekanan darah. Hal ini lebih
dikenal dengan penurunan dari pembuluh darah
arteri. Pada usia lanjut bila di bandingkan dengan usia
muda dengan “mean arterial pressure” yang sama
akan terdapat peningkatan sistolik (boeston, 1985)
• III. 1.3. Tipe dan faktor penyebab Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi


menjadi dua golongan yaitu hipertensi esensial
atau primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi
adalah hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya. Banyak faktor yang mempengaruhi
seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas
susunan saraf simpatis, sisitem renin-angiotensin,
efek dalam ekresi Na, peningkatan Na dan
Calintraselular, dan faktor-faktor yang
meningkatkan resiko, seperti obesitas, alkohol,
merokok, serta polisitemia (Triyanto,2014).
Faktor penyebab risiko terjadinya hipertensi
esensial diantaranya adalah riwayat keluarga, usia
lanjut,
sleepapnea, obesitas, kebiasaan merokok,
asupan natrium dalam jumlah besar, asupan
lemak jenuh dalam jumlah besar, konsumsi
alkohol secara berlebihan, gaya hidup banyak
duduk (sedentari), stres, rennin berlebihan,
defisiensi mineral
(kalsium,kalium,danmagnesium), dan diabetes
mellitus (Kowalaketal.,2011).
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui
penyebabnya. Penyebab spesifikasinya diketahui, seperti
penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular
renal, hiperaldosteronisme primer, sindrom cushing,
feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang
berhubungan dengan kehamilan, dan lain-lain(Triyanto,2014).
Faktor penyebab risiko terjadinya hipertensi sekunder
diantaranya adalah koarktasio aorta, stenosis arteri renalis
dan penyakit parenkim ginjal, tumor otak, kuadriplegia,
cedera kepala, feokromositoma, sindrom Chusing,
hiperaldosteronisme dan disfungsi tiroid, hipofisis atau
paratiroid, pemakaian preparat kontrasepsi oral, kokain,
epoetinalfa, obat-obat stimulant saraf simpatik, inhibitor
monoamine oksidase yang digunakan bersama tiramin
terapi sulih estrogen dan obat obatan anti inlamasi, non
steroid hipertensi yang di timbulkan oleh kehamilan dan
kom sumsi alkohol secara berlebihan
(Kowalaketal.,2011).
• III.1.4 Etiologi Hipertensi
faktor-faktor yang menjadi penyebab
terjadinya hipertensi antara lain adalah :
1. Faktor keturunan (genetika)
2. Faktor individu
3. Pola hidup
a. Komsumsi garam yang tinggi
b. Kegemukan atau makan berlebihan
c. Stress
III.1.5 Klasifikasi Hipertansi Menurut JNC VII.
2003
Klasifikasi Sistole Diastol

Tekanan darah (mmHg) (mmHg)

