Anda di halaman 1dari 20

APLIKASI MODEL COMMUNITY AS PARTNER DALAM

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGKAJIAN KOMUNITAS DENGAN


MASALAH YANG TERJADI PADA ANAK USIA SEKOLAH

MATA KULIAH :
KOMUNITAS

Oleh:
ROSITA SARI
NIM. 11222102

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES PERTAMEDIKA
JAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah hak asasi manusia dan merupakan investasi. Kesehatan


merupakan faktor penting untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, secara
sosial dan ekonomi. Oleh sebab itu, setiap orang disamping mempunyai hak,
juga mempunyai kewajiban untuk memelihara dan melindungi kesehatan diri
dan lingkungannya. Walaupun demikian, banyak orang dan masyarakat yang
belum menyadari pentingnya kesehatan dalam kehidupannya. Kesehatan masih
dipandang dengan prioritas rendah dalam kesehariannya, padahal kondisi tidak
sehat membuat mereka tidak produktif, bahkan menjadi konsumtif dan beban
bagi orang lain. Faktor perilaku dan lingkungan berkontribusi dan berpengaruh
sangat besar dalam peningkatan derajat kesehatan. Semua orang menginginkan
kehidupan yang sehat dan terbebas dari berbagai penyakit.Pada anak usia
sekolah berada pada kisaran usia 6-12 tahun.

Usia sekolah merupakan masa pertumbuhan paling pesat kedua setelah masa
balita. Namun, anak sekolah lebih banyak terpapar oleh makanan jajanan karena
hanya 5% anak sekolah yang membawa bekal dan mereka menghabiskan ¼
waktunya di sekolah. Umumnya anak sekolah membeli jajanan karena mereka
suka dan mereka tidak memperhatikan nilai gizi dan keamanannya. kandungan
beberapa zat gizi seperti karbohidrat dan lemak dari jajanan umumnya lebih
dominan di bandingkan dengan zat gizi lain. Konsumsi energi, lemak dan garam
yang tinggi diiringi dengan rendahnya pengeluaran energi karena kurangnya
aktifitas fisik dan sedentary lifestyle dapat menyebabkan kegemukan.
Kegemukan tidak hanya dipengaruhi oleh asupan makanan dan kurang aktivitas,
tetapi merupakan interaksi multifaktor seperti genetik dan lingkungan antara
lain gaya hidup, sosial ekonomi, aktivitas, asupan zat gizi, psikologi dan
sosiokultural. Selain berakibat kegemukan mengkonsumsi gula berlebihan dapat
beresiko pada gigi.
.
1.2 Tujuan
Menguraikan aplikasi model community as partner dalam pengembangan
instrumen pengkajian komunitas dengan masalah kesehatan pada anak sekolah.

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT ANAK USIA SEKOLAH

Asuhan keperawatan agregat anak sekolah yang dilakukan di tempat Pengajian

menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian status kesehatan anak
sekolah, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pemberian

asuhan keperawatan melibatkan guru pada institusi pendidikan, anak sekolah dan orang tua.

I. Pengkajian

Pengkajian pada agregat anak sekolah menggunakan pendekatan Community as partner

meliputi : data inti komunitas dan subsystem.

A. Data inti komunitas, terdiri dari:

1. Demografi : Jumlah anak sekolah keseluruhan menurut data Monografi SDN

Wonokromo IV Surabaya untuk usia 6 – 12 tahun + 123 siswa, jumlah anak sekolah

menurut jenis kelamin dan golongan umur tergambar pada grafik di bawah ini.

Diagram 1 : Karakteristik anak sekolah Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin mei 2023

3
0
2
5
2
0

1
5 Perempuan

1
0 Laki-laki
5
0
6 - 7 tahun 8 - 9 tahun 10 - 11 12 tahun
tahun

Diagram 1 : Karakteristik anak sekolah Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin mei 2023

1. Dari 123 siswa di Tempat Pengajian antara siswa laki-laki yang berumur 8 – 9 tahun dan anak
perempuan berumur 8 – 9 tahun mempunyai prosentase yang hampir sama yaitu 20.5 % dan
20 %.

2. Status perkawinan

100% dari anak usia sekolah belum kawin.

3. Nilai, kepercayaan dan agama :

Agama yang dianut oleh anak sekolah 100% beragama islam.

Berdasarkan winshield survey dan data dari, kegiatan keagamaan dilaksanakan di masjid tersebut..
Sedangkan dari hasil wawancara dengan ustad/ustazah, menyatakan bahwa nilai/norma/budaya yang

dianut anak-anak baik, kehidupan beragama berjalan dengan harmonis, dan anak-anak rajin dan

antusias dalam mengikuti kegiatan keagamaan yang dilaksanakan.

B. Data subsystem

Delapan subsistem yang dikaji sebagai berikut :

1. Lingkungan Fisik

Inspeksi : Tipe sekolah permanen, tempatnya strategis dekat dengan jalan raya. Kebersihan lingkungan

sekolah kurang terjaga dengan baik. Terdapat banyak penjual makanan di depan gerbang tepat

pengkajian. Jenis makanan yang dijual terasa manis-manis dan banyak juga permen yang tidak

terjamin kebersihannya. Terdapat 2 kamar mandi yang terpisah antara kamar mandi anak laki-

laki dan perempuan. Kondisi terawat dengan baik

Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik bagi perkembangan

anak yaitu orang tua dan lingkungan anak yang membiasakan tidak menggosok gigi sebelum

tidur sehingga kebiasaan ini diikuti oleh anak usia sekolah.

2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial

Pelayanan kesehatan di sekolah SDN IV Wonokromo terdapat UKS untuk tempat istirahat

dan pemeriksaan bagi anak yang sakit. Selain itu juga terdapat ruang BK (Bimbingan

Konseling) untuk konsultasi siswa.

3. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara kepada para siswa kebanyakan orang tua para siswa

mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta dan berdagang untuk mencari nafkah

4. Keamanan dan Transportasi

a. Keamanan

Terdapat satpam sekolah yang membantu anak sekolah menyebrang jalan raya, akan

tetapi ditemukan kebiasaan yang mengancam kesehatan anak usia sekolah :

1. Kebiasaan jajan sembarangan

Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan jajan kebiasaan jajan
sembarangan pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut :
Diagram 2 : Kebiasaan jajan sembarangan yang dilakukan oleh anak usia sekolah

Kebiasaan Jajan Sembarangan

80

70

60

50

40
30

20

10

Ya Tidak

Pada diagram diketahui mayoritas anak usia sekolah memiliki kebiasaan jajan

sembarangan sebesar 98 anak (80%). Ini merupakan hal yang negatif bagi kesehatan

anak usia sekolah karena kebersihan makanan dan kandungan gizi yang ada di dalam

makanan tersebut bisa menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan untuk anak

usia sekolah.

2. Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah

Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan jajan

sembarangan pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut :

Diagram 3: Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah


50

45

40

35

30

25

20

15

10

Permen Coklat Snack

Pada diagram diketahui mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah adalah permen

sebanyak 50 anak (40,6 %). Ini merupakan hal yang negatif bagi kesehatan gigi anak

usia sekolah karena dalam permen mengandung kandungan gula yang tinggi sehingga

berisiko tinggi terjadi kejadian karies gigi pada anak usia sekolah.

3. Kebiasan menggosok gigi sebelum tidur

Diagram 4 : Kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur yang dilakukan oleh anak usia sekolah
Kebiasaan Menggosok Gigi

80

70

60

50

40

30

20

10

Ya Tidak

Pada diagram diketahui mayoritas anak usia sekolah tidak menggosok gigi sebelum

tidur sebanyak 92 anak (75 %). Ini merupakan hal yang negatif bagi perilaku anak

usia sekolah karena kebiasaan ini harusnya ditanamkan sejak dini, selain itu apabila

tidak menggosok gigi dapat menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan gigi

dan mulut.
Berdasarkan wawancara dari ustad menyatakan bahwa anak-anak sudah mendapat

pengetahuan tentang cara menggosokgigi. Alasan kebiasaan anak tidak menggosok

gigi sebelum tidur dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1: Frekuensi alasan anak SDN IV Wonokromo tidak menggosok gigi sebelum tidur

Alasan tidak gosok gigi Jumlah Persentase


Malas 50 15.0 %
Tidak disuruh ortu 60 75.0 %
Lupa 13 10.0 %
Total 123 100 %

b. Transportasi

Jenis transportasi yang digunakan anak-anak adalah sepeda, jalan kaki, dan diantar oleh

orang tua.

5. Politik dan pemerintahan

Pada subsystem politik dan pemerintahan bagi anak usia sekolah adalah keikut sertaan anak

dalam organisasi sosial di sekolah serta kebijakan pemerintah terhadap masalah yang terkait

dengan anak usia sekolah. Keikutsertaan anak pada organisasi di pengajian yaitu mengikuti

kegiatan munaqosah.

