Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN

KOMUNITAS
ANAK USIA SEKOLAH
Nama Anggota Kelompok

Fatima Da Costa (30120118012)

Mohhamad Dwiki (30120118032)

Monika Melvin Omnia (30120118033)

Teresia Novita (30120118041)


Komunitas merupakan suatu kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan sistem sosial tertentu. Komunitas meliputi
individu, keluarga, kelompok/agregat dan masyarakat. Salah satu agregat di komunitas adalah kelompok anak usia
sekolah yang tergolong kelompok   berisiko (at risk ) terhadap timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku tidak
sehat
Berbagai definisi tentang anak usia sekolah :
1. Menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu golongan anak yang berusia antara 7-15 tahun ,
sedangkan di Indonesia lazimnya anak yang berusia 7-12 tahun.  
2. Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun
ANAK USIA SEKOLAH SEBAGAI
KELOMPOK BERESIKO
Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 – 12 tahun dan duduk dibangku kelas 1 – 6 SD dan
perkembangan sesuai dengan usianya.
Anak usia sekolah merupakan kelompok resiko terhadap peningkatan suatu penyakit. Jika adanya suatu factor resiko
maka akan menyebabkan munculnya suatu penyakit dan dapat berakibat potensial terjadinya sakit atau kondisi yang
membahayakan kesehatan secara optimal dari populasi.
Anak usia sekolah merupakan populasi risiko karena beberapa hal yaitu:
1. Anak banyak menghabiskan waktu di luar rumah
2. Aktivitas fisik anak semakin meningkat
3. Pada usia ini anak akan mencari jati dirinya
4. Masih membutuhkan peran orang tua untuk membantu memenuhi kebutuhan
KARIES GIGI

Menurut Bagramian dkk. (2009), hampir 90 % anak – anak usia sekolah di seluruh
dunia menderita karies gigi. Sementara itu, menurut Centers of Control Disease
Prevention (CDC, 2013), karies gigi merupakan penyakit kronis yang sering
terjadi pada anak usia 6-11 tahun (25%) serta remaja usia 12-19 tahun (59%)
meskipun karies gigi sendiri merupakan penyakit yang dapat dicegah

Karies gigi merupakan penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor. Menurut Sondang dan Hamada (2008),
faktor penyebab karies adalah host (gigi dan saliva), mikroorganisme (plak), substrat (karbohidrat) dan
ditambah faktor waktu).
faktor predisposisi lain yang turut berkontribusi terhadap keparahan karies antara lain pengalaman karies,
sosial ekonomi, usia, jenis kelamin, geografis, dan perilaku terhadap kesehatan gigi (Sondang dan Hamada,
2008)
Promotif
1. Pemberian makanan tambahan gizi seimbang yaitu setiap hari orang tua memberi bekal makanan untuk anak nya
untuk tidak jajan sembaragan karena makanan yang di olah sendiri itu lebih higenis
2. Pembinaan PHBS antara lain cuci tangan, cara menggosok gigi dengan baik

Preventif
1. Melakukan program tahunan terdapat kegiatan penimbangan
2. Melakukan program pemeriksaan gigi dan mulut
3. Strategi untuk anak patuh dan meningkatkan pemahaman peserta didik, dampak jika tidak melakukan yaitu
melakukan metode ACEJ (active, creative, effective and joyful)

Kuratif : UKS ( pembinaan) adanya dokter yang periksa dan adanya kerja sama dengan pusat layanan kesehatan

Rehabilitasi : lakukan pembinaan komunitas. Lakukan treatment dan kembangkan terapi komplementer. Fasilitasi
pengetahuan orang tua dan guru untuk pemahaman tentang kesehatan fisik
WILAYAH KOMUNITAS DAN JUMLAH KOMUNITAS

Sebagai komunitas yang dikaji adalah komunitas agregat anak usia sekolah di SDN IV Wonokromo
Surabaya pada tanggal 12 November s.d 26 November 2012. Luas wilayah komunitas 700 m2 dengan batas
wilayah sebelah utara rumah penduduk RT.5 Kel. Wonokromo, sebelah selatan rumah penduduk RT.4 Kel.
Wonokromo, sebelah timur rumah penduduk RT. 4 Kel. Wonokromo

Komunitas agregat anak usia sekolah yang menjadi sasaran pengkajian


adalah anak usia sekolah SD dengan umur 6  –  12 berjumlah 123 (Data
SDN IV Wonokromo Surabaya)
MODEL YANG DIGUNAKAN

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah


menggunakan  pendekatan Community as partner model. Klien (anak
usia sekolah) digambarkan sebagai inti (core) mencakup sejarah,
demografi, suku bangsa, nilai dan keyakinan, dengan 8 subsistem yang
mempengaruhi meliputi
1. lingkungan fisik
2. pelayanan kesehatan dan social
3. Ekonomi
4. keamanan dan transportasi
5. politik  pemerintahan
6. Komunikasi
7. pendidikan
8. rekreasi (Anderson, Mc Farlane, 2000 dalam Ervin, 2002).
I. Pengkajian
5. Politik dan Pemerintahan
A. Data inti komunitas
6. Komunikasi ( formal dan
1. Demografi
informal)
2. Etnis
7. Pendidikan
3. Nilai, kepercayaan dan agama
8. Rekreas
B. Data subsystem
1. Lingkungan fisik
a. Inspeksi
b. Auskultasi
c. Angket
2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan social
3. Ekonomi
4. Keamanan dan transportasi
ASKEP
I. Pengkajian
A. Data inti :
1. Demografi : Jumlah anak sekolah keseluruhan menurut data Monografi
SDN Wonokromo IV Surabaya untuk usia 6  – 12 tahun + 123 siswa.
2. Status perkawinan
100 % anak dari usia sekolah belum kawin
3. Nilai, kepercayaan dan agama
sebanyak 96,9 anak Bergama muslim dan 3,1 anak beragama Kristen.
B. Data subsystem
Lingkungan fisik
a. Inspeksi
Tipe sekolah permanen, tempatnya strategis dekat dengan jalan Kebersihan lingkungan sekolah kurang
terjaga dengan baik, terdapat 1 kantin di dalam sekolah yang menjual makanan yang kurang terjamin
kebersihannya. Terdapat banyak penjual makanan di depan gerbang sekolah. Jenis makanan yang dijual tidak
terjamin kebersihannya. Terdapat 2 kamar mandi yang terpisah antara kamar mandi anak laki-laki dan
perempuan. Kondisi terawat dengan baik.
b. Asukultasi
Hasil wawancara dengan kepala sekolah bahwa sekolah SDN IV Wonokromo memiliki kgiatan
ekstrakulikuler yang sudah lama berjalan seperti sepak bola, senam, tari, music, dan kegiatan keagamaan.
c. Angket
Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang  bagi perkembangan anak yaitu orang tua
dan lingkungan anak membiasakan tidak menggosok gigi sebelum tidur sehingga kebiasaan ini diikuti oleh
anak usia sekolah.
2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan social
Pelayanan kesehatan di sekolah SDN IV Wonokromo terdapat UKS untuk tempat istirahat dan pemeriksaan bagi
anak yang sakit. Selain itu juga terdapat ruang BK  (Bimbingan Konseling) untuk konsultasi siswa.
3. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara kepada para siswa kebanyakan orang tua para siswa mempunyai pekerjaan sebagai
wiraswasta dan berdagang untuk mencari nafkah.
4. Keamanan dan transportasi
a. Keamanan
Terdapat satpam sekolah yang membantu anak sekolah menyebrang jalan raya, akan tetapi ditemukan kebiasaan
yang mengancam kesehatan anak usia sekolah :
a) Kebiasaan jajan sembarangan
Hampir seluruh jumlah siswa dan siswi mengonsumsi jajanan sembarangan.
b) Jenis jajanan yang dikonsumsi anak sekolah
Permen merupakan makanan yang sering dikonsumsi oleh siswa dan siswi
c) Kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur
Sebagian besar anak anak tidak menggosok giginya sebelum tidur
4. Transportasi
Jenis transportasi yang digunakan anak-anak SDN IV Wonokromo adalah sepeda,  jalan kaki, dan diantar oleh orang
tua.
5. Politik dan pemerintahan
Pada subsystem politik dan pemerintahan bagi anak usia sekolah adalah keikut sertaan anak dalam organisasi sosial
di sekolah serta kebijakan pemerintah terhadap masalah yang terkait dengan anak usia sekolah. Keikutsertaan anak
pada organisasi di sekolah yaitu mengikuti kegiatan kepramukaan.
6. Komunikasi
a. Formal
Media komunikasi yang digunakan oleh anak untuk memperoleh informasi  pengetahuan tentang gosok gigi
berasal dari media, para guru dan orang tua.
b. Informal
Komunikasi informal yang dilakukan oleh anak usia sekolah di sekolah SDN IV Wonokromo meliputi data tentang
diskusi yang dilakukan anak dengan orang  peran orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah masalah anak,
keterlibatan orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak.
7. Pendidikan
Semua anak bersekolah di sekolah SDN IV Wonokromo Surabaya
8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan anak bersama orang tuanya biasanya ke Kebun Binatang Surabaya
(KBS), taman-taman kota, Pantai Kenjeran, dan Taman Hiburan Remaja (THR). Untuk pengembangan bakat anak
di bidang olah raga dan seni di sekolah SDN IV Wonokromo terdapat lapangan sepak bola, sanggar senam, dan
tari
ANALISA DATA

Analisa Masalah
Defisit kebersihan diri pada agregat anak  usia sekolah
1. Lingkungan fisik
Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik   bagi
perkembangan anak yaitu orang tua dan lingkungan anak yang membiasakan
tidak menggosok gigi sebelum tidur sehingga kebiasaan ini diikuti oleh anak
usia sekolah
Adanya pedagang kaki lima disekitar sekolah yang tidak diketahui tingkat
kesehatan dan kebersihan makanan.

2. Keamanan dan transpotasi


a. Kebiasaan jajan sembarangan
• 80 % anak usia sekolah memiliki kebiasaan jajan sebarangan
• Mayoritas jajanan anak usia sekolah adalah permen
• Sebagian besar anak memiliki masalah pada giginya (karies gigi)
Risiko terjadinya kejadian karies gigi pada agregat anak usia
b. Kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur
sekolah
• Anak usia sekolah tidak  menggosok gigi sebelum tidur 
• Alasan tidak menggosok gigi karena tidak disuruh oleh orang
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Defisit kebersihan diri pada agregat anak usia sekolah


b/d kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang
kurang baik 
2. Risiko terjadinya kejadian karies gigi pada agregat
anak usia sekolah b/d kebiasaan anak usia sekolah
tidak menggosok gigi sebelum tidur
INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Intervensi Rencana tindakan


1. Risiko terjadinya kejadian karies gigi  pada 1. Lakukan pendekatan secara formal dengan kepala sekolah, guru, dan
agregat anak usia sekolah petugas UKS
2. Berikan penyuluhan kesehatan tentang karies gigi pada kelompok anak 
usia sekolah
3. Demonstrasikan cara menggosok gigi dengan  baik dan benar pada
kelompok anak usia sekolah
4. Beri kesempatan pada kelompok anak usia sekolah untuk bersamasama
mempraktikan cara menggosok gigi dengan  baik dan benar 
5. Lakukan kerjasama dengan puskesmas setempat untuk  melakukan
monitoring terhadap kelompok anak  usia sekolah
2. Defisit kebersihan diri pada agregat anak usia 1. Lakukan pendekatan secara formal dengan kepala sekolah, guru dan
sekolah b/d kebiasaan pada lingkungan anak petugas UKS
usia sekolah yang kurang baik 2. Berikan edukasi tentang kebersihan lingkungan sekolah ( penjualan
jajan sembarangan)
3. Peningkatan pengetahuan tentang nutrisi yang sehat
4. Kolaborasi pihak sekolah dan orang tua mencegah jajan sembarangan
5. Penyediaan kantin dan pembinaan kantin sehat
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan Implementasi

1. Risiko terjadinya kejadian 1. Melakukan pendekatan secara formal dengan kepala sekolah, guru, dan petugas UKS
karies gigi  pada agregat 2. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang karies gigi pada kelompok anak  usia
anak usia sekolah sekolah
3. Melakukan demonstrasi cara menggosok gigi dengan  baik dan benar pada kelompok
anak usia sekolah
4. Memberi kesempatan pada kelompok anak usia sekolah untuk bersama - sama
mempraktikan cara menggosok gigi dengan  baik dan benar 
5. Melakukan kerjasama dengan puskesmas setempat untuk  melakukan monitoring
terhadap kelompok anak  usia sekolah

2. Defisit kebersihan diri pada 1. Melakukan pendekatan secara formal dengan kepala sekolah, guru dan petugas UKS
agregat anak usia sekolah 2. Memberikan edukasi tentang kebersihan lingkungan sekolah ( penjualan jajan
b/d kebiasaan pada sembarangan)
lingkungan anak usia 3. Meningkatan pengetahuan tentang nutrisi yang sehat
sekolah yang kurang baik 4. Melakukan kolaborasi pihak sekolah dan orang tua mencegah jajan sembarangan
5. Menyediakan kantin dan pembinaan kantin sehat
EVALUASI

