Anda di halaman 1dari 29

INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

II
INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

INOVASI FIELD TRIP PERI GEMBUL


(PERIKSA GIGI DAN MULUT ENAM BULAN SEKALI)
TAHUN 2019

1. PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Menyikapi hal tersebut berbagai upaya di bidang kesehatan dilaksanakan
termasuk upaya peningkatan kesehatan anak usia sekolah melalui program UKS
(Usaha Kesehatan Sekolah). Dalam program UKS ini siswa sekolah tidak hanya
berperan sebagai obyek penerimaan layanan kesehatan, tetapi juga sebagai
subyek, bersama dengan masyarakat sekolah lainnya yaitu para guru, dan orang
tua siswa berperan dalam meningkatkan kesehatannya dan mewujudkan
lingkungan sekolah sehat. Upaya strategis dalam melibatkan peran serta aktif
masyarakat sekolah adalah melalui pendekatan kelompok teman sebaya yang
mempersiapakan siswa sekolah menjadi pergerakan hidup bersih dan sehat, baik di
lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu
siswa sekolah yang di tentukan menjadi pergerakan hidup bersih dan sehat
hendaknya memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup agar dapat
berperan sesuai yang diharapkan.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian integral dari pelayanan
kesehatan secara keseluruhan telah menetapkan indikator status kesehatan gigi
dan mulut masyarakat yang mengacu pada Global Goals for Oral Health 2020 yang
dikembangkan oleh FDI, WHO dan IADR. Salah satu program teknis dari
Departemen of Non-communicable Disease Preven on and Health Promo yang
mewadahi programkesehatan gigi dan mulut secara global adalah WHO Global Oral
Health Programme (GOHP). Program ini menyarankan negara-negara di dunia
untuk mengembangkan kebijakan pencegahan penyakit gigi dan mulut serta
promosi kesehatan gigi dan mulut. Kebijakan ini juga mendukung integrasi program
kesehatan gigi dan mulut dengan program kesehatan umum. Salah satu aksi
prioritas dari GOHP, khususnya untuk anak sekolah dan remaja adalah promosi
kesehatan gigi di sekolah.
Pelayanan kesehatan pada UKGS adalah kesehatan gigi melalui penjaringan
kesehatan oleh tenaga kesehatan. Menurut Nasution (2010), UKGS dapat
menjadikan anak sekolah mampu menjaga dirinya sendiri dengan mencegah
terjadinya penyakit gigi dan mulut, serta mampu mengambil tindakan yang tepat
untuk mencari pengobatan apabila diperlukan. Hal ini dapat membantu tercapainya
derajat kesehatan gigi dan mulut yang harmonis dan optimal, dan dengan demikian
anak dapat tumbuh dan  berkembang secara maksimal. Kegiatan UKM

3
INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

dilaksanakan sesuai dengan Visi, Misi dan Tata nilai Puskesmas Muara Beliti.
Adapun visi, misi dan tata nilai Puskesmas Muara Beliti adalah sebagai berikut:
1. Visi Puskesmas Muara Beliti
SALUT dalam pelayanan, sukses dalam pemberdayaan Menuju Kecamatan
Muara Beliti Sempurna Sehat 2021
2. Misi Puskesmas Muara Beliti
a. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata
b. Meningkatkan derajat kesehatan seluruh masyarakat Muara Beliti
c. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk hidup sehat
d. Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan
a. Meningkatkan kemitraan pembangunan kesehatan yang berkesinambungan
3. Tata Nilai Puskesmas Muara Beliti
Senyum : Senyum memberikan pelayanan dengan ramah dan santun
Amanah : Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan pedoman dan
standar pelayanan yang ditetapkan dapat diukur dipertanggung
jawabkan
Lincah : memiliki kemampuan untuk bekerja secara mandiri dan sigap
dalam memberikan pelayanan kesehatan
Ulet : Memiliki pendirian yang kuat untuk memberikan pelayanan
kesehatan terbaik untuk masyarakat
Terampil : Memiliki kemampuan dan ide-ide kreatif

a) LATAR BELAKANG
Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu faktor yang mendukung
paradigma sehat dan faktor perilaku dari individu seseorang. Kesehatan tubuh
secara keseluruhan banyak dipengaruhi oleh kesehatan dari gigi dan mulut itu
sendiri. Gigi merupakan organ yang vital dalam tubuh kita, salah satu fungsi gigi
adalah sebagai alat pengunyah makanan, membantu melumatkan makanan
dalam mulut, dan juga membantu organ pencernaan sehingga makanan dapat
diserap tubuh dengan baik. Jika tidak dapat menjaga kesehatan gigi dengan baik
maka akan menyebabkan bakteri menyerang gigi dan menjadikan gigi berlubang.
(Silvia, 2014)
Karies gigi adalah merupakan suatu proses demineralisasi yang progresif pada
jaringan keras permukaan mahkota dan akar gigi yang dapat dicegah. Di
Indonesia penyakit karies gigi serta penyakit gigi dan mulut masih banyak diderita
oleh anak-anak. Menurut Data Kementerian Kesehatan Tahun 2010 prevalensi
karies di Indonesia mencapai 60 % - 80 %. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor
antara lain distribusi penduduk, faktor lingkungan, faktor perilaku dan faktor
pelayanan kesehatan yang berbeda pada masyarakat Indonesia (Kemenkes,
2011).

4
INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit gigi berlubang antara lain


karena struktur gigi, mikroorganisme mulut, lingkungan substrat (makanan), dan
durasi lamanya waktu makanan menempel didalam mulut.Faktor lain adalah dari
segi usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi, tingkat pendidikan, lingkungan,
kesadaran dan perilaku maupun pengetahuan yang berhubungan dengan
kesehatan gigi dan mulut. Faktor yang lainnya berupa faktor dari segi
pengetahuan dan perilaku seseorang. Faktor dari kesehatan gigi dan mulut itu
sendiri dapat dipengaruhi dari segi pengetahuan yang merupakan faktor
kekuatan terjadinya perubahan sikap (Baron, 2003).
Pengetahuan dan sikap akan menjadi landasan terhadap pembentukan moral
remaja sehingga dalam diri seseorang individu idealnya ada keselarasan yang
terjadi antara pengetahuan dan sikap, dimana sikap terbentuk setelah terjadi
proses tahu terlebih dahulu (Suryani dkk, 2009).
Pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk
terbentuknya tindakan menjaga kesehatan gigi dan mulut. Penelitian kebersihan
gigi dan mulut pada anak Tk didapatkan hasil yang baik, namun pada
pemeriksaan oral hygine pada anak mereka, diperoleh data kategori sedang
dengan sebelumnya dilakukan pengukuran OHI-S ditentukan melalui
penjumlahan Debris Index dan Calculus Index. Menurut Soekidjo (2007: 133)
yang dimaksud perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang
dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh perilaku luar. Para
ahli mengatakan bahwa perilaku sama dengan aktivitas yang dilakukan individu
sebagai akibat adanya stimulus atau rangsangan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Skinner yang dikutip oleh Soekidjo (2007 : 133) yang menyatakan
bahwa perilaku merupakan reaksi seseorang terhadap stimulus dari luar. Dari
perilaku itu sendiri dapat juga mempengaruhui dalam menjaga kebersihan gigi
dam mulutnya.
Beberapa hadist islam yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu
tentang pengetahuan dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. ُ‫مْ ؤ ِم ُه ْ ِس ال ا َض‬
ْ ‫ال ُم ال‬MM‫َع‬
ِ َّ ‫ت ْي َج إ ِذ ْي إ‬ َ ‫ْغى ًَ َعىًُْ أ َع َوإ ْي ًِ َو‬
ِ ‫ف َل ِ ِ ِن ا ْح‬ ُ ‫ف ِ ِن ا‬
ِ ‫ْست‬ ً
ْ ‫البيهق َ َ ْغ َىى َو‬ ًُ ‫ُل الىَّ فْ أ‬
‫َس )رواي‬
‫ال‬
Artinya : “Seutama-utama manusia ialah seorang mukmin yang berilmu. Jika ia
dibutuhkan, maka ia memberi manfaat. Dan jika ia tidak dibutuhkan maka ia
dapat memberi manfaat pada dirinya sendiri”.(HR. Al-Baihaqi) Diriwayatkan oleh
HR. Al-Baihaqi bahwa kita sebagai manusia atau seorang mukmin berbanyaklah
mencari ilmu, diantaranya (ilmu sosial, ilmu pendidikan maupun ilmu kesehatan)
karena ilmu sangatlah dibutuhkan dan memberi manfaat.
 ِ َ‫م ْز ُت ُه ْم ب َّمتًِ أ َل ُ ُش َّق َعلَى أ َ ْن أ َ ْىا َل أ ل‬
Artinya : “Seandainya aku tidak memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan
mereka untuk bersiwak setiap kali berwudhu.” (HR. Ahmad) Diriwayatkan oleh
HR. Ahmad bahwa sejak dahulu para Rasulallah telah menjaga rongga mulutnya

