Anda di halaman 1dari 51

BAB 1

• latar Belakang
Diabetes mellitus adalah penyakit yang kronik dan tidak ada obatnya, akan tetapi
dapat dikontrol melalui kadar gula dalam darah, dimana tubuh tidak dapat
menghasilkan insulin dengan semestinya, sehingga orang yang menderita diabetes
mellitus dapat dilihat dari hasil kadar gula dalam darahnya. (Prince, 1995)
Menurut Word Health Organization (WHO) diabetes mellitus didasarkan pada
pengukuran kadar glukosa dalam darah. Dari definisi tersebut diabetes dibagi
menjadi dua kelompok yaitu diabetes mellitus tipe 1 yang tergantung dengan
insulin dan kolompok diabetes mellitus tipe 2 yang tidak tergantung insulin
Menurut teori akupunktur, diabetes mellitus dikenal dengan istilah Xiao Ke. Saat
Seseorang menderita penyakit ini secara otomatis akan mengalami kehilangan
berat badan secara drastis serta merasa merasa haus yang berlebih. Gejala klinis
yang timbul begitu khas yaitu polidipsi, poliurin dan poliphagi. Patogenesis dari
diabetes mellitus adalah defisiensi yin dan akumulasi panas, organ utama yang
terserang adalah paru, lambung dan ginjal. (Chen, 2011)
LANJUTAN
Menurut data statistik dari Word Health Organization (WHO) jumlah penderita
diabetes di Indonesia akan mengalami peningkatan yang cukup drastis sebesar 152%
dalam kurun waktu 30 tahun. Pada tahun 2000 penderita diabetes mellitus di
Indonesia sudah mencapai 8.426.000 dan di prediksi akan mencapai 21.257.000 pada
tahun 2030.(WHO,2014)
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan
antara terapi akupunktur tubuh dengan terapi akupunktur telinga terhadap perubahan
kadar glukosa darah acak pada lansia sehingga dapat mencegah sejak dini dan
mengambil langkah terapi untuk mengatasi diabetes mellitus.
Identifikasi Masalah

• Ada beberapa hal yang dapat


menyebabkan naiknya kadar glukosa darah
antara lain :
• Genetik atau faktor keturunan
• Pola hidup
• Pola olahraga
• Obesitas
Batasan Masalah

• Mengingat banyaknya faktor yang dapat


mempengaruhi gejala dan penanganan bagi
penderita diabetes mellitus, maka peneliti akan
membahas tentang perbandingan antara terapi
akupunktur tubuh (ST 36 Zusanli, SP 3 Taibai, SP 6
Sanyijiao,LI 4 Hegu) dan terapi akupunktur telinga
(Pancreas-Gallbladder, Endokrine, Triple Energy)
dengan akupunktur tubuh (ST 36 Zusanli, SP 3
Taibai, SP 6 Sanyinjiao, LI 4 Hegu) terhadap
perubahan kadar glukosa darah puasa bagi
penderita diabetes mellitus pada Lansia di
Puskesmas Krembangan Surabaya.
Rumusan Masalah

• Bagaimana perbandingan antara terapi


akupunktur tubuh (ST 36 Zusanli, SP 3 Taibai,
SP 6 Sanyijiao,LI 4 Hegu) dan terapi
akupunktur telinga (Pancreas-Gallbladder,
Endokrine, Triple Energy) dengan akupunktur
tubuh (ST 36 Zusanli, SP 3 Taibai, SP 6
Sanyinjiao, LI 4 Hegu) berpengaruh terhadap
perubahan kadar glukosa darah puasa bagi
penderita diabetes mellitus pada Lansia di
Puskesmas Krembangan Surabaya ?
BAB II