Evaluasi yang didapatkan, peserta anak usia sekolah terlibat aktif


dalam mengikuti diskusi dan pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai
waktu yang ditetapkan. Evaluasi hasil yang dapat diketahui adalah
adanya peningkatan pengetahuan kelompok anak usia sekolah
tentang cara menggosok gigi dengan baik dan benar
Obesitas dan resiko hipertensi pada anak
usia sekolah
“ hubungan obesitas dengan profil tekanan
darah pada anak usia 10- 12 tahun
Pengertian
Pengertian obesitas Obesitas merupakan keadaan patologis sebagai
akibat dari konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya
sehingga terdapat penimbunan lemak yang berlebihan dari apa yang
diperlukan untuk fungsi tubuh.
Obesitas pada anak beresiko tinggi menjadi obesitas pada masa
dewasa dan berpotensi mengalami pelbagai penyebab sakit dan
kematian dibidang kardiovaskuler dan diabetes militu
1. Pengkajian
a. Aktivitas fisik
Anak anak melakukan jarang melakukan aktifitas fisik dan hanya mlakukan aktivitas
rendah seperti meninton tv dan brmain game
b. Sirkulasi
Anak anak merasa ktika memakan makanan yang mereka inginkan mereka akan mrasa
lbih snang dan bersemangat
c. Makanan / cairan
Kebiasaan anak anak yang mengonsumsi makanan yang serba instan, minuman soft
drink, makanan jajanan cepat saji (hot dog, pizza ,dll)
d. Kenyamanan
Anak anak mengatakan tidak nyaman dengan obesitas seperti mngalami mudah lelah dll
Analisa data

Analisa Masalah
1. Kebiasaan anak anak yang mengonsumsi Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan
makanan yang serba instan, minuman soft
drink, makanan jajanan cepat saji ( hot dog,
pizza ,dll)
2. Jumlah kalori yang masuk lewat makanan dan
minuman lebih banyak dibandingkan kalori
yang dikeluarkan

1. Beberapa anak mengalami takanan darah Resiko hipertensi


tinggi
2. Kebiasaan anak anak kurang melakukan
aktivitas fisik sperti olahraga dan hanya lebih
memilih menonton tv atau bermain game.
3. Beberapa anak mengalami peningkatan berat
badan berlebih
1. Diagnose keperawatan
a. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan berhubungan dengan intake makanan yang
berlebih.
b. Resiko hipertensi berhubungan dengan berat badan berlebih
Diagnose Intervensi
Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan 1. Kaji pola makan yang di konsumsi anak
berhubungan dengan intake makanan yang 2. Latih anak untuk melakukan terapi aktifitas
berlebih 3. Edukasi untuk tetap makan – makanan yang
sehat dan tidak berlebihan

Resiko hipertensi berhubungan dengan berat 1. Melakukan aktivitas fisik


badan berlebih 2. Memperbaiki pola perilaku
  3. Mengedukasi mengatur pola makanan
bergizi seimbang.
4. Menganjurkan pemeriksaan kesehatan secara
rutin.
Implementasi

Preventif: Mengatur pola nutrisi dan Pola makan, perbanyak aktivitas fisik, modifikasi pola hidup dan
perilaku.
Promotif : melakukan diet, Menghindarai makanan siap saji, memberikan edukasi tentang nutrisi
seimbang
Kuratif : konsultasi dengan dokter dan ahli gizi untuk menurunkan berat badan
Rehabilitas : lakukan pembinaan komunitas lakukan pembinaan komunitas. Lakukan treatment dan
kembangkan terapi komplementer. Fasilitasi pengetahuan orang tua dan guru untuk pemahaman tentang
kesehatan fisik
DAFTAR PUSTAKA

Angelya Lumoindong dkk. 2013. HUBUNGAN OBESITAS DENGAN PROFIL TEKANAN DARAH PADA ANAK
USIA 10-12 TAHUN DI KOTA MANADO. Manado, Jurnal e-Biomedik (eBM )
Gayatri Rara Warih.2017. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PEMELIHARAAN
KESEHATAN GIGI ANAK SDN KAUMAN 2 MALANG.Malang, Jurnal of Health Education
https://id.scribd.com/doc/151669275/Asuhan-Keperawatan-Komunitas -Pada-Kelompok-Anak-Usia-Sekolah
(diakses 19 maret 2021)

Anda mungkin juga menyukai