Anda di halaman 1dari 67

BUKU PEDOMAN MODUL & PRAKTIKUM

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


& KRITIS (KGDK)

Koordinator Modul
Ita Yuanita, S.Kp., M.Kep

Co Koordinator Modul
Ns. Moh. Fuad Almubarok, M.Kep., Sp. KMB

Penyusun :
Ita Yuanita, S.Kp., M.Kep
Ns. Kustati Budi Lestari, M.Kep., Sp. Anak

Program Studi Imu Keperawatan


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

KGDK/2017 1
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan


Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah sejak tahun 2005 masih
menggunakan kurikulum konvensional yaitu masih banyak proses
belajart mengajar terbesar berfokus pada pengajar atau Teaching
Centre Leartning. Pada metode ini keaktifan mahasiswa dalam
proses belkajar mengajar sangat kurang, namun sebaliknya
pengajar lebih aktif karena harus menyiapkan bahan kuliah atau
ceramah. Mahasiswa cenderung lebih banyak menerima
dibandingkan mencari sendiri dari sumber-sumber buku bacaan.
Ada beberapa mata kuliah yang sudah menggunakan metode
belajar aktif namun belum maksimal karena penyediaan tenaga
pengajar sangat terbatas. Kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
menggunakan metode belajar berdasarkan masalah (problem based
learning, PBL) dengan membuat mahasiswa aktif dalam
pembelajaran dan dosen sebagai narasumber maupun tutor.
Pendekatan ini diharapkan lebih efektif dan efisien dalam
membangun kompetensi yang dibutuhkan oleh seorang perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien, keluarga
maupun masyarakat. KBK ini juga merupakan salah satu syarat
dari akreditasi pendidikan tinggi Ilmu Keperawatan.
KBK dilaksanakan dalam bentuk modul terintegrasi dari
berbagai disiplin ilmu yang sebelumnya terpisah dalam Mata

KGDK/2017 2
Kuliah-mata kuliah tersendiri. Hal ini bertujuan untuk membangun
kemampuan mahasiswa dalam melihat masalah keperawatan dari
berbagai sudut pandangan Ilmu. Dengan demikian diharapkan
menghasilkan pemahaman ilmu dasar yang komprehensif dan
mendalam. Sehingga mahasiswa diharapkan mempunyai
kemampuan dalam menangani masalah pasien yang mengalami
kondisi gawat dan atau kritis sesuai kebutuhan biologi, psikologis,
spiritual, sosial, ekonomi, epidemiologi, dan sebagainya.
Modul Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis disusun oleh
Tim kelompok kerja Keperawatan Gawat darurat dan kritis yang
merupakan gabungan dosen yamng mengampu keperawatan
gawat darurat dan keperawatan kritis. Dengan menyelesaikan
modul ini, diharapkan mahasiswa akan menguasai cukup ilmu
untuk jadi bekal pada tahap berikutnya.

Tim Penyusun

KGDK/2017 3
KARAKTERISTIK MAHASISWA

Modul Keperawatan Gawat darurat dan kritis ini ditujukan pada


mahasiswa tahun 4 semester 7. Syarat mengikuti modul ini
mahasiswa telah mengikuti modul-modul ilmu dasar keperawatan,
ilmu keperawatan klinik seperti keperawatan Medikal bedah,
Keperawatan jiwa, Keperawatan Anak, dan Keperawatan
maternitas.

KGDK/2017 4
GAMBARAN UMUM
MODUL KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
& KRITIS

Modul keperawatan gawat darurat dan kritis merupakan paket


pembelajaran yang menfokuskan asuhan keperawatan pasien-
pasien yang mengalami kegawatan dan kritis. Asuhan keperawatan
penatalaksanaan kebutuhan dasar manusia dalam kondisi gawat
darurat dan kritis mencakup tentang strategi perawat dalam
penyelesaian masalah. Pendekatan yang dipergunakan dalam
menyelesaikan masalah pasien adalah proses keperawatan. Pada
modul ini mempelajari tentang merumuskan masalah keperawatan
pasien berdasarkan data subyektif, obyektif dan juga pemeriksaan
penunjang, keterampilan prosedur keperawatan kegawatan dan
kritis serta evaluasi perkembangan pasien. Konsep ke Islaman,
patient safety, komunikasi terapeutik juga akan terintegrasi dalam
proses pembelajaran.

In syaa Allah modul ini menyenangkan… Anda akan sangat


tertarik belajar modul keperawatan gawat darurat dan kritis, karena
pada modul ini akan diajarkan tentang pengkajian primer dan
sekunder di saat pasien kondisi gawat, kebutuhan pasien terhadap
penggunaan ventilasi mekanik, pemantauan hemodinamik,
mengenali kegawaran jantung melalui EKG, dan banyak lagi
tentang keterampilan-keterampilan kegawat daruratan dan kritis.
Kemampuan mahasiswa dalam menganalisa pasien yang

KGDK/2017 5
mengalami kondisi gawat nafas, kardiovaskuler, dan system
lainnya menjadi salah satu focus dalam modul.

Ilmu-Ilmu keperawatan dan juga keseahatn yang dipelajari harus


mengikuti perkembangan keilmuan sehingga anda sebagai
mahasiswa harus lebih aktif dalam meng up date ilmu.
Kemampuan ini pasti sudah kalian dapatkan dimodul-modul
sebelumnya.

Tetap semangat belajar … you have to be AKIK

KGDK/2017 6
KOMPETENSI NERS

Kompetenssi utama

Rumusan Kompetensi Unit Kompetensi

Kompetensi Utama
1 Melakukan 1. Melakukan komunikasi efektif
komunikasi efektif dan therapeutic dalam
memberikan asuhan
2. Melakukan komunikasi
interprofessional secara efektif
3. Menggunakan teknologi
informasi yang tepat untuk
memfasilitasi komunikasi
4 Mampu 1. Mengembangkan pola pikir kritis,
melaksanakan logis, dan etis dalam memberikan
asuhan asuhan keperawatan
keperawatan 2. Menggunakan proses
professional di keperawatan dalam
tatanan klinik menyelesaikan masalah klien
3. Menggunakan keterampilan
teknis keperawatan sesuai standar
yang berlaku
4. Mengembangakan kemampuan
modifikasi keterampilan tehnis
secara kreatif dan inovatif sesuai
dengan prinsip
5. Melakukan kolaborasi dengan tim
kesehatan
Kompetensi Pendukung
1 Mempunyai a. Mencegah dan
kemampuan mengurangi kecacatan dan
Rehabilitasi Nursing ketidakmampuan klien
b. Mendorong dan
mempertahankan fungsi optimal
klien yang meliputi fisik, social
dan psikologis
c. Membantu klien dalam
menggunakan dan beradaptasi

KGDK/2017 7
Rumusan Kompetensi Unit Kompetensi

dengan alat-alat bantu


2 Mampu berperan a. Mengintegrasikan ilmu-ilmu
sebagai perawat keIslaman ke dalam ilmu
yang Islami kesehatan dan keperawatan
b. Bertindak serasi dengan ajaran
Islam melalui sikap akhlakul
karimah dalam memberikan
asuhan keperawatan dan
kehidupan sehari-hari
3. Mampu menerapkan a. Memberikan pelayanan kesehatan
aspek etik dan legal sesuai dengan prinsip etik dan
legal serta kebijakan baik local
dalam praktek
maupun nasional.
keperawatan b. Melaporkan kejadian tidak etis,
amoral dan melanggar hukum
kepada pihak berwenang.
c. Memberikan informasi yang
mendukung pengambilan
keputusan etik
d. Menjamin keakuratan
dokumentasi dan
mempertahankan kerahasiaan
informasi pasien
e. Melaksanakan setiap tindakan
secara bertanggung jawab dan
bertanggung gugat

4 Mampu a. Menciptakan dan


mengaplikasikan mempertahankan lingkungan
kepemimpinan dan yang aman bagi klien
manajemen
keperawatan
5 Mampu menjalin a. Menginisiasi, membangaun dan
hubungan mengakhiri hubungan terapeutik

KGDK/2017 8
Rumusan Kompetensi Unit Kompetensi

interpersonal dengan menggunakan


keterampilan interpersonal secara
efektif
6 Mempunyai b. Mencegah dan mengurangi
kemampuan kecacatan dan ketidakmampuan
Rehabitasi nursing klien
c. Mendorong dan mempertahankan
Sistem optimal klien yang
meliputi fisik, social, dan
psikologis
d. Membantu klien dalam
menggunakan dan beradaptasi
dengan alat-alat bantu
7 Mampu memberikan a. Berperilaku yang mencerminkan
yang nilai positif perawat Indonesia
mengintegrasikan yang sabar, ramah, rajin, senyum,
nilai-nilai positif team work, jujur, saling
perawat Indonesia menghormati, dan peduli dengan
dengan pendekatan memperhatikan budaya-budaya
peka budaya dilingkungan sekitar.
Lainnya

KGDK/2017 9
SASARAN PEMBELAJARAN
MODUL KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
& KRITIS

Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti pembelajaran keperawatan Gawat darurat dan


kritis, mahasiswa mampu menyusun asuhan keperawatan
professional pada klien bayi baru lahir hingga lanjut usia dengan
kondisi yang mengancam kehidupan dan atau kondisi kritis yang
memerlukan pemantauan secara intensif untuk mencegah kondisi
lebih buruk dan memaksimalkan peluang untuk sembuh sesuai
konsep-konsep, prinsip-prinsip dan etika keperawatan gawat
darurat dan kritis berdasarkan evidence base nursing dan perilaku
professional islami.

Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti modul Keperawatan Gawat darurat & Kritis, jika
mahasiswa diberikan kasus Keperawatan Gawat darurat & Kritis,
diharapkan mampu
1. Menerapkan prinsip-prinsip keamanan pasien (patient safety)
dalam setiap penanganan pasien gawat darurat dan kritits:
a. Menunjukkan komunikasi terapeutik saat pengkajian dan
tindakan-tindakan keperawatan (prosedur keperawatan)
pada pasien.
b. Menggunakan komunikasi antar tim keperawatan melalui
sisitem informasi manajemen keperawatan

KGDK/2017 10
c. Menerapkan pengendalian infeksi dalam melakukan
keterampilan-keterampilan keperawatan
d. Menerapkan prinsip keamanan dalam pemberian obat dan
infus (high alert medication)
2. Jika diberikan kasus-kasus pasien gawat darurat dan kritis,
mahasiswa dapat mengintegrasikan nilai-nilai, fiqih keislaman
dalam pembahasan asuhan keperawatan.
3. Jika diberikan kasus-kasus pasien gawat darurat dan kritis,
mahasiswa dapat melakukan tahap-tahap proses keperawatan
(metodologi keperawatan):
a. Mengidentifikasi pengkajian pasien gawat darurat dan kritis
yang diperlukan sesuai kasus yang diberikan
b. Mengelompokkan data-data sesuai domain kebutuhan
pasien gawat darurat dan kritis
c. Menyebutkan analisa data-data dalam menganalisa masalah
keperawatan pasien gawat darurat dan kritis.
d. Menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan SDKI
pasien gawat darurat dan kritis
e. Menentukan tujuan dan kriteria hasil berbedoman pada
Nursing Outcome Classification (NOC)
f. Membuat rencana keperawatan sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang ditegakkan berdasarkan Nursing
Intervention Classification (NIC)
g. Menuliskan keterampilan keperawatan (tindakan
keperawatan) pada formulir tindakan keperawatan
4. Jika diberikan kasus-kasus pasien gawat darurat dan kritis:
a. Menggunakan standarisasi bahasa keperawatan/kesehatan
dalam membuat rencana asuhan keperawatan

KGDK/2017 11
b. Menjelaskan sistem informasi manajemen
(pendokumentasian asuhan keperawatan) di rumah sakit
yang berbasis digital/komputer
c. Menggunakan dokumentasi-dokumentasi keperawatan
tertulis berbasis paper dalam melakukan pengkajian,
diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi
keperawatan
5. Jika diberikan data-data pasien gawat darurat, mahasiswa
mampu:
a. Mengidentifikasi data-data primer terkait circulation (C),
airway (A), breathing (B), Disability (D).
b. Mengidentifikasi data-data pengkajian sekunder : riwayat
kesehatan, pemeriksaan fisik head to toe, mereview hasil
pemeriksaan penunjang
c. Menjelaskan hubungan hasil pemeriksaan fisik atau
penampilan klinis dengan pemeriksaan penunjang dan
dikaitkan dengan ilmu dasar keperawatan seperti
patofisologi, biokimia, anatomi.
d. Menegakkan diagnosa keperawatan pada tahap primer :
gangguan pertukaran gas, intoleransi aktivitas, resiko
intoleransi aktivitas, ketidakefektifan pola nafas, penurunan
curah jantung, gangguan ventilasi spontan, resiko
ketidakefektifan perfusi jaringan jantung, nyeri akut, resiko
syok,
e. Menegakkan diagnosa keperawatan pada tahap sekunder:
Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah, Kekurangan
volume cairan, Kelebihan volume cairan, Resiko
ketidakseimbangan elektrolit, Resiko kekurangan volume

KGDK/2017 12
cairan, resiko ketidakefektifan jaringan otak, Resiko
ketidakseimbangan volume cairan, Retensi urine,
Gangguan eliminasi urine, Inkontinensia urine, Konstipasi,
Resiko konstipasi, diare, keletihan, penurunan kapasitas
adaptif intrakranial.
f. Menentukan intervensi keperawatan mandiri, kolaborasi,
delegasi dan ekudasi dalam menangani kondisi pasien di
fase primer
g. Melakukan tindakan-tindakan keperawatan untuk
mengatasi kegawat daruratan: resusitasi jantung paru,
identifikasi kegawatan jantung melalui EKG (ventrikel
tachycardia, ventrikel ekstra sistole, av block, arterial
fibrilasi, dan aritmia lainnya)
h. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan atau
mengevaluasi perkembangan pasien untuk menentuan
tindak lanjut tindakan keperawatan.
6. Jika diberikan kasus pasien kritis, mahasiswa mampu :
a. Menjelaskan riwayat kesehatan pasien sebelum masuk
ruang kritis
b. Menjelaskan penyebab atau indikasi pasien dirawat di
ruang kritis
c. Menjelaskan hubungan gejala dan tanda-tanda yang
didapatkan pada pasien dengan fisiologi, anatomi dan
patofisiologi serta reaksi biokimia.
d. Menjelaskan hubungan hasil pemeriksaan fisik atau
penampilan klinis dengan pemeriksaan penunjang dan
dikaitkan dengan ilmu dasar keperawatan seperti
patofisologi, biokimia, anatomi.

KGDK/2017 13
e. Menentukan diagnosa keperawatan : gangguan ventilasi
spontan, gangguan pertukaran gas, intoleransi aktivitas,
resiko intoleransi aktivitas, ketidakefektifan pola nafas,
penurunan curah jantung, resiko ketidakefektifan perfusi
jaringan jantung, nyeri akut, resiko syok, mual, untah,
nyeri kronis, resiko jatuh, resiko gangguan integritas kulit,
sesuai SDKI
f. Menentukan tujuan sesuai dengan diagnosa keperawatan
sesuai NOC (menggunakan skala).
g. Menentukan intervensi keperawatan yang tepat pada kasus
berdasarkan NIC
h. Memilih tindakan kolaborasi : pemeriksaan penunjang
yang tepat pada kasus
i. Melakukan tindakan-tindakan keperawatan yang seirng
dilakukan pada pasien kritis: ventilator mekanik,
perawatan endotracheal tube, penghisapan lendir via
endotracheal tube, pengukuran CVP, pengambilan darah
arteri, kumbah lambung dan balans cairan.
j. Mendokumentasikan diagnosa, tujuan, criteria hasil,
tindakan keperawatan pada formulir
k. Menentukan diagnosa keperawatan gangguan rasa
nyaman: gangguan rasa nyaman, kesiapan peningkatan
rasa nyaman, nyeri akut sesuai SDKI
l. Menentukan tujuan sesuai dengan diagnosa keperawatan
gangguan rasa nyaman sesuai NOC
m. Menentukan intervensi keperawatan dalam menangani
pasien kritis sesuai NIC

KGDK/2017 14
LINGKUP BAHASAN

Pokok Bahasan Sub pokok bahasan

Lingkup, prinsip dan peran 1) Gambaran umum kasus-kasus gawat darurat


keperawatan Gawat darurat
(PKGD1)
2) Triage :
- Definisi
- Fungsi
- Proses triage (di IGD atau di area bencana)
- Sistem triage
- Pengambilan keputusan dan factor yang
mempengaruhi
3) Peran perawat gawat darurat
4) Fasilitas dan sarana ruang gawat darurat
5) Prinsip keperawatan gawat darurat
6) Etika keperawatan Gawat Darurat
7) Reaksi psikologis pasien dan keluarga pada
kondisi darurat
8) Kegawatan pada populasi khusus
(anak , orang cacat dan geriatric)

Lingkup, prinsip dan peran


· Sejarah ICU
keperawatan kritis (PICU)
· Kriteria perawat ICU
· Peran perawat kritis
· Fasilitas dan sarana ruang ICU
· Kriteria pasien masuk ICU
· Prinsip keperawatan kritis
·
Bantuan Hidup Dasar · Airway (A) - jalan nafas
(BHD) pra RS dan RS - Anatomi jalan nafas
- Penilaian jalan nafas dan pernafasan
- Masalah jalan nafas dalam kegawatdaruratan
- Pengelolaan jalan nafas
· Breathing (B) – Pernafasan
- Anatomi dan fisiologi pernafasan

KGDK/2017 15
Pokok Bahasan Sub pokok bahasan
- Penilaian pernafasan
- Penanganan henti nafas
- Pemberian oksigen
- Pernafasan buatan (mulut kemulut dan mulut
ke masker ventilasi dan baggging
· Circulation (C) – sirkulasi
- Anatomi sirkulasi jantung paru dan perifer
- Penanganan resusitasi jantung paru (RJP)
- Langkah-langkah sebelum RJP
- Teknik resusitasi jantung paru
- Kondisi-kondisi yang menghentikan RJP
- Komplikasi RJP
- Algoritma RJP
· Dissability (D) – status neurologi
- Tingkat kesadaran
- GCS
- Pengkajian motorik
- Penanganannya
· Keamanan pasien dan pengendalian infeksi
· Bimbingan pasien yang sakaratul maut
· Pandangan islam tentang DNR (Do Not
Rescucitation)

Praktik :
RJP
Ventilasi
OPA
Nasal pharyngeal Airway (NPA)

Asuhan keperawatan pada · Definisi keracunan


kondisi kegawatan : · Jenis-jenis keracunan
Keracunan - Makanan
- Gas
- Bahan kimia
- Gigitan binatang
· Penyebab keracunan
· Penanganan keracunan

KGDK/2017 16
Pokok Bahasan Sub pokok bahasan
· Pendekatan fiqih pada pasien dengan gigitan
anjing

Praktik:
· Kumbah lambung (P)

Asuhan keperawatan gawat · Heat exhaustion, heat stroke dan Hipotermia


darurat : lingkungan - Definisi
- Patofisiologi
- Manifestasi klinis
- Pemeriksaan diagnostic (nice to know : jenis,
tujuan dan persiapan)
- Penanganan medis farmakologis (nice to know,
indikasi, kontraindikasi, efek terapetik, efek
samping)
- Pengkajian keperawatan
- Analisa data dan diagnose keperawatan (focus
dan sering terjadi)
- Intervensi keperawatan (genral dan khusus)
- Evaluasi

Asuhan keperawatan gawat · Luka : Bakar, Bacok, Tembak Tusuk


darurat: trauma & Luka - Definisi
- Patofisiologi
- Manifestasi klinis
- Pemeriksaan diagnostic (nice to know : jenis,
tujuan dan persiapan)
- Penanganan medis farmakologis (nice to know,
indikasi, kontraindikasi, efek terapetik, efek
samping)
- Pengkajian keperawatan
- Analisa data dan diagnose keperawatan (focus
dan sering terjadi)
- Intervensi keperawatan (genral dan khusus)
- Evaluasi

· Trauma / injuri : Patah tulang tengkorak dan


wajah, trauma spinal, fraktur iga, flail chest
pneumothorax, trauma musculoskeletal
- Definisi

KGDK/2017 17
Pokok Bahasan Sub pokok bahasan
- Patofisiologi
- Manifestasi klinis
- Pemeriksaan diagnostic (nice to know : jenis,
tujuan dan persiapan)
- Penanganan medis farmakologis (nice to know,
indikasi, kontraindikasi, efek terapetik, efek
samping)
- Pengkajian keperawatan
- Analisa data dan diagnose keperawatan (focus
dan sering terjadi)
- Intervensi keperawatan (umuk dan khusus)
- Evaluasi

· Perdarahan
- Jenis
- Sumber
- Penanganan
- Komplikasi

Praktik :
· Penanganan perdarahan (p)
· Collar neck
· Memiringkan pasien dg trauma spinal
· Bidai (p2 K2)
· Transfer pasien (P2k2)
Asuhan Keperawatan · Definisi syok
kondisi syok · Review Anatomi dan fsiologi cairan dan sirkulasi
perifer dan kardiovaskuler
· Patofisiologi syok
· Jenis-jenis syok
· tanda-tanda dan gejala-gejala syok sesuai jenisnya

· Penanganan syok
- Therapy cairan
· Diagnosa keperawatan
· Intervensi keperawatan
- Pemantauan hemodinamik : Invasif, Non
invasive

KGDK/2017 18
Pokok Bahasan Sub pokok bahasan
· Hukum melaksanakan shalat pada pasien dengan
kesadaran menurun

Praktik :
· Balance cairan (p)
· Pengukuran CVP

Resusitasi cairan pada bayi - geriatrik


Asuhan keperawatan gawat · ARF, CKD obstruksi urine, cedera organ kandung
darurat dan kritis : sistem kemih, priapismus, parafimosis, torsio testis,
kemih strangulasi penis
- Definisi
- Patofisiologi
- Manifestasi klinis
- Pemeriksaan diagnostic (nice to know : jenis,
tujuan dan persiapan)
- Penanganan medis farmakologis (nice to know,
indikasi, kontraindikasi, efek terapetik, efek
samping)
* Dialisis
- Pengkajian keperawatan
- Analisa data dan diagnose keperawatan (focus
dan sering terjadi)
- Intervensi keperawatan (umuk dan khusus)
- Pemantauan fungsi ginjal dan kemih
- Evaluasi

Praktik :
· pasangkateter urine

Asuhan keperawatan gawat · Aritmia kegawatan, Hypertensi maligna, Angina


darurat: kardiovaskular pectoris, CHF, MI Stemi dan non stemi
- Definisi
- Patofisiologi
- Manifestasi klinis
- Pemeriksaan diagnostic (nice to know : jenis,
tujuan dan persiapan) invasig maupun non invasif

KGDK/2017 19
Pokok Bahasan Sub pokok bahasan
- Penanganan medis farmakologis (nice to know,
indikasi, kontraindikasi, efek terapetik, efek
samping) dan non farmakologi
- Pengkajian keperawatan
- Analisa data dan diagnose keperawatan (focus
dan sering terjadi)
- Intervensi keperawatan (umuk dan khusus)
- Pemantauan fungsi kardiovaskular dan perifer
- Pacemakers
- D. C. shock
- Intra-Aortic Balloon Pump (IABP)
· Evaluasi

Praktik :
· Interpretasi EKG kegawatan (p)
· D. C. shock
· Interpretasi EKG kegawatan :
Aritmia kegawat daruratan
- Aritmia kegawatan

Kegawatat daruratan · ARDS, status asmatikus


pernafasan
- Definisi
- Patofisiologi
- Anatomi dan fisiologi pernafasan
- Manifestasi klinis
- Pemeriksaan diagnostic (nice to know : jenis,
tujuan dan persiapan) invasig maupun non invasif
- Penanganan medis farmakologis (nice to know,
indikasi, kontraindikasi, efek terapetik, efek
samping) dan non farmakologi
- Pengkajian keperawatan
- Analisa data dan diagnose keperawatan (focus
dan sering terjadi)
- Intervensi keperawatan (umuk dan khusus)
- Manajemen keperawatan pasien dengan
ventilator mekanik
- Pemantauan pernafasan

KGDK/2017 20
Pokok Bahasan Sub pokok bahasan
· Pandangan islam tentang euthanasia
Praktik :
· Pengambilan contoh darah arteri
·
Ventilator mekanik · Mekanik ventilator:
- Definisi
- Jenis-jenis bantuan pernafasan ventilator
- Alur kerja bantuan nafas mekanik
- Permasalahan penggunaan mekanik ventilator
- Cara menentukan bantuan nafas mekanik
Praktik :
· Perawatan ETT & tracheostomi
· Suction via ETT & tracheostomi
· Monitor ventilator mekanik
-
Kegawatat daruratan · Populasi khusus kehamilan
obstetrik & ginekologi - Sistem transportasi pada kegaswatdaruratan ibu
hamil dan bersalin
· Amniotic Fluid Embolism, Pregnancy-induced
Hypertension, Perdarahan antenatal dan post natal,
distocia bahu :
- Definisi
- Patofisiologi
- Anatomi dan fisiologi pernafasan
- Manifestasi klinis
- Pemeriksaan diagnostic (nice to know : jenis,
tujuan dan persiapan) invasig maupun non invasif
- Penanganan medis farmakologis (nice to know,
indikasi, kontraindikasi, efek terapetik, efek
samping) dan non farmakologi
- Pengkajian keperawatan
- Analisa data dan diagnose keperawatan (focus
dan sering terjadi)
- Intervensi keperawatan (umuk dan khusus)

Praktik :
- Penanganan perdarahan
- Mc Robert maneuver

KGDK/2017 21
Pokok Bahasan Sub pokok bahasan
Asuhan Keperawatan gawat · Overeaktif agresif/ perilaku kekerasan, "acute
darurat psikiatrik stress disorder", pasien mood bipolar
- Penanganan restrain fisik
- Manajemen krisis
- Farmakologis (nice to know)

Asuhan Keperawatan gawat - Definisi


darurat : sepsis & DIC - Patofisiologi
- Anatomi dan fisiologi pernafasan
- Manifestasi klinis
- Pemeriksaan diagnostic (nice to know : jenis,
tujuan dan persiapan) invasive maupun non invasif

- Penanganan medis farmakologis (nice to know,


indikasi, kontraindikasi, efek terapetik, efek
samping) dan non farmakologi
- Pengkajian keperawatan
- Analisa data dan diagnose keperawatan (focus
dan sering terjadi)
- Intervensi keperawatan (umuk dan khusus)

Asuhan Keperawatan gawat · Diabetes Ketoasidosis, hypotiroid, Thyrotoxicosis


darurat : endokrin (Thyroid Storm) , Hyperglikemik Hyperosmolar Non
ketotic coma
- Definisi
- Patofisiologi
- Anatomi dan fisiologi pernafasan
- Manifestasi klinis
- Pemeriksaan diagnostic (nice to know : jenis,
tujuan dan persiapan) invasig maupun non invasif
- Penanganan medis farmakologis (nice to know,
indikasi, kontraindikasi, efek terapetik, efek
samping) dan non farmakologi
- Pengkajian keperawatan
- Analisa data dan diagnose keperawatan (focus
dan sering terjadi)
- Intervensi keperawatan (umuk dan khusus)
- Pemantauan endokrin

KGDK/2017 22
Pokok Bahasan Sub pokok bahasan
Asuhan keperawatan Gawat · Perdarahan gastrointestinal, Varises esophagus,
darurat dan kritis distem Colic abdomen, colic renal, Liver failure:
pencernaan - Definisi
- Patofisiologi
- Anatomi dan fisiologi pernafasan
- Manifestasi klinis
- Pemeriksaan diagnostic (nice to know : jenis,
tujuan dan persiapan) invasif maupun non invasif
- Penanganan medis farmakologis (nice to know,
indikasi, kontraindikasi, efek terapetik, efek
samping) dan non farmakologi
- Pengkajian keperawatan
- Analisa data dan diagnose keperawatan (focus
dan sering terjadi)
- Intervensi keperawatan (umuk dan khusus)
- Pemantauan gastrointestinal dan nutrisi
asuhan keperawatan pada Fase krisis stroke, myastania gravis. Peningkatan
kasus gawat darurat dan tekanan intracranial:
kritis : sistem persarafan - Definisi
- Patofisiologi
- Anatomi dan fisiologi pernafasan
- Manifestasi klinis
- Pemeriksaan diagnostic (nice to know : jenis,
tujuan dan persiapan) invasif maupun non invasif
- Penanganan medis farmakologis (nice to know,
indikasi, kontraindikasi, efek terapetik, efek
samping) dan non farmakologi
- Pengkajian keperawatan
- Analisa data dan diagnose keperawatan (focus
dan sering terjadi)
- Intervensi keperawatan (umuk dan khusus)
- Pemantauan saraf

KGDK/2017 23
METODE PENGAJARAN

Metoda pengajaran yang digunakan pada Modul


Keperawatan Gawat darurat dan Kritis ialah aktif mandiri (student
centered), terintegrasi, menggunakan pendekatan metoda
Pembelajaran Berdasarkan Masalah (BDM). Metoda pengajaran
dalam modul ini, juga berdasarkan konsep pentahapan
pembelajaran, yang terdiri dari tahap Orientasi, tahap Latihan dan
tahap Umpan Balik.
A. Tahap Orientasi
1. Kuliah materi Keperawatan Gawat darurat dan Kritis
Kuliah hanya bersifat pandangan umum dengan penekanan
pada bagian-bagian yang perlu dipahami (must know)
Untuk modul Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis
terdapat 6 topik mata kuliah dengan rincian sebagai berikut:
KULIAHPAKAR

Kode Topik Kuliah Narasumber


K1 Kuliah pengantar KGDK Ita Yuanita, S.Kp., M.Kep.
K2 Penanganan luka trauma (L) Ns. Toto Suharyanto, M.Kep.
K3 Cedera tulang beakang (CTB) Ns. Toto Suharyanto, M.Kep.
K4 Kegawatan jantung (KJ) Ns. Fuad Al Mubarak, Sp.KMB
K5 Kegawatan perkemihan (KK) Ns. Toto Suharyanto, M.Kep.
K6 Ventilasi Mekanik (VM) Ns. Sutriwati Lestari, M.Kep
K7 Kegawatan maternitas (KM) Yenita agus, S.Kp., M.Kep., Ph.D
K8 hemodialisa Ita Yuanita, S.Kp., M.Kep.
K9 monitor keseimbangan cairan Ns. Sutriwati Lestari, M.Kep

B. Tahap latihan
Tujuan untuk mengembangkan serta mempertajam dann
meningkatkan kemampuan melalui berbagai pengalaman
belajar:

KGDK/2017 24
1. Diskusi kelompok BDM dengan 4 pemicu, masing-masing
pemicu diselesaikan melalui dua kali diskusi kelompok,
masing-masing 2 jam.
2. Pleno Presentasi hasil diskusi kelompok dalam Diskusi
Pleno yang bertujuan untuk:
 mendapatkan pandangan dari kelompok lain mengenai
pemicu yang sama,
 mengetahui pencapaian dalam menjaring ilmu-ilmu
dasar, penunjang diagnostik dan klinik
 mendapatkan umpan balik langsung dari narasumber.