• II.1. Tujuan Umum


Secara umum penelitian ini di lakukan untuk mengetahui
perbandingan antara terapi akupunktur tubuh (ST 36
Zusanli, SP 3 Taibai, SP 6 Sanyijiao,LI 4 Hegu) dan terapi
akupunktur telinga (Pancreas-Gallbladder, Endokrine,
Triple Energy) dengan akupunktur tubuh (ST 36 Zusanli,
SP 3 Taibai, SP 6 Sanyinjiao, LI 4 Hegu) terhadap
perubahan kadar glukosa darah puasa bagi penderita
diabetes mellitus pada usia lanjut di Puskesmas
Krembangan Surabaya pada bulan Oktober 2016 –
Agustus 2017.
Tujuan Khusus

• Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah :


1. Mengetahui karakteristik pasien diabetes mellitus di Puskesmas Krembangan
Surabaya
2. Mengetahui kadar glukosa darah puasa penderita diabetes mellitus sebelum dan
sesudah melakukan terapi akupunktur tubuh (ST 36 Zusanli, SP 3 Taibai, SP 6
Sanyijiao,LI 4 Hegu) dan terapi akupunktur telinga (Pancreas-Gallbladder,
Endokrine, Triple Energy) di Puskesmas Krembangan Surabaya
3. Mengetahui kadar glukosa darah puasa penderita diabetes mellitus sebelum dan
sesudah melakukan terapi akupunktur tubuh (ST 36 Zusanli, SP 3 Taibai, SP 6
Sanyijiao,LI 4 Hegu) di Puskesmas Krembangan Surabaya
4. Membandingkan hasil antara terapi akupunktur tubuh (ST 36 Zusanli, SP 3 Taibai,
SP 6 Sanyijiao,LI 4 Hegu) dan terapi akupunktur telinga (Pancreas-Gallbladder,
Endokrine, Triple Energy) dengan akupunktur tubuh (ST 36 Zusanli, SP 3 Taibai,
SP 6 Sanyinjiao, LI 4 Hegu) terhadap perubahan kadar glukosa darah puasa bagi
penderita diabetes mellitus pada Lansia di Puskesmas Krembangan Surabaya
. Manfaat Penelitian

• Setelah di lakukan penelitian kadar glukosa darah


puasa tersebut, maka manfaat yang di peroleh, adalah :
• Bagi Peneliti
Peneliti melakukan penelitian sekaligus mengetahui cara
dan pengaruh terapi akupunktur tubuh dan terapi
akupunktur telinga untuk penderita diabetes mellitus
pada Lansia.
• Bagi Institusi
Penelitian ini dapat menjadi referensi dan pertimbangan
dalam bidang akupunktur mengenai terapi akupunktur
tubuh dan telinga untuk kasus diabetes mellitus pada
Lansia.
• Bagi Masyarakat
a) Dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman baru
tentang diabetes mellitus pada lansia dalam ilmu medis
maupun akupunktur di dunia kesehatan
b) Agar terapi akupunktur tubuh dan terapi akupunktur
telinga dapat di gunakan untuk pilihan pengobatan bagi
penderita diabetes mellitus.
• Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian di harapkan bisa bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bahwa terapi
akupunktur tubuh dan terapi akupunktur telinga bisa
mengurangi kadar glukosa dalam darah saat puasa bagi
penderita diabetes mellitus untuk usia lanjut.
BAB III

• Lanjut usia (Lansia)


• Lansia adalah keadaan yang ditandai dengan gagalnya seseorang
dalam mempertahankan keseimbangan terhadap kesehatan dan kondisi
stres fisiologi. Lansia juga berkaitan dengan penurunan dalam
mempertahankan hidup dan kepekaan secara individual. Pada tahap ini
individu mengalami banyak sekali perubahan baik secara fisik maupun
mental yang mengakibatkan terbatasnya fungsi dan kemampuan untuk
melakukan aktifitasnya sehari-hari.
• Menurut WHO lansia adalah dimana pria atau wanita yang telah
mencapai usia 60-74 tahun. Menurut UU No. 13 tahun 1998 lansia adalah
saat seseorang sudah mencapai usia lebih dari 60 tahun.
• Dengan adanya penurunan kesehatan dan fisik tersebut membuat
lansia harus lebih memperhatikan perawatan terhadap dirinya sebaik
mungkin, perawatan yang diberikan dapat berupa menjaga pola makan,
olahraga, istirahat dan terapi.
Perubahan yang dialami lansia

