Anda di halaman 1dari 9

KAMPANYE KOMUNIKASI KESEHATAN

“PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA ANAK DI SEKOLAH TAMAN KANAK-


KANAK AISYIYAH KARANGASEM”

Oleh :

Kelompok 3

Nike Indah Arodah J410190045

Nur Dwi Oktaviana J410190050

Kun Adiratna J410190065

Azriel Tri Akbar Syarif J410190071

Aprilia Rizqina Almawadah J410190115

Ronatasya Nabillah Putri A J410190151

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021/2022
A. LATAR BELAKANG
Karies gigi merupakan gangguan kesehatan gigi yang paling umum dan tersebar
luas di sebagian penduduk dunia. Karies gigi satu penyakit yang tidak kalah penting
dengan penyakit lain, karena karies gigi dapat menggangu aktivitas seseorang dalam
kehidupan sehari-hari. Data DepKes RI tahun 2010, prevalensi kesehatan gigi dan
mulut di Indonesia terhadap tingkat karies sebesar 70% dan 50% diantaranya adalah
golongan umur balita mengingat penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 240 juta
jiwa dan masih akan terus meningkat.
Gigi pada anak-anak merupankan gigi yang paling rentan terkena karies, hal ini di
sebabkan karena struktur gigi pada anak lebih tipis dan kecil di bandingkan dengan
orang dewasa. Sering di jumpai anak-anak di sekitar kita yang giginya “dimakan
ulat”namun orang tua sering membiarkannya begitu saja karena mereka beranggapan
bahwa gigi tersebut nantinya akan tanggal dan di ganti oleh gigi yang baru,namun
sayangnya tidak demikian,karena justru perawatan gigi pada masa balita dan anak-
anak ikut menentukan kesehatan gigi dan mulut mereka pada usia selanjutnya.
Gigi yang terkena karies dan tidak terawat dengan baik akan berdampak buruk
dengan gigi sehat yang lainnya dan akan menjadi gigi karies yang sebelumnya akan
menjadi lebih parah. Karena gigi berlubang merupakan tempat yang sangat baik untuk
berkumpulnya sisa-sisa makanan yang lama kelamaan akan menjadi busuk dan
menimbulkan bau mulut yang tidak sedap. Selain itu komplikasi dari gigi berlubang
bisa terjadi bila kuman yang sudah masuk melewati saraf dan masuk ke akar gigi.
Peradangan tersebut menyebabkan keluarnya nanah sebagai peradangan yang
dikeluarkan oleh tubuh ke permukaan gusi melalui saluran yang disebut fistel
(fistula). Infeksi kronis (menahun) pada satu atau lebih gigi primer, bisa menyebabkan
kerusakan gigi permanen yang sedang berkembang dibawahnya.Untuk itu kesehatan
gigi dan mulut anak sangat penting karena perawatan yang baik akan mempengaruhi
kesehatan anak secara menyeluruh.
Upaya untuk mewujudkan perilaku kesehatan diperlukan faktor pendukung yaitu
pengetahuan dan sikap yang baik. Perilaku orang tua dan guru dalam kesehatan gigi
dan mulut berpengaruh pada status kesehatan gigi dan mulut pada anak usia masa
sekolah. Salah satunya perilaku guru yang positif dalam kesehatan gigi dan mulut
setidaknya mendapatkan dukungan dari orang tua para siswa di sekolah. Hasil
observasi dalam survei yang telah dilakukan pada sekolah Taman Kanak-Kanak
Aisyiyah Karangasem, mendapatkan sebuah informasi bahwa TK tersebut pernah
menerapkan perilaku gosok gigi rutin setiap setelah makan siang bersama. Jadi
adanya program makan siang bersama yang dilanjutkan dengan kegiatan gosok gigi
rutin setelah selesai makan siang merupakan salah satu hal yang positif. Program
tersebut sudah berjalan cukup lama sebelum pandemi Covid-19, akan tetapi setelah
adanya pandemi Covid-19 Program tersebut dihentikan dan saat sekolah sudah mulai
aktif melakukan kegiatan secara langsung program tersebut masih belum
diberlakukan kembali karena masih perlunya adaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan
baru oleh para murid dan guru. Program tersebut mempunyai tujuan untuk penerapan
perilaku pencegahan karies gigi dan menjaga kesehatan gigi dan mulut.
B. TUJUAN DAN SASARAN
Tujuannya dilakukannya kampanye ini adalah untuk mengetahui tingkat
kedislipinan dalam menggosok gigi, memberikan edukasi mengenai cara menyikat
gigi yang baik dan benar, serta memunculkan rasa bahwa kegiatan menyikat gigi itu
menyenangkan, dengan sasarannya adalah anak-anak kelas TK B Aisiyah
Karangasem. Harapannya setelah di lakukannnya kampenye ini dapat meningkatkan
kepatuhan atau keteraturan pada anak anak TK B Aisiyah untuk dapat menerapkan
prilaku menggosok gigi secara rutin dalam kehidupan sehari-hari.
C. ANALISIS AUDIENS
1. Identifikasi audiens :
Pada tahun 2015, Kementerian Kesehatan menetapkan Rencana Aksi Nasional
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menuju Indonesia Bebas Karies 2030 yang
merupakan rekomendasi WHO. Penetapan tahun 2030 adalah berdasarkan target
bayi baru lahir pada tahun 2018 yang diharapkan pada usia 12 tahun sudah tidak
mengalami karies. Usia 12 tahun adalah usia pada umumnya gigi permanen sudah
tumbuh semua. Menurut data Riskesdas tahun 2018, prevalensi karies di Indonesia
adalah sebesar 88,8% dengan prevalensi karies akar sebesar 56,6%. Berdasarkan
data tersebut diketahui bahwa prevalensi karies gigi pada kelompok umur 5-9
tahun cenderung tinggi yaitu 92,6%.
2. Penentuan audiens :
Jadi karena angka kejadian karies gigi ini banyak dialami oleh anak-anak
dengan rentan usia 5-9 dengan rata-rata prevalensi karies gigi cenderung tinggi
yaitu sebesar 92,6% ,oleh karena itu kami mengambil sasaran yaitu anak-anak
umur 5-9. Dengan harapan nanti kita bisa menekan angka kasus karies gigi yang