Normal <120 <80

Prehipertensi 120-139 80-89

Stage 1 Hipertensi 140-159 90-99

Stage 2 Hipertensi >160 >100


• III.1.6 Tanda dan gejala hipertnsi
1. Peningkatan tekanan darah
2. Gangguan vaskuler
3. Penyakit yang mendasari
Ada banyak gejala hipertensi yang harus di
perhatikan. Gejala pada setiap penderita
tidaklah sama namun masih byank keserupaan.
Selain itu, gejala hipertensi juga mempunyai
kemiripan dengan penyakit lain. Beberapa
gejala yang dapat dirasakan oleh penderita
ialah timbulnya sakit kepala, mimisan, pusing
demam dan migraine (Tilong, 2014)
• III.1.7 komplikasi hipertensi
1. Stroke akibat perdarahan tekanan tinggi di
otak atau akibat embolus yang terlepas dari
pembuluh non-otak yang terpajan tekanan
tinggi.
2. Infark miokardium akibat arteri koroner
yang aterosklerotik tidak dapat menyuplai
cukup oksigen kemiokardium atau apabila
terbentuk thrombus yang menghambat aliran
darah melalui pembuluh tersebut.
3. Gagal ginjal karena kerusakan progresif
akibat tekanan tinggi pada kapiler-kapiler
ginjal, dan glomerulus.
4. Ensefalopati atau kerusakan otak dapat
terjadi terutama pada hipertensi yang
meningkat cepat.
• III.1.8 pengukuran tekanan darah
Dalam rekomendasi pengukuran Tekanan
Darah dilakukan pengukuran minimal 3 kali
yaitu pada pasien duduk dengan jarak
pemeriksaan minimal 1 menit. Pengukuran
pertama di abaikan, kemudian di ambil nilai
rata-rata dari dua pengukuran yang
selanjutnya.
III.1.9 Pengertian Lanjut usia
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari
proses penuaan. lanjut usia adalah seseorang
yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.
Lanjut usia potensial Adalah lanjut usia yang
masih mampu melakukan pekerjaan yang
dapat menghasilkan barang dan atau jasa.
lanjut usia tidak potensial adalah lanjut usia
yang tidak berdaya mencari nafkah Sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang
lain.
• III.10 Pengertian Akupunktur
Akupunktur merupakan suatu cara pengobatan
menggunakan jarum yang di tusukkan ke dalam
tubuh manusia dengan memanfaatkan
rangsangan titik akupunktur untuk
mempengaruhi aliran bioenergi tubuh berdasar
pada filosofi keseimbangan hubungan antara
permukaan tubuh dan organ melalui sistem
meridian yang spesifik yaitu jalur yang
berhubungan antara permukaan tubuh dengan
organ dalam tubuh. Dimana didalam satu
meridian terdapat beberapa titik akupunktur
yang di manfaatkan sebagai pintu masuk
rangsangan ke dalam meridian. Sehingga dapat
dicapai keseimbangan.
• III. 11 Mekanisme kerja Akupunktur secara
Tradisonal
Diterangkan bahwa didalam tubuh manusia
mengalir suatu energy vital atau Qi yang terus
menerus secara teratur dan harmonis. Aliran
ini baru berhenti apabila seseorang meninggal
dunia. Energy vital ini bergerak melalui sistem
meridian. Untuk mempertahankan
keseimbangan aliran ini, tubuh manusia
mempunyai mekanisme perlindungan tubuh
yang di sebut homeostasis. Apabila
homeostasis
• III. 11 Mekanisme kerja Akupunktur secara
Tradisonal
Diterangkan bahwa didalam tubuh manusia
mengalir suatu energy vital atau Qi yang terus
menerus secara teratur dan harmonis. Aliran
ini baru berhenti apabila seseorang meninggal
dunia. Energy vital ini bergerak melalui sistem
meridian. Untuk mempertahankan
keseimbangan aliran ini, tubuh manusia
mempunyai mekanisme perlindungan tubuh
yang di sebut homeostasis.
• III.12 Pengertian Akupressure
Akupressure yang biasa di kenal dengan terapi
totok/tusukan jari adalah salah satu bentuk
fisioterapi dengan memberikan pemijatan dan
stimulasi pada titik tertentu pada tubuh.
Terapi akupressure merupakan
pengembangan dari ilmu akupunktur sehingga
pada prinsipnya metode akupunktur sam
dengan acupressure yang membedakan terapi
akupresure tidak menggunakan jarum dalam
proses pengobatannya.
III.13 Akupresure Dalam Pengobatan Tradisional
• dalam pengobatan tradisional dikenal berbagai macam
metode yang sering tidak dapat di pisahkan satu sama
lain di antaranya, model akupunktur, herbal/oabat
bahan alam (jamu), senam/gerak badan, pijat
(akupresure,kerokan,timung). Tetapi secara garis besar
dapat di bedakan menjadi 2 yaitu :