• Perubahan yang dialami akibat penuaan


adalah sebagai berikut:
1. Penurunan fungsi fisik
2. Perubahan mental
3. Perubahan
4. Perubahan spiritual
. Masalah pada lansia

• Lansia identik dengan penurunan daya tahan


tubuh dan mengalami berbagai macam penyakit.
Masalah yang sering terjadi pada lansia antara
lain mudah jatuh, mudah lelah, nyeri dada, sesak
nafas pada saat melakuakan aktifitas fisik,
berdebar-debar, pembengkakan kaki bagian
bawah, nyeri punggung bawah atau pinggang,
nyeri pada sendi pinggul, berat badan yang
menurun, memgompol, gangguan penglihatan,
gangguan tidur, keluhan pusing , kesemutan serta
gatal. (Bandiyah, 2009)
Penyakit yang paling sering terjadi
pada lansia
• Ada beberapa penyakit yang paling sering
terjadi pada lansia adalah sebagai berikut:
• Osteo Artritis (OA)
• Osteoporosis
• Osteoporosis
• Hipertensi
• Diabetes Mellitus
• Dimensia
• Penyakit jantung koroner
• Kanker
Diabetes Mellitus

• Diabetes mellitus merupakan penyakit kronik yang yang


mempunyai tanda awal yaitu peningkatan kadar glukosa dalam
darah akibat gangguan metabolisme di dalam tubuh. Akan tetapi
penyakit ini masih bisa dikontrol bila kadar insulinnya dapat di
kendalikan baik yang absolut maupun yang relatif sehingga kadar
glukosa dalam darah tidak dapat naik diatas batas normalnya.
(RISKESDAS, 2013)
• Insulin adalah zat yang dihasilkan oleh pancreas untuk
mengolah zal gula darah (glukosa) yang menjadi energi bagi tubuh.
Glukosa berasal dari dua sumber yaitu makanan dan hati. Gejala
diabetes diantaranya: polidipsi (rasa haus yang berlebih), poliuri
(sering kencing) terutama malam hari, poliphagi (sering merasa
lapar), berat badan turun dengan cepat, kesemutan pada tangan
dan kaki, gatal-gatal, penglihatan kabur, impotensi,luka sulit
sembuh dan keputihan. (Syahban, 2011)
Penyebab Diabetes Mellitus

• Yang dapat menyebabkan Diabtes Mellitus antara lain :


• Genetik atau faktor keturunan
• Diabetes Mellitus termasuk ke dalam penyakit yang dapat diwariskan. Gen adalah sel yang dapat
membawa sifat yang bisa di wariskan orang tua kepada keturunannya. Anak yang dilahirkan oleh
orang tua yang menderita Diabetes tipe 2 maka anak tersebut memiliki resiko sekitar 30% terkena
Diabetes Mellitus. (Kurniadi. 2014)
• Pola hidup
• Pola makan yang salah dan cenderung menyukai makanan manis dn cepat saji serta
berlemak secara terus menerus akan mengakibatkan perubahan pada pancreas. (Hartini. 2011)
• Pola olahraga
• Orang yang jarang berolahraga memiliki resiko yang lebih besar terkena Diabetes Mellitus
karena olahraga berfungsi untuk membakar kalori yang berlebih pada tubuh. Kalori yang berlebih
merupakan faktor penyebab Diabetes Mellitus. (Kurniadi. 2014)
• Obesitas
• Orang yang memiliki tubuh gemuk memerlukan insulin yang lebih banyak untuk mengatur
metabolisme tubuhnya (Guyton, 1995)
Patofisiologi Diabetes Mellitus
• Diabetes Mellitus tipe 1
Yaitu diabetes yang bergantung pada penyuntikan insulin. Penyebab diabetes
tipe 1 karena sel-sel β yang menghasilkan insulin dihancurkan oleh suatu
otoimun, biasanya terjadi pada usia muda yaitu < 30 tahun. (Sylvia, 2001)
• Diabetes Mellitus tipe 2
Yaitu diabetes yang tidak bergantung pada suntik insuli, karena sel-sel β
pancreas tetap menghasilkan insulin. kondisi ini menyebabkan dehidrasi
berat yang merupakan ciri khas dari keadaan ketoasidosis. (Elizabeth,
2001)
• Diabetes Mellitus Gestational
• Merupakan penyakit diabetes mellitus yang muncul pada saat mengalami
kehamilan padahal sebelumnya kadar glukosa selalu normal, diabetes
mellitus pada masa kehamilan bisa menimbulkan bahaya bagi janin jika
tidak segera melakukan pengobatan dengan tepat. (Sylvia, 2001)
Komplikasi Diabetes Mellitus

Diabetes di klisifikasikan menjadi dua yaitu komplikasi metabolik akut dan komplikasi
kronis
• Komplikasi metabolik akut meliputi :
• Infeksi yang sulit sembuh
• Hal ini di karenakan penderita diabetes mellitus mudah mangalami infeksi
akibat berkurangnya kekuatan sel darah putih untuk membunuh kuman.
• Koma non – ketosis hyperosmolar (koma hiperglikemia)
• Karena keadaan kadar glukosan darah yang sangat tinggi sehingga membuat
penderita diabetes mellitus menjadi koma.
• Hipoglikemi
• Karena keadaan glukosa darah yang rendah dan keadaan ini lebih berbahaya
jika dibandingkan dengan hiperglikemi.
• Koma hipoglikemi
• Merupakan keadaan yang sangat gawat bila tidak ditangani dengan cepat
maka akan mangakibatkan kematian. (Mahendra, 2008)
• Komplikasi kronis meliputi :
• Penyakit jantung dan pembuluh darah
Arterosklerosis adalah sebuah keadaan dimana arteri menebal dan
menyempit akibat penumpukan lemak di pembuluh darah.
• Kerusakan pada ginjal (Nefropati)
Karena diabetes mempengaruhi darah kecil di ginjal sehingga mengakibatkan
efisiensi ginjal untuk melakukan penyaringan darah terganggu.
• Kerusakan darah (Neuropati)
Glukosa darah yang tinggi mengakibatkan hancurnya serabut saraf dan satu
lapisan lemak di sekitar saraf dan saraf yang rusak tidak bisa mengirim
sinyal ke otak, sehingga mengakibatkan tubuh kehilangan indera perasa.
• Kerusakan mata (Retinopatik)
Retina mata terganggu sehingga terjadi kehilangan sebagian atau seluruh
penglihatan mata. (Misnadiarly,2006)
. Kadar Glukosa Darah

• Menurut WHO tahun 1999 dan American


Diabetes Assosiation tahun 2003, penegakan
diagnosa kadar glukosa darah normal
(RISKESDAS, 2007) adalah sebagai berikut :
• 8 jam sebelum makan/setelah bangun pagi :
70-110 mg/dl
• 2 jam setelah makan :
70-125 mg/dl
• Acak :
≤ 200 mg/dl
.Penanganan Diabetes Mellitus

• Berikut adalah beberapa jenis penangan untuk


penderita diabetes mellitus :
• Penanganan untuk Diabetes Mellitus tipe 1
• Terapi insulin
• Penanganan untuk Diabetes Mellitus tipe 2
• Obat antidiabetik oral
• Penanganan untuk Diabetes Mellitus pada kehamilan
• Suntikan insulin jika kadar gula dalam darah tidak
bisa dicapai hanya dengan diet. (Kowalak, 2012)
Pengertian Akupunktur

