Disusun oleh :
FAKULTAS KEPERAWATAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat karunia-Nya
Keperawatan Gangguan Memori”, untuk memperoleh nilai tugas dari mata kuliah proses
keperawatan.
akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan tanpa adanya bantuan dari berbagai
kami. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan banyak
Ns. Yannerith Chintya, S.Kep,.M.Kep selaku dosen pengampuh mata kuliah proses keperawatan
yang boleh memberikan kesempatan kepada kami sehingga kami boleh lagi berproses
berasama dalam membuat makalah ini yang ditugaskan kepada kami secara berkelompok. Kami
pun menyadari bahwa kami masih memiliki kekurangan dalam pembuatan makalah ini oleh
sebab itu kami memohon maaf bila ada kesaalahan dalam makalah ini dan kami memohon
arahan dan petunjuk serta kritik dan saran agar supaya di kemudian hari kami bisa lebih baik
lagi dalam membuat makalah.
Terima kasih.
DAFTAR ISI
Cover
Kata pengantar
Daftar isi
Bab 1 Pendahuluan
Bab III
3.1 pengkajian
3.4 haluaran
BAB I
PENDAHULUAN
Lanjut usia merupakan suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Menua atau
menjadi tua adalah suatu keadaan atau proses yang terjadi secara alamiah dalam kehidupan
manusia, mulai dari anak kemudian menjadi remaja beranjak dewasa dan akhirnya menjadi tua.
Proses menua yang terjadi pada lansia dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu kelemahan,
keterbatasan fungsional, ketidakmampuan dan keterhambatan yang dialami bersamaan proses
kemunduran. Salah satu sistem tubuh yang mengalami kemuduran adalah sistem kognitif atau
intelektual atau memori. Memori ialah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan, dan
memproduksikan kesan-kesan, dengan berarti manusia dapat menyimpan dan mengingat
kembali sesuatu yang pernah dialami. Tidak semua yang pernah dialami itu akan seluruhnya
tinggal di dalam ingatan karena keterbatasan kemampuan mengingat (Ahmadi, 2009).
Fenomena ini jelas mengakibatkan masalah mental pada lansia seperti sering menyendiri dan
menarik diri karena merasa tidak berarti, dan masalah memori pada lansia yang sering lupa
dengan hal yang dilakukannya. Keadaan memori lansia yang menurun dapat memengaruhi
lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Lansia lupa apakah sudah makan, sudah minum,
sudah mandi, lupa dengan nama anaknya, serta lupa dimana menyimpan barangnya.Gejala
mudah lupa disebabkan oleh faktor fisiologis yaitu proses otak menjadi tua dan faktor patologis
atau penyakit. (Nugroho, 2008) Dalam waktu hampir lima dekade, persentase lansia di
indonesia meningkat sekitar dua kali lipat (171-2020), yakni menjadi 9,92 persen (26 juta-an)
dimana lansia perempuan sekitar satu persen lebih banyak dibandingkan lansia laki-laki (10,43
persen berbanding 9,42 persen). Dari seluruh lansia yang ada di indonesia, lansia muda (60-69
tahun) jauh mendominasi dengan besaran yang mencapai 64,29 persen, selanutnya diikuti oleh
lansia madya (70-79 tahun) dan lansia tua (80+ tahun) dengan besaran masing masing 27,23
persen dan 8,49 persen.Jumlah lansia di provinsi Jawa Timur (13,38 persen) (Badan pusat
Statistik, 2020). jumlah lansia di Kabupaten Magetan sebanyak 19,73% (Badan Pusat Statistik,
2019). Jumlah Lansia di UPT PSTW Magetan yaitu 145 orang, tersebar didua kota yaitu di
Magetan 110 orang dan 35 orang di Pacitan, untuk presentase lansia dengan masalah gangguan
memori kurang lebih 15% dari jumlah lansia di UPT PSTW Magetan (Magetan,2021).
Bertambahnya jumlah populasi lansia yang terus berkembang menjadi penyebab utama
kecacatan pada lansia, menjadi tantangan serius yang akan dihadapi oleh layanan perawatan
kesehatan dan sosial di indonesia. Maka gangguan kognitif pada lansia akan menjadi masalah
umum pada lansia. Kemunduran kemampuan mental merupakan bagian proses penuaan
organisme secara umum, ketika lansia sudah berumur 60 – 75 keatas kebanyakan kemampuan
seseorang secara terus menerus mengalami penurunan. Kemerosotan intelektual lansia ini
pada umumnya merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, disebabkan berbagai faktor
seperti penyakit, kecemasan atau depresi (Khasanah, 2018). Aspek intelegensi, memori, dan
bentuk- bentuk lain dari fungsi mental menurun seiring bertambahnya usia. Secara alamiah
penurunan intelektual umumnya karena beberapa sel otak yang berangsur-angsur mulai mati,
juga karena berkurangnya daya elastisitas pembuluh darah. Sel otak yang mulai mati tersebut
tidak akan mengalami regenerasi, sehingga hal ini menyebabkan lansia mengalami penurunan
fungsi intelektual. Kecepatan proses di syaraf menurun sesuai pertambahan usia. Perubahan itu
hampir dialami semua orang yang mencapai usia 70-an tahun. Pada usia 65-75 tahun didapati
kemunduran pada beberapa kemampuan dengan variasi perbedaan individu yang luas. Diatas
usia 80 tahun didapati kemunduran kemampuan yang cukup banyak (Nugroho et al, 2017).
Fungsi memori merupakan salah satu komponen intelektual yang paling utama, karena sangat
berkaitan dengan kualitas hidup. Banyak lansia yang mengeluh kemunduran daya ingat yang
disebut sebagai mudah lupa. Salah satu tindakan keperawatan yang dapat dilakukan oleh
perawat dalam melakukan intervensi keperawatan pada lansia dengan gangguan memori yaitu
memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif. Penanganan gangguan memori
menurut SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, 2017) adalah Latihan Memori yaitu
dengan stimulasi memori dengan mengulang pikiran yang terakhir kali diucapkan.Tindakan
tersebut berperan penting pada lansia untuk menurunkan proses kemunduran otak lansia dan
menjadikan lansia memou berperan aktif dan produktif dalam menjalankan aktivitasnya.
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan mengenai lansia dengan Gangguan
Neurosensori maka peneliti tertarik untuk malakukan penelitian tentang “Asuhan Keperawatan
Pada Lansia Gangguan Neurosensori Dengan Masalah Kepewatan Gangguan Memori”.
Kemampuan manusia untuk mengingat sesuatu disebut dengan memori atau ingatan.
Perdebatan tentang ingatan manusia akan sangat menarik mengingat fungsinya yang sangat
penting dalam kehidupan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN TEORI
Kegagalan sensori
Berikut adalah beberapa masalah motorik yang dapat terjadi pada seseorang:
seorang individu yang telah melewati usia 45 tahun hingga 60 tahun keatas
disebut Lansia.
proses alamiah yang terjadi pada manusia melalui tiga tahap kehidupannya,
yaitu anak, dewasa, dan tua. Memasuki usia tua berarti mengalami beberapa
1. Usia dewasa muda (Eldery Adulthood) mulai dari usia 15 tahun – usia 20
tahun.
2. Usia dewasa penuh (Middle years) atau maturitas dimulai usia 25 sampai
60 tahun/ 65 tahun.
3. Lanjut usia (Geriatric age) dimulai usia lebih dari 65 tahun/70 tahun,
lansia adalah 60 tahun. Depkes, diikuti dari Aziz (1994) lebih lanjut membuat
1. Kelompok lansia dini (55 -64 tahun ) yakni kelompok baru memasuki
lansia.
3. Kelompok lansia resiko tinggi, yakni lansia yang berusia lebih dari 70
tahun.
1. Tipe optimis
Lansia ini santai dan periang, dengan penyesuaian yang cukup baik,
lansia bebas dari tanggung jawab dan sebagai kesempatan untuk menuruti
kebutuhan pasifnya.
2. Tipe konstruktif
3. Tipe ketergantungan
tetapi lansia selalu pasif juga tidak praktis dalam bertindak, lansia tidak
4. Tipe defensif
Lansia yang tidak mudah menyerah, serius, senang berjuang dan bias
menjadi panutan.
7. Tipe bermusuhan
Lansia yang selalu menganggap orang lain yang menyebabkan
tua sebagai hal yang tidak baik, takut mati, iri hati pada orang yang masih
yang buruk.
menganggap usia lanjut sebagai masa yang tdiak menarik dan berguna.