3. Praktikum laboratorium 14 sesi, @ 3 jam, total


42 jam
Jumlah
Kode Praktik keterampilan Waktu
1. Kumbah lambung dan balans cairan 1 1 x 3 jam
2. Resusitasi jantung paru 1 2 x 3 jam
3. Pengambilan darah arteri 1 3 x 3 jam
4. Perawatan & suction endotracheal 1 2x 3 jam
tube
5. Ventilator mekanik 1 1 x 3 jam
6. DC Shock 1 2 x 3 jam
7. Central Venous Catheter 1 2 x 3 jam
JUMLAH 8

C. Tahap Umpan Balik

Tujuan untuk memberikan umpan balik kepada mahasiswa


maupun pengelola modul dengan melakukan penilaian proses
dan hasil yang telah dicapai mahasiswa.
Tahap ini dilakukan dengan cara :
 Proses diskusi/praktikum– pengamatan keikutsertaan
mahasiswa dalam diskusi/praktikum yang bersifat formatif

KGDK/2017 25
pada setiap sesi kegiatan dan bersifat sumatif pada akhir
modul
 Uji Formatif, ujian Sumatif, dan ujian praktikum yang
bertujuan untuk memberikan umpan balik dengan
melakukan penilaian proses dan hasil yang telah dicapai
mahasiswa.
 Umpan balik secara langsung diberikan pada ujian formatif,
sedangkan ujian sumatif dan praktikum dikerjakan untuk
memberikan umpan balik dengan mengambil keputusan
lulus/tidaknya mahasiswa.

KGDK/2017 26
MATRIX KEGIATAN
MODUL KEPERAWATAN GAWAT DARURAT KRITIS 2018

Minggu I

Hari/Tanggal Senin (1) Selasa (2) Rabu (3) Kamis (4) Jumat (5)
/Jam 8 Okt 9 Okt 10 okt 11 Okt 12 Okt
07.00-08.00 Mandiri Mandiri Mandiri
Mandiri
08.00-09.00 Penjelasan K1/mandiri
K2 (A/ B);
09.00-10.00 modul (A/B) (A/B) SL1 - SL4
SL1- SL4 SL1-SL4 (mandiri 3)
10.00-11.00 K1/mandiri
DL 1 (Tutor/mandiri) (mandiri 1)
11.00-12.00 (B/A)
12.00-13.00 Ishoma Ishoma Ishoma Ishoma
13.00-14.00 K3 (A/B); SL1- DK2P1 (A)
DL 1 SL1- SL4 DK1P1 (B)
14.00-15.00 SL4 (mandiri
(Tutor)
15.00-16.00 2)
mandiri DK1P1 (A) DK2P1 (B)
16.00-17.00 Mandiri Mandiri

Minggu II

Hari/Tanggal/ Senin (6) Selasa (7) Rabu (8) Kamis (9) Jumat (10)
J am 14 Okt 15 Okt 16 Okt 17 Okt 18 Okt
07.00-08.00 Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri
08.00-09.00
Presentasi K5 (A/B); SL1-
09.00-10.00 K4 (A/B; SL1- SL1-Sl4 (mandiri SL1 - SL4
Sl4 (mandiri 4) 6) (supervisi 1)
SL4 (supervisi
10.00-11.00 DL 1 (A/B) 3)
11.00-12.00
12.00-13.00 Ishoma Ishoma Ishoma Ishoma Ishoma
13.00-14.00 K5 (A/B); SL1- DK1P2 (B) SL1 - SL4 DK1P2 (A)
14.00-15.00 Pleno P1 (A/B) SL4 (mandiri
(supervisi 2)
15.00-16.00 5)
DK1P2 (A) DK1P2 (B)
16.00-17.00 Mandiri Mandiri Mandiri

KGDK/2017 27
Minggu III

Hari/Tanggal/ Senin (11) Selasa (12) Rabu (13) Kamis (14) Jumat (15)
Jam 21 Okt 22 Okt 23Okt 24 Okt 25 Okt
07.00 - 08.00 Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri
08.00-09.00
UTM (A/B); DK2P3
09.00-10.00 Pleno (A/B) & SL1 - SL4
SL1 - SL4 K8 (A/B)
10.00-11.00 K6 (B/A) (supervisi 6) Presentasi DL
(supervisi 4)
11.00-12.00 3 (A/B); DL4
12.00-13.00 Ishoma Ishoma Ishoma Ishoma Ishoma
13.00-14.00
presentasi DL2 SL1 - SL4 DK1P3 (B) DK1P3 (A)
14.00-15.00 K7 (A/B)
(A/B); DL3 (supervisi 5)
15.00-16.00
DK1P3 (A) DK1P3 (B)
16.00-17.00 Mandiri Mandiri Mandiri

Minggu IV

Hari/Tanggal/ Senin (11) Selasa (12) Rabu (13) Kamis (14) Jumat (15)
Jam 28 okt 29 okt 30Okt 31 okt 3-Nov
07.00-08.00 Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri
08.00-09.00
presentasi DL 4
09.00-10.00 OSCE; UAM
Pleno 3 (A/B) OSCE OSCE
10.00-11.00 (A/B)
OSCE
11.00-12.00
12.00-13.00 Ishoma Ishoma Ishoma Ishoma Ishoma
13.00-14.00
14.00-15.00 OSCE OSCE OSCE OSCE OSCE
15.00-16.00
16.00-17.00 Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri

KGDK/2017 28
SARANA & PRASARANA

A. Sarana

No Jenis

1 Buku Pedoman Staf pengajar (BPSP)


2 Buku Pedoman Kerja Mahasiswa (BPKM) dan penuntun
praktikum
3 Rujukan (untuk masing-masing kelompok)
4 Komputer dengan sambungan internet untuk masing-
maisng kelompok*
5 Alat bantu ajar (ABA):
-Komputer PC/laptop
- Slide projector
- InFocus multimedia projector
- White board / Flipchart
6 Manikin RJP, ambu bag, manikin ETT dan NGT, ventilator
mekanik
7 Barang-barang disposable

B. Prasarana
1. Ruang Kuliah
2. Ruang diskusi
3. Ruang Praktik
4. Ruang Perpustakaan
C. SUMBER DAYA MANUSIA
1. Fasilitator dan nara sumber : 6 orang
2. Tim Pelaksana modul : 2 orang
a. Penanggung jawab : Ita Yuanita, S.Kp., M.Kep.
b. Asisten penanggung jawab : Ns. Rusmanto S.Kep.

KGDK/2017 29
PENILAIAN HASIL BELAJAR

Penilaian hasil belajar mahasiswa akan disatukan menjadi nilai


akhir modul, yang menentukan tingkat kelulusan mahasiswa. Penilaian
hasil belajar sendiri meliputi penilaian proses, ujian praktikum, ujian
sumatif dan ujian sumatif. Untuk dapat mengikuti ujian praktikum dan
sumatif mahasiswa harus memenuhi persyaratan yang meliputi kewajiban
mengikuti minimal sebagai berikut :
 80% kegiatan diskusi kelompok
 80% kegiatan praktikum
 80% kegiatan kuliah
Ujian sumatif dilaksanakan dua kali, yaitu pad akhir minggu ketiga
dan minggu terakhir kegiatan modul. Selain itu untuk meningkatkan
pemahaman mahasiswa dan untuk memperoleh informasi umpan balik bagi
pengelola modul, dilaksanakan dua kali test formatif, pada minggu kedua
dan ketiga
Pembobotan nilai akhir modul dengan ketentuan sebagai berikut :
Proses (formatif) Sumatif pratikum Sumatif ujian
30 % (UTS) 30% (UAS) tulis 40%
Diskusi kelompok Jumlah total dari Nilai total dari ujian
17,5 % seluruh nilai ujian tulis tengah modul
Buku catatan praktikum (UTM) dan ujian
diskusi 5% Akhir Modul (UAM)
Kuis praktikum Materi Ujian tulis
2,5% meliputi seluruh
Laporan praktikum materi kuliah dan
2,5% pemicu diskusi yang
Concept map 2,5% telah dipelajari

Nilai akhir = 30% proses + 30% Sumatif pratikum + 40%Sumatif


ujian tulis

KGDK/2017 30
Ketentuan terkait kelulusan dan ujian her / perbaikan.
1. Nilai batas lulus adalah 60 ( C )
2. Bila mahasiswa tidak lulus maka dapat mengulang ujian perbaikan
sebanyak satu kali, dalam bentuk ujian sumatif dan ujian
praktikum.
3. Bagi yang mengikuti her maka nilai maksimal ujian her adalah C
4. Bila ada mahasiswa yang mendapat nilai kurang dari B maka
diperkenan mengikuti ujian her dengan maksimal perbaikan nilai
ujian her adalah B
5. Her hanya dapat dilakukan bila sudah mengikuti ujian sumatif
6. Setelah ujian perbaikan, bila mahasiswa dinyatakan tetap tidak
lulus maka harus mengulang modul
7. Her / remedial akan diselenggarakan pada akhir modul, bila tidak
terpenuhi karena sesuatu hal, maka penyelenggaraanya diundur
hingga akhir semester setelah semua modul berjalan.
Konversi nilai angka menjadi nilai huruf sesuai dengan ketentuan
Universitas, sebagai berikut :
Nilai Nilai Nilai Keterangan
angka huruf bobot
80-100 A 4.00
70-79 B 3.00
60-69 C 2.00
50-59 D 1.00 TIDAK LULUS
< 50 E 0 TIDAK LULUS

KGDK/2017 31
EVALUASI PROSES MODUL

Proses penyelengaraan modul perlu dievaluasi untuk menjaga


penjaminan mutu kegiatan belajar mengajar di PSIK FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Pada akhir modul, mahasiswa akan diberi
kesempatan melakukan penilaian terhadap pelaksanaan modul dan peran
staf pengajar baik sebagai tutor DK, narasumber maupun praktikum.
Lembar evaluasi yang telah diisi oleh mahasiswa akan diolah oleh divisi
evaluasi Nursing Education Unit (NEU) sebagai masukan bagi prodi
sehingga kualitas mutu kegiatan belajar mengajar dapat terjaga.
Evaluasi modul dibagi menjadi evaluasi program dan proses yang
meliputi :
1. Evaluasi program : 75% mahasiswa lulus dengan nilai minimal B
2. Evaluasi proses program :
a. Semua kegiatan berlangsung sesuai waktu dan rencana
b. Perubahan jadwal, waktu dan kegiatan tidak lebih dari 10%
c. Setiap kegiatan dihadiri minimal 90% mahasiswa, tutor DK,
narasumber.

