Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN ANALISIS JURNAL “

Effectiveness of Acupressure on the Taichong Acupoint in Lowering Blood


Pressure in Patients with Hypertension: A Randomized Clinical Trial”

Disusun Oleh:

Kelompok 1 Stase Keperawatan Medikal Bedah

Dyla Annisa Putri

Diana Maf’ulah

Indri Yuliani

Endah Susilowati

Universitas Jenderal Soedirman

Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan

Jurusan Keperawatan

Program Studi Profesi Ners

Purwokerto

2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi atau darah tinggi merupakan masalah yang banyak ditemukan pada
masyarakat. Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik
lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolic lebih dari sama dengan 90 mmHg.
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer atau esensial
yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang disebabkan karena
penyakit yaitu ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, dan gangguan anak ginjal.
Hipertensi sering kali tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang terus-
menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karena
itu hipertensi perlu dideteksi dini dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala
(Sidabutar, 2009)
Menurut WHO tahun 2000 menunjukan sekitar 972 juta orang atau 26.4%
penduduk dunia menderita hipertensi dengan perandingan 50,54% pria dan 49,49%
wanita. Menurut Ardiansyah (2012) penderita hipertensi meningkat setiap tahunnya. Di
Indonesia sendiri prevalensi hipertensi tahun 2004 sekitar 14% dengan kisaran 13,4-
14,6%, sedangkan pada tahun 2008 meningkat menjadi 18%. Provinsi Jawa Tengah
menempati peringkat ketiga setelah jawa timur dan Bangka Belitung. Data Riskesdas
(2010) juga menyebutkan hipertensi sebagai penyebab kematian nomor tiga setelah
stroke dan tuberkolosis, jumlahnya mencapai 6,8% dari proporsi penyebab kematian
pada semua umur di Indonesia (Depkes, 2010).
Hipertensi sangat erat hbungannya dengan gaya hidup dan pola makan seseorang.
Hipertensi belum banyak diketahui sebagai penyakit berbahaya, padal hipertensi
termasuk penyakit pembunuh diam-diam, karena pada umumnya penderita hipertensi
merasa sehat dan tanpa keluhan. Dampak dari hipertensi ketika telah terjadi komplikasi
menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung coroner, fungsi ginjal,
stroke (Roza, 2016).
Menurut Prof. Tjandra upaya pencegahan dan penanggulangan hipertesni dimulai
dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dan perubahan pola hidup kearah yang lebih
sehat. Pelayanan dasar seperti puskesmas melakukan promosi kesehatan tentang
hipertensi seperti diet yang sehat dengan cara makan cukup sayur dan bua, rendah garam
dan lemak, rajin melakukan aktivitas dan tidak merokok. Sementara pencegahan tesier
difokuskan kepada upaya untuk mempertahankan kulalitas hidup penderita dengan
minum obat teratur agar tekanan darah dapat terkontrol dan tidak menyebabkan
komplikasi seperti gagal ginjal kronik, stroke dan jantung.
Penatalaksanaan hipertensi biasanya menggunakan farmakologi dengan golongan
obat ntihipertensi yang banyak digunakan adalah diuretic tiazid (misalnya
bendroflumetiazid), beta blocker misalnya propanolol, atenolol, penghambat angiotensin
converting enzymesmisalnya captropil. Enalapril, antagonis angiotensin II misalnya
candesartan, losartan, calcium channel blocker misalnya amlodipine, nifedipin dan alpha
blocker misalnya doksasozin (Smeltzer dan Bare, 2001). Berdasarkan hasil studi
pendahuluan yang dilakukan di RSUD Prof. DR. Margono Soekarjo di ruang mawar,
terdapat pasien dengan hipertensi murni dan pasien dengan hipertensi sekunder akibat
komplikasi CKD. Pasien mengatakan selama ini minuum obat penurun tekanan darah
saja tanpa melakukan terapi komplementer apapun. Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan
suatu tindakan yang dapat berupa terapi komplementer untuk menangani pasien
hipertensi.
Terapi non farmakologis menurut Sukanta, (2009) yaitu dapat menggunakan
akupresur. Akupresur merupakan terapi tusuk menggunakan jari dengan memberikan
penekanan dan pemijatan pada titik tertentu pada tubuh yang didasarkan pada prinsip
ilmu akupuntur (Fengge, 2012). Penekanan ujung-ujung jari tangan pada daerah tertentu
dipermukaan kulit yang berdampak positif terhadap kondisi fisik., mental, dan sosial
(Hartono, 2012). Rangsangan akupresur dapat menstimulasi sel mast untuk melepaskan
histamine sebagai meditor vasodilatasi pembuluh darah, sehingga terjadinya peningkatan
sirkulasi darah yang menjadikan tubuh lebih relaksasi dan akhirnya dapat menurunkan
tekanan darah (Adam, 2011). Akupresur merupakan terapi dengan prinsip healing touch
yang lebih menunjukan perilaku caring pada responden, sehingga dapat memberikan
perasaan tenang, nyaman, perasaan yang lebih diperhatikan yang dapat mendekatkan
hubungan terapeutik antara peneliti dan responden (Metha, 2007). Berdasarkan hal
tersebut, kami tertarik untuk menganalisis jurnal dengan judul: Effectiveness of
Acupressure on the Taichong Acupoint in Lowering Blood Pressure in Patients with
Hypertension: A Randomized Clinical Trial.
B. Tujuan
1. Melakukan review terhadap jurnal berjudul “Effectiveness of Acupressure on the
Taichong Acupoint in Lowering Blood Pressure in Patients with Hypertension: A
Randomized Clinical Trial”
2. Melakukan analisis terhadap jurnal berjudul Effectiveness of Acupressure on the
Taichong Acupoint in Lowering Blood Pressure in Patients with Hypertension: A
Randomized Clinical Trial”
3. Mengaplikasikan hasil jurnal “Effectiveness of Acupressure on the Taichong
Acupoint in Lowering Blood Pressure in Patients with Hypertension: A
Randomized Clinical Trial” terhadap ilmu keperawatan
BAB II