Akupunktur adalah ilmu pengobatan yang berasal


dari negeri cina yang telah dikenal sejak 4000 –
5000 tahun yang lalu. Menurut buku Huang Ti Nei
Ching (The Yellow Emperror’s Classic of Internal
Medicine). Dan secara harfiah akupunktur berasal
dari kata Acus = jarum dan Puncture = tusuk, dan
dalam bahasa cina di sebut Cen Jiu. Jadi
akupunktur merupakan pengobatan dengan
menusukan jarum kearea tertentu pada tubuh.
(Saputra, 2005)
• Seiring berkembangnya zaman akupunktur pun
mulai di kembangkan dengan berbagai
spesialisasi dan di gunakan sejak 2000 tahun SM
di cina. Dan jenis-jenis tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Akupunktur Analgesia (Analgecia Acupuncture)
2. Akupunktur Telinga (Ear Acupuncture)
3. Akupunktur kulit kepala (Scalp Acupuncture)
4. Wrist and Ankle acupuncture
5. Hand and Foot Acupuncture
Diabetes Mellitus menurut
Akupunktur
• Diabetes Mellitus secara Akupunktur
dikenal dengan Xio Ke. Seseorang yang
menderita penyakit ini akan mengalami
kehilangan berat badan secara drastis serta
merasa merasa haus yang berlebih. Gejala
klinisnya begitu khas yaitu polidipsi, poliurin
dan poliphagi. Patogenesis dari diabetes
mellitus adalah defisiensi yin dan akumulasi
panas, organ utama yang terserang adalah
paru, lambung dan ginjal. (Chen, 2011)
Penyebab naiknya Kadar Gula Darah
menurut Akupunktur
• Penyebab naiknya kadar gula darah menurut Akupunktur
dikarenakan pola emosi atau stress. Pola emosi yang berlebih akan
mengakibatkan stagnasi Qi hati yang secara perlahan berubah
menjadi api hati. Api hati kemudian akan menghina fan
mengkonsumsi yin paru, sehingga cairan tubuh menjadi kering di
serap api hati dan mengakibatkan rasa haus yang berlebih.
• pola makan yang salah seperti terlalu sering makan–makanan yang
pedas, berminyak, serta manis akan mengganggu fungsi limpa dan
lambung dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan Akumulasi
panas di limpa lambung.
• Aktivitas sex yang berlebih akan mengkonsumsi yin ginjal sehingga
akan berubah menjadi panas dan akan menyerang Jiao bawah
sehingga memperburuk kondisi tubuh dan terjadilah Poliuri.(Bai
Xinghua, 1996)
Differensiasi Sindrom Diabetes
Mellitus
• Menurut Chen (2011), deferensiasi
sindrom diabetes mellitus sebagai berikut :
• Panas yang mengkonsumsi cairan paru
• Ekeses panas dilambung
• Defisiensi yin ginjal
• Defisiensi yin dan yang
Terapi Akupunktur untuk Diabetes
Mellitus
• Menurut Bai Xinghua (1996) dan Zang Zhi
long (2007) diabetes mellitus adalah defisiensi
yin dan akumulasi panas di organ paru,
lambung, ginjal dan limpa. Oleh karena itu
titik utama yang di gunakan adalah ST 36
Zusanli, SP 6 Sanyinjiao, SP 3 Taibai dan LI 4
Hegu. Fungsi dari titik ini adalah untuk
menghilangkan panas diparu dan lambung
serta menutrisi yin dengan manguatkan limpa
dan ginjal.
Akupunktur Telinga

• Akupunktur telinga adalah suatu pengobatan


dimana menggunakan jarum yang ditusukan pada
suatu titik di daerah telinga luar dengan tujuan
untuk menyembuhkan suatu penyakit.
(Soetopo,1983)
• Akupunktur telinga merupakan proyeksi dari
cortex otak dan topografi titik di teinga,
berhubungan dengan oragan dalam, tungkai,
tulang punggung, endokrin dan system organ
lainnya. (Oleson, 1996)
Mekanisme Akupuntur telinga

