Anda di halaman 1dari 41

INSTRUMEN KUESIONER

TINGKAT PENGETAHUAN ANAK DAN REMAJA TENTANG


PERAWATAN GIGI

A. Identitas Responden
1. Nomor Responden :...............( diisi oleh peneliti )
2. Nama : ...........
3. Kelas : ...........
4. Jenis Kelamin : ...........
5. Umur :..............tahun

B. Tingkat Pengetahuan Anak Dan Remaja Tentang Perawatan Gigi


Tanggapilah pernyataan–pernyataan di bawah ini dengan menuliskan tanda
“√” pada kolom jawaban yang Anda anggap benar!
No. Pernyataan Benar Salah
1. Salah satu kegunaan gigi adalah untuk
mengunyah dan menghaluskan makanan.
2. Kegunaan gigi yang lain adalah sebagai salah
satu organ penting untuk berbicara.
3. Banyaknya gigi yang tanggal tidak akan
mengganggu kefasihan (kejelasan) ejaan kata–
kata yang keluar dari mulut.
4. Membuka tutup botol dengan gigi tidak akan
berdampak buruk bagi kesehatan gigi.
5. Memecahkan biji–bijian keras dengan gigi,
juga tidak akan berdampak buruk bagi
kesehatan gigi.
6. Kebiasaan memecahkan tulang ayam dengan
gigi untuk mengambil sumsumnya tidak akan
berdampak buruk pada gigi.
7. Mengupas kelapa dengan gigi seperti yang
sering tayang di televisi merupakan kebiasaan
buruk yang dapat merusak gigi.
8. Untuk melatih kekuatan gigi pada anak–anak,
dapat di lakukan dengan cara menyelang–
nyeling pemberian makanan dengan bangsa
kacang–kacangan atau jagung.
9. Anak–anak sebaiknya di latih memamah
makanan yang agak keras secara bertahap
10. Mengunyah makanan sebaiknya dilakukan
secara sempurna sampai makanannya lembut.
11. Bila makanan yang dikonsumsi tidak atau
kurang mengandung kalsium, maka
pertumbuhan gigi akan terganggu.
12. Makan makanan yang manis–manis tidak akan
merusak gigi, walaupun setelah makan giginya
tidak dibersihkan.
13. Sisa-sisa makanan yang manis–manis bila tidak
segera dibersihkan dari gigi, merupakan tempat
pertumbuhan yang subur bagi bakteri–bakteri
yang dapat merusak gigi.
14. Bila makanan tidak atau kurang mengandung
fosfor maka pertumbuhan gigi akan terganggu.
15. Kekurangan vitamin D akan mengakibatkan
gangguan pada pembentukan gigi–gigi.
16. Kekurangan vitamin C juga akan
mengakibatkan gangguan pada pembentukan
gigi–gigi.
17. Bila bayi kekurangan vitamin D, maka
munculnya gigi–gigi akan terlambat dan urutan
keluarnyapun tidak seperti biasanya.
18. Makanan yang panas–panas tidak akan
berpengaruh buruk terhadap kesehatan gigi.
19. Bila sering makan setelah makan makanan
yang panas kemudian minum minuman yang
dingin (es), maka email gigi akan retak dan
gigi–gigi akan lebih mudah rusaknya.
20. Terlalu sering makan kembang gula (permen)
dapat menyebabkan kerusakan gigi.
22. Tusuk gigi dapat menghilangkan makanan
yang ada dalam celah–celah antara gigi–gigi,
tetapi tidak dapat menghilangkan sisa–sisa
yang ada pada permukaannya.
23. Keburukan tusuk gigi adalah dapat merusak
email bila menggunakannya terlalu kasar.
24. Cara membersihkan gigi dengan sikat gigi yang
dianjurkan adalah dari kiri ke kanan.
25. Cara membersihkan gigi dengan sikat gigi yang
dianjurkan adalah dengan cara menggerak–
gerakkan ke atas–ke bawah dan gerak–gerak
putar untuk membersihkan permukaan–
permukaan gigi yang datar.
27. Sikat gigi juga digosok–gosokkan sehingga
lapisan makanan yang ada pada permukaan gigi
dapat dihilangkan.
28. Jangan lupa juga membersihkan pula bagian
gigi yang berbatasan dengan lidah.
29. Membersihkan gigi dengan batu merah yang
ditumbuk halus tidak baik, karena sebetulnya
tidak dapat menghilangkan sisa–sisa makanan
yang ada di celah–celah gigi, juga tentu akan
merusak email gigi.
30. Setelah selesai membersihkan gigi, sudah
barang tentu sikat itu harus disimpan di tempat
yang bersih dan kering dan harus sering–sering
didesinfeksikan.
31. Secara teori membersihkan gigi harus sebelum
tidur dan sesudah bangun tidur, bukan sesudah
makan.
32. Pemeriksaan gigi seyogyanya dilakukan secara
rutin minimal 6 bulan sekali di Puskesmas,
rumah sakit, atau di dokter gigi.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT ANAK USIA SEKOLAH

Asuhan keperawatan agregat anak dan remaja sekolah yang dilakukan di SDN 01

cileungsi menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian status

kesehatan anak sekolah, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi. Pemberian asuhan keperawatan melibatkan kader UKS, guru pada institusi

pendidikan, anak sekolah dan orang tua, dan kepala sekolah.

I. Pengkajian

Pengkajian pada agregat anak sekolah menggunakan pendekatan Community as partner

meliputi : data inti komunitas dan subsystem.

A. Data inti komunitas, terdiri dari:

1.Demografi : Jumlah anak sekolah keseluruhan menurut data Monografi SDN 01

cileungsi untuk usia 6 – 12 tahun + 123 siswa, jumlah anak sekolah menurut jenis

kelamin dan golongan umur tergambar pada grafik di bawah ini.

Diagram 1 : Karakteristik anak sekolah Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di


SDN 01 cileungsi, 06/06/20
30
25
20
15 Perempuan
10 Laki-laki
5
0
6 - 7 tahun 8 - 9 tahun 10 – 11 12 tahun
Tahun

Dari 123 siswa SD01 cileungsi antara siswa laki-laki yang berumur 8 – 9 tahun dan anak

perempuan berumur 8 – 9 tahun mempunyai prosentase yang hampir sama yaitu 20.5 % dan

20 %.

2. Status perkawinan

100% dari anak usia sekolah belum kawin.

3. Nilai, kepercayaan dan agama :

Agama yang dianut oleh anak sekolah tergambar pada diagram di bawah ini :

Diagram 2 : Karakteristik anak usia sekolah Berdasarkan Agama di SDN 01 cileungsi,


06/06/20

Kristen

3.1%

Islam

96.9%
Dari diagram di atas mayoritas responden beragama Islam yaitu 96,9 %.

Berdasarkan winshield survey dan data dari monografi didapatkan tidak tersedia musala

untuk tempat beribadah karena letak SD bersebelahan dengan masjid, kegiatan keagamaan

dilaksanakan di masjid tersebut. Di sekolah terdapat mata pelajaran Agama.

Sedangkan dari hasil wawancara dengan guru agama, menyatakan bahwa nilai/norma/budaya

yang dianut anak-anak SD baik, kehidupan beragama berjalan dengan harmonis, dan anak-

anak rajin dan antusias dalam mengikuti kegiatan keagamaan yang dilaksanakan.

B. Data subsystem

Delapan subsistem yang dikaji sebagai berikut :

1. Lingkungan Fisik
Inspeksi
Tipe sekolah permanen, tempatnya strategis dekat dengan jalan raya.
Kebersihan lingkungan sekolah kurang terjaga dengan baik, terdapat 1 kantin di dalam
sekolah yang menjual makanan yang kurang terjamin kebersihannya. Terdapat banyak
penjual makanan di depan gerbang sekolah. Jenis makanan yang dijual tidak terjamin
kebersihannya. Terdapat 2 kamar mandi yang terpisah antara kamar mandi anak laki-
laki dan perempuan. Kondisi terawat dengan baik.

Auskultasi
Hasil wawancara dengan kepala sekolah, bahwa di sekolah SDN 01 cileungsi
terdapat kegiatan ekstrakulikuler yang sudah lama berjalan seperti olahraga meliputi
sepak bola dan senam, kesenian meliputi tari dan musik dan kegiatan keagamaan seperti
pengajian.

Angket
Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik bagi
perkembangan anak yaitu orang tua dan lingkungan anak yang membiasakan tidak
menggosok gigi sebelum tidur sehingga kebiasaan ini diikuti oleh anak usia sekolah

2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial

Pelayanan kesehatan di sekolah SDN 01 cileungsiterdapat UKS untuk tempat istirahat

dan pemeriksaan bagi anak yang sakit. Selain itu juga terdapat ruang BK (Bimbingan

Konseling) untuk konsultasi siswa.

3. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara kepada para siswa kebanyakan orang tua para siswa

mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta dan berdagang untuk mencari nafkah.

4. Keamanan dan Transportasi

a. Keamanan

Terdapat satpam sekolah yang membantu anak sekolah menyebrang jalan raya,

akan tetapi ditemukan kebiasaan yang mengancam kesehatan anak usia sekolah :

1) Kebiasaan jajan sembarangan

Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan jajan

sembarangan pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut :

Diagram 3 : Kebiasaan jajan sembarangan yang dilakukan oleh anak usia sekolah di
sekolah SDN 01 cileungsi, 06/06/20
Kebiasaan Jajan Sembarangan

80
70
60
50
40
30
20
10
0
Ya Tidak

Pada diagram diketahui mayoritas anak usia sekolah memiliki kebiasaan jajan

sembarangan sebesar 98 anak (80%). Ini merupakan hal yang negatif bagi

kesehatan anak usia sekolah karena kebersihan makanan dan kandungan gizi

yang ada di dalam makanan tersebut bisa menimbulkan berbagai macam

masalah kesehatan untuk anak usia sekolah.

2) Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah

Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan jajan

sembarangan pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut :

Diagram 4 : Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah SDN


01cileungsi,06/06/20

50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Permen Coklat Snack
Pada diagram diketahui mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah adalah

permen sebanyak 50 anak (40,6 %). Ini merupakan hal yang negatif bagi

kesehatan gigi anak usia sekolah karena dalam permen mengandung

kandungan gula yang tinggi sehingga berisiko tinggi terjadi kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah di SDN 01 cileungsi

3) Kebiasan menggosok gigi sebelum tidur

Diagram 5 : Kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur yang dilakukan oleh


anak usia sekolah di sekolah SDN 01cileungsi,06/06/20

Kebiasaan Menggosok Gigi

80
70
60
50
40
30
20
10
0
Ya Tidak

Pada diagram diketahui mayoritas anak usia sekolah tidak menggosok gigi

sebelum tidur sebanyak 92 anak (75 %). Ini merupakan hal yang negatif bagi

perilaku anak usia sekolah karena kebiasaan ini harusnya ditanamkan sejak

dini, selain itu apabila tidak menggosok gigi dapat menyebabkan berbagai

macam masalah kesehatan gigi dan mulut.

Berdasarkan wawancara dari petugas UKS menyatakan bahwa anak-anak

SDN 01 cileungsi sudah mendapat pengetahuan tentang cara menggosok


gigi. Alasan kebiasaan anak SD tidak menggosok gigi sebelum tidur dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1: Frekuensi alasan anak sdn 01cileungsi tidak menggosok gigi sebelum tidur

Alasan tidak gosok gigi Jumlah Persentase


Malas 50 40.6 %
Tidak disuruh ortu 60 48.7 %
Lupa 13 10.5 %
Total 123 100 %

b. Transportasi

Jenis transportasi yang digunakan anak-anak SDN 01cileungsi adalah sepeda,

jalan kaki, dan diantar oleh orang tua.

5. Politik dan pemerintahan

Pada subsystem politik dan pemerintahan bagi anak usia sekolah adalah keikut sertaan

anak dalam organisasi sosial di sekolah serta kebijakan pemerintah terhadap masalah

yang terkait dengan anak usia sekolah. Keikutsertaan anak pada organisasi di sekolah

yaitu mengikuti kegiatan kepramukaan.

6. Komunikasi

a. Komunikasi formal

Media komunikasi yang digunakan oleh anak untuk memperoleh informasi

pengetahuan tentang gosok gigi berasal dari media, para guru dan orang tua. Hasil

pengkajian yang telah diperoleh adalah sebagai berikut:

Diagram 6 : Sumber informasi yang digunakan anak usia sekolah untuk


memperoleh pengetahuan tentang gosok gigi di sekolah SDN 01
cileungsi 06/06/20
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Media Ortu Guru

Berdasarkan data di atas mayoritas anak mengetahui mengenai informasi

tentang gosok gigi sebelum tidur bersumber dari media khusunya televisi tentang

iklan pasta gigi sebesar 45%. Media informasi yang digunakan anak ini mempunyai

dampak positif dan negatif.

b. Komunikasi informal

Komunikasi informal yang dilakukan oleh anak usia sekolah di sekolah SDN

01cileungsi meliputi data tentang diskusi yang dilakukan anak dengan orang tua,

peran orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah masalah anak, keterlibatan orang

tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak. Agar lebih jelasnya dapat

dilihat pada uraian dibawah ini :

Diagram 7 : Frekuensi diskusi yang dilakukan antara anak dengan orang tua di
sekolah SDN 01cileungsi
60

50

40

30

20

10

0
Tidak
Sering Jarang Pernah

Berdasarkan diagram di atas, maka mayoritas anak menjawab jarang

mengadakan diskusi dengan orang tua dalam mengatasi masalah anak yaitu sebesar

74 responden (60%). Keadaan ini sangat berisiko terhadap terjadinya perilaku anak

untuk mencari informasi melalui orang lain atau media yang belum tentu

kebenarannya. Sehingga diharapkan orang tua berperan sebagai pendengar aktif dan

pemberi solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh anaknya.

Diagram 8 : Perlunya orang tua membantu mengatasi masalah anak di sekolah


SDN01 cileungsi

Tidak perlu

1.0%

Perlu

99.0%
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa hampir 100 % responden menyatakan

perlu mendapatkan bantuan orang tua untuk mengatasi masalah yang terjadi pada

dirinya.

7. Pendidikan
Semua anak bersekolah di sekolah SDN 01cileungsi.

8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan anak bersama orang tuanya biasanya ke

Kebun Binatang Surabaya (KBS), taman-taman kota, Pantai Kenjeran, dan Taman

Hiburan Remaja (THR). Untuk pengembangan bakat anak di bidang olah raga dan seni di

sekolah SDN 01 cileungsi terdapat lapangan sepak bola, sanggar senam, dan tari.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT PADA REMAJA

Berdasarkan hasil ppengkajian yang dilakukan pada siswi SMP kelas 8 Pondok

Pesantren Putri al fatah yang terletak di wilayah Kecamatan cileungsi berjumlah 141 anak.

Diperoleh anak usia 12 tahun sebanyak 5 anak, usia 13 tahun sebanyak 73 anak, usia 14

tahun sebanyak 63 anak. ( Tabel 5.1 ).

Tabel 5.1 Distribusi sampel penelitian berdasarkan umur

Siswi SMP Pondok Umur


Pesantren Al fatah Total
12 13 14

Jumlah Siswa 5 73 63 141

Persentase (%) 3,5% 51,7 % 44,6% 100%

Diagram 5.1 Distribusi responden berdasarkan umur

80

70

60

50

40

30

20

10

0
12 Tahun 13 Tahun 14 Tahun
Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah siswi kelas 8 SMP/MTs Pondok Pesantren

al fatah yang berjumlah 141 siswa yang terdiri dari umur 12-14 tahun. Dari hasil

ppengkajian dapat dilihat gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan mengenai

kesehatan gigi dan mulut siswi SMP Pesantren almfatah. Hal ini dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 5.2 Distribusi kriteria pengetahuan kesehatan gigi dan mulut

Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut


Total
Tinggi Sedang Rendah

n % n % n % N %

138 97,8 3 2,2 0 0 141 100

Dari tabel diatas dapat dilihat gambaran pengetahuan siswi SMP/MTs Pondok

Pesantren Putri alfatah. Yang memiliki pengetahuan dengan kategori tinggi berjumlah

138 siswa (97,8%) dari (141) jumlah subjek penelitian. Sedangkan siswa yang termasuk

kategori tingkat pengetahuan sedang sebanyak 3 orang (2,2%).

Tabel 5.3 Distribusi kriteria sikap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

Sikap Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut


Total
Baik Sedang Buruk

n % n % n % N %

139 99,2 2 0,8 0 0 141 100


D

ar

ta

be

di

at

as

da

pa

di

li

ha

ga

ba

ra

si

ka

si

s
wi

P/

Ts

on

do

Pe

sa

nt

re

al

fa

ta

ya

ng

ili

ki
si

ka

pe

eli

ha

ra

an

ke

se

ha

ta

gi

gi

da

ul

ut

de

ng

an

ka

te
go

ri

ti

ng

gi

be

rj

la

13

si

(9

9,

da

ri

(1

41
)

ju

la

su

bj

ek

pe

ne

lit

ia

n.

Se

da

ng

ka

si

ya

ng

te

r
m

as

uk

ka

te

go

ri

ti

ng

ka

pe

ng

et

ah

ua

se

da

ng

se

ba

ny

ak

or
an

(0

,8

).

Tabel 5.4 Distribusi kriteria tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut


Total
Baik Sedang Buruk

n % n % n % N %

120 85 21 15 0 0 141 100

Dari tabel diatas dapat dilihat gambaran tindakan siswi SMP/MTs Pondok

Pesantren al afatah. Yang memiliki tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

dengan kategori tinggi berjumlah 120 siswa (85%) dari (141) jumlah subjek penelitian.

Sedangkan siswa yang termasuk kategori tingkat pengetahuan sedang sebanyak 21 orang

(15%).
C. Analisa Data

Data Masalah

1. Lingkungan fisik :

- Adanya kebiasaan pada lingkungan


anak usia sekolah yang kurang baik
Defisit kebersihan diri pada agregat anak
bagi perkembangan anak yaitu orang
usia sekolah
tua dan lingkungan anak yang
membiasakan tidak menggosok gigi
sebelum tidur sehingga kebiasaan ini
diikuti oleh anak usia sekolah

2. Keamanan dan transportasi:


a. Kebiasaan jajan sembarangan
Risiko terjadinya kejadian karies gigi pada
- 80% anak usia sekolah memiliki
agregat anak usia sekolah
kebiasaan jajan sembarangan
- mayoritas jenis jajanan anak usia
sekolah adalah permen sebanyak
50 anak (40,6 %)
- 45 murid yang bermasalah pada
gigi dengan persentase 36.5 %
b. Kebiasan menggosok gigi sebelum
tidur
- 75% anak usia sekolah tidak
menggosok gigi sebelum tidur
- Alasan tidak menggosok gigi
karena tidak disuruh oleh orang
tuanya (48.7%)
3. Komunikasi Risiko penyalahgunaan media cetak dan
a. Komunikasi Formal elektronik pada anak untuk memperoleh
Anak mengetahui mengenai informasi yang tidak sesuai dengan
informasi tentang gosok gigi perkembangannya
sebelum tidur bersumber dari media
khusunya televisi tentang iklan pasta
gigi sebesar 45%
b. Komunikasi Informal
- Sebesar 60% anak sekolah jarang Ketidakefektifan komunikasi anak dengan
diskusi dengan orang tua untuk orang tua
menyelesaikan masalah
- Sebesar 99% anak usia sekolah
menganggap perlu peran ortu
untuk mengatasi masalah anak

II. Diagnosa Keperawatan Komunitas

1. Defisit kebersihan diri pada agregat anak usia sekolah b/d kebiasaan pada

lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik

2. Risiko terjadinya kejadian karies gigi pada agregat anak usia sekolah b/d kebiasaan

anak usia sekolah tidak menggosok gigi sebelum tidur sebesar 75%, mayoritas jenis

jajanan anak usia sekolah adalah permen sebanyak 50 anak (40,6 %), 45 murid yang

bermasalah pada gigi dengan persentase 36.5 % dan sebesar 48.7% anak usia

sekolah beralasan tidak menggosok gigi karena tidak disuruh oleh orang tuanya

3. Risiko penyalahgunaan media cetak dan elektronik pada anak untuk memperoleh

informasi yang tidak sesuai dengan perkembangannya b/d sumber informasi yang

digunakan anak untuk mengetahui informasi tentang gosok gigi sebelum tidur

bersumber dari media khusunya televisi tentang iklan pasta gigi sebesar 45%
4. Ketidakefektifan komunikasi anak dengan orang tua b/d anak jarang diskusi dengan

orang tua untuk menyelesaikan masalah sebesar 60% dan perlunya peran ortu untuk

mengatasi masalah anak sebesar 99%

III. Perencanaan

a. Prioritas masalah

Langkah awal dalam melakukan perencanaan adalah memprioritaskan diagnosa

keperawatan dengan menggunakan ranking dari semua diagnosa yang telah

ditemukan. Tujuan dari prioritas masalah adalah untuk mengetahui diagnosa

keperawatan komunitas yang mana yang akan diselesaikan terlebih dahulu dengan

masyarakat.

Prioritas untuk diagnosa komunitas pada agregrat anak usia sekolah di SDN IV

Wonokromo Kelurahan Wonokromo Surabaya adalah sebagai berikut :

Pentingnya Perubahan Penyelesaian Total


penyelesaian positif untuk untuk score
Diagnosa keperawatan pada masalah penyelesaian Peningkatan
agregat anak usia sekolah dan
remaja di komunitas kualitas
1 : rendah hidup
0 : tidak ada
2 : sedang 0 : tidak ada
1 : rendah
3 : tinggi 1 : rendah
2 : sedang
2 : sedang
3 : tinggi
3 : tinggi
Defisit kebersihan diri pada 3 2 3 8
agregat anak usia sekolah dan
remaja

Risiko terjadinya kejadian 3 3 3 9


karies gigi pada agregat
anak usia sekolah
dan remaja
Risiko penyalahgunaan 2 1 1 4
media cetak dan elektronik
Anak
pada remaja untuk
memperoleh informasi yang
tidak sesuai dengan
perkembangannya

Ketidakefektifan 2 1 2 5
komunikasi anak Dan
Remaja
dengan orang
tua

Kesimpulan : masalah komunitas yang menjadi prioritas adalah risiko kejadian karies

gigi pada agregat anak usia sekolah dan yang akan dijadikan implementasi adalah upaya

preventif dan promotif untuk mencegah terjadinya kejadian karies gigi pada agregat anak

usia sekolah di SDN 01cileungsi.


Intervensi Keperawatan

Diagnosa
Tujuan Rencana Tindakan Sasaran Metode Waktu Tempat
keperawatan
SDN 01
1. Risiko 1. Jangka panjang 1. Lakukan pendekatan - Kepala - Komunikasi Sabtu, 06/06/20 cileungsi
terjadinya Terbentuknya secara formal dengan sekolah, Dan
kejadian kelompok anak kepala sekolah, guru, guru, dan informasi
karies gigi
usia sekolah dan petugas UKS petugas UKS
pada agregat
SDN
anak usia yang peduli 01cileungsi
sekolah terhadap
kesehatan gigi
2. Jangka pendek 2. Berikan penyuluhan - Kelompok - Ceramah dan
- Agregat anak kesehatan tentang karies anak usia diskusi
usia sekolah gigi pada kelompok anak sekolah di
SDN01
tidak usia sekolah dan remaja cileungsii
mengalami 3. Demonstrasikan cara - Edukasi dan
karies gigi menggosok gigi dengan demonstrasi
- Agregat anak baik dan benar pada
usia sekolah kelompok anak usia
mendapatkan Sekolah danremaja
pengetahuan 4. Beri kesempatan pada
yang cukup kelompok anak usia
Sekolah dan remaja untuk
tentang bersama-
pencegahan sama mempraktikan cara
masalah menggosok gigi dengan
karies gigi baik dan benar
Sabtu,
06/06/20
5. Lakukan kerjasama - Puskesmas
dengan puskesmas cileungsi
setempat untuk - Monitoring
melakukan monitoring
terhadap kelompok anak
usia sekolah di SDN
01cileungsi
implementasi

Dx. Keperawatan Hari/tanggal Kegiatan


1. Risiko terjadinya kejadian Sabtu, 06/06/20 1. Melakukan pendekatan secara formal dengan kepala sekolah, guru, dan
karies gigi pada agregat anak petugas UKS.
usia sekolah Kepala sekolah, seluruh guru, dan petugas UKS mendukung diadakannya
penyuluhan kesehatan tentang karies gigi di SDN 01cileungsi
Surabaya.

2. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang karies gigi pada kelompok


anak usia sekolah dan remaja
Seluruh anak dan remaja antusias dan semangat untuk mengikuti kegiatan
penyuluhan kesehatan.

3. Mendemonstrasikan cara menggosok gigi dengan baik dan benar pada


kelompok anak usia sekolah dan remaja
Seluruh anak dan remaja antusias dan semangat untuk cara menggosok gigi
dengan baik dan benar

Memberi kesempatan pada kelompok anak usia sekolah remaja untuk


4. bersama-
sama mempraktikan cara menggosok gigi dengan baik dan benar
Seluruh anak antusias dan semangat untuk bersama-sama mempraktikan
cara menggosok gigi dengan baik dan benar

Sabtu, 06/06/20 5. Melakukan kerjasama dengan puskesmas setempat untuk melakukan


monitoring terhadap kelompok anak usia sekolah di SDN 01cileungsi
Pihak Puskesmas datang ke SDN 01 cileungsi untuk melakukan
monitoring terhadap kelompok anak usia sekolah dan remaja

PLANING OF ACTION
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

No masalah Rencana kegiatan Sasaran waktu tempat dana pj


1. Risiko terjadinya 1. Lakukan pendekatan Kepala sekolah, Sabtu, 06/06/20 kelas mandiri mahasiswa
kejadian karies gigi secara formal dengan guru, dan petugas
pada agregat anak kepala sekolah, guru, UKS SDN 01
usia sekolah dan petugas UKS cileungsi
2. Berikan penyuluhan dan
kesehatan tentang karies kelompokmremaj
gigi pada kelompok a
anak usia sekolah di
3. Demonstrasikan cara pompesmalfatah
menggosok gigi dengan
baik dan benar pada
kelompok anak usia
sekolah
4. Beri kesempatan pada
kelompok anak usia
sekolah untuk bersama-
sama mempraktikan cara
menggosok gigi dengan
baik dan benar
5. Lakukan kerjasama
dengan puskesma
setempat untuk
melakukan monitoring
terhadap kelompok anak
usia sekolah di SDN IV
Wonokromo Surabaya
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
PADA KELOMPOK USIA ANAKMDAN REMAJA

Disusun oleh :
Ani priyogo
2720170039

Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Islam As-Syafi’iyah
Jl. Raya Jatiwaringin No.12, RT.006/RW.005, Jaticempaka, Kec. Pondokgede, Kota Bks,
Jawa Barat 17411
A. Latar belakang
Kesehatan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, bertolak dari
latar belakang manusia yang berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan banyak faktor yang
terjadi dan berhubungan dengan masalah kesehatan. Di dalam komunitas masyarakat
suatu daerah bila di klasifikasikan berdasarkan kelompok khusus, yang sangat rentan
terhadap kondisi kesehatan terganggu adalah kelompok khusus anak usia sekolah.
Salah satu upaya yang dilaksanakan adalah meningkatkan pola hidup masyarakat yang
sehat dengan melakukan kegiatan keperawatan pada komunitas atau masyarakat yang
didalamnya terdapat kelompok khusus anak sekolah.
Berdasarkan hasil pengkajian data yang dilakukan di kelurahan cileungsi,
bogoryang dilakukan pada tanggal 06 juni 2020. Ditemukan sebagian besar anak SDN
01cileungsi yang memiliki masalah kebersihan diri (personal hygiene), cukup banyak
antara lain 45 murid yang bermasalah pada gigi dengan persentase 36.5 %, 25 murid
yang tidak menggosok gigi dengan persentase 20.3%, 6 murid yang tidak tidak
mencuci tangan sebelum makan dengan persentase 4.9%, 15 murid yang tidak
mencuci kaki sebelum tidur dengan persentase 12.1 %, 7 murid tidak biasa memakai
alas kaki dengan persentase 5.7 %, 20 murid tidak biasa potong kuku dengan
persentase 16.2% , 5 murid yang mempunyai kebiasaan mandi 1 kali sehari dengan
persentase 4%. Dampak negatif dari perilaku tersebut adalah menimbulkan berbagai
penyakit yang terjadi seperti karies gigi, diare, cacingan, dan gatal-gatal. Sehingga
perlu untuk ditindak lanjuti dengan pemberian asuhan keperawatan Melihat berbagai
masalah kesehatan yang muncul pada kelompok usia anak sekolah maka diperlukan
adanya peran tenaga kesehatan dalam membantu menangani masalah tersebut baik
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
A. Masalah / diagnosis keperawatan