REVIEW JURNAL

A. Identitas Jurnal
a. Judul : Effectiveness of Acupressure on the Taichong Acupoint in Lowering
Blood Pressure in Patients with Hypertension: A Randomized Clinical Trial
b. Penulis : Gan-Hon Lin, Wei-Chun Chang, Kuan-Ju Chen, Chen-Chen
Tsai, Sung-Yuan Hu and Li-Li Chen
c. Tahun terbit : 2016
d. Penerbit : Hindawi Publishing Corporation
B. Tujuan Penelitian
Untuk mengevaluasi efektivitas akupresur pada titik Taichong dalam
menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien hipertensi.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian true eksperimental pre test-post
test with control grup design. Penelitian dilakukan di departemen kardiologi rumah
sakit pusat di Taiwan. Sampel yang dipilih adalah pasien dengan diagnosa hipertensi
primer dan tekanan darah sistolik 150-180 mmHg, berusia 40-75 tahun, rela
berpartisipasi dalam penelitian, serta bersedia menandatangani inform consent.
Sedangkan kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah pasien dengan diagnosa stroke
akut, sesak dada, nyeri jantung, telah mengonsumsi obat antihipertensi 2 jam sebelum
penelitian, terdapat luka pada titik taichong, cedera ekstremitas bawah, suhu > 37.5 C,
mengalami dyspnea, dan dalam masa kehamilan. Sampel dalam penelitian ini
berjumalah 80 pasien, yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu 40 pasien pada
kelompok intervensi Taichong, dan 40 pasien pada kelompok intervensi Sham.
Intervensi akupresur diberikan pada kedua kelompok, dengan titik yang
berbeda. Pada kelompok eksperimen, akupresur diaplikasikan pada titik Taichong di
kaki kanan (pada cekungan distal di persimpangan pertama dan tulang metatarsal
kedua di dorsum kaki). Sedangkan pada kelompok kontrol akupresur diaplikasikan
pada titik sham, yaitu sekitar 1 inci dari sisi medial titik Taichong pada metatarsal
pertama. Intervensi akupresur diberikan dengan menggunakan ibu jari untuk
memberikan tekanan ke titik akupresur secara tegak lurus. Tekanan diberikan dan
ditahan selama 5 detik dan kemudian dilepas selama 1 detik. Tekanan ini diulangi
sebanyak 30 kali atau sekitar 3 menit. Setelah itu kemudian dilakukan pengukuran
tekanan darah pada kedua kelompok, yaitu sesaat setelah pemberian intervensi, 15
menit dan 30 menit setelah pemberian intervensi.