terjadi di Indonesia.
3. Seleksi audiens:
Sasaran yang kelompok kami pilih adalah anak-anak kelas TK B Aisiyah
Karangasem Surakarta. Hal ini dikarenakan berdasarkan wawancara dengan
kepala sekolah, anak anak di TK Aisiyah masih kurang pengetahuannya dan
tingkat kedislipinannya dalam menggosok gigi masih kurang. Oleh karena itu kita
melakukan kampanye di TK Aisiyah tersebut dan sasarannya anak-anak kelas TK
B Aisiyah Karangasem, dengan harapan dapat meningkatkan kepatuhan atau
keteraturan pada anak anak TK B Aisiyah untuk dapat menerapkan prilaku
menggosok gigi secara rutin dalam kehidupan sehari-hari.
D. ANALISIS KOMUNIKATOR
Pada pelaksanaan kampanye kesehatan ini, tentu menjadi sebuah tantangan
sendiri dimana yang menjadi sasaran adalah anak-anak TK yang memang sangat aktif
dan agak susah diatur, serta mudah bosan. Sehingga membutuhkan komunikator yang
asik, seru, ceria dengan pembawaan materi yang ringan dan mudah dipahami.
Dalam melakukan kampanye kelompok kami meelaksanaan tugas masing-masing
dengan baik, dimana kelompok terdapat 6 anggota. Bagian penyampaian informasi
atau materi dilakukan oleh Nike, Ronatasya dan Ratna yang mana dalam
penyampaian sangat kompeten menguasai materi dan orangnya juga dinamis, asik
serta ceria sehingga anak-anak TK dapat memperhatikan materi dengan baik. Dengan
pemberian materi menggunakan video dan alat peraga membuat anak-anak antusias.
Vidio yang berisi animasi yang menarik serta peragaan gosok gigi yang seru tidak
monoton membuat anak-anak tetap semangat memperthatikan. Dalam pengisian
senam gigi sehat dilakukan oleh semua anggota yang dipandu oleh Aprilia dan Via
yang riang dan gembira dalam melakukan gerakan-gerakan senam gigi sehat, dimana
senam gigi sehat yang diberikan memiliki intention yang bermanfaat tentang materi
yang diberikan yaitu gigi karies sehingga tidak hanya bersenang-senang namun dapat
menambah wawasan mereka juga. Kemudian ada Azril mendapatkan tugas sebagai
dokumentalis yang dapat berinteraksi kepada anak-anak TK untuk mengambil foto
dan video mereka.
Komunikator pada kegiatan survey di TK tentang karies gigi sangat menguasai
peserta, dimana anak-anak dapat aktif dan kondusif saat melakukan kegiatan. Dengan
intention, personality, dinamik, dan kompeten yang sangat memadai.
E. MENENTUKAN PESAN
Identifikasi pesan audience (anak TK) :
a. Struktur Pesan :
Struktur pesan yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah adventage-
disadvantage. Maksudnya adalah membujuk audience untuk melakukan suatu hal
dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya. Dalam penyuluhan ini
keuntungan apabila peserta melakukan gosok gigi dengan baik dan benar. Selain
itu, dijelaskan pula kerugian apabila peserta tidak melakukan gosok gigi dengan
baik dan benar. Karena audience nya anak TK jadi kami langsung menyampaikan
pesan dengan tersurat. Kami mengawali penyuluhan dengan sapaan ringan,
dilanjut pemutaran video animasi tentang gosok gigi, penyampaian materi, dan
sesi tanya jawab. Selanjutnya untuk menambah semangat peserta kami
memberikan ice breaking, dilanjut dengan peragaan gosok gigi dan games
berhadiah. Semua pesan dan penyampaian dibuat semudah mungkin agar dapat
dimengerti dan dipraktekkan dengan baik dan benar.
b. Gaya Pesan
Gaya pesan yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah berulang.
Dikarenakan audience anak TK sehingga dalam pemberian materi harus diulang
agar dapat dipahami dengan baik. Gaya pesan dalam penyuluhan ini
menggunakan bahasa yang mudah di pahami dan di mengerti.
c. Daya Tarik
Daya tarik dari pesan dalam penyuluhan ini adalah kalimat yang digunakan
ringan dan mudah dimengerti. Pesan ini dikemas dengan asik dan menyenangkan.
Terdapat doorprize untuk menarik minat peserta agar lebih bersemangat. Dan juga
terdapat video animasi yang cocok untuk anak TK.
F. MEMILIH MEDIA KOMUNIKASI
Setelah menentukan tujuan dan sasaran utama, melakukan analisis audiens,
analisis komunikator, dan melakukan identifikasi pesan. Langkah selanjutnya yaitu
memilih media komunikasi berdasarkan audiens,pesan, dan kebutuhan audiens.
Audiens pada kegiatan kampanye kesehatan kali ini adalah anak-anak TK B di TK
Aisyiyah Karangasem dengan masalah kesehatan yang diangkat adalah kesehatan gigi
dan mulut: pencegahan karies gigi. Bentuk komunikasi yang kami lakukan adalah
komunikasi di tempat umum. Komunikasi ini dipilih dengan pertimbangan jumlah
anak TK B di TK Aisyiyah Karangasem yang berjumlah 40 anak. Kemudian dengan
pesan kesehatan yang akan kami sampaikan adalah mengenai cara menggosok gigi
dengan baik dan benar dengan melakukan praktek bersama yang kemudian didukung
dengan fasilitas sarana dan prasarana yang ada seperti: adanya ruangan yang besar,
microphone, speaker, lcd, laptop. Oleh karena itu, penggunaan komunikasi di tempat
umum cukup efektif dalam pelaksanaan kampanye sehat di TK Aisyiyah Karangasem.
Selain melibatkan komunikasi di tempat umum, kami juga melibatkan
komunikasi antar personal dengan audiens melalui kuis berhadiah. Kuis ini dilakukan
untuk mengetahui tingkat keaktifan anak-anak, kemudian untuk mengetahui apakah
anak-anak menerima materi yang diberikan dengan benar atau tidak. Dan dalam
komunikasi antar personal yang terjalin sangat baik. Dimana anak-anak sangat
antusias untuk berinteraksi dengan kami dan aktif dalam menjawab pertanyaan dari
kami.