5
INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

dengan bersiwak setiap kali berwudhu karena dengan bersiwak kita bisa
menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan baik untuk menghindari penyakit
masuk melewati rongga mulu

b) IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan hasil evaluasi dari kegiatan UKGS Puskesmas Muara Beliti


pada tahun 2017 yang dilakukan oleh Tim UKS dan UKGS Puskesmas Muara
Beliti, didapatkan hasil bahwa dari 21 SD kelas 1 dengan murid yang berjumlah
559, 398 murid menderita karies pada rahang atas dan rahang bawah baik pada
regio kanan maupun pada regio kiri rongga mulut. Keadaan karies yang dialami
oleh 398 murid tersebut 90% adalah karies media pada gigi susu. Sehingga bisa
disimpulkan bahwa kondisi gigi berlubang itu sudah terjadi cukup lama dan
dengan kondisi kebersihan mulut yang buruk semakin mempercepat proses gigi
berlubang semakin dalam.

Keadaan kebersihan mulut yang buruk juga disebabkan murid-murid


belum mengetahui dengan baik cara dan kapan untuk menyikat gigi dengan baik
dan benar. Setelah dilakukan analisis terhadap kegiatan UKGS yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan puskesmas Muara beliti didapatkan bahwa Keadaan
tersebut dikarenakan sangat minimnya kesadaran dan pengetahuan dari murid-
murid tentang manfaat menjaga kesehatan gigi dan mulut mereka, dan juga
kurangnya kesadaran dan pengetahuan dari orang tua untuk memperhatikan dan
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut anak-anak mereka ke dokter
gigi secara teratur juga merupakan penyebab utama dari kondisi tersebut.

Oleh kerena itu Puskesmas Muara beliti melakukan inovasi Field Trip Peri
Gembul untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan ketertarikan
mayarakat khususnya pada kelompok anak pra sekolah yakni umur 2 – 5 tahun
dimana pada umur tersebut anak-anak mulai menerima informasi kesehatan
pada TK atau PAUD sehingga diharapkan dapat memberikan informasi sejak dini
dari mulai akar terujungnya, dan juga orang tua anak-anak tersebut diharapkan
lebih sadar dan tertarik untuk memeriksakan kesehatan terutama kesehatan gigi
dan mulut dengan memeriksakan kesehatan anak-anak mereka terutama
kesehatan gigi dan mulut ke fasilitas kesehatan yang ada.

c) RUMUSAN MASALAH

Melihat permasalahan yang ada, pelayanan kesehatan gigi dan mulut


melakukan upaya peningkatan kesehatan dalam bentuk promotif dan preventif,
pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah selain dilaksanakan
melalui kegiatan pokok kesehatan gigi dan mulut TK / PAUD di Puskesmas juga
diselenggarakan secara terpadu dengan kegiatan pokok UKS dalam bentuk
program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Manfaat yang dapat diambil
dari kegiatan UKGS adalah:

6
INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

1. Meningkatnya derajat kesehatan gigi dan mulut siswa

2. Meningkatnya pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut siswa

3. Meningkatnya sikap/kebiasaan pelihara diri terhadap kesehatan gigi dan


mulut siswa

4. Siswa mendapatkan pelayanan medik gigi dasar atas permintaan (care on


demand)