Gambar 2.1 Titik Taichong dan Sham


D. Hasil Penelitian

Tabel 2.1 Karakteristik demografik responden


Kelompok intervensi rata-rata berusia 59.25 ±9.19 tahun dan kelompok
kontrol rata-rata berusia 62.70 ± 8.41 tahun. Mayoritas peserta di kedua kelompok sedang
menjalani pengobatan rutin, dan 45% peserta di masing-masing kelompok telah meminum
obat dalam 8 jam sebelum berpartisipasi dalam penelitian. Tekanan darah awal kelompok
intervensi sebesar 164.98 ± 16.72 mmHg dan pada kelompok kontrol 154.80 ± 14.99
mmHg.

Tabel 2.1 Perbedaan tekanan darah pada kedua kelompok

Tekanan darah sistolik dan diastolik kelompok eksperimen menurun pada 0, 15,
dan 30 menit setelah pemberian akupresur, yaitu dari 165.0/96.3 menjadi 150.4/92.7,
145.7/90.8, dan 142.9/88.6 mmHg. Tidak ada perubahan yang signifikan pada kelompok
kontrol. Hasil menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dalam tekanan darah
sistolik dan diastolik antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol segera setelah
akupresur, 15 dan 30 menits etelah akupresur dengan nilai 𝑝 <0,05.
E. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian akupresur pada titik Taichong
lebih efektif dibandingkan dengan titik Sham. Hal tersebut dapat terjadi karena titik
Taichong merupakan titik Yuan / sumber titik akupresur dari meridian hati, yang mana
stimulasi pada titik tersebut dapat menyebarkan energi positif dari hati. Titik Yuan
merupakan garis bujur tempat energi vital (Yuan Qi) dari organ zhang fu. Titik-titik
tersebut berhubungan dengan lima organ Yin dan pengaturan Yuan Qi. Pemberian
stimulasi pada titik Yuan Qi dapat menstimulasi energi vital dari titik meridian, serta
mengatur aktifitas fungsi organ internal. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan
bahwa akupresur pada titik Taichong mampu menstimulasi hati, sehingga memfasilitasi
kelancaran aliran energi sepanjang tubuh, sehingga tekanan darah sistolik dan diastolik
menurun.

F. Kelebihan dan kekurangan


Kelebihan jurnal ini pengukuran tekanan darah dilakukan dalam rentang waktu
yang berbeda, serta terdapat penjelasan mengenai mekanisme penurunan tekanan darah.
Kekurangan dari jurnal ini adalah tidak dijelaskan efek yang ditimbulkan dalam jangka
waktu yang lama serta frekuensi pemberian terapi yang dianjurkan dalam sehari. Selain
itu, pengukuran tekanan darah seharusnya dilakukan lewat pemeriksaan basal, yakni
pemeriksaan di pagi hari. Pemeriksaan basal berfungsi untuk mengetahui apakah terapi
benar-benar efektif dalam waktu jangka panjang, sehingga peneliti bisa mengetahui
bagaimana efek akupresur pada titik taichong dapat bertahan jangka panjang atau tidak.

G. Kesenjangan Teori dengan Praktek


Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia baik di negara
maju maupun berkembang. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, penanganan hipertensi di
ruang perawatan lebih banyak menggunakan metode farmakologi. Perawat masih jarang
melakukan pemberian terapi non farmakologi untuk menurunkan tekanan darah pada
pasien hipertensi. Oleh karena itu, diperlukan pemberian terapi non farmakologi sebagai
pendamping terapi farmakologi agar didapat hasil yang maksimal. Salah satunya yaitu
dengan menggunakan akupresur pada titik Taichong untuk menurunkan tekanan darah.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Perbandingan jurnal utama dan jurnal pembanding


Tabel 3.1
Perbandingan jurnal utama dan jurnal pembanding

Parameter Jurnal Utama Jurnal Pembanding

Effectiveness of acupressure on the taichong acupoint in lowering blood Effect of laser stimulation of acupoint taichong (LR3) on blood pressure
Judul
pressure in patients with hypertension: A randomized clinical trial and heart rate variability

Penelitian eksperimental ini menggunakan metode randomized control Penelitian eksperimental ini menggunakan metode single blind dengan
trial. Responden dibagi didalam dua kelompok, yakni kelompok intervensi jumlah responden 18 orang. Kriteria inklusi penelitian antara lain pasien
dan kontrol dengan jumlah masing-masing responden 40 orang. Kriteria dengan tekanan darah sistolik 100-200 mmHg dan diastolik 70-120 mmHg
inklusi responden antara lain pasien terdiagnosa hipertensi primer dengan serta berusia 20-45 tahun. Sebelum intervensi, setiap responden duduk di
tekanan darah sistolik antara 150-180 mmHg serta berusia 40-75 tahun. kursi selama 15 menit. Kemudian tiap responden mendapatkan pemeriksaan
Sementara itu, kriteria eksklusi pasien antara lain pasien terdiagnosa stroke tekanan darah, denyut jantung, dan heart rate variability (HRV). Kemudian
akut, nyeri dada, mengkonsumsi obat hipertensi 2 jam sebelum penelitian, responden mendapatkan terapi plasebo dengan terapi laser bertenaga rendah
Metode keadaan integritas di titik taichong mengalami kerusakan, suhu tubuh di titik sham selama 7 menit. Responden kemudian dicek kembali tekanan
o
diatas 37,5 C, dan sedang hamil. Kelompok intervensi mendapatkan darah, denyut jantung, dan HRV setelah 15 menit terapi plasebo. Setelah
akupresur di titik taichong (LR3) dan kelompok kontrol mendapatkan dicek, responden kembali mendapatkan perlakuan dengan terapi laser di
akupresur di titik sham. Durasi akupresur masing-masing kelompok adalah titik taichong (LR3) selama 7 menit. Responden kemudian dicek kembali
3 menit. Tekanan darah diukur sebelum intervensi, 15 menit sesudah tekanan darah, denyut jantung, dan HRV setelah 15 menit terapi di titik
intervensi, dan 30 menit setelah intervensi. taichong.
Parameter Jurnal Utama Jurnal Pembanding

Karakteristik pasien antara dua kelompok adalah sama (p>0,05). Ada Tidak ada perbedaan tekanan darah, denyut jantung, dan HRV yang
perbedaan ekanan darah yang signifikan pada kelompok intervensi setelah signifikan setelah pemberian terapi plasebo di titik sham (p>0,05). Setelah
akupresur di titik taichong, baik langsung setelah intervensi, 15 menit pemberian terapi laser di titik taichong, ada perbedaan tekanan darah,
setelah intervensi, dan 30 menit setelah intervensi (p<0,05). Sementara denyut jantung, dan HRV yang signifikan pada responden (p>0,05).
Hasil
pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan tekanan darah yang signifikan
setelah akupresur di titik sham (p>0,05). Kemudian, ada perbedaan
tekanan darah yang signifikan antara kelompok intervensi dan kontrol
setelah dilakukan intervensi (p<0,05).
Intervensi dengan akupresur di titik taichong mampu menurunkan tekanan Intervensi dengan laser di titik taichong mampu menurunkan tekanan darah,
darah pada pasien hipertensi primer secara signifikan.
Kesimpulan
B. Pembahasan

Hasil dari jurnal utama menyebutkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
sebelum dan sesudah intervensi dengan akupresur di titik taichong (p<0,05). Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian di jurnal pembanding yang menyatakan ada perbedaan
signifikan pada tekanan darah setelah pemberian terapi laser di itik taichong (Tsai dan
Wang, 2014). Kemudian penelitian Zheng et al (2014) juga menyebutkan adanya
perbedaan signifikan pada tekanan darah pada pasien lansia dengan hipertensi setelah
pemberian akupresur.

