Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KECAMATAN KEBAYORAN BARU
Jalan Iskandarsyah Raya Nomor 105 Kelurahan Melawai Kecamatan Kebayoran Baru
Telepon (021) 7264855 Faximile (021) 29307717
Email : pkmkebayoranbaru@gmail.com
JAKARTA
Kode Pos : 12160

KERANGKA ACUAN
KEGIATAN USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH
PUSKESMAS KECAMATAN KEBAYORAN BARU
KAK- /UKM-KBYBR/01-2022

I. PENDAHULUAN

Masalah terkait kesehatan gigi dan mulut merupakan penyakit


yang dialami banyak penduduk dunia, yaitu sekitar 2,3 milyar jiwa
dengan karies gigi (kerusakan gigi) menjadi yang paling umum terjadi
(WHO, 2020). Kesehatan gigi dan mulut adalah bagian dari
kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya, sebab kesehatan gigi serta mulut akan mempengaruhi
kesehatan tubuh holistik.
Saat ini tengah terjadi Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19),
dokter gigi pun tidak luput dari sasaran virus ini karena penularannya dapat
melalui pelepasan aerosol (dari penggunaan bur, alat ultrasonik, water/air
syringe) dan percikan (droplet) air liur ataupun darah dari rongga mulut
pasien. Selain itu, risiko infeksi silang juga dapat terjadi di dalam ruang
praktek dokter gigi. Pemerintahpun mengimbau dokter gigi untuk sementara
tidak berpraktik dulu. Hal ini ditindaklanjuti oleh Persatuan Dokter Gigi
Indonesia (PDGI) yang mengeluarkan pedoman pelayanan kedokteran gigi
selama pandemi. Para dokter gigi diminta untuk melakukan skrining pada
semua pasien, menunda tindakan tanpa keluhan dan nondarurat, tindakan
estetik, serta tindakan apa pun yang bersifat menghasilkan aerosol, seperti
mengebur dan pembersihan karang gigi. Oleh sebab itu, tindakan preventif
menjadi sangat penting saat ini untuk mencegah terjadinya masalah
kesehatan gigi dan mulut, salah satunya dengan menjaga kebersihan gigi
dan mulut secara efektif (Kemenkes, 2012).
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun
2018 masalah kesehatan gigi dan mulut mengalami peningkatan 2
kali lipat lebih dari tahun 2013 yaitu 25,9% menjadi 57,6%. Sebanyak
20 provinsi memiliki prevalensi masalah gigi dan mulut di atas angka
nasional pada hasil Riskesdas tahun 2018, salah satunya DKI
Jakarta. Sebesar 59,1% penduduk di DKI Jakarta masih memiliki
prevalensi karies aktif dan hanya 16,4% yang menerima perawatan
(Kemenkes, 2019). Pemeriksaan nilai indeks karies.Bisa
menggunakan metode perhitungan DMF-T. Metode DMF-T meliputi
Decay, Missing, Filling Teeth. Data Riskesdas menunjukkan bahwa
nilai indeks DMF-T masyarakat daerah perkotaan (Jakarta) adalah
6,81 (sangat tinggi).
Sekitar 60-90% anak di dunia mengalami karies. Penelitian FDI
(World Dental Federation) menunjukkan 5-20% populasi mengalami
penyakit periodontal (FDI, 2014). Kesehatan gigi dan mulut anak di
Indonesia masih sangat memprihatinkan sehingga perlu
mendapatkan perhatian yang serius dari tenaga kesehatan.
Kesehatan gigi dan mulut sering tidak menjadi prioritas bagi
sebagian orang, padahal gigi dan mulut merupakan “pintu gerbang”
masuknya kuman dan bakteri sehingga dapat mengganggu
kesehatan organ tubuh lainnya.
Berdasarkan data diatas sebaiknya dilakukan upaya
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sejak usia dini. Peran
sekolah sangat diperlukan dalam proses menciptakan kebiasaan
menyikat gigi pada anak. Usia sekolah dasar merupakan saat ideal
untuk melatih kemampuan motorik seorang anak, termasuk menyikat