6. Komunikasi

a. Komunikasi formal

Media komunikasi yang digunakan oleh anak untuk memperoleh informasi pengetahuan

tentang gosok gigi berasal dari media, para guru dan orang tua. Hasil pengkajian yang

telah diperoleh adalah sebagai berikut:

Diagram 5 : Sumber informasi yang digunakan anak usia sekolah untuk memperoleh pengetahuan tentang
gosok gigi di pengajian
45

40

35

30

25

20

15

10

Media Ortu pengajar


Berdasarkan data di atas mayoritas anak mengetahui mengenai informasi

tentang gosok gigi sebelum tidur bersumber dari media khusunya televisi tentang

iklan pasta gigi sebesar 45%. Media informasi yang digunakan anak ini mempunyai

dampak positif dan negatif.

b. Komunikasi informal

Komunikasi informal yang dilakukan oleh anak usia sekolah di pengajian meliputi

data tentang diskusi yang dilakukan anak dengan orang tua, peran orang tua dalam

menyelesaikan dan mencegah masalah anak, keterlibatan orang tua dan lingkungan

dalam menyelesaikan masalah anak. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian

dibawah ini :

Diagram 6 : Frekuensi diskusi yang dilakukan antara anak dengan orang tua

2
1
6
0
5
0
4
0
3
0
2
0
1
0

0
Sering Jarang Tidak Pernah

Berdasarkan diagram di atas, maka mayoritas anak menjawab jarang

mengadakan diskusi dengan orang tua dalam mengatasi masalah anak yaitu sebesar

74 responden (60%). Keadaan ini sangat berisiko terhadap terjadinya perilaku anak

untuk mencari informasi melalui orang lain atau media yang belum tentu

kebenarannya. Sehingga diharapkan orang tua berperan sebagai pendengar aktif dan

pemberi solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh anaknya.

Diagram 7 : Perlunya orang tua membantu mengatasi masalah anak


Tidak perlu

1.0%

Perlu

99.0%

22

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa hampir 100 % responden menyatakan

perlu mendapatkan bantuan orang tua untuk mengatasi masalah yang terjadi pada

dirinya.

7. Pendidikan

Semua anak bersekolah di sekolah sekolah dasar dan pengajian.

8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan anak bersama orang tuanya biasanya ke

Pantai , taman-taman kota, dan Taman Hiburan Remaja (THR). Untuk pengembangan

bakat anak di bidang olah raga dan seni terdapat lapangan sepak bola, sanggar senam, dan

tari.

C. Analisa Data

Data Masalah
1. Lingkungan fisik :
Adanya kebiasaan pada lingkungan anak sekolah
yang kurang baik bagi perkembangan anak yaitu
orang tua dan linkungan anak yang membiasakan
Deficit kebersihan diri pada agregat
anak tidak menggosaok gigi sebelum tidur sehingga
anak usia sekolah
kebiasaan ini diikuti oleh anak usia sekolah
]2, keamanan
 Kebiasaan jajan sembarangan
 80% anak usia sekolah memiliki keniasaan
jajan sembarangan
 Mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah
adalah permen 50 anak (40,^%)
 45 anak mengalami masalah pada gigi
dengan presentase (36,5%)
 Kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur
 75% anak usia sekolah tidak menggosok Resiko terjadinya caries gigi pada
gigi sebelum tidur dengan alasan tidak anak usia sekolah
disusruh oleh orang tua (48,7%0
3. Komunikasi
 Komunikasi formal
Anak mengetahui mengenai informasi tentang
gosok gigi sebelum tidur bersumber dari
media khususnya televise tentang iklan pasta Resiko penyalahgunaan media
gigi sebesar 45% cetak dan elektronik pada anak
 Komunikasi informal untuk memperoleh informasi
 Sebesar 60% anak sekolah jarang diskusi yang tidak sesuai dengan
dengan orang tua untuk menyelesaikan perkembangan
masalah
 Sebesar 90% anak usia sekolah mengangap
perlu peran orangtua untuk mengatasi
masalah anak

Ketidakefektifan komunikasi
anak dengan orangtua

II. Diagnosa Keperawatan Komunitas

1. Defisit kebersihan diri pada agregat anak usia sekolah b/d kebiasaan pada

lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik

2. Risiko terjadinya kejadian karies gigi pada agregat anak usia sekolah b/d kebiasaan

anak usia sekolah tidak menggosok gigi sebelum tidur sebesar 75%, mayoritas jenis

jajanan anak usia sekolah adalah permen sebanyak 50 anak (40,6 %), 45 murid yang

bermasalah pada gigi dengan persentase 36.5 % dan sebesar 48.7% anak usia sekolah

beralasan tidak menggosok gigi karena tidak disuruh oleh orang tuanya

3. Risiko penyalahgunaan media cetak dan elektronik pada anak untuk memperoleh

informasi yang tidak sesuai dengan perkembangannya b/d sumber informasi yang

digunakan anak untuk mengetahui informasi tentang gosok gigi sebelum tidur

bersumber dari media khusunya televisi tentang iklan pasta gigi sebesar 45%
4. Ketidakefektifan komunikasi anak dengan orang tua b/d anak jarang diskusi dengan

orang tua untuk menyelesaikan masalah sebesar 60% dan perlunya peran ortu untuk

mengatasi masalah anak sebesar 99%

III.Perencanaan

a. Prioritas masalah

Langkah awal dalam melakukan perencanaan adalah memprioritaskan diagnosa

keperawatan dengan menggunakan ranking dari semua diagnosa yang telah

ditemukan. Tujuan dari prioritas masalah adalah untuk mengetahui diagnosa

keperawatan komunitas yang mana yang akan diselesaikan terlebih dahulu

dengan masyarakat.

Prioritas untuk diagnosa komunitas pada agregrat anak usia sekolah di SDN IV

Wonokromo Kelurahan Wonokromo Surabaya adalah sebagai berikut :

Tota
Pentingnya Perubahan Penyelesaian l
scor
penyelesaian positif untuk untuk e
Diagnosa keperawatan pada masalah penyelesaian Peningkatan
di
agregat anak usia sekolah komunitas kualitas
1 : rendah hidup
0 : tidak ada
2 : sedang 0 : tidak ada
1 : rendah
3 : tinggi 1 : rendah
2 : sedang
2 : sedang
3 : tinggi
3 : tinggi
Defisit kebersihan diri pada 3 2 3 8
agregat anak usia sekolah

Risiko terjadinya kejadian 3 3 3 9


karies gigi pada agregat
anak usia sekolah

Resiko penyalahgunaan media cetak dan


elektronik pada anak untuk memperoleh
informasi yang sesuai dengan
perkembangan 2 1 1 4
Ketidakefektifan komunikasi anak dengan
orang tua 2 1 2 5

Kesimpulan : masalah komunitas yang menjadi prioritas adalah risiko kejadian karies

gigi pada agregat anak usia sekolah dan yang akan dijadikan implementasi adalah upaya

preventif dan promotif untuk mencegah terjadinya kejadian karies gigi pada agregat anak

usia sekolah di SDN IV Wonokromo Kelurahan Wonokromo Surabaya.

Diagnos
a Rencana Sasara Wak Temp
keperawat Tujuan Tindakan n Metode tu at
an
1 Jangka 1 Lakukan Ustazah/ Komunik
1. Risiko . panjang . pendekatan - ustad - asi
terjadiny Terbentukny secara formal
a a dengan dan
kejadian kelompok Ustad/
karies anak ustazah informasi
gigi
usia sekolah
pada
agregat
yang peduli
anak usia
sekolah terhadap
kesehatan
gigi
2 Jangka 2 Berikan - Kelomp - Ceramah
. pendek . penyuluhan ok dan
kesehatan
Agregat tentang anak
- anak karies usia diskusi
gigi pada
usia kelompok
sekolah anak Sekolah
tidak usia sekolah
3 Demonstrasi Edukasi
mengalami . kan cara - dan
menggosok demonstr
karies gigi gigi dengan asi
Agregat baik dan
- anak benar pada
usia kelompok
sekolah anak usia
mendapatk
an sekolah
Beri
pengetahu 4 kesempatan
an . pada
yang kelompok
cukup anak usia
sekolah
untuk
tentang bersama-
sama
pencegaha mempraktika
n n cara
menggosok
masalah gigi dengan
baik dan
karies gigi benar

5. Lakuk Puskesma Monitorin


an s g
kerjasa setempat
ma
denga
n
puskes
mas
setemp
at
untuk
melak
ukan
monito
ring
terhad
ap
kelom
pok
anak
usia
sekola
h kel.
lemba
wai

Anda mungkin juga menyukai