NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh:
ANA APRIANA MURTIANINGSIH
201310201075
INTISARI
1. Judul skripsi
2. Mahasiswa PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3. Dosen PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
THE INFLUENCE OF LEMON AROMATHERAPHY AND DEEP BREATHING
THERAPHY TOWARD THE BLOOD PRESSURE FOR ELDERLY AT
PATUKAN VILLAGE GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA1
ABSTRACT
1. Title of Thesis
2. Student of School of Nursing, Faculty of Health Sciences, ‘Aisyiyah University of Yogyakarta
3. Lecturer of School of Nursing, Faculty of Health Sciences, ‘Aisyiyah University of Yogyakarta
PENDAHULUAN nonfarmakologi. Beberapa contoh dari
terapi nonfarmakologi adalah aerobik,
Hipertensi merupakan keadaan menggunakan kompres hangat maupun
ketika tekanan darah di pembuluh darah dingin, mendengarkan musik relaksasi,
meningkat secara kronis. Hal ini dapat relaksasi napas dalam dan aromaterapi
terjadi karena jantung memompa lebih (Misaroh, 2009). Terapi aromaterapi adalah
keras untuk menyuplai oksigen dan nutrisi istilah modern yang digunakan untuk
ke seluruh tubuh (Riskesdas, 2013). proses penyembuhan kuno dengan
Penyakit hipertensi merupakan penyakit menggunakan sari aromatik murni. Tujuan
yang sering ditemukan pada usia lanjut penggunaan aromaterapi ini adalah untuk
(Soraya, Tafwidhah, & Adiningsih, 2014). meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
Usia lanjut merupakan proses tubuh, pikiran dan jiwa (Primadiati, 2002).
perubahan penurunan fungsi tubuh. Data Perasaan sedih atau kekosongan,
usia lanjut di Indonesia berdasarkan Survei kehilangan minat dalam kegiatan biasa
Ekonomi Nasional (Susenas) 2014 usia merupakan beberapa dari banyak tanda-
lanjut mencapai 20,24 juta jiwa. Provinsi tanda peringatan depresi yang dapat
DIY merupakan provinsi dengan jumlah menyebabkan gangguan kardiovaskuler
usialanjut tertinggi yaitu mencapai angka seperti hipertensi (APA, 2011).
13,05%, disusul dengan Jawa Tengah Terapi relaksasi napas dalam juga
(11,11%), Jawa Timur (10,96%) dan Bali merupakan terapi non farmakologi. Terapi
(10,05%) (Bappenas, 2015). Hipertensi di ini sangat mudah dilakukan, sangat
Indonesia menduduki peringkat 6 pada ekonomis dan baik untuk di lakukan setiap
kategori penyakit tidak menular, dengan hari oleh penderita tekanan darah tinggi.
prevalensi tertinggi di Bangka Belitung Tujuan dari terapi ini adalah untuk
(30,9%), diikuti Kalimantan Timur membantu relaksasi otot tubuh, terutama
(29,6%) dan Jawa Barat (29,4%) otot pembuluh darah sehingga
(Riskesdas, 2013). Hipertensi di Wilayah mempertahankan elastisitas pembuluh
DIY masuk ke dalam 10 besar penyakit darah arteri (Tawaang, Mulyadi, &
yang menyebabkan kematian. Pada tahun Palandeng, 2013). Menurut Mutaqin (2009)
2009 terdapat lebih dari 80% kematian dalam Suwardianto (2011) menyatakan
yang disebabkan oleh penyakit bahwa relaksasi napas dalam dapat
kardiovaskuler atau Cardiovasculer menstimulasi peregangan pembuluh darah
Disease (Dinkes, 2013). melalui pusat regulasi kardiovaskuler untuk
Hipertensi merupakan faktor resiko merspon peningkatan refleks baroreseptor
penyebab terjadinya penyakit dan merangsang aktivitas saraf
kardiovaskuler (Mahmudah dkk, 2015). parasimpatis, sehingga menyebabkan
Salah satu contoh penyakit yang penurunan denyut dan daya kontraksi
berhubugan dengan kardiovaskuler adalah jantung yang dapat menyebabkan tekanan
stroke dan gagal ginjal (Pusdatin, 2015). darah menjadi menurun.