KGDK/2017 32
PEDOMAN PRAKTIK LABORATORIUM

A. Resusitasi Jantung Paru


Definisi : Melakukan penekanan pada jantung dari
luar
Indikasi : Henti jantung/ EKG flat, nadi tak teraba, tak
ada pernafasan
Dx Keperawatan : Penurunan curah jantung
Tujuan : Mengaktifkan kembali kerja jantung
Peralatan : Masker mouth to mouth, sarung tangan non
steril
Langkah-langkah :
1. Mengaktifkan code blue, untuk mendapatkan bantuan
2. Membebaskan area tempat tidur pasien
3. Memasang papan resusitasi dibawah dada pasien
4. Membuka pakaian yang menutupi dada
5. Menentukan lokasi kompresi sesuai usia :
- Bayi :
- Anak-anak :
- Dewasa : posisikan ujung telapak tangan pada 2 jari
diatas processus xyphoideus dan posisi lengan tegak
lurus dengan badan agak condong ke depan
6. melakukan penekanan/kompresi sebanyak 30 kali atau 1x
kompresi/2 detik atau sambil menyebutkan satu seribu, dua
seribu, dst.
7. Satu orang lagi penolong melakukan ventilasi dengan
menggunakan ambu bag dengan cara :
- Memposisikan kepala hyperextensi
- Memasang masker ambu bag pada mulut pasien agak
terbuka dan pastikan semua area mulut tertutupi oleh

KGDK/2017 33
masker (taka da kebocoran)

- memberikan ventilasi 2 kali setiap satu siklus kompresi


(30 kali kompresi) diantara jeda kompresi satu dengan
lainnya
- setelah 3 kali siklus, melakukan penilaian dengan cara
meraba nadi karotis atau melihat gambaran EKG normal
- menghentikan tindakan resusitasi jantung paru setelah
nadi karotis teraba kuat atau gambaran EKG sinus ritme

Contoh dokumentasi
21/7/14 01.00 Memonitor pasien tidak sadar, EKG ventrikel
fibrilasi tanpa nadi, aktifkan kode biru,
melakukan RJP.

B. Pemasangan Oral Paringeal Tube (Gudel)


Definisi : Memasukkan OPA kedalam mulut klien
Indikasi : Kesadaran menurun/gelisah/menggigit
ETT, lidah jatuh, suara nafas stridor
Dx. keperawatan : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Tujuan : Menjaga kepatenan jalan nafas
Peralatan : Gudel sesuai ukuran, sarung tangan non
steril disposable, alcohol handrub
Langkah-langkah :
1. Mengawali kegiatan dengan membaca basmallah
2. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang tindakan yang

KGDK/2017 34
akan dilakukan dengan kalimat singkat dan jelas
3. Mencuci tangan
4. Mengukur panjang oropharingeal tube dari salah satu sudut
bibir ke telinga pasien

5. Membuka mulut pasien dengan cara menarik dagu kebawah


dengan salah satu tangan non dominan
6. Memasukkan oropharingeal tube ke dalam mulut pasien
dengan cara menekan lidah pasien dengan gudel yang bagian
kepala gudel menghadap ke atas

7. Memfiksasi oropharingeal tube jika diperlukan


8. Menilai kembali suara paru dan pernafasan pasien
9. Mencuci tangan
10. Mendokumentasikan tindakan keperawatan dan hasilnya

Contoh dokumentasi
21/7/14 08.00 Menerima pasien ditriage kondisi tak sadar,
suara ngorok, nafas tersengal, memasang OPA

KGDK/2017 35
C. Pengambilan sample darah arteri
Definisi : Mengambil contoh darah arteri untuk
pemeriksaan analisa gas darah
Indikasi : Sesak nafas, penggunaan otot bantu
pernafasan, cuping hidung, retraksi dada,
suara paru abnormal, menggunakan
ventilator, gangguan keseimbangan asam
basa
Dx. keperawatan : Gangguan ventilasi spontan
Gangguan pertukaran gas
Ketidakefektifan pola nafas
Ketidakefektifan jalan nafas
Gangguan keseimbangan asam basa
Tujuan : Mengetahui kondisi asam basa tubuh
Peralatan : Sarung tangan non stril, formulir
laboratorium, spuit 3 cc, needle 22,
heparin, gabus, es, stiker nama pasien,
kasa deper, micropor 1 inchi, kapas
alcohol/alcohol swab, bengkok
Langkah-langkah :
1. Mereview catatan medik pasien
2. Mempersiapkan alat-alat dan lembar pemeriksaan laboratorium
3. Mengucapkan assalamualaikum saat bertemu atau masuk
kamar pasie
4. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan dengan kalimat singkat dan jelas
5. Mencuci tangan
6. Membaca basmallah
7. Memeriksa arteri pada tangan yang akan dilakukan
pengambilan darah dari luka, lebam, bekas pengambilan
sebelumnya, kekenyalan kulit

KGDK/2017 36
8. Melakukan Allen test (jika pasien sadar) dengan cara :
- pasien diinsruksikan menggangkat lengan bawah yang
akan dilakkukan pengambilan darah
- instruksikan pasien mengepalkan tangan
- melakukan penekanan pada arteri radialis dan arteri ulnar
selama kira-kira 5 detik
- melepaskan penekaknan pada arteri sambil melihat warna
kulit telapak tangan pasien
- jika warna telapak tangan kembali merah ambu < 3 detik,
maka pengambilan sample dapat dilanjutkan.
- Namun jika warna telapak tangan kembali merah > 3 detik,
maka sebaiknya pindah lokasi penusukan ke tempat lain.
9. Melakukan desinfektan permukaan botol heparin yang akan
ditusukkan jarum
10. Melepaskan jarum pada spuit dan mengganti dengan needle no
22
11. Mengaspirasi heparin mencapai 3 cc dan mendorong kembali
heparin masuk kedalam botol hingga tersisa 0,5 cc
12. Mengganti jarum yang baru
13. Memilih arteri radialis, brachialis atau arteri femoralis yang
akan di punksi (pilihan pertama adalah arteri radialis dan
pilihan terakhir adalah arteri femoralis)
14. Memposisikan arteri berada pada tengah kedua jari pemeriksa
15. Menginsersi jarum ke arteri dengan sudut 45⁰atau 90⁰ dari
permukaan kulit diantara kedua jari pemeriksa
16. Mengamati darah yang masuk ke dalam spuit dengan
sendirinya (tanda pasti darah berasal dari arteri)
17. Mengakhiri pengambilan sample darah jika jumlah darah sudah
mencapai 2,5 cc

KGDK/2017 37
18. Mencabut jarum dari arteri dengan kapas alkohol disiapkan
diatas insersi
19. Melakukan penekanan pada lokasi penusukan dengan kasa
deper selama minimal 10 menit
20. Segera menusukkan jarum spuit ke potongan gabus
21. Mengecek kembali luka insersi dari perdarahan dan menutup
dengan kapas alcohol dan tape
22. Memasang label identitas pasien pada spuit
23. Mengecek kembali identitas pasien pada spuit dan formulir
laboratorium
24. Memasukkan sample darah ke dalam kantong yang telah diisi
es jika sample tidak bisa dikirimkan segera
25. Segera kirim sample ke laboratorium
26. Cek perdarahan di lokasi insersi
27. Melakukan Allen test kembali
28. Mencusi tangan
29. Mendokumentasikan: lokasi dan jumlah penusukan, hasil test
Allen sebelum dan sesudah tindakan, kondisi lokasi penusukan
setelah tindakan

Contoh dokumentasi
21/7/14 06.00 Mengukur alen test normal, tak ada hematom
dan luka, mengambil sample darah arteri
radialis sinistra, alen test post normal,
perdarahan negative

D. Pemasangan collar Neck


Definisi : Tindakan untuk imembolisasikan cervical
Indikasi : Fraktur cervical atau suspect fraktur
cervical

KGDK/2017 38
Dx. keperawatan : Resiko injuri
Tujuan : Mencegah pergerakan sendi cervical
Peralatan : Collar neck, alcohol rub
Langkah-langkah :
1. Memastikan kondisi pasien secara keseluruhan
2. Mengawali kegiatan dengan membaca basmallah
3. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan dengan kalimat singkat dan jelas
4. Mencuci tangan
5. Memastikan posisi supin dan leher klien lurus tanpa bantal
6. Mengukur panjang leher klien, dan perkirakan ukuran yang
sesua
7. Memegang dahi klien dengan tangan kiri
8. Memasukkan bagian yang ditandai ke bagian bawah leher
klien sampai mencapai sisi seberangnya
9. Meletakkan posisi collar neck bagian dagu dan rekatkan
10. Menanyakan ke klien tentang kenyamanannya
11. Mencuci tangan
12. Mendokumentasikan: kondisi pasien sebelum dan sesudah
tindakan
13. Keluar kekamar klien dengan mengucapkan assalamualaikum

Contoh dokumentasi
21/7/14 10.00 Menerima pasien di triage: hematom pada
bahu dan leher, riwayat jatuh dar ketinggian,
memasang collar neck hard ukuran L

E. Penghisapan slym via Endotracheal Tube (open system)


Definisi : Tindakan mengeluarkan slym yang
berada endotracheal melalui
endotracheal tube

KGDK/2017 39
Indikasi : Perubahan kesadaran (tenang menjadi
gelisah), Ronchi basah positif , slym >>,
pasien tidak mampu mengeluarkan slym
sendiri
Dx. keperawatan : Ketidakefektifan jalan nafas
Gangguan pertukaran gas
Tujuan : Jalan nafas bersih
Peralatan : Catheter suction no 12-14 (dewasa)/no 8-
10 (anak) dan no5 -6 (bayi), mesin
suction, aqua/NaCl 0,9% steril, set steril
berisi 2 buah pincet anatomis steril dan 1
buah mangkok, sarung tangan non
steril/steril, perlak, handuk kecil, kaca
mata pelindung, apron jika diperlukan
Langkah-langkah :
1. Mengkaji kebutuhan suction melalui penilaian status respirasi
2. Mengawali kegiatan dengan membaca basmallah
3. Memperkenalkan diri
4. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan dengan kalimat singkat dan jelas
5. Mencuci tangan
6. Menggunakan perlengkapan perlindungan diri
7. Meletakkan handuk/tisue didada bawah dagu pasien
8. Memberikaran oksigen 100% (program suction)
9. Menggunakan alat pelindung diri
10. Membuka set steril
11. Mengisi mangkok steril dengan aqua steril
12. Menggunakan sarung tangan non steril
13. Membuka bungkus kateter suction pada bagian kepala
14. Menyambungkan kepala suction dengan selang suction