d) TUJUAN DAN MANFAAT PROYEK INOVASI


Tujuan UKGS menurut Departemen Kesehatan RI (1996) meliputi :
a) Tujuan
Tujuan umum dari UKGS adalah tercapainya kesehatan gigi dan mulut
siswa yang optimal dengan mengacu pada Visi Indonesia Sehat 2010,
yaitu untuk target tahun 2010 indeks DMF-T anak kelompok usia 12 tahun
≤ 2, danPTI (Performed Treatment Indeks) sebesar 20% (Depkes RI,
2000). Selain itu kegiatan UKGS ini bertujuan untuk meningkatkan
persentase murid Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Musi
rawas yang telah mendapat  pemeriksaan gigi dan mulut menjadi 100%
mengacu pada Visi Indonesia Sehat 2020 (Dinas Kesehatan Kabupaten
Musi rawas, 2011).
b) MANFAAT :
a) Siswa mempunyai pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut.
b) Terdeteksinya secara dini masalah kesehatan peserta didik
c) Siswa mempunyai sikap/kebiasaan memelihara diri terhadap
kesehatan gigi dan mulut.
d) Siswa mengenal fasilitas kesehatan dan menyadari pentingnya
memeriksakan diri secara teratur.

2. TINJAUAN PUSKTAKA
1. Kesehatan Gigi dan Mulut
Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal terpenting bagi kehidupan
manusia dan merupakan bagian dari kesehatan secara umum yang perlu
diperhatikan oleh masyarakat (Jose, dkk., 2009). Setiap orang tua menginginkan
anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat dicapai jika
tubuh mereka sehat (Malik, 2008).
Masalah kesehatan gigi dan mulut paling banyak ditemukan di masyarakat
luas adalah karies gigi. Karies gigi merupakan penyakit infeksi paling umum yang
terjadi pada anak (Macnab, 2015). Karies gigi pada anak sekolah mempunyai
prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun. Karies gigi mempunyai sifat
progresif serta akumulatif pada jaringan keras gigi yang ditandai dengan
kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi yaitu pit, fisur, dan daerah
interproksimal hingga meluas ke arah pulpa (Wala, dkk., 2014).
7
INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

2. Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut


a. Pengertian Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang paling
penting dalam membentuk tindakan manusia (Bloom, 1908 cit Notoatmodjo
2007). Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut mempunyai hubungan
terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Semakin banyak informasi
yang dimiliki seseorang tentang kesehatan gigi dan mulut, maka semakin
baik seorang tersebut memelihara kesehatan gigi dan mulutnya. (Hapsoro
dkk., 2000).
b. Pengukuran pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat diketahui dengan
menanyakan kepada seseorang agar ia mengungkapkan apa yang diketahui
dalam bentuk jawaban. Jawaban tersebut yang merupakan reaksi dari
stimulus yang diberikan baik dalam bentuk pertanyaan langsung maupun
tertulis. Pengetahuan pengukuran dapat berupa kuisioner maupun
wawancara (Bloom, 1908 cit Notoatmodjo 2007).
c. Tingkat pengetahuan Menurut (Notoatmodjo, cit Kholid 2012) bahwa yang di
cakup dalam tingkatan pengetahuan yaitu:
1. Tahu (know)
Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Tahu diartikan
sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan.
2. Memahami (comprehension)
Memahami merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4. Analisis (analysis)
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponenkomponen, tetapi masih di dalam satu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan,
dapat meringkas, dan dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau
rumusan-rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap
suatu materi. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada

8
INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

3. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut


a) Pengertian
Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan dan menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan mengerti tetapi juga bersedia untuk
melakukan suatu anjuran yang berhubungan dengan suatu bidang, yaitu
bidang kesehatan. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu
proses belajar yang ditujukan kepada individu dan kelompok
masyarakatuntuk mencapai derajat kesehatan gigi yang setinggitingginya
(Herijulianti dkk, 2002).
b) Tujuan penyuluhan
Salah satu tujuan dari penyuluhan kesehatan adalah terciptanya perubahan
perilaku individu dalam membina dan memelihara perilaku sehat, serta
berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
(Dewi, 2012).
c) Media alat peraga penyuluhan
Menurut Prima (2016), media penyuluhan adalah alat bantu atau bahan
penyuluhan yang digunakan dalam proses penyampaian pesan atau
informasi yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian atau
minat. Menurut Notoatmodjo (2007), alat peraga penyuluhan merupakan
alat atau benda yang dapat diamati, didengar, diraba atau dirasakan oleh
indera manusia yang berfungsi sebagai alat untuk memperagakan dan
menjelaskan uraian yang disampaikan secara lisan oleh penyuluh guna
membantu proses belajar mengajar, agar materi lebih mudah diterima dan
dipahami oleh sasaran. Alat peraga dapat dibedakan menurut pembuatan
dan penggunaannya:
a. Alat peraga yang rumit (complicated)
seperti film, film strip, slide, dan sebagainya yang menggunakan
listrik dan proyektor.
b. Alat peraga sederhana
seperti leaflet, model buku bergambar, benda-benda yang nyata
seperti buah-buahan dan sebagainya. Selain itu juga poster,
spanduk, flanel graph, boneka tangan, boneka wayang dan
sebagainya.

4. Anak usia dini ( PAUD 0 – 8 tahun)


Anak usia dini adalah anak yang berada pada usia 0-8 tahun. Menurut Beichler
dan Snowman (Dwi Yulianti, 2010: 7), anak usia dini adalah anak yang berusia
antara 3-6 tahun. Sedangkan hakikat anak usia dini (Augusta, 2012) adalah
individu yang unik dimana ia memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan
dalam aspek fisik, kognitif, sosioemosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi

9
INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

yang khusus yang sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak
tersebut.
Dari berbagai definisi, peneliti menyimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak
yang berusia 0-8 tahun yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan
perkembangan, baik fisik maupun mental. Masa anak usia dini sering disebut
dengan istilah “golden age” atau masa emas.
Pada masa ini hampir seluruh potensi anak mengalami masa peka untuk
tumbuh dan berkembang secara cepat dan hebat. Perkembangan setiap anak
tidak sama karena setiap individu memiliki perkembangan yang berbeda.
Makanan yang bergizi dan seimbang serta stimulasi yang intensif sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut. Apabila anak
diberikan stimulasi secara intensif dari lingkungannya, maka anak akan mampu
menjalani tugas perkembangannya dengan baik.
prinsip-prinsip anak usia dini adalah anak merupakan pembelajar aktif.
Perkembangan dan belajar anak merupakan interaksi anak dengan lingkungan
antara lain melalui bermain. Bermain itu sendiri merupakan sarana bagi
perkembangan dan pertumbuhan anak. Melalui bermain anak memiliki
kesempatan untuk mempraktekkan keterampilan yang baru diperoleh sehingga
perkembangan anak akan mengalami percepatan.
5. Anak Usia Sekolah Dasar ( 9-10 tahun)
Karakateristik anak usia 9-10 tahun sedang dalam masa pertumbuhan, anak
pada masa ini merupakan kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan
mulut, memiliki pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang kurang dan masih
melakukan kebiasaan seperti mengkonsumsi makanan yang manis yang dapat
mengganggu kesehatan gigi dan mulut (Silaban, dkk., 2013).
Masa anak-anak usia 9-10 tahun merupakan usia penting dalam pertumbuhan
dan perkembangan fisik anak. Periode tersebut juga disebut masa yang rawan
karena gigi anak sedang dalam periode gigi bercampur, sehingga rentan
terhadap karies gigi (Pradita, 2013). Menurut Soeparmin cit Permatasari (2014)
perawatan kesehatan gigi secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak
karena mereka masih dalam tahap tumbuh kembang.
Anak usia 9-10 tahun masih membutuhkan kesempatan yang cukup untuk
belajar dan berprestasi dalam kegiatan di luar kelas. Anak pada usia ini
mempunyai kemampuan untuk berfikir abstrak, memahami hukum sebab akibat,
dan menggunakan logika dalam memahami sesuatu (Allen dan Marotz, 2010).
Kemampuan intelektual pada usia ini sudah cukup untuk diberikan berbagai
kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya. Anak
dapat dilatih untuk belajar mengungkapkan pendapat, gagasan atau penilaian
terhadap berbagai hal, baik yang dialaminya maupun peristiwa yang terjadi di
lingkungan sekitarnya (Yusuf, 2011).

