PROMOSI KESEHATAN
DI SUSUN OLEH :
IIIA / P1337425220010
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan Kesehatan Gigi dan Mulut masyarakat Indonesia sampai saat ini masih
terus mengalami peningkatan. Data riset dasar kesehatan pada tahun 2013 dan 2017
menunjukkan jumlah penderita penyakit gigi dan mulut mengalami peningkatan, yaitu
dari 29,7% menjadi 31,3%. Effective Medical Demand (EMD) menunjukkan adanya
peningkatan dari 6,9% menjadi 8,1%. Yogyakarta merupakan salah satu provinsi yang
menjadi urutan ke – 4 dengan penderita kesehatan gigi dan mulut tertinggi dan
menjadi posisi ke – 3 dengan EMD tertinggi se – Indonesia. Permasalahan kesehatan
gigi dan mulut di Yogyakarta terhitung masuk menjadi kategori tinggi dibandingkan
dengan provinsi lain, yaitu sebesar 31,2% (Riskesdas, 2007).
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menekan peningkatan jumlah penderita
penyakit gigi dan mulut di Yogyakarta adalah dengan melakukan pengabdian dan
pelayanan kepada masyarakat, salah satunya adalah dengan membentuk desa binaan.
Desa Parangrejo Kabupaten Bantul merupakan salah satu desa yang menjadi sasaran
kegatan pemberdayaan masyarakat, karena di desa ini belum terdapat kader kesehatan
gigi dan mulut serta kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut
pun masih tergolong rendah. Pembentukan desa binaan ini mengutamakan kegiatan
pemberdayaan terhadap masyarakat melalui pembentukan kader kesehatan gigi dan
mulut. Kader kesehatan adalah tenaga yang berasal dari masyarakat, dipilih oleh
masyarakat, dan bekerja sama untuk masyarakat secara sukarela. Dalam pelatihan
kader ini, digunakan metode yang sedikit berbeda dari metode-metode sebelumnya
agar para kader ini nantinya dapat lebih proaktif dan mampu memahami serta
melaksanakan apa saja yang diberikan oleh tenaga kesehatan gigi dan mulut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat di Desa Parangrejo, Bantul dalam
menjaga kesehatan gigi dan mulut ?
2. Bagaimana keterlibatan masyarakat (dalam bentuk keikutsertaan menjadi
KADEGI) dalam program peningkatan kesehatan gigi dan mulut di desa
Parangrejo ?
3. Apa saja pelatihan yang pas untuk diberikan kepada masyarakat yang terlibat
dalam kegiatan pemberdayaan untuk peningkatan kesehatan gigi dan mulut ?
4. Metode apa yang digunakan dalam pemberdayaan masyarakat ?
C. Tujuan
1. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat desa Parangrejo dalam hal menjaga
kesehatan gigi dan mulut
2. Untuk mengetahui dan mengajak masyarakat berpartisipasi dalam mewujudkan
"Desa Sehat Gigi dan Mulut 2030"
D. Manfaat Program
1. Manfaat Praktis
Dengan dilakukannya pemberdayaan masyarakat untuk membentuk KADEGI,
membuat warga desa mendapat pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut,
mereka menjadi bisa menjaga dan menangani permasalahan kesehatan gigi dan
mulut secara sederhana (paling tidak mencegah penyakit gigi dan mulut), serta
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program pembangunan yang berbasis
masyarakat.
2. Manfaat Teoritis
Kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu hal yang sangat perlu di perhatikan,
rongga mulut merupakan komponen yang penting bagi manusia, dan merupakan
organ tubuh pertama yang dimasuki makanan dimana makanan merupakan hal
pokok yang diperlukan manusia. Jadi, apabila kesehatan gigi dan mulut seseorang
tidak terjaga, maka seluruh fungsi tubuh juga akan ikut terganggu.
BAB II
ISI
d. Rencana Anggaran
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN