(GRANDPOP COOKS)
Disusun Oleh:
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Terdapat berbagai cara agar ingatan yang diterima dari luar dapat melakukan
recall atau pemanggilan informasi dan diharapkan tidak mengalami forgetting atau
lupa. Beberapa cara dalam mempertahankan memori yaitu melakukan pengulangan
(rehearsall), elaborative rehersall, deep processing, dan mnemonic (Lathifah et a el.,
2015). Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan Wreksoatmodjo pada tahun
2013, lansia yang tidak pernah masak sendiri meningkatkan risiko fungsi kognitif
buruk sebesar 2 kali lipat.
Berdasarkan latar belakang diatas, kami membuat sebuah program yang diberi
nama “Grandpop Cooks” dimana aktivitas utama dalam kegiatan ini menggunakan
metode pengulangan (rehearsal) yaitu penyelenggara acara memberikan informasi
terkait makanan yang akan dimasak, yaitu bahan masakan yang akan dimasak, yang
akan diberikan kode angka pada setiap bahan makanan (contohnya daun selada
kodenya 3, tauge kodenya 4, dst) dan diulangi sampai peserta dapat mengingatnya.
Setelah itu penyelenggara meminta peserta untuk mengambil undian yang terdapat
kode angka di dalamnya. Lalu peserta diminta untuk mengambil bahan makanan yang
cocok dengan kode angka yang sebelumnya sudah dijelaskan. Selain itu, pada akhir
acara peserta diminta untuk memasak sendiri dengan bahan makanan yang sudah
diundi sebelumnya.
Aktivitas ini bertujuan untuk membantu meningkatkan short-term memory lansia, dan
membantu mengurangi penurunan fungsi kognitif lansia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Lansia
Azizah (dalam Intani, 2013) menyatakan lansia merupakan suatu bagian dari
tumbuh kembang dari mulai bayi, anak-anak, dewasa, dan tua. Lansia mengalami
perubahan yang bersifat norrmal meliputi perubahan fisik, kognitif, dan psikososial
secara bertahap, lalu Utomo dkk (dalam Farahnaz, 2016) menyatakan ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap stress dengan lingkungan
dan bukan merupakan suatu penyakit. Proses penuaan akan terlihat sejak umur 45
tahun dan timbul masalah pada umur 60 tahun.
1. Usia pertengahan (middle age) yang berkisar antara umur 45-59 tahun
2. Lanjut usia (erderly) yang berkisar antara 60-74 tahun
3. Lanjut usia tua (old) yang berkisar antara 75-90
4. Usia sangat tua (very old) yang berkisar diatas 90 tahun
2. Kognitif
Gagne (dalam Naimah, 2012) mengatakan bahwa kognitif adalah proses yang
terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang
berpikir.
Ingatan merupakan suatu proses biologi, yakni informasi diberi kode dan
dipanggil kembali. Pada dasarnya ingatan adalah sasuatu yang membentuk diri
manusia dan membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Ingatan memberi
manusia kemampuan mengingat masa lalu, dan perkiraan pada masa depan (Lestari,
2010). Syahrani (dalam Lestari, 2010) menuliskan bahwa mengingat itu adalah
proses kerja otak menyimpan informasi dan memunculkannya kembali.
3.1. Jenis-jenis Ingatan
Dapat diandaikan seperti buku catatan yang terbuka di meja kerja kita.
Informasi ditulis, dibaca, atau dicatat dalam ingatan ini. Yang
terpenting, memori ini merupakan apa yang difokuskan saat ini.
Pengetahuan yang tidak kita gunakan saat ini atau tidak akan
digunakan untuk waktu lama.
B. Teori Pendukung
1. Lansia
2. Kognitif
Dalam arti yang luas cognitive (kognisi) ialah perolehan, penataan, dan
penggunaan pengetahuan. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif
menjadi popular sebagai salah satu domain psikologis manusia yang meliputi
setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan,
pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan
(Mussa’diyah, 2014).
Pada lanjut usia daya ingat merupakan salah satu fungsi kognitif
yang paling awal mengalami penurunan. Ingatan jangka panjang
kurang mengalami perubahan, sedangkan ingatan jangka pendek
seketika 0-10 menit memburuk. Lansia akan kesulitan dalam
mengungkapkan kembali cerita atau kejadian yang tidak begitu
menarik perhatiannya, dan informasi baru seperti TV dan film.
b) IQ (Intellegent Quocient)
d) Kemampuan pemahaman
e) Pemecahan masalah
Pada lansia masalah-masalah yang dihadapi semakin banyak.
Banyak hal dengan mudah dapat dipecahkan pada zaman dahulu,
tetapi sekarang menjadi terhambat karena terjadi penurunan fungsi indra
pada lansia. Hambatan yang lain berasal dari penurunan daya ingat,
pemahaman, dan lain-lain yang berakibat pemecahan masalah menjadi
lebih lama.
f) Pengambilan keputusan
g) Motivasi
Program ini berjenis workshop, karna workshop adalah Suatu metode pembelajaran
yang menekankan pada pemahaman yang lebih mendalam terhadap suatu topik tertentu
dengan melakukan pertukaran informasi dan interaksi antar peserta dengan pembahasan
yang bersifat tutorial dan cenderung teknis sehingga diharapkan adanya hasil atau kerja nyata
dalam bentuk laporan (Rahayu & Riyanto, 2014). Workshop ini bertemakan bermain dan
memasak dan diberi judul “Grandpop Cooks”. Peserta dari kegiatan ini adalah individu yang
berusia 60-75 tahun tinggal di panti jompo. Tempat dan workshop Grandpop Cooks ini
dirancang kurang lebih dalam 3 bulan yaitu pada bulan agustus hingga oktober 2017 di
Universitas Pembangunan Jaya. Kegiatan pelatihan ini akan akan dilaksanakan di Panti
Werdha Berdikari yang berada didaerah Tangerang Selatan dengan durasi kurang lebih 3 jam
30 menit yaitu dari pukul 09.00 sampai 12.30.
Tahap awal dari dari kegiatan kami adalah perencanaan yang meliputi, pencarian data
dari beberapa sumber seperti buku, jurnal dan skripsi yang berkaitan dengan topik pelatihan
kami. Tahap kedua, kami akan mencari subjek yang akan mengikuti Grandpop Cooks dan
subjek kami adalah lansia yang usianya berkisar 60-75 tahun. Tahap ketiga, kami akan
mencari masalah pada tugas perkembangan yang terjadi pada lansia dan kami telah
menemukan masalah yang terjadi pada lansia adalah melambatnya proses pikir, kurang
menggunakan strategi memori yang tepat, kesulitan memusatkan perhatian, mudah beralih
pada hal yang kurang perlu, memerlukan waktu yang lebih lama untuk belajar sesuatu yang
baru. Tahap keempat, kami membuat proposal yang berisi kegiatan dan penyampaian materi
yang nantinya akan kami sampaikan kepada para lansia. Tahap kelima, kami akan
menentukan isi dari pelatihan yang kami akan adakan serta menentukan waktu, tanggal,
tempat serta jumlah peserta yang akan dituju.
Pada proses ini peserta akan diperkenalkan dengan beberapa macam makanan dan
minuman seperti jus buah melon, buah naga, salad buah, salad sayur, salad macaroni dan roti
lapis, serta manfaat yang terkandung didalamnya. Bahan-bahan yang digunakan adalah bahan
yang telah disiapkan oleh penyelenggara termasuk perebusan, pengkukusan dan peserta
hanya akan diberikan tugas seperti mancampur bahan, mengkreasikan bahan, membuat jus
serta memberikan kreasi lainnya sekreatif mereka. Adapula bahan yang disediakan sebagai
berikut:
dari bahan yang telah dijelaskan diatas, lalu penyelenggara akan menjelaskan manfaat dari
bahan makanan yang telah disediakan, kemudian penyelenggara akan memberikan simbol
angka pada setiap bahan masakan yang akan diberikan kepada peserta melalui undian.
KESIMPULAN
Hidayati dkk (2013) mengatakan, lansia merupakan kelompok umur pada manusia
yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan
lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan (Sirait,
2015). Proses penuaan (aging process) merupakan suatu proses yang alami ditandai dengan
adanya penurunan atau perubahan kondisi fisik, psikologis maupun sosial dalam berinteraksi
dengan orang lain. Proses menua dapat menurunkan kemampuan kognitif dan kepikunan,
masalah kesehatan kronis dan penurunan fungsi kognitif serta memori (Putra et a el.,2013).
Selain itu penelitian yang dilakukan Lumbantobing (2006) yang menyatakan bahwa
perubahan yang terjadi pada otak akibat bertambahnya usia antara lain fungsi penyimpanan
informasi (storage) mengalami sedikit perubahan. Menurut Suprenant, seseorang yang lebih
tua cenderung memiliki kemampuan mengingat yang kurang dibandingkan orang yang lebih
muda. Semakin bertambahnya usia maka sel-sel otak akan semakin kelelahan dalam
menjalankan fungsinya yang menyebabkan tidak bisa bekerja secara optimal seperti saat
masih muda (Putra, dkk, 2014).
Terdapat berbagai cara agar ingatan yang diterima dari luar dapat melakukan recall
atau pemanggilan informasi dan diharapkan tidak mengalami forgetting atau lupa. Beberapa
cara dalam mempertahankan memori yaitu melakukan pengulangan (rehearsall), elaborative
rehersall, deep processing, dan mnemonic (Lathifah et a el., 2015). Selain itu, berdasarkan
penelitian yang dilakukan Wreksoatmodjo pada tahun 2013, lansia yang tidak pernah masak
sendiri meningkatkan risiko fungsi kognitif buruk sebesar 2 kali lipat.
Coresa, T. (2014). Gambaran fungsi kognitif pada lansia di Unit Rehabilitas Social Pucang
Gading Semarang (Skripsi, Universitas Diponegoro). Diakses pada tanggal 12
Oktober 2017 pukul 13.25 dari http://eprints.undip.ac.id/44892/
Farahnaz, A. (2016). Pengaruh latihan isotonic low impact pada otot dorsal dan plantar
flexor terhadap peningkatan keseimbangan dinamis lansia (Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta). Diakses pada tanggal 12 Oktober 2017 pukul 13.25 dari
http://eprints.ums.ac.id/44723/
Hanafi, A. (2014). Pengaruh terapi brain gym terhadap peningkatan fungsi kognitif pada
lanjut usia di Posyandu Lanjut Usia Desa Pucungan Kartasura (Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta). Diakses pada tanggal 12 Oktober 2017 pukul 13.25 dari
http://eprints.ums.ac.id/32228/
Hanifa, A. (2016). Hubungan kualitas tidur dan fungsi kognitif pada lanjut usia di Panti
Sosial Margaguna Jakarta Selatan (Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta). Diakses pada 14 Oktober 2017 pukul 21.36 dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/33433
Intani, A. C. (2013). Hubungan beban kerja dengan stres pada petani lansia di Kelompok
Tani Tembakau Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember (Skripsi, Universitas
Jember). Diakses pada tanggal 12 Oktober 2017 pukul 13.25 dari
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/3168/Arum%20Cahya%20Int
ani%20-%20092310101003.PDF?sequence=1
Jerry. (2010). Pengaruh kebisingan dan warna terhadap ingatan jangka pendek ditinjau dari
dimensi kepribadian ekstrovert dan introvert (Skripsi, Universitas Sumatera Utara).
Diakses pada 14 Oktober 2017 pukul 21.19 dari
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/18437.
Lathifah, N.B. & Ramli, A.H. & Faizah. (2015). Pengaruh tayangan humor terhadap short
term memory pada mahasiswa baru. Jurnal Mediapsi, 1(1), 10-16. Diakses pada 14
Oktober 2017 pukul 22.53 dari
http://mediapsi.ub.ac.id/index.php/mediapsi/article/view/2
Legowo, G. (2015). Hipertensi sebagai faktor risiko penurunan fungsi kognitif pada lansia di
Posyandu Lansia Rajabasa Bandar Lampung (Skripsi, Universitas Lampung).
Diakses pada 14 November 2017 pukul 20.29 dari
http://digilib.unila.ac.id/17184/118/BAB%20II.pdf.
Lestari, Y. A. (2010). Metode mnemonik untuk mengingat dua belas nervus cranialis pada
Mahasiswa Tingkat II Akper Kosgoro Mojokerto (Tesis, Universitas Sebelas Maret).
Diakses pada tanggal 12 Oktober 2017 pukul 13.25 dari
http://eprints.uns.ac.id/4187/1/153902108201005031.pdf
Naimah, M. (2012). Peran positive deviance guru dalam mendukung perkembangan kognitif
anak berkebutuhan khusus: penelitian tindakan di SDN 04 Krebet Desa Sidowayah
Kecamatan Jambon. Kabupaten Ponorogo (Skripsi, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang). Diakses pada tanggal 12 Oktober 2017 pukul 13.25
dari http://etheses.uin-malang.ac.id/2218/
Ningsih, M.A.D. (2016). Pengaruh Terapi Teka Teki Silang terhadap fungsi kognitif pada
lansia dengan kecurigaan demensia di Banjar Muding Klod (Tesis, Universitas
Udayana). Diakses pada tanggal 20 November 2017 pukul 11.56 dari
http://erepo.unud.ac.id/17418/.
Pesik, V. P. (2015). Perbedaan psychological well-being lansia yang tinggal di Pandi Werda
dan di rumah (Skripsi, Universitas Kristen Satya Wacana). Diakses pada tanggal 11
November 2017 pukul 20.14 dari
http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8546/2/T1_802007093_Full%20text.p
df
Putra, G.S.M.R.A. & Indarwati, R. & Has, E.M.M. (2014). Reminiscence therapy dengan
metode terapi aktivitas kelompok meningkatkan fungsi kognitif pada lansia (Jurnal).
Diakses pada 14 Oktober 2017 pukul 21.08 dari http://journal.unair.ac.id/download-
fullpapers-ijchnb7ed797040full.pdf.
Rahayu, Y., & Riyanto, A. (2014). Pengaruh workshop dan sertifikasi akuntansi terhadap
pemahaman dasar akuntansi dan praktek (studi kasus di Amik BSI Sukabumi). Jurnal
Ecodemica, 2(2), 186-193. Diakses pada tanggal 5 november 2017 dari
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica/article/view/94
Siahaan, N.R. (2014). Pelaksanaan program posyandu lansia dan tingkat kepuasaan lansia
pengguna posyandu di Puskesmas Buntu Raja Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten
Dairi (Skripsi, Univeristas Sumatera Utara). Diakses pada tanggal 11 November 2017
pukul 23.14 dari http://repository.usu.ac.id/xmlui/handle/123456789/39919?show=full
Sirait, F.R.H. (2015). Hubungan status gizi dan hipertensi terhadap kemandirian lansia di
Posyandu Lansia Puskesmas Kedaton (Skripsi, Univeristas Lampung). Diakses pada
12 Oktober 2017 pukul 16.33 dari http://digilib.unila.ac.id/6613/.
Suputra, A.A.G.S. (2015). Hubungan antara kadar yodium urin dan memori jangka pendek
pada anak sekolah dasar di Daerah Endemis Gaky (Skripsi, Univeritas Diponegoro).
Diakses pada 14 Oktober 2017 pukul 21.40 dari http://eprints.undip.ac.id/46166/
Syayidah, K. (2009). Impementasi metode super memory system dalam meningkatkan daya
ingat siswa pada mata pelajaran fiqih kelas XI Mabilingual Krian Sidoarjo (Skripsi,
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya). Diakses pada tanggal 12 Oktober
2017 dari http://digilib.uinsby.ac.id/7300/
Umam, K. (2016). Pengaruh terapi humor terhadap memori jangka pendek pada lansia di
Panti Sosial Lanjut Usia Bondowoso (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Jember).
Diakses pada 14 November 2017 pukul 20.41 dari
http://digilib.unmuhjember.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=umj-1x-
khoiruluma-3404
Wreksoatmodjo, B.R. (2013). Aktivitas kognitif mempengaruhi fungsi kognitif lanjut usia di
Jakarta. Jurnal CDK-2014, 41(3). Diakses pada 14 Oktober 2017 pukul 22.51 dari
http://www.kalbemed.com/Portals/6/05_224Aktivitas%20Kognitif%20Mempengaruhi
%20Fungsi%20Kognitif%20Lanjut%20Usia%20di%20Jakarta.pdf.
Zulsita, A. (2010). Gambaran kognitif pada lansia di RSUP H.Adam Malik Medan dan
Puskermas Petisah Medan (Skripsi, Universitas Sumatera Utara). Diakses pada 14
Oktober 2017 pukul 21.01 dari http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/21571.
LAMPIRAN