10
INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

6. INOVASI
Dalam dunia global dewasa ini yang penuh persaingan dan
yang berkembang dengan cepat, kreativitas bukan saja merupakan sumber
penting guna menciptakan sebuah keunggulan kompetitif tetapi kreativitas
juga merupakan sumber keharusan untuk pencapaian target kinerja.
Masalah yang sekarang dihadapi oleh karyawan adalah banyaknya individu
pegawai yang tidak pernah menjadi kreatif. Banyak yang tidak mampu
menciptakan suatu lingkungan untuk mengembangkan kreativitas masing-
masing program yang dipegangnya. Oleh karena itu kreatifitas yang ciptakan
untuk meningkatkan pencapaian target sasaran dalam suatu program dapat
dilakukan dengan menciptakan inovasi-inovasi kegiatan program dalam sebuah
instansi.
Kreativitas menurut Alma (2008:69) adalah kemampuan untuk
membuat kombinasi baru atau melihat hubungan diantara unsur, data
variabel yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas juga didefenisikan
sebagai kemampuan untuk berimajinasi dan menghasilkan ide-ide baru
dengan mengkombinasi, mengubah atau menerapkan ide yang sudah ada
dengan cara yang belum dipikirkan sebelumnya. Ide kreatif yang kemudian
diproses melalui beberapa tanggapan sehingga menghasilkan produk atau
jasa atau model bisnis disebut inovasi (Zimmerer 2008:57)
Karakteristik orang yang kreatif adalah mempunyai rasa ingin tahu
yang dimanfaatkan semaksimal mungkin, mau bekerja keras, berani,
kemampuan intelektual dimanfaatkan semaksimal mungkin, mandiri,
dinamis, penuh inovasi/gagasan dan daya cipta, bersedia menerima
informasi, menghubungkan ide dan pengalaman yang diperoleh dari berbagai
sumber yang berbeda, cendrung menampilkan berbagai alternatif terhadap
subyek tertentu. Berpikir kreatif memiliki banyak manfaat bagi seseorang
dalam berwirausaha. Menurut Hendro (2011:105) kegunaan pola pikir
kreatif adalah: Menemukan gagasan, ide, peluang dan inspirasi baru,
mengubah masalah atau kesulitan dan kegagalan menjadi sebuah pemikiran
yang cemerlang untuk langkah selanjutnya, menemukan solusi inovatif,
menemukan suatu kejadian yang belum pernah dialami atau yang pernah
ada hingga menjadi sebuah penemuan baru, menemukan teknologi baru,
mengubah keterbatasan yang ada sebelumnya menjadi sebuah kekuatan atau
keunggulan
Menurut Suryana (2008:32) dan Carol Kinsey Goman yang dikutip
dari Alma (2009:68), inovasi adalah kreativitas yang diterjemahkan menjadi
sesuatu yang dapat diimplementasikan dan memberikan nilai tambah atas
sumber daya yang dimiliki. Inovasi sebagai “proses” atau “hasil”
pengembangan atau pemanfaatan mobiliasi pengetahuan, keterampilan
dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang/jasa)
11
INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan, dan inovasi dapat
bersifat baru bagi perusahaan, bagi pasar, negara atau daerah, bahkan bagi
dunia. Inovasi menurut Kiniciki dan Williams (dalam harilhazlan.com
berinovasi adalah pemacu untuk kejayaan, 2010) :
1. Inovasi adalah kaedah mencari jalan untuk menghasilkan produk
baru yang lebih baik.
2. Organisasi tidak akan membenarkan perusahaan berpuas hati
dengan apa yang ada (complacent).
3. Terutama sekali apabila pesaing akan menghasilkan ide yang kreatif.

3. METODELOGI PENELITIAN
Inovasi merupakan hasil pencarian suatu kesempatan yang dilakukan
dengan sepenuh hati. Proses ini dimulai dengan analisis sumber daya kesempatan
yang menjadi objek.
Inovasi bersifat konseptual dan perseptual, dapat dipahami dan dilihat dari
inovator harus melihat, bertanya dan mendengar orang lain dalam mencari inovasi.
Mereka berfikir dengan segenap kemampuan otaknya, mereka melakukan
perhitungan dengan cermat dan mendengarkan pendapat orang lain, serta
memperhatikan potensi pengguna inovasi yang dicarinya untuk memenuhi
harapan dan nilai kebutuhan.
Inovasi adalah aktivitas konseptualisasi serta ide menyelesaikan masalah
dengan membawa nilai ekonomis bagi instansi dan nilai sosial bagi
masyarakat. Inovasi adalah suatu yang sudah ada sebelumnya, kemudian diberi
nilai tambah.
Inovasi bermula dari hal yang tampak sepele dengan membuka mata dan telinga
mendengarkan aspirasi atau keluhan karyawan, lingkungan dan masyarakat.
Penerapan inovasi sendiri bisa individu, kelompok atau instansi, artinya bisa
terjadi dalam instansi ada individu atau kelompok yang sangat briliant dan
inovatif.