gigi. Dalam tujuan mengatasi perkara kesehatan, terutama kesehatan
gigi peserta didik upaya khusus perlu diberikan terhadap program
Usaha Kesehatan Sekolah, terutama pada gigi anak. Pelaksanaan
upaya kesehatan gigi dan mulut untuk mencapai derajat kesehatan
optimal, diupayakan pada bidang kesehatan gigi dan ekspresi
terutama peserta didik melalui wadah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
(UKGS) dan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM). UKGS
adalah salah satu usaha pokok Puskesmas yang termasuk dalam
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Termasuk di dalam program UKGS
adalah pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada
peserta didik-peserta didik sekolah dasar, yaitu meliputi dental
health education dan skrining pemeriksaan gigi dan mulut.
II. LATAR BELAKANG
Anak-anak lebih rentan mengalami masalah kesehatan gigi
dan mulut. Masa anak-anak usia 2-12 tahun sering disebut sebagai
masa yang rawan, karena pada masa itulah gigi susu mulai tanggal
satu persatu dan gigi permanen pertama mulai tumbuh (usia 6-8
tahun). variasi gigi susu dan permanen di dalam mulut, menandai
masa gigi campuran pada anak. Gigi yang baru tumbuh tersebut
belum matang sehingga rentan terhadap kerusakan.
Masalah utama dalam rongga mulut anak adalah karies gigi.
Prevalensi karies gigi di negara-negara maju terus menurun
sedangkan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia
cenderung meningkat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun
2018 menyatakan, angka kejadian karies pada anak usia Sekolah
Dasar 60-90%. Prevalensi akan terus meningkat seiring
bertambahnya umur.
Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) adalah upaya
memelihara dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh
masyarakat di lingkungan setempat melalui pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan gigi dan mulut serta pembinaan lingkungan
kehidupan sehat.
Kegiatan dalam UKGM untuk memelihara, meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut mayarakat, yang ditunjang dengan upaya
kesehatan perorangan. Kegiatan tersebut berjumlah 7, diantaranya
adalah pelatihan untuk kader, pemberian pendidikan kesehatan gigi
dan mulut sesuai kurikulum, sikat gigi massal, pengobatan darurat
untuk menghilangkan rasa sakit, penjaringan, rujukan, dan
pelayanan medik gigi dasar. Rendahnya angka bebas karies di
masyarakat menunjukkan bahwa kegiatan UKGM di posyandu, TK
dan PAUD tersebut belum optimal dalam upaya meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut masyarakat melalui UKGM.
Puskesmas perlu melakukan optimalisasi program kerja terkait
pelaksanaan UKGM di posyandu, TK dan PAUD. Puskesmas
berperan sebagai koordinator, pembimbing dan motivator, serta
bersama dokter gigi melakukan perencanaan kesehatan gigi dan
mulut. Berkaitan dengan Pandemi Covid-19, perlu dikembangkan
suatu sistem layanan UKGM secara jarak jauh atau virtual, maupun
secara langsung tatap muka (hybrid, bagi yang memang
membutuhkan).
III. TUJUAN
1. Tujuan umum
Tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal.
2. Tujuan khusus
- Meningkatkan pengetahuan, sikap dan Tindakan masyarakat
dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut.
- Meningkatkan peran serta masyarakat, anak- anak dan upaya
promotive, preventif.
- Terpenuhinya kebutuhan pelayanan medik gigi dan mulut bagi
yang memerlukan.

