Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN INDIVIDU PELAKSANAAN KEGIATAN

KULIAH KERJA NYATA MAHASISWA


TERINTEGRASI PPM 2018

Peningkatan Kesadaran Masyarakat Dalam Pengolahan Limbah Tahu


Dan Limbah Tekstil, Serta Kegiatan Mengidentifikasi Potensi Limbah
Pada Industri Kecil di Masyarakat Kawasan Jatinangor

Disusun Oleh :
Cynthia Deianira Dewi

UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas karunia dan nikmat Tuhan Yang
Maha Esa sehingga laporan KKN-PPM 2018 ini dapat diselesaikan. Laporan
Kuliah Kerja Nyata berjudul “Peningkatan Kesadaran Masyarakat Dalam
Pengolahan Limbah Tahu Dan Limbah Tekstil, Serta Kegiatan Mengidentifikasi
Potensi Limbah Pada Industri Kecil di Masyarakat Kawasan Jatinangor”
Laporan Kuliah Kerja Nyata ini disusun sebagai bentuk pertanggung
jawaban tertulis kami selama pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata di Desa Mekargalih
RW 06 Kec. Jatinangor Kab. Sumedang tanggal 3 November – 2 Desember 2018.
Kami menyadari bahwa keberhasilan dan terlaksananya program-program
yang telah kami laksanakan bukanlah keberhasilan individu maupun kelompok.
Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr.
Rukiah, Dra., M.T., Ibu Dr. Ratu Safitri, M.S., Bapak Juliandri, M.Si., Ph.D selaku
dosen pembimbing lapangan sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kuliah
kerja nyata kami.
Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan
gambaran dan keterangan tentang program Kuliah Kerja Nyata yang telah kami
laksanakan di Desa Mekargalih RW 06 Kec. Jatinangor Kab. Sumedang. Kami
menyadari bahwa kami masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini.
Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Jatinangor, 9 Desember 2018

Penulis,

Cynthia Deianira Dewi


NPM : 160110150131
Penyuluhan Cara Menyikat Gigi yang Baik Dan Benar Kepada Anak-Anak RW 06
Desa Mekargalih, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang
Cynthia Deianira Dewi
160110150131
Fakultas Kedokteran Gigi

1. Latar Belakang
Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang tersebar luas di
Indonesia. Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 yang
dilakukan oleh departemen kesehatan menyatakan prevalensi penyakit gigi dan
mulut di Indonesia mencapai 25,9 % dan 28,0% secara khusus terdapat di
provinsi Jawa Barat. Persentase tersebut menunjukan adanya peningkatan
masalah gigi dan mulut di Indonesia dari 23,2% pada tahun 2007 menjadi
25,9% pada tahun 2013.1 Upaya-upaya tertentu dibutuhkan untuk
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia. Upaya peningkatan
pencegahan dan perawatan gigi oleh tenaga kesehatan merupakan salah satu
cara untuk mengatasi penyakit gigi dan mulut.2

Promosi kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi masyarakat baik


individu maupun kelompok untuk berperilaku hidup sehat. Tujuan Promosi
Kesehatan menurut WHO dibagi menjadi dua tujuan yaitu tujuan umum untuk
mengubah perilaku individu/masyarakat di bidang kesehatan dan tujuan khusus
yaitu menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai bagi masyarakat
menolong individu agar mampu secara mandiri/berkelompok mengadakan
kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat, mendorong pengembangan dan
penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada.

Promosi kesehatan gigi bukan hanya proses menyadarkan seseorang dalam


hal meningkatkan pengetahuan, melainkan upaya untuk mengubah perilaku
seseorang agar memperhatikan kesehatan gigi dan mulut. Promosi kesehatan
gigi dapat dilakukan beberapa cara antara lain metode promosi individual
maupun kelompok. Kebersihan gigi dan mulut merupakan faktor yang penting
bagi kesehatan gigi dan mulut agar bebas dari penyakit gigi dan mulut,
berkaitan dengan hal tersebut maka kebersihan gigi dan mulut harus dijaga dan
dipelihara supaya tercipta kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Nilai OHI-S
(Oral Hygiene Index Simplified) adalah angka yang menyatakan keadaan klinis
atau kebersihan mulut seseorang yang didapat pada waktu dilakukan
pemeriksaan. Pengukuran OHIS terdiri dari dua komponen, yaitu penjumlahan
dari Debris Index (DI) dan Calculus Index (CI).

Berbagai metode dapat digunakan dalam melakukan promosi kesehatan


yaitu pelatihan untuk menyampaikan pesan yang tujuannya adalah untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Salah satunya adalah metode
ceramah interaktif dan demonstrasi, karena memperagakan materi pendidikan
secara visual, sehingga dapat memberikan keterangan lebih jelas.

Salah satu faktor yang mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut
masyarakat adalah perilaku dan kesadaran masyarakat dalam menjaga dan
memelihara kesehatan gigi dan mulutnya. Perilaku yang baik dimulai dari
pengetahuan akan kesehatan gigi dan mulut. Oleh karena itu, pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut perlu diajarkan pada masyarakat terutama pedesaan
agar mereka dapat mengubah perilaku dan dapat memahami betapa pentingnya
menjaga kesehatan gigi dan mulut. Upaya peningkatan kesehatan gigi
seharusnya ditinjau dari aspek lingkungan, kesadaran masyarakat, penanganan
kesehatan termasuk pencegahan dan perawatannya. Untuk mendapatkan hasil
sebaik-baiknya dalam upaya kesehatan gigi perlu diketahui proses terjadinya
gigi berlubang (karies gigi), termasuk penyebab dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan terjadinya karies gigi. Penyakit gigi berlubang dan gusi
berdarah dapat menyerang semua orang baik pria maupun wanita, anak-anak
maupun orang dewasa. Hal tersebut dikarenakan belum dibiasakannya
menggosok gigi secara benar dan teratur minimal dua kali sehari yaitu pagi
setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Selain itu dari faktor makanan atau
makanan yang sering dikonsumsi dengan kadar glukosa yang tinggi tanpa
disertai menggosok gigi atau kumur-kumur setelahnya. Karena itu perlu adanya
tindakan pencegahan agar tidak terjadi kerusakan lebih lanjut. Tindakan yang
dilakukan berupa penyuluhan mengenai pengetahuan tentang terjadinya gigi
berlubang, gusi berdarah, cara menyikat gigi yang benar dan perlunya kontrol
ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.

Cara menyikat gigi yang baik dan benar merupakan hal paling dasar dalam
upaya pencegahan penyakit gigi dan mulut. Mulut merupakan salah satu pintu
awal masuknya berbagai penyebab jenis peyakit. Tidak banyak orang
menyadari besarnya peranan mulut bagi kesehatan dan kesejahteraan
seseorang. Menyikat gigi minimal dua kali sehari, yakni setelah sarapan pagi
dan sebelum tidur malam. Pada waktu tidur, produksi air liur berkurang
sehingga menimbulkan suasana asam di mulut. Jika saat itu ada sisa-sisa
makanan di gigi, mulut semakin asam dan bakteri dapat tumbuh dan
berkembang membuat lubang pada gigi. Dengan menyikat gigi yang baik dan
benar minimal dua kali sehari, dapat mencegah bakteri untuk tumbuh dan
berkembang di rongga mulut.

Masih banyak masyarakat yang tidak sadar akan pentingnya kesehatan gigi
dan mulut serta kurangnya pengetahuan cara menyikat gigi yang baik dan
benar. Rasa kantuk di malam hari juga menyebabkan anak malas menyikat
giginya sebelum tidur. Oleh karena itu konsep kebersihan diri harus mulai
ditanamkan sedini mungkin. Salah satu yang harus mulai dibiasakan adalah
menyikat gigi dua kali sehari, pagi dan malam hari, selain itu cara menyikat gigi
yang baik dan benar. Banyak anak-anak yang belum mengetahui bagaimana
cara menggosok gigi yang baik dan benar.