4. PROSES PEMBUATAN PROYEK

1. Melakukan koordinasi Lintas sektor terkait


a. Kepala desa/sekdes
b. Bunda PAUD Kecamatan
c. Bunda PAUD Desa
2. Melakukan Koordinasi Lintas program
a. KIA
b. Poli Gigi
c. Kesling
d. Gizi
e. Imunisasi
f. Promkes
12
INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

g. Poli rawat jalam


h. Poli rawat inap
i. Ruang Bersalin
j. UGD
3. KEGIATAN POKOK
1. Rapat koordinasi lintas sector dan program
2. Penjaringan kesehatan dan pendataan anak TK / PAUD
4. RINCIAN KEGIATAN
a. Membentuk tim pelaksana kegiatan UKGS
b. Menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rapat
koordinasi lintas program
c. Menentukan jadwal kegiatan dalam rapat koordinasi
d. Memberitahukan jadwal pelaksanaan pada semua TK / PAUD
sebelum melaksanakan kegiatan
e. Melaksanakan kegiatan sesuai jadwal pelaksanaan
f. Melaporkan hasil kegiatan ke Dinas Kesehatan.

5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Dalam melakukan pelayanan kesehatan pada Usaha Kesehatan Gigi


Sekolah bagi murid-murid TK/PAUD yang masih sulit menjangkau tenaga dan
fasilitas kesehatan gigi yang ada di puskesmas dilakukan kegiatan berupa
memberikan pengenalan sejak dini terhadap pelayanan kesehatan, program
Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut melakukan kerjasama dengan program gizi,
imunisasi dan kesling puskesmas Muara Beliti untuk melakukan inovasi UKGS
dengan nama “FIELD TRIP PERI GEMBUL” (Periksa Gigi dan Mulut Enam
Bulan Sekali) dimana murid-murid TK/PAUD melakukan kunjungan
kepuskesmas Muara Beliti. dengan diberikan
a. Pelayanan mulai dari Sikat gigi massal menggunakan pasta
gigi yang mengandung flour

Gambar 1. Murid TK/PAUD mengikuti apel pagi di puskesmas sebelum


selaksanakan kegiatan inovasi FIELD TRIP PERI GEMBUL

13
INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

Gambar 2. Kegiatan penyuluhan cara menyikat gigi yang baik dan benar dan sikat gigi bersama-sama
menggunakan sikat gigi, pasta gigi, dan gelas kumur dari Puskesmas Muara Beliti
14
INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

b. Dilanjutkan dengan field trip memperkenalkan fasilitas


kesehatan yang ada di puskesmas mulai dari pendaftaran, kunjungan
ruang rawat jalan, ruang rawat inap, ruang UGD, ruang persalinan dan
lain-lain.

Gambar 3. Pengenalan Ruang pendaftaran dan cara mendaftar pelayanan kesehatan


pada Puskesmas Muara Beliti

15
INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

Gambar 4. Murid-murid TK / PAUD diajarkan untuk melakukan pendataran

Gambar 5. Murid-murid TK/PAUD mengantri untuk mendapatkan kartu kunjungan


pelayanan kesehatan pada Puskesmas Muara beliti

Gambar 6. Murid-murid melakukan Field trip pada lingkungan Puskesmas Muara Beliti

16
INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

Gambar 7. Field trip pada ruang bersalin Puskesmas Muara Beliti

Gambar 8. Field trip pada ruang UGD Puskesmas Muara Beliti

17
INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

Gambar 9. Field trip pada Ruang Poli rawat jalan Puskesmas Muara Beliti

Gambar 10. Field Trip pada Ruang Rawat Inap Puskesmas Muara Beliti

Gambar 11. Field Trip pada Ruang penyimpanan obat Puskemas Muara Beliti

c. Pengenalan PHBS ( Program Kesling). Diajarkan tentang


cuci tangan pake sabun ( 6 langkah cuci tangan) dan selalu menjaga
kebersihan badan.