Akibat terburuk dari penyakit ini adalah
kematian jika penyakit ini tidak terkontrol METODE PENELITIAN
dengan baik (Dinkes P. B., 2014). Jenis penelitian ini menggunakan
Terapi adalah usaha untuk Quasy Experiment Design dengan
memulihkan kesehatan orang sakit dengan rancangan Non Equivalent Control Group
memberikan kesenangan, baik fisik dengan 1 kelompok perlakuan dan 1
maupun mental sehingga ia mampu kelompok kontrol. Teknik pengambilan
bertahan dan berusaha melawan rasa sampel dengan total sampling, dengan
sakitnya dan berbuah kepada kesembuhan jumlah total responden sebanyak 22 orang.
(Syukur, 2014). Terapi terbagi menjadi
dua, yaitu terapi farmakologi dan
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2 karakteristik responden
Penelitian ini dilakukan pada tanggal berdasarkan aktivitas fisik dan
2-16 April 2017 di Dusun Patukan konsumsi garam
Gamping, Sleman, Yogyakarta dengan
responden lansia. Dusun Patukan terdiri NO Karakteristik Perlakuan
dari 9 RT dengan 3 RW. F %
1 Aktivitas fisik
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Jalan-jalan pagi 3 27,3
Karakteristik Senam lansia setiap 2 18,2
minggu
Mengerjakan pekerjaan 6 54,5
No Karakteristik Perlakuan Kontrol rumah (menyapu,
F % F % mengepel, mencuci dan
1 Jenis Kelamin memasak)
Laki-laki 4 36,4 3 27,3 2 Konsumsi garam
Perempuan 7 64,6 8 72,7 Diit patuh garam 2 18,2
2 Usia Tidak patuh diit patuh 9 81,8
60-64 tahun 1 9,1 2 18,2 garam
65-69 tahun 4 36,4 5 45,5 Total 11 100
70-74 tahun 4 36,4 2 18,2
75-79 tahun 2 18,2 2 18,2 Sumber Data Primer (2017)
3 Indeks Massa
Tubuh Tabel 2 menunjukkan data distribusi
Normal 1 100 1 100
1 1 frekuensi karakteristik aktivitas fisik
Total 1 100 1 100 terbanyak yang dilakukan responden
1 1 adalah mengerjakan pekerjaan rumah yaitu
Sumber Data Primer (2017) sebanyak 6 reponden (54,4%).
Berdasarkan karakteristik konsumsi garam
Tabel 1 menunjukkan data terbanyak yang dilakukan oleh responden
karakteristik jenis kelamin responden adalah tidak patuh diit patuh garam yaitu
terbanyak adalah perempuan yaitu dengan 9 responden (81,8%).
sebanyak 15 responden (68,2%) yang Tabel 3 Hasil analisis uji wilxocon
terdiri dari 7 responden kelompok tekanan darah sistolik dan diastolik
perlakuan dan 8 responden kelompok kelompok intervensi dan kelompok
kontrol. Berdasarkan karakteristik usia, kontrol pada bulan April 2017
responden yang terbanyak adalah Kelompok Asymp. Sign (2-tailed) Keterangan
responden usia 65-69 tahun yaitu sebanyak Tekanan Darah
Sistol Diastol
9 responden (40,9%) yang terdiri dari 4 Intervensi 0,004 0,019 Ada penurunan
responden kelompok perlakuan dan 5 bermakna
responden kelompok kontrol. Berdasarkan Kontrol 0,546 0,131 Tidak ada
penurunan
karakteristik indeks massa tubuh, semua bermakna
responden berada dalam kategori normal Sumber Data Primer (2017)
yaitu 11 orang (100%) pada kelompok
perlakuan dan 11 orang (100%) pada Tabel 3 menunjukkan pengaruh
kelompok kontrol. pemberian lemon aromaterapi dan
relaksasi napas dalam pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol. Nilai p
value tekanan darah sistol kelompok
intervensi yaitu 0,004 dan tekanan darah
diastolik kelompok intervensi yaitu 0,019
yang berarti terdapat pengaruh pemberian
lemon aromaterapi dan relaksasi napas
dalam karena p<0,05. Sedangkan nilai p
value tekanan darah sistol pada kelompok
kontrol yaitu 0,546 dan tekanan darah
diastol pada kelompok kontrol yaitu 0,131
yang berarti tiadak ada pengaruh karena
p>0,05.
Tabel 4 Hasil analisis uji mann-whitney
tekanan darah sistolik dan diastolik
kelompok intervensi dan kelompok
kontrol pada bulan April 2017