Menurut Dewi (2014) Menua atau menjadi tua adalah suatu keaadaan yang
usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses
rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian.
yang menjelaskan tentang proses menua yang tidak seragam. Secara umum
3. Tidak ada satu factor pun yang dapat mencegah proses menua.
Menurut Dewi (2014) Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses
1. Teori biologi
a. Teori genetik
stress yang menyebabkan sel tubuh menjadi lelah dan tidak mampu
fisiologis.
c. Teori nutrisi
dalam rentang hidupnya, maka ia akan hidup lebih lama dengan sehat.
proses transkripsi DNA dan RNA dan dalam proses translasi RNA
e. Teori stress
Teori stress mengungkapkan bahwa proses menua terjadi akibat
kelebuhan usaha, dan sel yang menyebabkan sel tubuh lelah terpakai.
karbohidrat dan protein. Radika ini menyebabkan sel sel tidak dapat
melakukan regenerasi.
Pada teori rantai silang diungkapkan bahwa reaksi kimia sel-sel yang
2. Teori psikologis
aktualisasi diri.
yang spesifik.
3) Dewasa tengah; mulai memiliki tujuan hidup yang lebih kongkrit
dicapai.
3. Teori sosiologi
perintah.
meiputi:
1) Kehilangan peran.
3) Berkurangnya komitmen.
luas.
c) Aspek utama dalam teori ini adalah proses menarik diri yang
Menurut teori ini, setiap orang pasti berubah menjadi tua namun
e. Subculture theory
Menurut teori ini lansia dipandang sebagai bagian sub kultur. Secara
Jumlah sel menurun/lebih sedikit, ukuran sel lebih besar, jumlah cairan
ginjal darah dan hati menurun, mekanisme perbaikan sel terganggu, otak
menjadi atropi beratnya berkurang 5-10% dan jumlah sel otak menurun
pernapasan.
Timbul sclerosis pada sfingter pupil dan hilangnya respons terhadap sinar,
aktivitas otot.
berhenti reproduksi tidak lagi terjadi. Pada laki-laki testis menjadi lebih
Ginjal akan mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal
TSH, FSH, dan LH, aktivitas tiroid, basal metabolic rate (BMR) daya
menjadi lambat, kuku jari tangan dan kaki menjadi keras dan rapuh,
atropi serabut otot sehingga gerakan menjadi lambat, otot kram dan
tremor.
bertambah pelit atau tamak bila memiliki sesuatu. Sikap umum yang dapat
ditemukan pada hamper setiap lanjut usia, yaitu keinginan memiliki umur
dalam masyarakat, ingin mempertahankan hak dan hartanya, serta ingin tetap
2. Kesehatan umum.
3. Tingkat pendidikan.
4. Keturunan (hereditas).
5. Lingkungan.
Perubahan kepribadian yang drastis jarang terjadi pada lansia. Lansia lebih
sering memiliki ungkapan yang tulus, kekakuan pada lansia dapat disebabkan
oleh faktor penyakit yang diderita Nasrullah (2016).
a. Kenangan (memori)
Kenangan jangka panjang, beberapa jam sampai bebrapa hari yang lalu
faktor waktu.
Menurut Amin dan Malik (2013) bahwa sistem memori manusia dapat
hanya dalam beberapa detik saja, sedangkan memori jangka pendek dapat
yang didapat sebanyak banyaknya dalam jangka waktu yang lama Blerkom
(2008).
tanda dan gejala memori dibagi menjadi 2 yaitu tanda dan gejala mayor
dan minor.
Subyektif
Obyektif
Subyektif
Obyektif
(tidak tersedia)
Pada tahap ini, pesan dari gejala fisik diterjemahkan menjadi semacam
a. Disengaja
b. Tidak disengaja
2. Penyimpanan (storage)
Pada tahap ini informasi yang telah diterima dan diseleksi untuk
otak.
informasi dalam sistem memori otak. Jka proses pemanggilan ini gagal,
Disini yang ingin diproduksikan hanya sebagian ingatan itu. Hal itu
Ketika memori tidak berfungsi maka yang akan terjadi adalah kelupaan.
yang berlangsung setiap hari. Namun ketika kita telusuri, ada beberapa
1. Merosot karena tidak terpakai, ada asumsi yang sudah lama yang
ketika mengingat nama nama mahasiswa baru. Oleh karena itu, dia
3. Represi : pengalaman masa lalu yang sengaja dipendam kuat kuat agar
yang dilakukan oleh seseorang yang tidak tahu apa-apa selain dirinya
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Dari hasil pengkajian pada klien didapatkan data jenis kelamin perempuan.
Klien berada pada usia 82 tahun yang merupakan kriteria lansia dengan resiko
dalam pengambilan pasien, seharusnya pasien yang ambil adalah rentang usia
60- 75 tahun. pada dasar nya pengambilan kasus ini dilakukan di panti maka
faktor seperti penyakit, kecemasan atau depresi. berdasarkan fakta dan teori
terdapat kesenjangan, seharusnya klien yang diambil dalam studi kasus yaitu
rentang usia 60-75 tahun, karean dengan usia klien sekarang sudah sangat
jelas jika lansia mengalami penurunan, akan tetapi dengan menyikapi hal
lanjut. hal ini sebagaimana dalam teori (Wahyunita, 2010) Proses penyesuaian
diri pada setiap lansia pun juga berlangsung secara berbeda-beda dalam
menghadapi berbagai kemunduran diri serta masalah yang muncul dalam
sehari-hari. Keluhan yang sering dialami oleh seseorang yang telah memasuki
masa lanjut usia adalah menurunnya daya ingat atau sering lupa Menurut
lansia terhadap penurunan fungsi kognitif. Berdasarkan hasil fakta dan teori
peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam salah satu masalah kesehatan yang
Inventaris Geriatrik menunjukksn nilai 17 yang berarti depresi berat. hal ini
sesuai dengan teori (Dewi, Kartika S 2012) Salah satu gangguan kesehatan
yang dapat muncul pada lansia adalah gangguan mental. Gangguan mental
yang sering muncul pada masa ini adalah depresi dan gangguan fungsi
kognitif. Resiko terjadinya depresi dapat meningkat dua kali lipat saat usia
kualitas hidup lansia. Berdasarkan hasil fakta dan teori peneliti menyimpulkan
bahwa depresi pada lansia dapat menyebabkan klien merasa putus asa, cemas
sosial sehingga depresi dapat menjadi salah satu penyebab lansia mengalami
gangguan memori.
sosial keluarga adalah proses yang terjadi sepanjang kehidupan, sifat maupun
jenis dukungan sosial keluarga yang bisa berbeda-beda dalam setiap siklus
keluarga pada klien sangat penting, didalam panti klien merasa tidak
sering lupa waktu seperti hari, bulan, tahun, tanggal dan klien juga
mengatakan sering lupa dengan orang yang baru saja bertemu. setelah
riwayat trauma dan depresi hingga isolasi sosial. Hal ini dapat dilihat pada
teori bahwa penyebab klien lupa dapat dipengaruhi oleh faktor represi atau
fakta dan teori mempunyai kesamaan dengan hasil, bahwa klien dengan
gangguan memori dapat dipengaruhi oleh riwayat trauma masa lalu yang
terjadi pada klien, sehingga seperti yang ditemukan dipanti bahwa klien sering
Berdasarkan tinjauan kasus yang telah dilakukan oleh peneliti pada Ny. J,
diperoleh data bahwa klien mengatakan sering lupa, klien tidak dapat
mengingat nama orang baru, klien sering lupa dengan orientasi waktu seperti,
lupa tanggal, hari, bulan, dan tahun. Menurut Standart Diagnosa Keperawatan
(SDKI,2018).
Berdasarkan hasil fakta dan teori yang telah didapatkan penulis mengambil
penyebab dari diagnosa keperawatan dari faktor psikologis karena dari hasil
menerus . Hal tersebut akan menimbulkan kesenjangan jika dilihat dari usia
klien yang sudah menginjak lebih dari 80 tahun maka hal tersebut juga bisa
didapatkan diagnosis keperawatan yang muncul pada kasus ini yaitu gangguan
dan kemajuan pasien secara spesifik (Manurung, 2012). Berdasarkan fakta dan
strategi bagaimana mengingat informasi yang baru saja di terima. Tehnik yang
mengingat sebuah gambar orang yang lansia kenal maka dapat diasumsikan
memori mengingat tanggal, hari, bulan dan tahun dalam sehari hari untuk
Perfusi serebral
Proses informasi
Status neurologis
Status kognitif