• Menurut Soetopo (1983) ada beberapa mekanisme


dari akupunktur telinga yaitu:
• Ditinjau dari Teori Meridian
Telinga merupakan tempat berkumpulnya meridian. Dengan
terjalinnya hubungan 12 meridian tersebut dengan tellinga
maka bila telinga diberikan stimulasi dengan jarum akan
melancarkan energy vital, mengembalikan keseimbangan
Yin dan Yang serta akan mempengaruhi seluruh tubuh.
• Ditinjau dari Kedokteran
Daun telinga berhubungan erat dengansusunan saraf tingkat
tinggi dan organ viscera dalam tubuh, saraf-saraf otak yang
mensarafi daun telinga tersebut berhubungan erat dengan
serabut saraf-saraf otak lainnya dalam cortex cerebrum.
Cara pemeriksaan Akupunktur Telinga

• Menurut kushardjito (1995) untuk menegakan


diagnosa akupunktur telinga memerlukan 2 tahapan yaitu :
• Wang (Observasi)
Dalam observasi diperlukan penerangan yang cukup dan kaca
pembesar. Bertujuan untuk melihat perubahan warna pada
daun telinga perubahan keabu-abuan, merah, hijau, orange
menginteprestasikan sesuai dengan warna teori dalam 5
unsur.
• Tse (Palpasi)
Pemeriksaan daun telinga dengan ibu jari dan jari telunjuk
untuk meraba seluruh permukaan telinga keras, kaku,
lunak, lemas, berpasir, nyeri saat ditekan, abses atau
runcing dan tajam.
Cara mendeteksi titik-titik Patologis
Daun Telinga
• Menurut kushardjito (1995) ada beberapa alat
bantu yang dapat digunakan untuk mencari titik-titik
patologis daun telinga antara lain :
1. Matchstick batang korek
2. Ujung bUllpoint
3. Ujung ampule obat
4. Ujung tumpul jarum akupunktur
5. Punctoscop, merupakan pressure palpator terbuat
dari karet dengan daya tekan 110 gr/mm²
6. Hammer elektronik. Hammer ini digunakan untuk
merekam reaksi ACR (Auriculo Cardiac Reflex)
Alasan pemilihan titik Akupunktur

• Berdasarkan Pengalaman atau Pemikiran


– Memilih titik berdasarkan dengan daerah yang sakit, misalnnya titik stomach
digunakan untuk gangguan lambung seperti gastritis.
– Memilih titik sesuai dengan teori akupunktur, misalnnya untuk penyakit mata
selain dengan titik akupunktur telinga eye juga bisa dengan titik liver.
– Memilih titik sesuai dengan patofisologi ilmu kedokteran misalnnya untuk
menorhagia digunakan titik akupunktur telinga subcortex, endocrine dan
internal genitals. (Chenghongfang, 1998)
• Berdasarkan sistem yang sakit
 Sistem Gastrointestinal menggunakan titik akupunktur telinga stomach
 Sistem sirkulasi menggunakan titik akupunktur telinga hearth, lung,
adrenal, shenmen dan endokrin
 Penyakit saraf dan mental menggunakan titik akupunktur telinga
subcortex, hearth, stomach, splee dan kidney.(Chenghongfang, 1998)
. Kontra Indikasi Dalam Akupunktur
Telinga
• Menurut soetopo (1983) ada beberapa
kontra indikasi dalam penusukan akupunktur
telinga yaitu :
1. Wanita hamil sebelum 5 bulan
2. Pasien yang terlalu lelah
3. Pasien anemia
4. Seseorang yang sedang mengalami infeksi
Titik Akupunktur Telinga yang
digunakan untuk Diabetes Mellitus
• Menurut Chenghongfang (1998) titik
akupunktur telinga yang bisa digunakan untuk
menurunkan kadar glukosa darah penderita
Diabetes Mellitus adalah
• Pancreas – gallbladder
• endocrine
• triple energy
BAB IV
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
Faktor penyebab DM
secara konvesional :
AKUPUNKTUR
1. Keturunan
2. Pola hidup
3. Pola olahraga
4. Obesitas
Diabetes Mellitus Perubahan kadar
Pada Lansia Glukosa Puasa
Faktor penyebab DM secara
akupunktur :
Panas yang mengkonsumsi cairan
paru
Ekses panas di lambung Obat Oral dan
Defisiensi yin ginjal Insulin
Defisiensi yin dan yang
• Penjelasan kerangka konsep
Diabetes mellitus dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu secara konvesional
dan secara akupunktur. Secara konvesional diabtes mellitus disebabkan
oleh keturunan, pola hidup, pola olahraga dan obesitas . secara
akupunktur diabetes mellitus disebabkan oleh panas yang mengkonsumsi
cairan paru, ekses panas dilambung, defisiensi yin ginjal dan defisiensi yin
dan yang. Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah terapi akupunktur
tubuh dikombinasikan dengan akupunktur telinga dan akupunktur telinga
untuk mengetahui adakah perubahan dari kadar glukosa darah acak
penderita diabetes mellitus.
• Hipotesis
Perubahan gula dalam darah acak dengan menggunakan kombinasi
akupunktur tubuh dan akupunktur telinga akan lebih baik hasilnya
dibandingkan akupunktur tubuh pada lansia penderita diabetes mellitus di
puskesmas krembangan Surabaya bulan Oktober 2016 – Agustus 2017.
BAB V
METODE PENELITIAN