IV. VISI, MISI dan TATA NILAI ORGANISASI PUSKESMAS KECAMATAN


KEBAYORAN BARU
VISI :
Puskesmas terbaik di DKI Jakarta bersama masyarakat berperan aktif
mewujudkan Kecamatan Kebayoran Baru berbudaya sehat, mandiri, dan
sejahtera 2022.
MISI :
1. Mengembangkan SDM secara kualitas, kuantitas, dan berdaya saing
2. Menyediakan sarana prasarana yang memadai serta alat kesehatan
dan obat sesuai standar.
3. Meningkatkan mutu pelayanan yang berorientasi pada pelayanan
masyarakat
4. Menciptakan budaya kerja yang produktif, kreatif, menyenangkan serta
berorientasi pada pelayanan masyarakat
5. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral dan mendorong peran aktif
masyarakat dalam menerapkan budaya sehat secara mandiri

TATA NILAI :
Integritas : Berfikir, berkata, berprilaku serta bertindak sesuai aturan dan
norma
Kerjasama : Usaha bersama internal dan eksternal untuk mencapai tujuan
Professional : Bekerja dengan ikhlas, tuntas dan berkualitas
Inovasi : Pengembangan dan perbaikan terus menerus dan
berkelanjutan
Akuntabel : Transparant, jujur dan dapat dipertanggung jawabkan.
V. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
a. Planning
b. Persiapan
1. Perencanaan Bersama menentukan sasaran operasional
wilayah.
2. Pendekatan kepada tokoh masyarakat sebagai sasaran
operasional, karena mereka merupakan orang yang
berpengaruh (key person) dalam proses merubah perilaku
masyarakat.
c. Penyuluhan
1. Kepada masyarakat berupa pelatihan menggosok gigi dan
mulut, pengajaran formal tentang kesehatan gigi dan mulut dan
penilaian kebersihan melalui pemeriksaan rutin.
a. Pemeriksaan: pemeriksaan gigi dan mulut.
b. Rujukan
c. Tindakan : Surface protection, fissure sealant, scalling,
pencabutan gigi susu, dan rujukan.
2. Penjelasan kepada orang tua/masyarakat melalui kader.
3. Laporan dan Evaluasi.

1. Pelaksanaan Program
a. Pengumpulan data
1) Data Dasar untuk keperluan perrencanaan operasional,
meliputi : Jumlah Posyandu TK dan PAUD, peserta didik dan
guru.
2) Data untuk evaluasi dampak program terhadap profil
kesehatan gigi dan mulut peserta didik oleh tenaga kesehatan
dan oleh guru.
b. Intervensi perilaku
1) Penggerakan peran serta guru melalui lokakarya/pelatihan
2) Penyuluhan kepada peserta didik berupa :
 Latihan menggosok gigi
 Pengajaran formal tentang kesehatan gigi dan mulut
 Penilaian kebersihan mulut oleh guru, melalui
pemeriksaan rutin.
 Penyuluhan oleh tenaga kesehatan secara insidental.
c. Intervensi medis teknis/perorangan
1) Pembuangan karang gigi
2) Pemeriksaan mulut, pengobatan sementara.
3) Aplikasi Fluor
 Melalui pasta gigi yang memenuhi syarat
 Untuk daerah khusus intensifikasi melalui kumur-kumur
dengan larutan yang mengandung fluor aktif atau
pemberian tablet fluor.
4) Surface protection, fissure selant , kegiatan skelling,
penambalan dengan metode ART (Atraumatic Restorative
Treatment technique), pencabutan, rujukan.
2. Manajemen
a. Supervisi dan bimbingan teknis
b. Pelaporan
c. Penilaian (Evaluasi)
1) Kunjungan pembinaan ke posyandu, TK dan PAUD minimal
1x sebulan.
2) Kunjungan supervisi dan pembinaan ke Puskesmas oleh
coordinator kesehatan gigi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
3) Komponen kegiatan (proses)
Meliputi penilaian tentang pelaksanaan lapangan, antara lain
frekuensi pelaksanaan intervensi perilaku, frekuensi
pelaksanaan supervisi dan bimbingan teknis per minggu
(bulan).
4) Komponen karya cipta (Output)
Meliputi penilaian volume pelayanan antara lain jumlah
peserta didik yang diberi pelayanan medic gigi, jumlah peserta
didik yang diberi penyuluhan, per minggu (bulan).
5) Komponen hasil antara (Outcome)
Meliputi penilaian tentang perubahan sikap dan perilaku
antara lain jumlah peserta didik yang melakukan sikat gigi
dengan benar, jumlah peserta didik memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan gigi dan mulut sesuai kebutuhan.
6) Komponen dampak (Impact)
Meliput penilaian survei perubahan dalam status kesehatan
gigi dan mulut peserta didik; kebersihan gigi dan mulut
peserta didik (OHIS), pengalaman karies gigi (DMF-T), dan
kondisi gusi.
d. Pembinaan
1) Pembinaan untuk mempertahankan dan perbaikan status
kesehatan gigi dan mulut yang telah dicapai.
2) Pembinaan peran serta melalui forum komunikasi tatap muka,
latihan ketrampilan guru dan sebagainya.