Hasil penelitian-penelitian sebelumnya, menyatakan bahwa promosi


kesehatan gigi seperti penyuluhan cara menyikat gigi yang baik dan benar dapat
menurunkan Oral Hygiene Index –Simplified (OHIS) yang merupakan suatu
indeks untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut seseorang. Oleh karena itu,
penulis melakukan kegiatan penyuluhan “Cara Menyikat Gigi yang Baik Dan
Benar“ dalam upaya meningkatan derajat kesehatan masyarakat dan
menurunkan risiko terjadinya penyakit gigi dan mulut sedini mungkin pada
anak-anak di RW 06, Desa Mekargalih, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten
Sumedang.

2. Tujuan Kegiatan
 Memberikan informasi kepada anak-anak RW 06 Desa Mekargalih mengenai
cara menyikat gigi yang baik dan benar
 Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan anak-anak di lingkungan
tersebut dalam menjaga kebersihan gigi mulut
 Mengubah perilaku dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut

3. Metode Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan dilaksanakan dalam pertemuan (tatap muka) dengan cara
memberikan ceramah, diskusi,demonstrasi, dan praktik cara menyikat gigi
yang baik dan benar. Media yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu poster
dan leaflet
Alat dan bahan :
 Sikat gigi
 Pasta gigi
 Phantom gigi
 Handuk

4. Kelompok Sasaran
Kelompok sasaran pada kegiatan ini adalah anak-anak sekolah dasar dan
sekolah menengah pertama di RW 06 Desa Mekargalih, Kecamatan
Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

5. Susunan Kegiatan Acara

14.30 - 15.30 Persiapan


15.30 - 16.00 Warga berkumpul + Sholat Ashar
16.00 - 16.05 Pembukaan
16.05 - 16.30 Sosialisasi cara menyikat gigi yang baik dan benar
16.30 - 17.00 Praktek menyikat gigi
17.00 - 17.10 Penutupan (games)

6. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam kegiatan ini adalah dapat dihadiri 20 anak-
anak RW 06 Desa Mekargalih, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang

7. Rencana Tindak Lanjut


Setelah kegiatan penyuluhan ini, diharapkan anak-anak RW RW 06 Desa
Mekargalih, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang dapat
mengimplementasikan cara menyikat gigi yang baik dan benar dalam
kehidupan sehari-hari.

Dari kegiatan ini, diharapkan anak--anak RW 06 Desa Mekargalih,


Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang dapat mengetahui dan
mengimplementasikan cara menyikat gigi yang baik dan benar dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu, pemberian pengetahuan mengenai cara
menyikat gigi yang baik dan benar, baik dari segi pengenalan, manfaat dapat
meningkatkan kesadaran untuk menajaga kebersihan dan kesehatan gigi dan
mulut dari usia dini. Hal ini dapat berperan penting dalam menurunkan risiko
penyakit gigi dan mulut dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan gigi dan
mulut di Jawa Barat dan di Indonesia

Dalam jangka pendek, partisipan diharapkan dapat memberika edukasi


kepada masyarakat lain yang tidak hadir dalam kegiatan, baik kepada keluarga
maupun orang sekitarnya. Dalam jangka panjang, diharapkan edukasi
mengenai topik ini dapat berpengaruh kepada penurunan angka kejadian
penyakit gigi dan mulut.

Langkah selanjutnya adalah mahasiswa anggota KKNM dapat


mengajukan isu ini menjadi topik yang dapat dibahas dalam skripsi atau PKM
selanjutnya

Refrensi :
1. [RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar. 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia
2. [RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar. 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia
3. Kholid, A. 2012. Promosi Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
4. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai