Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT KESEHATAN ANAK DALAM

LINGKUP KOMUNITAS

MATA KULIAH : Agregat Komunitas

DISUSUN OLEH :

Raj Christo Hayangua

Rizky A.A Pakaya

Marsela Daletare

FAKULTAS KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah kepada saya, sehingga berkat karunia-Nya saya dapat menyelesaikan
asuhan Keperawatan pada “Agregat kesehatan anak dalam lingkup komunitas”

saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik
dan saran dari dosen pembimbing dan semua pihak yang sifatnya membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan demi perbaikan makalah saya di masa yang
akan datang.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI..........................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................


1.2 Rumus Masalah......................................................................................................
1.3 Tujuan....................................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN

1. Definisi dan deskripsi komunitas..........................................................................


2. Peran Komunitas perawat terkait usia anak sekolah.............................................
3. Konsep asuhan keperawatan komunitas................................................................

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, bertolak dari latar
belakang manusia yang berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan banyak faktor yang terjadi
dan berhubungan dengan masalah kesehatan. Di dalam komunitas masyarakat suatu
daerah bila di klasifikasikan berdasarkan kelompok khusus, yang sangat rentan terhadap
kondisi kesehatan terganggu adalah kelompok khusus anak usia sekolah. Salah satu upaya
yang dilaksanakan adalah meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dengan
melakukan kegiatan keperawatan pada komunitas atau masyarakat yang didalamnya
terdapat kelompok khusus anak sekolah.

Berdasarkan hasil pengkajian data yang dilakukan di kelurahan Wonokromo Surabaya


yang dilakukan pada tanggal 12 November 2015. Ditemukan sebagian besar anak SDN
IV Wonokromo yang memiliki masalah kebersihan diri (personal hygiene), cukup banyak
antara lain 45 murid yang bermasalah pada gigi dengan persentase 36.5 %, 25 murid yang
tidak menggosok gigi dengan persentase 20.3%, 6 murid yang tidak tidak mencuci tangan
sebelum makan dengan persentase 4.9%, 15 murid yang tidak mencuci kaki sebelum tidur
dengan persentase 12.1 %, 7 murid tidak biasa memakai alas kaki dengan persentase 5.7
%, 20 murid tidak biasa potong kuku dengan persentase 16.2% , 5 murid yang
mempunyai kebiasaan mandi 1 kali sehari dengan persentase 4%. Dampak negatif dari
perilaku tersebut adalah menimbulkan berbagai penyakit yang terjadi seperti karies gigi,
diare, cacingan, dan gatal- gatal. Sehingga perlu untuk ditindak lanjuti dengan pemberian
asuhan keperawatan.

4
1.2. Rumusan Masalah
1. bagaimana cara mengidentifikasi permasalahan yang dialami komunitas agregat anak
usia sekolah
2. bagaimana cara menganalisis dan sintesa data komunitas agregat anak usia sekolah

1.3. Tujuan
1. Mengidentifikasi permasalahan yang dialami komunitas agregat anak usia sekolah.
2. Melakukan analisis dan sintesa data komunitas agregat anak usia sekolah

5
BAB 2
TINJAU PUSTAKA

2.1. Definisi dan Deskripsi Komunitas


1. Definisi Komunitas
A. ANAK
Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan sistem sosial
tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok/agregat dan masyarakat. Salah
satu agregat di komunitas adalah kelompok anak usia sekolah yang tergolong kelompok
berisiko (at risk) terhadap timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku tidak sehat.
Berdasarkan umur kronologis dan berbagai kepentingan, terdapat berbagai definisi
tentang anak usia sekolah yaitu:
a. Menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu golongan anak yang
berusia antara 7-15 tahun , sedangkan di Indonesia lazimnya anak yang berusia 7-12
tahun.
b. Menurut Wong (2016), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun

2. Deskripsi wilayah Komunitas


Sebagai komunitas yang dikaji adalah komunitas agregat anak usia sekolah di SDN
IV Wonokromo Surabaya pada tanggal 12 November s.d 26 November 2017. Luas
2wilayah komunitas 700 m dengan batas wilayah sebelah utara rumah penduduk RT.5
Kel. Wonokromo, sebelah selatan rumah penduduk RT.4 Kel. Wonokromo, sebelah Barat
Masjid Qomarudin Wonokromo dan sebelah timur rumah penduduk RT.4 Kel.
Wonokromo.

