Disusun Oleh :
Sampai saat ini Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang banyak
ditemukan pada pelayanan kesehatan di Indonesia. Hipertensi atau tekanan darah
tinggi ditandai dengan pembacaan tekanan darah yang melebihi nilai 140 (sistolik)
atau lebih dari 90 (diastolik) dengan pengukuran berulang saat orang tersebut
dalam keadaan istirahat atau tenang. Hipertensi tersebut muncul dari hasil
interaksi dari beberapa faktor risiko yang dimiliki seseorang. Beberapa faktor
risiko atau faktor pemicu ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor pemicu
terkontrol yaitu obesitas, kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan merokok, pola
konsumsi makanan yang mengandung natrium dan lemak jenuh. Faktor yang
tidak dapat dikontrol yaitu riwayat keluarga, jenis kelamin, dan umur. (Pusat Data
dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014)
Pada tahun 2013 WHO menyebutkan bahwa Hipertensi atau tekanan darah
tinggi merupakan salah satu penyebab utama penyakit jantung dan stroke. Pada
setiap tahunnya Hipertensi penyebab kematian pada angka 9.4 juta orang yang
diakibatkan penyakit jantung dan stroke. Apabila penyakit hipertensi ini tidak
terkontrol, organ target akan terserang, maka menyebabkan serangan jantung,
stroke, dan gangguan ginjal. Di Indonesia sendiri, berdasarkan hasil pengukuran
tekanan darah, prevalensi hipertensi penduduk umur 18 tahun ke atas tahun 2007
di Indonesia adalah sebesarr 31,7%. Menurut provinsi, prevalensi hipertensi
tertinggi di KalimantanSelatan (39,6%) dan terendah di Papua Barat (20,1%).
Sedangkkan jika dibandingkan dengan tahun 2013 terjadi penurunan 5,9% (dari
31,7% menjadi 25,8%). Penurunan ini bisa terjadi berbagai macam faktor, seperti
alat pengukur tensi yang bebeda, masyarakat yang sudah mulai sadar akan bahaya
penyakit hipertensi. Prevalensi tertinggi di provinsi Bangka belitung (30,9%), dan
Papua yang terendah (16,8%). . (Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI, 2014)
Selanjutnya gambaran di tahun 2013 dengan menggunakan unit analisis
individu menunjukkan bahwa secara nasional 25,8% penduduk Indonesia
menderita penyakit hipertensi. Jika saat itu penduduk Indonesia sebear
252.124.458 jiwa maka terdapat 65.048.110 jiwa yang menderita hipertensi. Suatu
kondisi yang mengejutkan. Terdapat 13 provinsi yangpresentasinya melebihi
angka nasional, dengan tertiggi di Provindi Bangka Belitung (30,9%) atau secara
absolut sebanyak 30,9% x 1.380.762 jiwa = 426.655 jiwa. Berdasarkan Riskesdas
2007 & 2013, prevalensi hipertensi berdasarkan jenis kelamin, memang
perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki. (Riskesdas, 2013)
Dari beberapa penelitian diatas dan hasil dari data-data riset kementrian
kesehatan terhadap penyakit hipertensi, maka perlu disimpulkan bahwa angka
hipertensi harus ditekan agar angka kualitas hidup masyarakat Indonesia
meningkat. Mengingat bahaya komplikasi yang ditimbulkan dari hipertensi
tersebut dapat menimbulkann kematian. Healing Touch diambil sebagai terapi
pendamping (terapi komplementer) bagi penderita hipertensi karena caranya yang
mudah serta aman dilakukan. Healing Touch ini juga sudah terbukti dapat
menurunkan tekanan darah para penderita hipertensi, dibuktikan dari penelitian-
penelitian diatas. Sehingga tekanan darah dapat berangsur membaik dan normal
dengan cara yang aman dan mudah.
DAFTAR PUSTAKA
Islami, Katerin Indah. (2015). Hubugan Antara Stres dengan Hipertemsi Pada
Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten
Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Surakarta : FK
UMS
Majid, Yudi Abdul, dkk. (2014). Terapi Akupresure Memberikan Rasa Tenang
dan Nyaman Serta Mampu Menurunkan Tekanan Darah Lansia.
Palembang : STIKES Muhammadiya Palembang
Kemenkes RI. (2014). Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Jakarta : Kemenkes RI
Kemenkes RI. (2013). Riskesdas Penyakit Jantung Koroner, Gagal ginjal dan
Stroke. Balitbangkes : Kemenkes RI