Pengobatan pasif : Penderita menerima rangsangan


tanpa melakukan aktifitas
Contohnya : Akupresure, akupunktur, dan herbal.
Pengobatan aktif : Penderita hanya menerima
petunjuk untuk melakukan aktifitas sendiri.
Contoh : senam, tai chi, pencak silat.
III.14 Prinsip dasar Akupresure
teknik akupresure sangat sedehana namun
harus tepat lokasi, dan kekuatan tekanan.
Tepat lokasi adalah sasaran harus sesuai
dengan pengobatan seperti titik akupunktur
atau titik ashe point. Kekuatan tekanan sesuai
dengan reaksi pengobatan yang diharapkan
jangan sampai memperparah atau merusak
jaringan maupun otot.
Sasaran pada terapi akupresure adalah otot
dan jaringan lunak yang traumatis, titik
akupunktur untuk fungsional organ,
persendian, peredaran darah, dan sistem
meridian. Kontra indikasi untuk dilakukannya
akupresure apabila adanya luka/pendarahan,
infeksi akut, adanya tumor, kelainan mental,
TBC pada kulit, kondisi hamil, dalam keadaan
mabuk dan adanya penyakit jantung akut.
Persyratan dilakukannya akupresure
tekanannya meningkat secara granduli,
tekanan akupresure harus sampai te’chi. Posisi
tubuh pasien saat dilakukannya terapi antara
lain, duduk, berbaring terlentang maupun
tengkurap, dan berbaring miring. Alat yang di
pakai untuk terapi akupresure antara lain
tangan dan bagian dari lengan bisa dengan
ujung jari buku jari sisi tangan atupun siku.
Peralatan sederhana seperti kayu, batu tulang
yang mempunyai ujung yang tumpul.
III.15 Teknik manipulasi dan rangsangan dari
akupresure
Berbagai cara dipakai untuk merangsang titik
akupunktur yang tersebar dipermukaan tubuh
untuk macam-macam keluhan, maka salah
satu teknik yang paling sederhana adalah
rangsangan dengan jari ataupun bagian
tangan/lengan. Dalam hal ini dapat
dikemukanan dengan berbagai teknik
manipulasi yang memenihi persyaratan,
diantaranya adalah
• A. Rangsangan yang diberikan harus optimal yang
berarti terasa sedang tetapi tidak terlalu ringan
sehingga diharapkan hasilnya.
• B. Rangsangan tidak makin menambah sakit
akibat inflamasi jaringan baru
• C. Dilakukan pada kulit yang “intact”, terdapat
luka ataupun penyakit kulit lain
• D. Tidak boleh dilakukan diatas tumor yang jinak
• E. Tidak boleh dilakukan diatas jaringan dengan
radang akut
• F. Rangsangan diberikan secara tepat dengan
memperhitungkan luas daerah yang akan dicapai
• Adapun macam-macam teknik akupresure antara
lain:
• Pressing (tekanan) pada bagian tubuh
menggunakan telapak tangan.
• Finger pressing tekanan menggunakan jari-jari
tangan
• Elbow pressing tekanan menggunakan siku
tangan
• Finger Rubbing tekanan dengan ibu jari diputar
• Stroking menggerus/menelurus
• Digging tekanan menggunakan buku jari di tekan
kuat dan lama karena titik akupunktur yang
dalam.
III.16 Teknik memijat pada terapi akupresur
Pertama kali yang harus diperhatikan sebelum
melakukan pijat akupresur adalah kondisi
umum penderita . pijat akupresure tidak boleh
dilakukan terhadap seseorang yang dalam
keadaan terlalu lapar dan perempuan yang
sedang hamil muda. Pemijatan bisa dilakukan
setelah menemukan titik akupunktur yang
tepat yaitu timbulnya te’chi (rasa linu) dalam
terapi akupresure pijatan bisa dilakukan
dengan menggunakan jari tangan
(jempol/telunjuk).
Lama dan banyaknya tekanan tergantung pada
jenis pijatannya. Pijatan untuk
menguatkan/tonifikasi maksimal 30 kali
penekanan untuk masing masing titik dan
pemutaran penekanannya searah jarum jam.
Sedangkan pemijatan untuk melemahkan
dapat dilakukan 50 kali dengan cara
pemijatannya berlawanan arah jarum jam
• III.17 Hipertensi menurut akupunktur
Disebabkan karena adanya fungsi yang-hati yang berlebihan
dengan pengaruhnya terhadap keempat organ zhang lain dan
semua itu tercakup sindrom yang se hati atau di sebut juga
kan huo (api hati).
Penyebab Hipertensi secara akupunktur antara lain
• Invasi api hati
Manifestasi: Pusing, sakit kepala, palpitasi, kulit memerah,
mata merah, rasa pahit dimulut urine kuning, sembelit, lidah
merah, selaput lidah kering dan kuning, nadi wiry
• Hiperaktivitas yang
Manifestasi: pusing, sakit kepala, sensai rasa berat di
kepala, dan ringan pada kaki, tinnitus, rasa panas di 5
center, palpitasi, insomnia, ingtan atau memori melemah,
lidah merah dengan selaput putih tipis, nadi cepat tready
dan wiry
• Rentensi dahak dan lembab
Manisfestasi: pusing,sakit kepala, rasa penuh di
dada, palpitasi, nafsu makan buruk, mual,
muntah, adanya dahak, selaput lidah ptih dan
lengket, nadi rolling
• Defisensi Qi dan stagnasi darah
Manifestasi: pusing, sakit kepala, kulit pucat,
palpitasi, sesak nafas, kelelahan, nafsu makan
berkurang, kuku kebiruan, keunguan pada
bibir, lidah keunguan dan gelap, nadi thread
Defisiensi Yin dan yang
Defisiensi Yin dan yang
Manifestasi: pusin, sakit kepala, kulit pucat,
tinnitus, palpitasi, sesak nafas disertai asma
setelah, melakukan gerakan, kelemahan dan
rasa sakit pada punggung bagian bawah dan
lutut, imsonia dan tidur terganggu, bengkak,
lidah merah dan pucat dengan selaput putih,
nadi thread.
III.19 Pemilihan titik akupunktur untuk
hipertensi
LV3 Taicong
Lokasi titik LV3 Taichong terletak pada lekuk distal dari
pertemuan basis os metatarsal I dan II penusukan
tegak lurus 0,5 cun
LI4 Hegu
Lokasi titik LI 4 Hegu diantara os metakarpalis I
dan II pertengahan tepi radialis os
metakarpalis penusukan tegak lurus 0,5-1 cun.
ST 36 Zusanli
Tiga cun di bawah Dubi ST 35 pada garis
penghubung Dubi dan Jiexi ST41 satu jari
fibular dari Krista tibialis penusukan tegak
lurus 0,5-1,5 cun.
BAB IV
IV.1. Kerangka konsep
Penyebab hipertensi
secara konvensional : Terapi hipertensi
1.Hipertensi primer menurut tradisional
yaitu: china
a.Faktor genetik. 1.Akupunktur
b.Faktor lingkungan 2.Akupresur
c. Faktor usia 3.Kop
d.Faktor stress 4.Qigong
2. Hipertensi sekunder : 5.Moksibusi
a.Koarktasio aorta
b.Stenosis arteri renalis
c.Obat-obatan anti
inflamasi
HIPERTENSI PADA
LANSIA
Penyebab Hipertensi
Secara Akupunktur :
1. Serangan api hati
2. Hiperaktifitas Yang
3. Retensi dahak
4. Defesiensi qi dan
stagnasi darah PERUBAHAN
5. Defisiensi yin dan TEKANAN DARAH
yang
• Keterangan :
Diteliti :
Tidak diteliti :

Penyebab hipertensi secara konvensional adalah : 1.


Hipertensi primer yaitu faktor genetik,faktor
lingkungan,faktor usia,faktor stress. 2.Hipertensi
sekunder yaitu, koartasio aorta, Stenosis arteri renalis,
Obat-obatan anti inflamasi. Sedangkan penyebab
dipertensi secara akupunktur adalah serangan api hati,
hiperaktifitas yang, retensi dahak dan
lembab,defisiensi qi dan stagnasi darah, dan defisiensi
yin dan yang. pengobtan hipertensi dalam tradisional
cina ada bebarapa jenis diantaranya
Akupunktur,akupresure, kop, herbal, dan moksibusi.
Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti kombinasi
akupunkture dengan akupresure terhadap perubahan
tekanan darah penderita hipertensi pada lansia.
BAB V
METODE PENELITIAN
• V.1. Jenis dan desain penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimental
semu dengan menggunakan model non randomized Pre-
post test control Grup design dengan menggunakan
kelompok subyek dimana ke dua kelompok tersebut akan
dilakukan pegukuran sebelum dan sesudah terapi
kemudian dibandingkan. (Budijanto,2005)
• V.2. Populasi penelitian
Populasi yang digunakan adalah lansia yang mengalami
hipertensi yang berada di puskesmas krembangan
Surabaya berjumlah 12 orang yang mengalami hipertensi
• V.3. Sampel penelitian.

• Sampel penelitian ini menggunakan purposive sampling.


Dengan sampel yang digunakan adalah lansia penderita
hipertensi dengan jumlah 12 orang yang berada dipuskesmas
krembangan Surabaya yaitu 12 orang dilakukan penusukan
akupunktur tubuh di kombinasikan dengan akupresure.
• Sampel ini kemudian akan secara langsung di ambil pada saat
penelitian dilakukan dengan kreterian inklusi dan eksklusi.
• Kreteria insklusi yang akan digunakan adalah:
• Pasien yang berusia di atas 60 tahun
• Pasien yang menderita hipertensi laki-laki maupun
perempuan
• Pasien yang bersedia income concent
• Kreteria eksklusi yang akan digunakan
• Responden yang mempunyai infeksi di kulit
• Pasien yang bukan penderita hipertensi
• V.4. Lokasi dan waktu penelitian.
• V.4.1 lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di puskesmas
krembangan Surabaya
• V.4.2 waktu penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan
oktober 2016 sampai agustus 2017.
No Kegiata Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt

n 2016 2016 2016 2016 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017

1 Pembuat

an

proposal

2 Pengum

pulan

data

3 Penelitia

4 Konsulta

si

5 Ujian
• V.5. Variabel penelitian.
1. Variabel bebas.
Variable bebas atau independent variable dalam
penelitian ini adalah terapi akupunktur tubuh
pada titik LI4 Hegu, ST36 Zusanli, LV3 taichong
di kombinasi dengan akupresure.
2. Variabel terikat
Variable terikat (dependent variable) pada
penelitian kali ini adalah tekanan darah
penderita hipertensi pada lansia.
• V.5.1. Hubungan variable
Hubungan variable dalam penelitian adalah :
Terapi Akupunktur
Tekanan darah penderta
tubuh di kombinasi
hipertensi pada lansia
dengan akupresure

V.5.2. Definisi operasional Variabel


No Variabel Definisi operasional Kreteria Alat Skala
ukur

1
Usia Satuan waktu yang mengukur a. 60-65 Ktp Nominal
waktu keberadaan suatu benda atau tahun
makhluk hidup maupun mati b. 66-79
tahun
c. >71 tahun
2
Jenis Perbedaan bentuk sifat fungsi a.laki-laki Ktp Nominal
kelamin biologis antara laki-laki dan b.perempuan
perempuan.
3 -
Titik LI4 Lokasi titik LI 4 Hegu diantara os - Nominal
metakarpalis I dan II pertengahan
tepi radialis os metakarpalis
4 -
Titik Tiga cun di bawah Dubi ST 35 pada - Nominal
ST36 garis penghubung Dubi dan Jiexi
ST41 satu jari fibular dari Krista
tibialis penusukan tegak lurus 0,5-
1,5 cun.
No Variabel Definisi operasional Kreteria Alat ukur Skala

5 Titik Lokasi titik LV3 Taichong terletak - - Nominal


lv3 pada lekuk distal dari pertemuan basis
os metatarsal I dan II penusukan tegak
lurus 0,5 cun.

6 Akupres Akupressure yang biasa di kenal - - Nominal


ure dengan terapi totok/tusukan jari
adalah salah satu bentuk fisioterapi
dengan memberikan pemijatan dan
stimulasi pada titik tertentu pada
tubuh
No Variabel Definisi operasional Kreteria Alat ukur Skala

Tekanan darah yang 1.normal


7. Hipertensi melebihi tekanan darah <120/80mmHg Thermometer Interval
normal dan dapat di ukur 2. pre Hipertensi
menggunakan 120/80mmHg-
thermometer 139-89mmHg
3. hipertensi
tipe1
140/90mmHg-
159/99mmHg
4.hipertensi
tipe2
>160/100mmHg

Anda mungkin juga menyukai