KGDK/2017 40
15. Menarik cateter suction dengan mempertahankan kesterilan
cateter suction
16. Melakukan fungsi mesin suction
- Menghidupkan mesin suction
- Mengambil bagian pangkal pincet
- Menjepit selang kateter suction dengan pincet
- Memasukkan ujung selang kateter kedalam mangkok steril
berisi aqua steril
- Memastikan suction berjalan baik
17. Memegang kateter dengan satu tangan
18. Membuka hubungan ETT dengan ventilator
19. Memasukkan kateter sauction kedalam ETT hingga mencapai
carina (pasien batuk)
20. Menarik sedikit kateter suction kira2 1 cm
21. Ibu jari tangan kiri menutup bagian pangkal kateter suction
dan memegang ujung ETT
22. Tangan kanan Menarik kateter suction keluar dari ETT
dengan gerakan memutar (sambil memperhatikan wajah
pasien)
23. Menyambungkan kembali ETT dengan ventilator
24. Membilas kateter suction dengan aqua steril
25. Jika masih diperlukan, lakukan suction kembali (kembali ke
no 16)
26. Membuang kateter suction kedalam bak sampah infeksius
27. Melepaskan sarung tangan
28. Melakukan evaluasi tindakan : status pernafasan
29. Merapihkan posisi pasien kembali
30. Membereskan alat-alat dan membersihkan trolley
31. Mencuci tangan

KGDK/2017 41
32. Mendokumentasikan tindakan : status pernafasan sebelum
dan sesudah tindakan, karakteristik slym

Contoh dokumentasi
21/7/14 08.00 Memonitor pernafasan pasien: gelisah, sesak,
P35x/menit, saturasi 90%, suara ronchi
basah+/++, melakukan suction via ETT : slym
hijau >> kental, post suction suara paru
ronchi+/++, gelisah negative, saturasi 100%.

F. Perawatan Endotracheal Tube (ETT)


Definisi : Merawat Endotracheal tube
Indikasi : Pasien terpasang ETT dan menggunakan
ventilator mekanik
Dx. keperawatan : Gangguan ventilasi spontan
Resiko injuri
Tujuan : Mencegah perlukaan dan infeksi
Peralatan : Tounge spatel, Hypafix/tape, waslap,
handuk, trolley mandey, Waskom mandi,
sabun mandi, mangkok, bengkok, kasa
steril (oral hygiene), handuk, pincet
anatomis/pinset oral, kantung sampah
kuning
Langkah-langkah :
1. Memastikan kondisi pasien secara keseluruhan apakah ada
kontraindikasi dalam perawatan ETT
2. Mengawali kegiatan dengan membaca basmallah
3. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan dengan kalimat singkat dan jelas
4. Mencuci tangan
5. Mengkaji ETT : tape yang kendor dan kotor, sakait pada
rongga mulut/hidung, tekanan pada sudut-sudut bibir, secret

KGDK/2017 42
yang berlebihan, apakah pasien menggigit ETT atau lidah,
pergeseran tube dan bau mulut
6. Mengkaji factor-faktor yang meningkatkan risiko komplikasi
ET tube : tipe dan ukuran tube, pergeseran tube
keatas/kebawah, lamanya pemasangan tube, tekanan balon
cuff, trauma pada mulut, malnutrisi
7. Mengevaluasi ketepatan kedalaman ETT
8. Mengkaji kebutuhan suction (jika diperlukan, lihat prosedur
suction via ETT)
9. Menyiapkan tape 20 cm x 1,5 cm
10. Menempelkan tape pada tempat yang aman
11. Menggunakan sarung tangan non steril
12. Memperhatikan tanda kedalaman ETT
13. Melakukan oral hygiene sisi yang taka da ETT
Cara a:
- meletakkan kasa oral kedalam mangkuk secukupnya
- menuangkan cairan oral hygiene
(chlorhexydine/betadine gargle) kedalam mangkuk
yang berisi kasa oral tersebut
- melepaskan OPA jika ada
- memeras kasa oral dengan pincet
- membuka mulut pasien dengan tonge spatel dengan
tangan kiri dan tangan kanan membersihkan mulut
pasien dengan kasa yang dijepit dengan pincet.
Cara b:
- satu perawat menggosok gigi pasien dengan sikat dan
odol.
- satu orang perawat melakukan suction selama
pembilasan gigi pasien dengan air

KGDK/2017 43
14. Membersihkan sisi sekitar mulut pasien yang tak ada ETT
dengan washlap basah dan diberi sabun
15. Membilas bagian mulut tersebut dengan washlap basah
hingga sabun hilang dari sekitar mulut
16. Mengeringkan sekitar mulut dengan handuk
17. Membuka tape fiksasi ETT dengan tangan dominan dan
tangan non dominan memegang ETT
18. Menggeser ETT kesisi mulut sebelahnya dengan tidak
merubah kedalaman ETT
19. Memfiksasi ETT dengan tape : kira-kira ¼ tape ditempelkan
ke pipi pasien, kemudian sisi tape lainnya diputar minimal 2
kali mengelilingi ETT tepat diatas permukaan bibir/kulit
dengan arah tape yang lengket menempel pada ETT (saat
menempelkan tape pada kulit dan ETT lakukan penekanan
seikit)
20. Mengecek kepatenan fiksasi
21. Melakukan oral hygiene pada sisi sebelahnya (bekas sisi
ETT)  lihat langkah 13
22. Membersihkan sekitar mulut (lihat langkah 14-16)
23. Memasang OPA kembali jika diperlukan (lihat prosedur
pemasangan OPA)
24. Membereskan alat-alat dari sekitar pasien
25. Melepaskan sarung tangan
26. Mengevaluasi pasien dan merapihkan pasien
27. Mencuci tangan
28. Mendokumentasikan: kondisi pasien sebelum dan sesudah
tindakan : kondisi ETT dan sekitar mulut pasien sebelum dan
setelah tindakan, kedalaman ETT, kondisi mulut pasien
29. Menjelaskan hasil tindakan dan mengakhiri fase kerja

KGDK/2017 44
30. Mengucapkan assalamu’alaikum ketika meninggalkan pasien

Contoh dokumentasi
21/7/14 10.00 Memonitor ETT: tape kotor dan basah,
kedalaman 22, oral kotor; melakukan oral
hygiene dengan chlorhexidine 2%; merawat
ETT: lokasi ETT dipindahkan ke sudut bibir
kiri: sudut bibir kiri luka tak ada, oral bersih

G. Pengukuran Central Venous Pressure dengan water manometer


Definisi : Mengukur tekanan vena sentral
Indikasi : Hypovolemia, gangguan jantung
Kontraindikasi : -
Nilai normal : 5 – 10 Cm H2O atau 2 -6 mmHg
Dx. keperawatan : Penurunan curah jantung
Resiko syok
Tujuan : Mengevaluasi cairan tubuh, mengkaji
fungsi jantung, mengevaluasi aliran
balik vena
Peralatan : Water manometer, alcohol rub, NaCl
0,9%, three way, alcohol pad
Langkah-langkah :
1. Mengawali kegiatan dengan membaca basmallah
2. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan dengan kalimat singkat dan jelas
3. Memastikan identitas pasien dengan memanggil nama
4. Melakukan pengkajian :
- mengkaji instruksi dokter, obat-obat pasien dan terapi
pasien
- mengkaji alergi
- mengkaji lokasi penusukan kateter vena sentral terhadap

KGDK/2017 45
eritema, nyeri, bengkak
- mengkaji semua kondisi yang mungkin dapat
mempengaruhi venus return, volume sirkulasi darah dan
penampilan jantung
5. Mencuci tangan
6. Menghubungkan selang iv ke manometer. Isi selang selang iv
dan manometer
7. Memastikan bahwa selang iv dan manometer bebas dari udara
8. Swab injection port dengan alcohol pad dan biarkan injection
port kering
9. Hubungkan selang iv dengan selang vena central. (ganti cairan
iv setiap 24 jam dan selang iv setiap 96 jam sesuai fasilitas RS
dan peraturan RS.
10. Memberikan stiker berisi tanggal, waktu dan nama inisial di
cairan dan balutan luka central venus.
11. Memposisikan pasien datar dengan tempat tidur terendah
(posisi zero)

KGDK/2017 46
12. Jika pasien tidak dapat diposisikan datar maka berikan posisi
semi fowler. Ketika posisi kepala ditinggikan maka axis
plebostatic konstan namum midaxillary line berubah, shingga
perlu dicari posisi zero dengan cara menggunakan “water pass”
:
- mengambil water pass
- mengangkat lengan keatas kepala pasien
- menentukan titik pertemuan antara garis midaxilla dengan
ics 4

KGDK/2017 47
- menghubungkan water pas dari titik midaxilla dan ics 4 ke
arah skala manometer
- memastikan bahwa water pass tepat dititik midaxilla
tersebut dengan cara menaikkan dan menurunkan selang
waterpass
- setelah posisi water pass tepat di midaxilla, catat
ketinggian water pass pada manometer.
13. Menghentikan semua aliran cairan intravena ke pasien dan
membuka threeway kea rah pengisian manometer/selang iv.
Mengisi manometer dengan cairan iv sehingga mencapai 10
-20 Cm H2O atau lebih dari nilai cvp yang diperkirakan
14. Menutup three way kearah manometer dan membuka aliran
dari selang iv ke pasien, maka cairan di manometer akan turun
sedikit demi sedikit (undulasi sesuai respirasi pasien)
15. Memperhatikan cairan yang turun pada manometer telah stabil.
Kemudian catat skala manometer saat ekspirasi.
16. Menutup kembali three way dari arah manometer dan selang iv
17. Membuka selang infus terapi.
18. Merapihkan pasien
19. Mencuci tangan
20. Menghitung CVP : bagi posisi pasien kepala lebih tinggi maka
dihitung dari hasil pengamatan + (nilai waterpass)
21. mencatat : nilai CVP, lokasi pengukuran cvp, kondisi lokasi
penusukan CVC, jalur terapi dibuka kembali sesuai program
22. dokter
23. Memberitahukan hasil pengukuran kepada pasien
24. Keluar kekamar klien dengan mengucapkan assalamualaikum

KGDK/2017 48
H. Kumbah Lambung
Definisi : Tindakan untuk mengeluarkan cairan
racun korosif ataupun darah dan
membersihkan lambung dari racun dan
darah
Indikasi : Perdarahan lambung, keracuanan cairan
korosif via oral
Kontraindikasi : Gangguan pembekuan darah, riwayat
operasi craniofacial/trauma, keracunan
hydrocarbon dengan resiko tinggi
aspirasi
Dx. keperawatan : Resiko injuri
Resiko syok
Tujuan : Menghentikan perdarahan, mencegah
efek racun
Peralatan : Ukuran NGT untuk keracunan dan
overdosis adalah 34- 40 Fr (dewasa) dan
24-28 Fr (untuk anak-anak), sedangkan
untuk perdarahan NGT 16-20 Fr; kateter
tip, Aquades/ NaCl 0,9% hangat,
bengkok, alas handuk, perlak, tissue,
drainage bag, sarunga tangan non steril
Langkah-langkah :
1. Memastikan kebutuhan pasien untuk kumbah lambung
2. Mengkaji hemodinamik, kesadaran pasien, reflex vagal
3. Mengawali kegiatan dengan membaca basmallah
4. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan dengan kalimat singkat dan jelas
5. Mencuci tangan
6. Meendekatkan alat-alat suction sebagai persiapan jika pasien
muntah saat prosedur berlangsung

KGDK/2017 49
7. Memberikan posisi kepala setinggi badan dan pasien
dimiringkan kekiri untuk mencegah aspirasi

8. Memasang NGT jika belum terpasang (lihat prosedur


pemasangan NGT
9. Cek kepatenan NGT dengan cara salah satu dibawah ini:
- aspirasi cairan lambung
- membuka penutup NGT dan mencelupkan pangkal NGT
kedalam air kemudian dilihat apakah air gelembung udara
- memasukkan udara kedalam lambung sambil
mendengarkan suara udara masuk lambung tepat di
kuadran atas kiri.
10. Menghubungkan NGT dengan drainage bag
11. Menyiapkan cairan kumbah kedalam gelas minum
12. Membuka pendorong kateter tip
13. Memlepaskan hubungan NGT dengan drainage bag
14. Menghubungkan kateter tip dengan NGT,
15. Memposisikan kateter tip tegak lurus dan selang NGT dilipat
sambil memasukkan cairan kumbah kedalam kateter tip
sebanyak 50 cc kemudian lepas lipatan agar cairan dapat
mengalir masuk lambung
16. Melakukann langkah 14 hingga cairan kumbah lambung hangat
mencapai 200 – 400 cc bagi pasien dewasa sedangkan anak-

KGDK/2017 50
anak 10 mL/KgBB (cairan lambung yang dingin dapat
meningkatkan sekresi asam hydrochloric dapat meningkatkan
motilitas lambung sehingga pada pasien dengan perdarahan
lambung motilitas lambung yang meningkat dapat mengiritasi
lokasi perdarahan dan menyebabkan perdarahan lebih banyak)
17. Melepaskan hubungan NGT dan kateter tip
18. Mengalirkan cairan lambung dengan menyambungkan NGT ke
drainage bag
19. Monitor tanda-tanda vital, status pernafasan dan kesadaran
pasien
20. Memperhatikan kelancaran aliran, warna cairan dan respon
pasien. Jika aliran tidak lancer lakukan spoel dan aspirasi
perlahan menggunakan kateter tip dengan maksud mendorong
sumbatan pada selang NGTdi lambung
21. Melakukan langkah 14-18 berulang hingga cairan lambung
bening
22. Memberikan obat anti racun atau vasokonstriktor sesuai
program medis
23. Menutup NGT setelah pemberian obat
24. Jika perdarahan masih diperkirakan aktif maka NGT dibiarkan
mengalir
25. Membereskan peralatan
26. Melepaskan sarung tangan
27. Merapihkan pasien ke posisi nyaman atau posisi sebelumnya
28. Mencuci tangan
29. Menjelaskan pada pasien bahwa tindakan telah selesai
30. Mencatat : hemodinamik, kesadaran, jenis cairan kumbah,
karakter cairan lambung, jumlah cairan masuk dan keluar
lambung

KGDK/2017 51
31. Keluar kekamar klien dengan mengucapkan assalamualaikum

Contoh dokumentasi
21/7/14 10.00 Menilai kondisi pasien: apatis, oral bau
insektisida, TD 150/80 mmHg, N 112x/menit,
P22x/menit, anemis; memasang NGT, cairan
awal abu-abu.kumbah lambung dengan NaCl
0,9% 1000 cc, output 1200cc.

I. Pengukuran Mean Jugular Venous Pressure


Definisi : Tindakan untuk mengukur tekanan vena
Jugular
Indikasi : Gangguan irama jantung, payah jantung
Kontraindikasi : -
Nilai normal : Mean JVP = 6-8 Cm H2O
- hypovolemia ( < 5 cm H2O)
- gangguan pengisian jantung (>9 Cm
H2O)
sumber : applefed (1990)
Dx. keperawatan : Penurunan curah jantung
Aritmia
Tujuan : Mengetahui gangguan pengisian jantung
Peralatan : Penggaris, alcohol rub
Langkah-langkah :

1. Mengawali kegiatan dengan membaca basmallah


2. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan dengan kalimat singkat dan jelas
3. Mencuci tangan
4. Memberikan posisi setengah duduk (450) tanpa bantal
5. Menginstruksikan pasien mengarahkan kepala kekiri
6. Melihat adanya vena jugular didaerah sternocleidomastoid
( untuk orang normal tidak terlihat vena jugular)

KGDK/2017 52
7. Pastikan bahwa yang terlihat adalah vena jugular bukan arteri,
dengan cara :
- raba bagian yang diduga vena jugular, pastikan tidak
teraba denyut nadi didaerah tersebut
- Jika tetap tidak yakin maka lakukan penekanan lembut
pada abdomen untuk melihat peningkatan JVP akibat
reflek abdominal jugular.
- Perhatikan gerakan gelobang pada vena tersebut
8. Jika JVP sudah terlihat, maka lakukan pengukuran dengan cara
- Letakkan penggaris diatas segitiga sternum dengan posisi
vertical
- Rentangkan penggaris panjang dari ujung vena jugular
menuju penggaris vertical
- Lihat ketinggian vena jugular melalui penggaris vertical

9. Membereskan alat-alat
10. Mencuci tangan
11. Menjelaskan hasil pengukuran kepada pasien
12. Mencatat hasil pengukuran
13. Meninggalkan pasien sambil mengucapkan
wasssalamu’alaikum

Contoh dokumentasi
21/7/14 10.00 Mengukur mean JVP : 10 cm H2O;

KGDK/2017 53
melaporkan hasil ke PN

J. MENGHITUNG BALANS CAIRAN


Ny. G (50 tahun) pada tanggal 20 Oktober 2015 pkl 12.00 masuk ke
ICU, pindahan dari IGD telah terpasang infus NaCl 0,9% terlihat sisa
300 cc. pasien telah dikumbah lambung di IGD karena perdarahan
lambung pada pkl 08.00 dengan 750 cc NaCl 0,9% dan cairan irigasi
sebanyak 1100cc bewarna merah segar. Pada pkl 12.30 pasien
diberikan transfuse PRC 250cc. pada pkl 14.00 dilakukan kumbah
lambung kembali dengan 500 cc NaCl 0,9% dan cairan hasil irigasi
sebanyak 600 cc. pkl 16.00 pasien di ukur output urine sebanyak 100 cc.

KGDK/2017 54
Formulir Keseimbangan Cairan / Name :

Fluid BalanceChart Sema infus :

Paraf dokter

Tgl. Masukan / Intake Jumlah cairan Keluaran / Output Jumlah cairan

Date Oral / Intake Jenis Cairan I Jenis Cairan II Jenis Cairan III Cairan yang masuk Cairan Urine Muntah Cairan Drain Faecal Lain-lain yang keluar

Jenis Jumlah Solution I Solution II Solution III Irigasi seluruhnya Irigasi Vomitus Drainage Fluid Bowel Others Total Output

Type Amount Na Cl 0,9% Triofusin 1000 Irigation Total Intake Irigation / NGT Drain I Drain II

1000 cc /24 jam


1000 cc / 24 jam cc / jam Fluid Fluid

Jam CA CM CA CM CA CM

Time ( cc ) Levels In Levels In Levels In ( cc ) ( cc ) ( cc ) ( cc ) ( cc ) ( cc ) ( cc ) ( cc )

6 450 50 350 150 1500 cc 200

Kesimpulan :

Total Balancedalam24jam: I ntake cc Note: CA =Cairan yangada

O utput cc CM =Cairan yangmasuk

Bal ance cc

KGDK/2017 55
DAFTAR PUSTAKA

Refernsi utama
a. Jevon & Ewens (2009). Pemantauan Pasien Kritis (terjemahan).
2nd Edition. Jakarta: Erlangga
b. Oman, Mc Lain, Scheetz (2008). Pandua Belajar Keperawatan
Emergensi (terjemahan). Jakarta: buku Kedokteran EGC
c. Burghardt et.al. (2012). Critical Care Nursing Made Incredibly
easy. USA Lippincott William & Wilkins
d. Tscheschlog & Jauch (2015). Emergency Nursing Made
Incredibly Easy. 2nd Edition. Philadelphia: Wolter Kluwer
e. Booker (2015). Critical Care Nursing Monitoring and Treatment
for Advanced Nursing Practice. USA: Wiley Blackwell
f. Landrum (2012). Fast Fact for The Critical Care Nurse Crirical
Care Nursing in a Nutshell. New York: Springer Publisher
g. Yafie et.al. Sakit menguatkan Iman Uraian Pakar Medis dan
Spiritual.
h. Al Jawziyyah (1997). Pengobatan Cara Nabi. Bandung : Penerbit
Pustaka

Referensi pendukung

Ati nursing education (2007). Nasogastric intubation. Diunduh pada


tanggal 20 September 2015 melalui
http://www.atitesting.com/ati_next_gen/skillsmodules/content/nasogas
tric-intubation/viewing.html?id=undefined

Cappel, M. (2005). Safety and efficacy of nasogastric intubation for


gastrointestinal bleeding after myocardial infarction: An analysis of
125 patients at two tertiary cardiac referral pada tanggal 27 September
2015 melalui hospital. Digestive diseade and science, 50 (11), 2063-
2070. Diunduh melalui
http://www.atitesting.com/ati_next_gen/skillsmodules/content/nasogas
tric-intubation/research/gastrointestinal-bleeding.html?id=undefined

Carpenito (2010). Nursing Diagnosis Aplication To Clinical Practice. Ed.


13th. Philadhelpia: Lippincott Willian & Wilkins

Craven & Hirnels ( 2007). Nursing Procedure and Fundamental online.


http://downloads.lww.com/wolterskluwer_vitalstream_com/sample
-content/9780781788786_Craven/samples/mod10/topic3a/text.html

KGDK/2017 56
Doengoes (2010), Nursing Diagnosis Manual : Planning, Individualizing,
and Documenting Clint Care

Lee.S.D & Kearney D.j. (2004). Randomized Controlled trial of Gastric


lavage prior to endoscopy for acute upper gastrointestinal bleeding.
Jornal of Clinical Gastroenterology, 861-865. Diunduh pada tanggal
27 September 2015 melalui
http://www.atitesting.com/ati_next_gen/skillsmodules/content/naso
gastric-intubation/research/gastrointestinal-bleeding.html?
id=undefined

Newfield et.al. (2007). Cox’s Clinical Applications of Nursing Diagnosis


Adult, Child, Womens’s, Mental Health, Gerontic and Home Health.

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI

Sparks & Taylor (2011). Nursing Diagnosis Pocket Guide. Philadhelpia:


Lippincott Willian & Wilkins
i. Nanda International (2011). Nursing Diagnoses Definitions and
Classification 2012-2014. USA: Wiley Blackwell
j. Bulechek et al. (2013). Nursing Intervention Classification (NIC).
6th Edition. St. Louis : Elsevier
k. Tamboyang (2000). Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta :
EGC
l. Tim zikir (2007). Fikih orang Sakit Tanya Jawab Seputar Ibadah
Orang Sakit. Solo: Media Zikir
m. Adamu Faruk (2012). Medicine in Qur’an and Sunnah. Ibadan :
Safari Books
n. Hardin & Kaplow (2010). Cardiac Surgery Essential for Critical
Care Nursning. Canada : Jones & Bartlett

KGDK/2017 57
Lampiran 1

PROBLEM BASED LEARNING :


PANDUAN PELAKSANAAN BELAJAR
BERDASARKAN MASALAH (BDM)

A. LANGKAH BDM
1. Klarifikasi kata-kata asing
Kata-kata asing atau istilah asing dan konsep dalam kasus
pemicu diklarifikas, sehingga semua anggota kelompok
mengerti informasi yang diberikan pada kasus
2. Definisi masalah
Masalah ditetapkan atau didefinisikan dari pertaanyaan-
pertanyaan yang muncul dari anggota kelompok terkait
dengan kasus pemicu yang diberikan. Kelompok sepakat
terhadap penomena atau pertanyaan-pertanyaan tersebut.
3. Brainstrom
Setiap anggota kelompok memberikan pendapat dan
jawabannya terhadap pertanyaan yang muncul pada tahap
“definisi masalah” berdasarkan pengetahuan atau hasil
bacaan dari literatur atau pelajaran sebelumnya. Pada proses
ini akan menghasilkan hipotesa-hipotesa dan penjelasan-
penjelasan sementara. Semua pendapat dari anggota
kelompok dikumpulkan tanpa dianalisa.
4. Analisa masalah
Penjelasan-penjelasan dan hipotesa-hipotesa dari anggota
kelompok didiskusikan mendalam dan dianalisa secara

KGDK/2017 58
sistematik. Ide-ide dari tahap “brain storm” dihubungkan
satu sama lain.
5. Formulasi isu-isu pembelajaran
Berdasarkan pada beberapa pertanyaan dan kontroversi dari
masing-masing analisis masalah, diformulasikan pertanyaan-
pertanyaan yang berdasarkan pada aktivitas pembelajaran di
anggota kelompok. Pengetahuan yang masih kurang dari
kelompok dan “learning objective” diformulasijan pada
topik ini.
6. Belajar mandiri
Setiap anggota kelompok mencari literatur yang relevan
yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam
“learning objective”. Setelah mempelajari literatur-literatur
terkait maka setiap anggota kelompok menyiapkan laporan
tentang apa yang telah mereka temukan dalam tutorial
kelompok
7. Laporan
Diskusi pada tahap ini harus menggunakan rujukan-rujukan
terkait untuk menjawab “learning objective” . hasil diskusi
dapat berupa “concept map” atau instisari jawaban terhadap
permasalahan sesuai dengan learning objective yang telah
ditetapkan. Setiap anggota kelompok mencoba untuk
mensintesaa apa yang mereka dapatkan dari sumber yang
berbeda.

C. PANDUAN UNTUK MAHASISWA

KGDK/2017 59
Berdasarkan Langkah BDM dalam butir A, Diskusi dapat dibagi
menjadi Diskusi Kelompok-1 (DK-1) untuk penerapan langkah 1
s/d 5, serta Diskusi kelompok-2 untuk penerapan langkah 7.
Panduan Diskusi Kelompok-1 (DK-1)
1. Sebelum diskusi kelompok berlangsung sebaiknya
mahasiswa sudah mempelajari materi yang terkait
2. Untuk setiap diskusi kelompok, pilihlah Ketua dan
Sekretaris secara bergilir.
3. Bacalah dengan seksama setiap uraian pemicu. Masing-
masing mahasiswa membaca sendiri.
4. Identifikasi berbagai masalah dalam pemicu tersebut.
5. Buatlah analisis masalah, yaitu kemungkinan hubungan
antara berbagai isu bila ada, atau kemungkinan mekanisme
yang mendasari berbagai hal yang teridentifikasi di butir (3).
Selanjutnya disusun suatu hipotesis berdasarkan analisis
masalah.
6. Susunlah sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan
berbagai kemungkinan hubungan tersebut, atau yang
berkaitan dengan kemungkinan mekanisme yang mendasari
hal tersebut yang Saudara belum ketahui.
7. Urutkan pertanyaan tersebut secara sistematik berdasarkan
pertanyaan kunci: apa, mengapa, bagaimana dan seterusnya.
8. Tetapkan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjawab
tiap pertanyaan.
9. Pilih pertanyaan yang sudah dapat dijawab langsung
berdasarkan ilmu pengetahuan yang Saudara miliki.
10. Untuk pertanyaan yang belum terjawab, rencanakan
pencarian jawaban secara mandiri. Jika tugas belajar mandiri

KGDK/2017 60
dibagi dalam kelompok, setiap pertanyaan sedikitnya
dijawab oleh 2-3 mahasiswa.
11. Saudara harus mencatat proses diskusi mulai dari analisis
masalah (langkah 3) sampai dengan tugas belajar mandiri.

Belajar mandiri (BM)


Belajar mandiri merupakan kegiatan belajar mahasiswa
secara mandiri, yang dilaksanakan setiap selesai diskusi
kelompok.Hasil pencarian dalam belajar mandiri dicatat
dalam buku catatan Saudara.Rujukan yang digunakan dalam
belajar mandiri wajib dicantumkan, yang dapat disusun
dengan sistem nomor rujukan.

Panduan Diskusi Kelompok-2 (DK-2)


1. Sebelum diskusi kelompok berlangsung sebaiknya
mahasiswa sudah mempelajari materi yang terkait dan
membuat catatan.
2. Pilihlah Ketua dan Sekretaris Diskusi Kelompok.
3. Tiap mahasiswa melaporkan hasil tugas belajar mandirinya
dengan menyebut sumber bacaannya. Mahasiswa lainnya
menyimak dan mencatat seperlunya bila ada yang perlu
dibahas.
4. Setelah semua melaporkan hasil tugas baca, dilakukan
pembahasan bersama. Dalam pembahasan, kaitkan selalu
pembahasan dengan pertanyaannya.
5. Gunakan jawaban yang Saudara peroleh untuk menjelaskan
masalah yang teridentifikasi dalam pemicu.

KGDK/2017 61
6. Setelah seluruh kegiatan diskusi selesai, seluruh peserta
kelompok menyusun/merapikan catatan hasil tugas baca
yang dikumpulkan dari masing-masing peserta
(rangkuman), dalam buku catatan masing-masing.

KGDK/2017 62
Lampiran 3

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


MODUL KEPERAWATAN DASAR
CATATAN FASILITATOR

HASIL DISKUSI – 1

Kelompok : ................... Modul : ...................


....... .......
Nama Fasilitator Semester : ...................
: ................... .......
....... Waktu : ...................
Hari/Tanggal : ................... .......
.......

Anggota kelompok:
1. .............................................
6. .............................................
2. .............................................
7. .............................................
3. .............................................
8. .............................................
4. .............................................
9. .............................................
5. .............................................
10. ...........................................

Definisi masalah (PBL)

Analisis masalah: Hal yang perlu diketahui (learning


issues):

KGDK/2017 63
Materi bahasan yang harus dipelajari Tanda tangan Fasilitator

[Form ini diparaf oleh fasilitator setelah memeriksa kesesuaian isinya


dengan tugas diskusi, setelah diparaf dikembalikan kepada tiap
kelompok]

KGDK/2017 64
Lampiran 4

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


MODUL KEPERAWATAN DASAR
CATATAN FASILITATOR

HASIL DISKUSI – 2

Kelompok : ...................... Modul : ......................


.... ....
Nama Fasilitator Semester : ......................
: ...................... ....
.... Waktu : ......................
Hari/Tanggal : ...................... ....
....

Anggota kelompok:
1. .............................................
6. .............................................
2. .............................................
7. .............................................
3. .............................................
8. .............................................
4. .............................................
9. .............................................
5. .............................................
10. ...........................................

Partisipasi anggota kelompok terhadap setiap presentasi yang dilakukan anggota

Materi presentasi anggota yang Apa yang akan dilakukan :


masih belum jelas adalah tentang :

Tugas/pertanyaan yang masih belum Apa yang akan dilakukan :


diketahui dan dibahas :

KGDK/2017 65
Tanda tangan Fasilitator
[ Borang ini diparaf fasilitator setelah memeriksa kesesuaian isinya
dengan tugas diskusi. Setelah diparaf dikembalikan kepada
kelompok.Seluruh anggota menyetujui isi borang ini]

PENGELOLA MODUL
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT & KRITIS

Koordinator Modul Ita Yuanita


Program Studi Ilmu Keperawatan
iyuanita@uinjkt.ac.id 081311425351

Co Coordinator Ns. yeni, M.Kep


PSIK - Keperawatan Gawat Darurat

KGDK/2017 66
KGDK/2017 67

Anda mungkin juga menyukai