Pada kampanye kesehatan kali ini kami memilih lebih dari satu media dengan
harapan anak-anak TK Aisyiyah Karangasemlebih paham, dan tidak bosan dengan
pesan kesehatan yang diberikan yaitu terkait pentingnya rutin menggosok gigi dengan
baik dan benar. Berikut media komunikasi yang kami gunakan dalam kampanye
kesehatan di TK Aisyiyah Karangasem:
1. Pemutaran Vidio Kesehatan
Vidio kesehatan yang kami tayangkan kepada anak-anak TK
merupakan vidio berupa cerita kartun animasi terkait kesehatan gigi dan cara
meenggosok gigi dengan benar. Ini merupakan salah satu bentuk
penyampaian materi yang menarik bagi kalangan anak-anak dengan jalan
cerita yang ringan, animasi yang lucu sehingga menarik perhatian anak-anak
untuk melihat dan menikmati alur vidio yang kami berikan.
2. Ceramah

Setelah pemutaran vidio kami berikan sedikit ceramah ulasan singkat


terkait alur cerita dan pesan yang terkandung dalam vidio tersebut.
3. Praktek Cara Menggosok Gigi Dengan Alat Peraga

Selanjutnya dilakukan dengan mempraktekkan secara langsung


menggunakan alat peraga cara menggosok gigi yang baik dan benar.
Pemberian praktik secara langsung ini dengan tujuan agar anak-anak dapat
melihat secara jelas dan belajar secara langsung cara menggosok gigi dengan
baik dan benar menggunakan alat peraga. Setelah peraga menggunakan alat
kami juga melakukan senam gigi sehat untuk membuat anak-anak semakin
ingat dengan gerakan gosok gigi yang telah dipraktekkan
4. Poster
Poster kesehatan ini kami cetak kemudian kami berikan kepada pihak
TK Aisyiyah Karangasem untuk di tempel di dinding sekolahan. Dalam
poster kita lebih fokuskan pada gambar mengingat sasaran merupakan anak –
anak. Dimana anak-anak lebih tertarik pada gambar dan belum begitu bisa
lancar membaca. Poster ini merupakan bentuk upaya lanjutan agar materi
yang kami sampaikan tetap dapat dilihat dan dibaca anak-anak melalui poster
yang sudah dipasang didinding sekolahan.

Anda mungkin juga menyukai