3. Besarnya Komunitas
Komunitas agregat anak usia sekolah yang menjadi sasaran pengkajian adalah anak usia
sekolah SD dengan umur 6 — 12 tahun berjumlah 123 (Data SDN IV Wonokromo
Surabaya, November 2015).

6
4. Anak Usia Sekolah Sebagai Kelompok Risiko
Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun yang masih duduk
di sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya. Anak usia
sekolah merupakan kelompok risiko yaitu suatu kondisi yang dihubungkan dengan
peningkatan kemungkinan adanya kejadian penyakit. Hal ini tidak berarti bahwa jika
faktor risiko tersebut ada pasti akan menyebabkan penyakit, tetapi dapat berakibat
potensial
terjadinya sakit atau kondisi yang membahayakan kesehatan secara optimal dari populasi.
Anak usia sekolah merupakan populasi risiko karena beberapa hal yaitu:
- Anak banyak menghabiskan waktu di luar rumah

- Aktivitas fisik anak semakin meningkat

- Pada usia ini anak akan mencari jati dirinya

- Masih membutuhkan peran orang tua untuk membantu memenuhi kebutuhan

5. Framework/ Model yang Digunakan Untuk Pengkajian Komunitas


Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah menggunakan
pendekatan Oojjunity as partner jodel. Klien (anak usia sekolah) digambarkan sebagai inti
(oore) mencakup sejarah, demografi, suku bangsa, nilai dan keyakinan dengan 8
(delapan) subsistem yang saling mempengaruhi meliputi lingkungan fisik,

Delapan subsistem yang dikaji seperti berikut:


I. Pengkajian
A. Data inti komunitas, terdiri dari:
1. Demografi : Jumlah anak usia sekolah keseluruhan, jumlah anak usia sekolah menurut
jenis kelamin, golongan umur.
2. Etnis : suku bangsa, budaya, tipe keluarga.
3. Nilai, kepercayaan dan agama : nilai dan kepercayaan yang dianut oleh anak usia
sekolah berkaitan dengan pergaulan, agama yang dianut, fasilitas ibadah yang ada,

7
adanya organisasi keagamaan, kegiatan-kegiatan keagamaan yang dikerjakan oleh anak
usia sekolah.

B. Data subsystem
Delapan subsitem yang dikaji sebagai berikut :
1. Lingkungan Fisik
Inspeksi : Lingkungan sekolah anak usia sekolah, kebersihan lingkungan, aktifitas anak
usia sekolah di lingkungannya, data dikumpulkan dengan winshield surνey dan observasi.

Auskultasi : Mendengarkan aktifitas yang dilakukan anak usia sekolah dari guru kelas,
kader UKS, dan kepala sekolah melalui wawancara.

Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik bagi
perkembangan anak usia sekolah.

2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan social


Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus anak usia sekolah, bentuk pelayanan kesehatan
bila ada, apakah terdapat pelayanan konseling bagi anak usia sekolah melalui wawancara.

3. Ekonomi
Jumlah pendapatan orang tua siswa, jenis pekerjaan orang tua siswa, jumlah uang jajan
para siswa melalui wawancara dan melihat data di staff tata usaha sekolah.

4. Keamanan dan transportasi.


a. Keamanan : adanya satpam sekolah, petugas penyebarang jalan.
b. Transportasi
Jenis transportasi yang dapat digunakan anak usia sekolah, adanya bis sekolah untuk
layanan antar jemput siswa

5. Politik dan pemerintahan


Kebijakan pemerintah tentang anak usia sekolah, dan tata tertib sekolah yang harus
dipatuhi seluruh siswa.

8
6. Komunikasi
a. Komunikasi formal
Media komunikasi yang digunakan oleh anak usia sekolah untuk memperoleh informasi
pengetahuan tentang kesehatan melalui buku dan sosialisasi dari pendidik.
b. Komunikasi informal
Komunikasi/diskusi yang dilakukan anak usia sekolah dengan guru dan orang tua, peran
guru dan orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah masalah anak sekolah,
keterlibatan guru dan orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak usia
sekolah.

7. Pendidikan
Terdapat pembelajaran tentang kesehatan, jenis kurikulum yang digunakan sekolah, dan
tingkat pendidikan tenaga pengajar di sekolah.

8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang digunakan anak usia sekolah, tempat sarana penyaluran bakat anak
usia sekolah seperti olahraga dan seni, pemanfaatannya, kapan waktu penggunaan

2.2. Peran Perawat Komunitas Terkait Anak Usia Sekolah


1. Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas.
Keperawatan kesehatan komunitas (CHN) merupakan spesialis pelayanan
keperawatan yang berbasiskan pada masyarakat dimana perawat mengambil tanggung
jawab untuk berkontribusi meningkatkan derajad kesehatan masyarakat. Fokus utama
upaya CHN adalah pencegahan penyakit, peningkatan dan mempertahankan kesehatan
dengan tanggung jawab utama perawat CHN pada keseluruhan populasi dengan
penekanan pada kesehatan kelompok populasi daripada individu dan keluarga.

2. Fungsi dan Peran Perawat CHN Pada Agregat Anak Usia Sekolah
Fungsi dan peran perawat kesehatan komunitas terkait agregat anak usia sekolah antara
lain :
a. Kolaborator

9
Perawat bekerjasama dengan lintas program dan lintas sectoral dalam membuat
keputusan dan melaksanakan tindakan untuk menyelesaikan masalah anak
sekolah. Seperti halnya perawat melakukan kemitraan dengan tokoh masyarakat, tokoh
agama, keluarga, guru, kepolisian, psikolog, dokter,LSM, dan sebagainya.
b. Koordinator
Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai kebutuhan anak sekolah,
menetapkan penyedia pelayanan untuk anak usia sekolah.

c. Case finder
Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi pada agregat anak usia
sekolah, menggunakan proses diagnostik untuk mengidentifikasi potensial kasus
penyakit dan risiko pada anak usia sekolah.
d. Case manager
Mengidentifikasi kebutuhan anak usia sekolah, merancang rencana perawatan untuk
memenuhi kebutuhan anak usia sekolah, mengawasi pelaksanaan pelayanan dan
mengevaluasi dampak pelayanan.
e. Pendidik
Mengembangkan rencana pendidikan kepada keluarga dengan anak usia sekolah di
masyarakat dan anak usia sekolah di institusi formal, memberikan pendidikan kesehatan
sesuai kebutuhan, mengevaluasi dampak pendidikan kesehatan.
f. Konselor
Membantu anak usia sekolah mengidentifikasi masalah dan alternatif solusi, membantu
anak usia sekolah mengevaluasi efek solusi dan pemecahan masalah.
g. Peneliti
Merancang riset terkait anak usia sekolah, mengaplikasikan hasil riset pada anak usia
sekolah, mendesiminasikan hasil riset.
h. Care giνer
Mengkaji status kesehatan komunitas anak usia sekolah, menetapkan diagnosa
keperawatan, merencanakan intervensi keperawatan, melaksanakan rencana tindakan dan
mengevaluasi hasil intervensi.
i. Pembela

10
Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi anak usia sekolah, menentukan
kebutuhan advokasi, menyampaikan kasus anak usia sekolah terhadap pengambil
keputusan, mempersiapkan anak usia sekolah untuk mandiri

2.3. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas


1. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap
masyarakat untuk dikaji dan dianalisa sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh
masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis, social ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap
pengkajian ada lima kegiatan yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisa data,
perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah.

Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :


a) Data Inti, meliputi : riwayat atau sejarah perkembangan komunitas, data demografi,
vital statistic, status kesehatan komunitas
b) Data lingkungan fisik, meliputi : pemukiman, sanitasi, fasilitas, batas-batas wilayah,
dan kondisi geografis
c) Pelayanan kesehatan dan social, meliputi : pelayanan kesehatan, fasilitas social
(pasar, toko, dan swalayan)
d) Ekonomi, meliputi : jenis pekerjaan, jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan, jumlah
pengeluaran rata-rata tiap bulan, jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan
lanjut usia.
e) Keamanan dan transportasi
f) Politik dan keamanan, meliputi : system pengorganisasian, struktur organisasi,
kelompok organisasi dalam komunitas, peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
g) Sistem komunikasi, meliputi : sarana untuk komunikasi, jenis alat komunikasi yang
digunakan dalam komunitas, cara penyebaran informasi
h) Pendidikan, meliputi : tingkat pendidikan komunitas, fasilitas pendidikan yang
tersedia, dan jenis bahasa yang digunakan

11
i) Rekreasi, meliputi : kebiasaan rekreasi dan fasilitas tempat rekreasi

2. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan
atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Tujuan analisa data;

a) Menetapkan kebutuhan komunitas


b) Menetapkan kekuatan
c) Mengidentifikasi pola respon komunitas
d) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.

3. Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan yang perlu
pertimbangan berbagai faktor sebagai kriteria penapisan, diantaranya:
a) Sesuai dengan perawat komunitas
b) Jumlah yang berisiko
c) Besarnya resiko
d) Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
e) Minat masyarakat
f) Kemungkinan untuk diatasi
g) Sesuai dengan program pemerintah
h) Sumber daya tempat
i) Sumber daya waktu
j) Sumber daya dana
k) Sumber daya peralatan
l) Sumber daya orang
Masalah yang ditemukan dinilai dengan menggunakan skala pembobotan, yaitu : 1 =
sangat rendah, 2 = rendah, 3 = cukup, 4 = tinggi, 5 = sangat tinggi. Kemudian masalah
kesehatan diprioritaskan berdasarkan jumlah keseluruhan
scoring tertinggi.

4. Diagnosa Keperawatan

12
Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah dirumuskan diagnosa
keperawatan komunitas yang terdiri dari :
a) Masalah (Problem)
Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang terjadi.
b) Penyebab (Etiologi)
Yang meliputi perilaku individu, keluarga,kelompok dan
masyarakat, lingkungan fisik dan biologis, psikologis dan sosial serta interaksi
perilaku
dengan lingkungan.
c) Tanda dan Gejala (Sign and Sympton)
Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa serta serangkaian petunjuk
timbulnya masalah.
Diagnosa keperawatan NANDA untuk meningkatkan kesehatan yang bisa ditegakkan
pada adolesens, yaitu :
1. Risiko cedera yang berhubungan dengan:
a. Pilihan gaya hidup
b. Penggunaan alcohol, rokok dan obat
c. Partisipasi dalam kompetisi atletik, atau aktivitas rekreasi
d. Aktivitas seksual

2. Risiko infeksi yang berhubungan dengan:


a. Aktivitas seksual
b. Malnutrisi
c. Kerusakan imunitas

3. Perubahan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan:


a. Kurangnya nutrisi yang adekuat untuk mendukung pertumbuhan
b. Melewati waktu makan; ikut mode makanan
c. Makan makanan siap saji, menggunakan makanan yang mudah atau mesin penjual
makanan
d. Kemiskinan
e. Efek penggunaan alcohol atau obat

13
4. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan:
a. Tidak berpengalaman dengan peralatan rekreasional yang tidak dikenal
b. Kurang informasi tentang kurikulum sekolah

5. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan:


a. Perasaan negative tentang tubuh
b. Perubahan maturasional yang berkaitan dengan laju pertumbuhan adolesens

5. Intervensi (Perencanaan) Keperawatan


Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan diagnosa keperawatan
komunitas yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Jadi
perencanaan keperawatan meliputi: perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan dan kriteria hasil untuk mencapai tujuan.
Masalah kesehatan adolesens

Intervensi promosi kesehatan


1) Cedera tidak disengaja
a) Anjurkan adolesens untuk mengikuti program pendidikan mengemudi dan
menggunakan sabuk keselamatan
b) Informasikan adolesens tentang risiko yang berkaitan dengan minum dan
berkendaraan; penggunaan obat
c) Tingkatkan penggunaan helm oleh adolesens yang menggunakan kendaraan bermotor
d) Yakinkan adolesens mendapatkan orientasi yang tepat untuk penggunaan semua alat
olahraga
2) Penggunaan zat
Periksa penggunaan zat, seperti alcohol, rokok dan obat-obatanserta
informasikan risiko penggunaannya
3) Bunuh diri
a) Berikan informasi tentang bunuh diri
b) Ajarkan metode untuk bertemu dengan sebaya yang mencoba bunuh diri
4) Penyakit menular seksual
a) Berikan adolesens informasi mengenai penyakit, bentuk penularan, dan gejala yang
berhubungan

14
b) Dorong pantangan terhadap aktivitas seksual; atau bila aktif seksual, tentang
penggunaan kondom
c) Berikan informasi akurat tentang konsekuensi aktivitas seksual
6. Implementasi Keperawatan
Merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan komunitas yang telah
disusun. Prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, yaitu :
a) Berdasarkan respon masyarakat.
b) Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di masyarakat.
c) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri serta
lingkungannya.
d) Bekerja sama dengan profesi lain.
e) Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan pencegahan
penyakit.
f) Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat.
g) Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam
pelaksanaan implementasi keperawatan.
7. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan kerhasialn tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut

15
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT ANAK USIA SEKOLAH

3.1 ANAK
Asuhan keperawatan agregat anak sekolah yang dilakukan di SDN TOMOHON
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian status kesehatan
anak sekolah, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pemberian asuhan keperawatan melibatkan kader UKS, guru pada institusi pendidikan,
anak sekolah dan orang tua, dan kepala sekolah.

1. Pengkajian
Pengkajian pada agregat anak sekolah menggunakan pendekatan Community as partner
meliputi : data inti komunitas dan subsystem.

A. Data inti komunitas, terdiri dari:


1. Demografi : Jumlah anak sekolah keseluruhan menurut data Monografi SDN
TOMOHON untuk usia 6 — 12 tahun + 123 siswa, jumlah anak sekolah menurut jenis
kelamin dan golongan umur tergambar pada grafik di bawah ini.
Diagram 1 : Karakteristik anak sekolah Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di
TOMOHON bulan November tahun 2012.

16
Dari 123 siswa SDN TOMOHON antara siswa laki-laki yang berumur 8 — 9 tahun dan
anak perempuan berumur 8 — 9 tahun mempunyai prosentase yang hampir sama yaitu
20.5 % dan 20 %.

2. Status perkawinan
100% dari anak usia sekolah belum kawin.

3. Nilai, kepercayaan dan agama :


Agama yang dianut oleh anak sekolah tergambar pada diagram di bawah ini :

Diagram 2 : Karakteristik anak usia sekolah Berdasarkan Agama di SDN TOMOHON pada
November 2012

Dari diagram di atas mayoritas responden beragama Kristen yaitu 96,9 %.

17
Berdasarkan winshield surνey dan data dari monografi didapatkan tidak tersedia musala
untuk tempat beribadah karena letak SD bersebelahan dengan masjid, kegiatan
keagamaan dilaksanakan di masjid tersebut. Di sekolah terdapat mata pelajaran Agama.
Sedangkan dari hasil wawancara dengan guru agama, menyatakan bahwa
nilai/norma/budaya yang dianut anak-anak SD baik, kehidupan beragama berjalan
dengan harmonis, dan anak- anak rajin dan antusias dalam mengikuti kegiatan
keagamaan yang dilaksanakan.

2. Data subsystem
Delapan subsistem yang dikaji sebagai berikut .
1. Lingkungan Fisik
Inspeksi : Tipe sekolah permanen, tempatnya strategis dekat dengan jalan raya.
Kebersihan lingkungan sekolah kurang terjaga dengan baik, terdapat 1 kantin di dalam
sekolah yang menjual makanan yang kurang terjamin kebersihannya. Terdapat banyak
penjual makanan di depan gerbang sekolah. Jenis makanan yang dijual tidak terjamin
kebersihannya. Terdapat 2 kamar mandi yang terpisah antara kamar mandi anak laki-laki
dan perempuan. Kondisi terawat dengan baik.

Auskultasi : Hasil wawancara dengan kepala sekolah, bahwa di sekolah terdapat


kegiatan ekstrakulikuler yang sudah lama berjalan seperti olahraga meliputi sepak bola
dan senam, kesenian meliputi tari dan musik dan kegiatan keagamaan seperti pengajian.

Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik bagi
perkembangan anak yaitu orang tua dan lingkungan anak yang membiasakan tidak
menggosok gigi sebelum tidur sehingga kebiasaan ini
diikuti oleh anak usia sekolah.

18
2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial
Pelayanan kesehatan di sekolah SDN Tomohon terdapat UKS untuk tempat istirahat dan
pemeriksaan bagi anak yang sakit. Selain itu juga terdapat ruang BK (Bimbingan
Konseling) untuk konsultasi siswa.

3. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara kepada para siswa kebanyakan orang tua para siswa
mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta dan berdagang untuk mencari nafkah.

4. Keamanan dan Transportasi


a. Keamanan
Terdapat satpam sekolah yang membantu anak sekolah menyebrang jalan raya, akan
tetapi ditemukan kebiasaan yang mengancam kesehatan anak usia sekolah:

1) Kebiasaan jajan sembarangan


Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan jajan sembarangan
pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut :
Diagram 3 : Kebiasaan jajan sembarangan yang dilakukan oleh anak usia sekolah di
sekolah SDN TOMOHON

19
Pada diagram diketahui mayoritas anak usia sekolah memiliki kebiasaan
jajan sembarangan sebesar 98 anak (80%). Ini merupakan hal yang negatif
bagi
kesehatan anak usia sekolah karena kebersihan makanan dan kandungan
gizi yang ada di dalam makanan tersebut bisa menimbulkan berbagai
macam masalah kesehatan untuk anak usia sekolah.

2) Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah


Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan jajan
sembarangan pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut :

D ia g ra m 4 : J e n is J a ja n a n y a n g d ik o n s u m s i A n a k U s ia S e k o la h S D N
IV W o n o k ro m o

5
0

4
5

4
0

3
5

3
0

2
5

2
0

1
5

1
0

P e rm e n C o k la t Snac
k

Pada diagram diketahui mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah adalah
permen sebanyak 50 anak (40,6 %). Ini merupakan hal yang negatif bagi

20
kesehatan gigi anak usia sekolah karena dalam permen mengandung
kandungan gula yang tinggi sehingga berisiko tinggi terjadi berat badan
lebih b/d kelebihan komsumsi gula
b. Transportasi
Jenis transportasi yang digunakan anak-anak SDN Tomohon adalah sepeda, jalan kaki,
dan diantar oleh orang tua.

5. Politik dan pemerintahan


Pada subsystem politik dan pemerintahan bagi anak usia sekolah adalah keikut sertaan
anak dalam organisasi sosial di sekolah serta kebijakan pemerintah terhadap masalah
yang terkait dengan anak usia sekolah. Keikutsertaan anak pada organisasi di sekolah
yaitu mengikuti kegiatan kepramukaan

3. Analisa Data
Data Masalah
1. Lingkungan fisik : Berat badan berlebih
- Adanya kebiasaan pada
lingkungan anak usia sekolah yang
kurang baik bagi perkembangan
anak yaitu terlalu sering
mengkomsumsi gula
2. Keamanan dan Deifisit perawatan diri
transportasi:
a. Kebiasaan jajan
sembarangan
- 80% anak usia sekolah
memiliki
kebiasaan jajan sembarangan
- mayoritas jenis jajanan
anak usia sekolah adalah permen
sebanyak 50 anak (40,6 %)
- 45 murid yang bermasalah
pada gigi dengan persentase 36.5

21
%
b. Kebiasan menggosok gigi
sebelum tidur
- 75% anak usia sekolah
tidak menggosok gigi
sebelum tidur

3.2. Diagnosa Keperawatan Komunitas


1. Berat Badan Lebih b/d sering memakan makanan berminyak/berlemak (D.0018)

2. Defisit perawatan diri b/d penurunan motivasi & minat (D.0109)

3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa (SDKI) Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
(D.0018) Berat badan Berat badan (L.03018) Manajemen berat badan
lebih Setelah dilakukan tindakan (I.03097)
Berhubungan dengan keperawatan diharapkan Observasi :
sering memakan berat badan membaik 1. idenntifikasi
berminyak dan lemak dengan kriteria hasil kondisi kesehatan
a. berat badan pasien yang dapat
membaik mempengaruhi
b. indeks masa tubuh berat badan
membaik Terapeutik :
1. hitung berat badanideal
pasien
2. hitung presentasi lemak
dan otot pasien
Edukasi :
1. jelaskan fsktor resiko
berat badan lebih dan
berat badan kurang
2. anjurkan mencatat berat

22
badan tiap minggu jika
perlu
(D.0109) Defisit Perawatan diri (L.11103) Dukungan perawtan diri
perawatan diri Setelah dilakukan tindakan (I.11348)
berhubungan dengan keperawatan diharapkan Observasi :
penurunan motivasi dan perawatan diri meningkat 1. idenifikasi kebisaan
minat dengan kriteria hasil : aktivitas perawatan
a. mempertahankan diri sesuai usia
kebersihan mulut Terapeutik :
meningkat 1. fasilitasi
kemandirian
Edukasi :
Anjurkan melakukan
perwatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan

3.3. Implementasi
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplimentasikan intervensi keperawatan.
Implementasi merupakan langkah keempat dariproses keperawatan yang telah
direncanakan oleh perawat untuk dikerjakan dalam rangka membantu klien untuk
mencegah, mengurangi, dan menghilangkan dampak atau respons yang ditimbulkan oleh
masalah keperawatan dan kesehatan.

3.4. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan
keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah.
Pada tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui seberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana tindakan, dan pelaksanaan telah tercapai. Pada tahap ini perawat dapat
menggunakan format SOAP (Subjektif, Objektif, Analisis, Perencanaan)

23
BAB 4
PENUTUP

4.1 Keseimpulan
Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan sistem sosial
tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok/agregat dan masyarakat.
Salah
satu agregat di komunitas adalah kelompok anak usia sekolah yang tergolong kelompok
berisiko (at risk) terhadap timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku tidak sehat.
Yang menjadi sasaran pengkajian adalah anak usia sekolah SD dengan umur 6 — 12
tahun berjumlah 123 siswa.

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah menggunakan
pendekatan Community as partner model. Klien (anak usia sekolah) digambarkan
sebagai inti (core) mencakup sejarah, demografi, suku bangsa, nilai dan keyakinan
dengan 8 (delapan) subsistem yang saling mempengaruhi meliputi lingkungan fisik,
pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan dan transportasi, politik dan
pemerintahan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi
4.2 Saran
1. Dibutuhkan peran perawat komunitas untuk membantu menyelesaikan masalah
kesehatan pada komunitas anak usia sekolah dan remaja
2. Dibutuhkan peran serta orang tua, guru, dan anggota masyarakat untuk mendukung
keberhasilan intervensi asuhan keperawatan pada komunitas anak usia sekolah dan
reamaja

24
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI, ( 2015 ). Buletin data dan kesehatan :Situasi Diare diIndonesia,Jakarta :
Kemenkes
Wong Donna L. ( 2018 ). Buku Ajaran Keperawatan Pediatrik. Vol 2. EGC : Jakarta
Ngastiyah. ( 2015 ). Perawatan Anak Sakit Edisi Dua. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta
Nurasalam ( 2017 ). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi2
Jakarta : Salemba
Medika.Hidayat A. A. A. ( 2016 ). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta. Salemba
Medika
otter dan Perry. (2005). Fundamental Keperawatan edisi 4. Jakarta: EGC

Http:\Info » Kesehatan » Peran Pendidikan dalam Mengatasi Masalah Kesehatan Remaja •


www.jakartamotorhonda.com. Diakses tanggal 14 April 2016
Http:\remaja-dan permasalahannnya.html. diakses tanggal 14 April 2015 Http:\peran-
mahasiswa-dalam-kesehatan.html. diakses tanggal 14 April 2014

25
26

Anda mungkin juga menyukai