Akupresur, khususnya pada titik taichong dapat menurunkan tekanan darah pada
pasien hipertensi. Pada hipertensi, tekanan darah meningkat dapat disebabkan oleh
asupan garam berlebihan, diet rendah kalium dan kalsium, kelainan pompa natrium
kalium di membran sel, perubahan pada produksi angiotensin, zat-zat endogen, kelainan
pada produksi nitrit oksida, dan kelebihan vasopresin. Tekanan darah yang meningkat
terus menerus membuat baroreseptor yang mengatur tekanan darah menjadi tidak
responsif. Akhirnya, reseptor ini malah mempertahankan tekanan darah pada level tinggi
sehingga terjadi hipertensi (Sherwood, 2011). Dalam pengobatan tradisional Tiongkok,
hipertensi masuk dalam kategori ‘pusing’ dan sakit kepala’. Semua penyakit pusing dan
sakit kepala dipercaya berasal dari hepar. Ketika dilakukan penekanan pada titik
taichong yang merupakan salah satu titik yuan (sumber) di titik meridian hepar, energi
ke meridian hepar menjadi normal. Hepar menjadi terstimulasi untuk mengeluarakan
aliran darah yang lebih halus, sehingga tekanan darah pun menjadi lebih rendah (Xiong
et al, 2013 dalam Lin et al, 2016). Kemudian, menurut Yin, Xiao dan Li (2007),
penekanan pada titik taichong juga menstimulasi titik meridian qi, serta
menyeimbangkan yin dan yang. Efek penekanan ini akan membuat otot lebih relaks,
mengurangi resistensi sirkulasi perifer, dan melebarkan pembuluh darah yang dapat
membuat tekanan darah menurun. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut
dibutuhkan untuk menjelaskan mekanisme dari penekanan di titik taichong untuk
menurunkan tekanan darah.

Sementara itu, hasil penelitian juga menunjukan bahwa tidak ada perbedaan
tekanan darah pada pasien kelompok kontrol yang mendapat akupresur di titik sham dan
justru cenderung meningkat, yakni dari retata sistolik 154,8 mmHg menjadi 155,7
mmHg. Hasil dari jurnal pembanding juga menyebutkan bahwa pasien tidak mengalami
penurunan tekanan darah setelah terapi laser di titik sham (Tsai dan Wang, 2014). Tidak
adanya penurunan tekanan darah setelah penekanan di titik sham dapat dikarenakan titik
sham tidak berhubungan langsung dengan meridian hepar yang dalam pengobatan
tradisional Tiongkok berhubungan langsung dengan tekanan darah. Sekitar 200 titik
tambahan pada akupresur diketahui tidak menjadi titik utama dalam akupresur, sehingga
tidak menimbulkan efek apapun saat dilakukan penekanan (Tan et al, 2015). Meskipun
demikian, perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah titik sham benar-benar
tidak berhubungan dengan penurunan tekanan darah.

Kemudian, hasil penelitian dalam jurnal utama telah kami uji coba kepada pasien
hipertensi primer dan juga pasien hipertensi sekunder akibat gagal ginjal di ruang
perawatan Mawar, RSUD Margono Soekarjo Purwokerto. Pada pasien hipertensi
primer, penurunan tekanan darah terjadi dari 160/100 mmHg menjadi 155/90 mmHg
setelah akupresur di titik taichong. Sementara pada pasien hipertensi sekunder, tidak
terjadi penurunan tekanan darah yang signifikan setelah akupresur di titik taichong.
Pada pasien gagal ginjal yang pertama, tekanan darah awal 135/100 mmHg tetap
menjadi 135/100 mmHg setelah intervensi. Pada pasien kedua, tekanan darah awal
140/90 mmHg menjadi 140/80 mmHg. Adanya perbedaan efek terapi antara pasien
hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer lebih banyak disebabkan
karena faktor genetik dan gaya hidup yang kurang sehat. Sementara hipertensi sekunder
seperti pada pasien gagal ginjal disebabkan gangguan dalam produksi angiotensin.
Ginjal yang mengalami kegagalan fungsi untuk memfiltrasi darah untuk memproduksi
urin, akhirnya memproduksi angiotensin II lebih banyak sebagai mekanisme
kompensasi. Peningkatan produksi angiotensin II membuat pembuluh darah mengalami
vasokontriksi sehingga arteri renalis menyempit dan membuat aliran darah ke ginjal
lebih banyak. Angiotensin II juga membuat pembuluh darah lainnya menyempit dan
meningkatkan tekanan darah yang berakibat pada hipertensi (Sherwood, 2011).
Perbedaan proses penyakit antara hipertensi primer dan sekunder membuat titik
akupresur yang dibutuhkan juga berbeda. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai
titik penekanan akupresur lainnya, khususnya pada pasien dengan hipertensi sekunder.
BAB IV
IMPLIKASI KEPERAWATAN