VI. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Membuat susunan rencana kerja serta menyiapkan form skrining
tahunan dan materi UKGM bagi peserta didik binaan.
2. Pemberitahuan ke posyandu, TK dan PAUD terkait melalui surat
pemberitahuan dari Puskesmas Kecamatan Kebayoran baru.
3. Penyuluhan daring (ataupun tatap muka, bagi sekolah yang
membutuhkan) tentang kesehatan gigi dan mulut ke setiap kelas untuk
seluruh peserta, hingga sikat gigi bersama diiringi jingle “Senam Sikat
Gigi.”
4. Pemeriksaan gigi dan mulut seluruh peserta melalui form skrining
daring yang telah disiapkan.
5. Bagi peserta didik yang perlu dilakukan tindakan akan diberikan surat
rujukan atau pengantar melalui kader setelah dilakukan analisis
terhadap hasil skrining.
6. Rujukan dilaksanakan ke Puskesmas atau klinik gigi terdekat untuk
peserta didik yang memerlukan tindakan kuratif.
7. Melakukan tindakan terhadap peserta didik yang datang ke puskesmas
dengan membawa pengantar yang telah diberikan.

VII. SASARAN
Peserta Posyandu, TK dan PAUD yang berada di wilayah Puskesmas
Kecamatan Kebayoran Baru

VIII. PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR


Lintas Program
No Pihak Terkait Peran Terkait
1 UKS Koordinasi untuk RT/RW

Lintas Sektor
No Pihak Terkait Peran Terkait
1 RT/RW Pelaksana Kegiatan UGKMD
IX. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Kecamatan Kebayoran Baru
Bulan
No Nama SD
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
1 TK Al- Azhar √
2 Posyandu Mawar √
3 Posyandu Melati √
4 Posyandu Seroja √
5 Posyandu Melati Pulo √
6 Posyadu Cempaka √
7 Paud Tunas Bangsa √
8 TK Raudatul Ulum √
9 TK Dolanan √
10 PosyanduTunas Bangsa √
11 Paud Bina Bangsa √
12 PosyanduTunas Harapan2 √
13 Paud Tunas Bakti √
14 Paud Bougenvile √
15 Posyandu Bougenvile √
16 Paud Harapan Bangsa √
1
17 Posyandu Tunas Bakti √
18 TK Alhubb √
19 TK Nurul Iman √
20 Posyandu lansia √
RW013
21 TK Indonesia Play √
22 TK Aisyah √
23 Posyandu Melon √
24 PosyanduMawar √
Krampel
25 TK Bakti Ibu √
26 RA Alfalahiyah √
27 Paud Kasih Ibu √
28 Paud Mawar √
29 TPABaleBermain Serasi √
30 TK Annashirin √
31 TK Bakti Luhur √
32 TK Tarakanita √
33 Posyandu Kemuning √
34 Posyandu Seruni √
35 Posyandu Kuntum √
36 Posyandu Mekar √
37 Posyandu Melati √
38 Paud Dewi Sartika √
39
40
41

X. PENCATATAN DAN PELAPORAN KEGIATAN


1. Seluruh peserta yang telah di periksa direkam dalam aplikasi web
2. Seluruh peserta yang membutuhkan tindakan di berikan form
persetujuan tindakan untuk diberikan kepada orangtua / wali masing-
masing.
3. Peserta yang mendapatkan form persetujuan tindakan dicatat pada
buku rujukan Tindakan.

4. Laporan dibuat dengan merekapitulasi hasil pemeriksaan untuk peserta


yang mendapatkan tindakan yang datang ke puskesmas yang ditunjuk
setiap bulannya.
5. Pada akhir tahun laporan setiap bulan di rekapitulasi kemudian
diserahkan kepada penanggungjawab kegiatan UKGS dan UKGM.

XI. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


a. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan, apakah sesuai
dengan tahapan dan jadwal.
b. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan, apakah sesuai
dengan tahapan dan jadwal.
c. Evaluasi dilakukan dengan menghitung jumlah pencapaian
kedatangan untuk peserta yang mendapat rujukan yang datang ke
puskesmas.
XII. PENUTUP
Dengan adanya Kerangka Acuan Kegiatan Usaha Kesehatan Gigi
Masyarakat yang dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan
kegiatan sehingga pelaksanaan kegiatan dapat terarah dan terkoordinir
dengan baik.

Jakarta, 12 September 2022

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Kesatuan Satuan Pelaksa
Kecamatan Kebayoran Baru UpayaKesehatan
Masyarakat

dr.Tresia Arthati, MPH Nurdianaturrahma BR, SKM


NIP. 197201202006042013 NIP. 198302202010012035

Anda mungkin juga menyukai