• V.1. Jenis dan desain penelitian


Metode penelitian ini menggunakan metode
eksperimental semu dengan menggunakan
model Non Randomized Pre-Post Test Control
Group Design dengan menggunakan dua
kelompok subjek dimana ke dua kelompok
tersebut akan dilakukan pengukuran sebelum
dan sesudah terapi kemudian dibandingkan.
Populasi Penelitian

• Populasi yang digunakan adalah lansia yang


mengalami Diabetes Mellitus yang berada di
Puskesmas Krembangan Surabaya.
Sampel Penelitian

• Sampel penelitian ini menggunakan purposive sampling, dengan


sampel yang digunakan adalah lansia penderita Diabetes Mellitus
dengan jumlah 12 orang yang berada di Puskesmas Krembangan
Surabaya yang di bagi menjadi 2 kelompok yaitu 6 orang di lakukan
terapi akupunktur tubuh dan telinga dan yang 6 orang lagi
menggunakan akupunktur tubuh .
• Sampel ini kemudian akan langsung di ambil pada saat penelitian di
lakukan dengan mengggunakan Kriteria inklusi dan eksklusi.
• Kriteria inklusi yang di gunakan adalah :
1. Responden yang berusia 60 tahun atau lebih
2. Responden yang dapat berkomunikasi secara jelas dan tidak
memiliki gangguan pendengaran
3. Responden yang memiliki kadar gula darah ≥ 125 mg/dl di
Puskesmas Krembangan Surabaya
4. Responden memberikan ijin untuk di teliti
• Kriteria eksklusi yang akan di gunakan :
1. Responden yang di bawah usia 60 tahun
2. Responden yang tidak dapat berkomunikasi
dengan baik dan gangguan pendengaran
3. Responden penderita tidak memiliki kadar
glukosa ≤ 125 mg/dl
4. Responden bukan pasien di Puskesmas
Krembangan Surabaya
5. Responden tidak memberikan ijin untuk
dilakukan terapi
Lokasi dan waktu Penelitian

• Lokasi penelitian
Penelitian di lakukan di Puskesmas Krembangan
Surabaya Jalan Pesapen No. 70 Surabaya karena
memiliki posyandu lansia yang mendukung untuk
di lakukan penelitian
• Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini waktu yang di gunakan mulai
dari bulan September 2016 sampai bulan
Oktober 2017 dengan rincian sebagai berikut :
No Kegiatan Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu

2016 2016 2016 2016 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017

1 Pembuatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

proposal

2 Konsultasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 Pengumpul √ √

an data

4 Penelitian √ √

5 Ujian √
variabel penelitian

• Variabel bebas (Independen Variable)


Variabel bebas dalam dalam penelitian ini adalah
terapi akupunktur tubuh pada titik ST-36, SP-6,
SP-3, LI-4 di kombinasikan dengan akupunktur
telinga pad titik Pancreas-Galbladder, Endocrine,
Triple energy dan tubuh.
• Variabel terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat pada penelitian ini adalah kadar
glukosa dalam darah puasa pada lansia penderita
Diabetes Mellitus.
Hubungan variabel
• Hubungan variabel dalam penelitian ini
sebagai berikut :
• Variabel bebas Variabel terbuka

kadar glukosa puasa


Terapi akupunktur
padalansia penderita
tubuh dan telinga
Diabetes Mellitus
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Operasional Kriteria Alat ukur Skala

1 Usia Lama hidup seseorang a. 60 - 65 tahun KTP Nominal

semenjak ia dilahirkan sampai b. 66 – 70 tahun

saat ini c. > 71 tahun

2 Jenis kelamin Merupakan sesuatu yang a. Laki-laki KTP Nominal

membedakan bentuk, sifat b. perempuan

dan biologis laki-laki dan

perempuan

3 Titik ST-36 Tiga cun dibawah ST 35 Dubi Nominal

dan 1 jari fibula dari krista

tibialis.

4 Titik SP-6 tiga cun proksimal prominens Nominal

malleolus medialis tepat di

tepi posterior os tibia


5 Titik SP-3 Posterior dan proksimal dari Nominal

persendian metatarsofalangealis, pada batas warna

kulit gelap dan terang

6 Titik LI-4 Antara os metacarpal 1 dan 2 pertengahan tepi radial os Nominal

matakarpalis

7 Titik terletak pada posterior anterior dari concha superior Nominal

pancreas-

Galbllader

8 Titik pertengahan antara tragus dan anti tragus, ditengah- Nominal

Endocrine tengah dari cocha sebelah dalam.


9 Titik Triple Energy Terletak posterior dan Nominal

anterior dari saluran

pendengaran, diantara titik

lung dan endocrine

10 Diabetes Mellitus Jumlah glukosa (gula) dalam Kadar glukosa darah puasa Easy Touch GGU Ordinal

darah. Glukosa darah adalah ≥ 126 mg/dl, kadar glukosa

bahan bakar yang memberi darah 2 jam pp ≥ 200 mg/dl,

makan otak, sistem sraf dan kadar glukosa darah acak ≥

jaringan 150 mg/dl


Teknik dan Instrumen Pengumpulan
Data
• Teknik dan instrument pengumpulan data dari
penelitian ini yang akan di gunakan adalah
pengumpulan data sekunder dan primer. Data primer
di dapat dari hasil wawancara secara langsung
menggunakan kuesioner dan alat Easy Touch GGU
sebelum dan sesudah melakukan terapi akupunktur.
Data sekunder di dapat dari rekam medic di Puskesmas
Krembangan Surabaya.
• Jadi instrument pengumpulan data yang di
gunakan yaitu menggunakan kuesioner dan Easy Touch
GGU
Teknik Analisis Data

• Teknik analisa data yang di gunakan dalam penelitian melalui langkah-langkah sebagai
berikut :
• Pengolahan data
setelah data kuesioner di peroleh dan terkumpul maka data akan di masukan ke dalam sistem komputer
dalam program Microsoft atau SPSS
• kode data
kemudiaan dimasukan dalama system computer maka akan di berikan kode sebagai berikut :
1. usia
a) 60 – 65 di beri kode 1
b) 66 – 70 di beri kode kode 2
c) > 71 di beri kode 3
2. Jenis kelamin
a) Laki – laki di beri kode 1
b) Perempuan di beri kode 2
3. Pekerjaan
a) Ibu rumah tangga di beri kode 1
b) Pensiunan di beri kode 2
c) Pedagang di beri kode 3

Anda mungkin juga menyukai