1. Risiko terjadinya kejadian karies gigi pada agregat anak usia sekolah

B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 60 menit, anak anak atau
murid SDN 01 cileungsi dapat memahami tentang gigi dan mulut serta cara
pencegahan timbulnya sakit gigi

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan sdn 01 cileungsi dan pompes alfatah,
diharapkan dapat :
a. Tanda dan gejala gigi berlubang
b. Penyebab gigi berlubang
c. Perawatan gigi dan mulut
d. Dapat mendemonstrasikan cara mengosok gigi yang baik dan benar

C. Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Lingkungan
1) Lingkungan yang sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan
Lingkungan atau tempat yang sesuai dengan jumlah murid
2. Murid SDN 01cileungsi dan pompes alfatah
a. Murid SDN bersedia hadir untuk mengikuti penyuluhan kesehatan gigi dan
mulut
b. Murid SDN IV Wonokromo menyetujui waktu dan tempat untuk kegiatan.
3. Sasaran
Kepala sekolah, guru, dan petugas UKS SDN IV Wonokromo Surabaya
Kelompok anak usia sekolah di SDN IV Wonokromo Surabaya
4. Metode
Ceramah, diskusi dan Tanya jawab dan mendemonstrasikan
5. Media
Leaflet, proyektor, laptop, sound system
6. Waktu dan tempat
 Senin 30/desember/ 2012 pukul 08.00 – selesai
 Tempat : SDN IV Wonokromo Surabaya

7. Pelaksanaan

No Kegiatan Waktu
1 Fase Orientasi 5 menit
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Mengkaitkan materi yang disampaikan
d. Motivasi yang menarik perhatian
e. Menyampaikan maksud dan tujuan
f. Menggali pertanyaan dan pengetahuan dasar
masyarakat
45 menit
2 Fase Kerja
a. Menjelaskan Tanda dan gejala gigi berlubang
b. Menyebutkan Penyebab gigi berlubang
c. Menjelaskan cara Perawatan gigi dan mulut
d. Dapat mendemonstrasikan cara mengosok gigi
yang baik dan benar
10 menit
3 Fase Terminasi
a. Tanya jawab
b. Melakukan evaluasi secara lisan
c. Menyimpulkan hasil penyuluhan
d. Mengucapkan salam

D. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan promosi kesehatan kepada Kelompok anak usia sekolah di SDN
IV Wonokromo Surabayadengan menggunakan evaluasi struktur, evaluasi proses
dan evaluasi hasil.
1. Evaluasi Struktur
a. Perawat telah mengkonsulkan laporan pendahuluan kegiatan dengan
pembimbing
b. Perawat telah menyiapkan media untuk kegiatan penyuluhan.
c. Perawat telah menyepakati waktu dan tempat kegiatan dengan Kelompok
anak usia sekolah di SDN IV Wonokromo Surabaya telah menyetujui
waktu dan tempat dimana kegiatan akan dilaksanakan
d. Tersedianya tempat untuk kegiatan penyuluhan
e. Tersedianya peralatan dan materi yang diperlukan untuk kegiatan penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Perawat mampu menjelaskan tanda dan gejala gigi berlubang
b. Perawat mampu menyebutkan penyebab gigi berlubang
c. Perawat mampu menjelaskan cara perawatan gigi dan mulut
d. Semua Kelompok anak usia sekolah di SDN IV Wonokromo Surabaya
kooperatif saat pelaksanaan kegiatan implementasi
e. Semua Kelompok anak usia sekolah di SDN IV Wonokromo Surabaya dapat
mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
f. Semua Kelompok anak usia sekolah di SDN IV Wonokromo Surabaya
mengerti dan memahami tentang materi yang disampaikan
g. Proses kegiatan penyuluhan berjalan secara sistematis sesuai dengan rencana
h. Tidak terdapat hambatan atau kesulitan saat kegiatan dilaksanakan
3. Evaluasi Hasil
a. Meningkatnya pengetahuan Kelompok anak usia sekolah di SDN IV
Wonokromo Surabaya terkait dengan lesehatan gigi dan mulut
b. Kelompok anak usia sekolah di SDN IV Wonokromo Surabaya lebih peduli
akan kesehatannya.

Anda mungkin juga menyukai