Berdasarkan penelitian Lin, et al., (2016) pemberian akupresur pada titik


Taichong terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi. Fenomena
yang terjadi di lapangan penanganan hipertensi masih berpusat pada pemberian terapi
famakologi saja, oleh karena itu pemberian akupresur pada titik Taichong ini dapat menjadi
salah satu pilihan terapi non farmakologi yang dapat diaplikasikan oleh keluarga secara
mandiri kepada pasien. Staf keperawatan di ruangan diharapkan mampu untuk memberikan
edukasi kepada keluarga pasien terkait prosedur pemberian terapi akupresur pada titik
Taichong agar keluarga dapat menerapkan terapi ini pada saat dirawat dirumah sakit ataupun
di rumah secara mandiri untuk meningkatkan kualitas perawatan yang tersedia bagi pasien
hipertensi. Pemberian terapi ini pun tidak membutuhkan biaya, sehingga dapat diaplikasikan
dimanapun dan kapanpun oleh keluarga.
Pada tanggal 26 Oktober 2018 kelompok 1 telah mencoba memberikan terapi
akupresur pada titik Taichong pada beberapa pasien dengan kasus hipertensi diruang Mawar
RS Margono Soekarjo Purwokerto. Dari hasil pengukuran didapatkan tekanan darah pada
pasien dengan hipertensi murni mengalami penurunan dari 160/100 menjadi 150/90,
sedangkan pada pasien hipertensi dengan CKD didapatkan penurunan tekanan darah dari
140/90 menjadi 140/80, dan pada satu pasien hipertensi dengan CKD tekanan darah tetap
135/100 baik sebelum maupun sesudah diberikan terapi. Berdasarkan hal tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa terapi akupresur pada titik Taichong akan lebih efektif menurunkan
tekanan darah pada pasien dengan hipertensi murni tanpa penyulit. Hal tersebut dikarenakan
hipertensi murni dan hipertensi sekunder akibat CKD memiliki mekanisme patofisiologi yang
berbeda, sehingga titik yang mungkin dibutuhkan untuk mengatasi hipertensi berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Adam, M. 2011. Pengaruh Akupresur Terhadap Kekuatan Otot dan Rentang Gerak
Ekstermitas Atas Pada Pasien Stroke Pasca Rawat Inap di RSUP Fatmawati Jakarta.
Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah. Yogyakarta: DIVA Press
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas). Jakarta: Depkes RI
Fengge, A. 2012. Terapi akupresur manfaat dan teknik pengobatan. Yogyakarta: Crop Circle
Corp
Hartono, R.I.W. 2012. Akupresur untuk berbagai penyakit. Yogyakarta: Rapha Publishing
Lin, G.H., Chang, W.C., Chen, K.J., Chen, C.T., Sung, Y.H., Chen, Li-Li. .2016.
Effectiveness of Acupressure on the Taichong Acupoint in Lowering Blood Pressure
in Patients with Hypertension: A Randomized Clinical Trial. Evidence-Based
Complementary and Alternative Medicine. Hindawi Publishing Corporation.
Metha, H. 2007. The Science and Benefits of Acupressure Therapy.
Roza, A. 2016. Hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi di puskesmas dumai timur
dumai-riau. Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi. Vol 7 No.1
Sherwood, L. L. 2011. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Jakarta: EGC
Sidabutar, R.P. 2009. Hipertensi Esensial, Ilmu Penyakit Dalam Jilid 11. Jakarta: FK-UI
Smeltzer dan Bare,. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Sukanta, P.O. 2009. Terapi pijat tangan cara penyembuhan aman, mudah, dan bermanfaat.
Jakarta: Penebar Plus
Tan, J. Y., et al. 2015. Sham acupressure controls used in randomized controlled trials: a
systematic review and critique. Plos One. (doi:10.1371/journal.pone.0132989)
Tsai, M dan Wang, Y. 2014. Effect of laser stimulation of acupoint taichong (lr3) on
blood pressure and heart rate variability. The Internet Journal of Alternative Medicine.
9 (1) : 1-7
Zheng, L. W., et al .2014. Effect of acupressure on sleep quality of middle-aged and elderly
patients with hypertension. International Journal of Nursing Science. 1 : 334-338.
Yin, Xiao dan Li (2007) The effect of acupoint massage on blood pressure in patients with
hypertensive stroke. Medical Journal of Qilu, 22 (5) : 431–432

Anda mungkin juga menyukai