18
INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

Gambar 12. Dilakukan promosi kesehatan oleh petugas kesling dan promkes tentang
menjaga kesehatan diri

Gambar 13. Penyuluhan tentang 6 langkah cuci tangan pake sabun

Gambar 14. Mempraktekkan cara cuci tangan pake sabun

19
INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

Gambar 15. Diajarkan untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan
dikeringkan menggunakan lap bersih
d. Pemantauan tumbuh kembang (Program Gizi dan MTBS).
e. Imunisasi tambahan bagi yang belum mendapatkannya
(Program Imunisasi).

20
INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

Gambar 16. Pemantauan tumbuh kembang balita (SDITK dan Gizi) serta pemberian
imunisasi tambahan bagi yang belum.

f. Melakukan pemeriksaan gigi dan juga melakukan tindakan


bila diperlukan.

21
INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

Gambar 17. Pemeriksaan gigi pada Poli gigi Puskesmas Muara Beliti

Gambar 18. Dilakukan tindakan pada gigi murid-murid yang sesuai dengan indikasi

22
INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

Gambar 19. Diberikan penyuluhan melalui media film edukasi tentang kesehatan gigi

Gambar 20. Dilakukan penyuluhan dengan media pantum, cara menyikat gigi yang baik
dan benar

23
INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

Gambar 21. Dilakukan pemahaman juga kepada orang tua dan bunda TK/PAUD agar
membiasakan anak-anaknya untuk sikat gigi 2 kali sehari dan setelah makan

Kegiatan inovasi field trip PERI GEMBUL dilakukan dengan konsep


pengenalan sejak dini untuk memeriksakan kesehatan terutama kesehatan gigi
dan mulut secara teratur sebanyak 2 kali dalam setahun ( enam bulan sekali)
ke fasilitas kesehatan pelayanan primer yang disediakan di kecamatan,
dimana pada fasilitas kesehatan pelayanan primer semakin bergerak maju
untuk memberikan pelayanan terbaik dan terus terkembang dalam
memberikan pelayanan prima dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan.
24
INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

Gambar 22. Kegembiraan dan kepuasan dari murid-murid, orang tua murid dan bunda
TK/PAUD yang mengikuti seluruh rangkaian kegiatan inovasi Field trip Peri Gembul
pada Puskesmas Muara Beliti

I. SASARAN
Murid-murid TK/PAUD dari 11 desa dan 1 kelurahan yang berada di
Kecamatan Muara Beliti

25
INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

II. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN WAKTU PELAKSANAAN


1 Rapat koordinasi lintas program Setiap akhir bulan

No DESA / KELURAHAN JUMLAH TL/PAUD JADWAL KEGIATAN WAKTU


1 Pasar Muara Beliti 3 13 Agustus & 16 09.00 s/d
desember 2019 selesai

2 Muara Beliti Baru 3 13 Agustus & 16


desember 2019

3 Pedang 2 12 agustus & 17


desember 2019

4 Tanah priuk 1 12 agustus & 17


desember 2019

5 Air satan 1 12 agustus & 17


desember 2019

6 Satan indah jaya 1 12 agustus & 17


desember 2019

7 Air lesing 1 12 agustus & 17


desember 2019

8 Manaresmi 2 14 agustus & 18


desember 2019

9 Suro 1 14 agustus & 18


desember 2019

10 Ketuan jaya 2 14 agustus & 18


desember 2019

11 Durian remuk 1 14 agustus & 18


desember 2019

12 Bumi agung 1 14 agustus & 18


desember 2019

III. PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR


a. PERAN LINTAS PROGRAM
Kerjasama dengan program terkait dalam kegiatan antara lain:
- Program UKGS
- Program UKS
- Program KIA (MTBS)
- Program gizi
- Program imunisasi
- Program kesling
b. PERAN LINTAS SEKTOR
Kerjasama dengan lintas sektor antar lain:

26
INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

- Bunda TK/PAUD sekecamatan Muara Beliti

IV. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


a. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan langsung setiap selesai
melakukan UKGS.
b. Penanggung jawab Upaya Kesehatan Gigi Sekolah melakukan
evaluasi kegiatan.
c. Hasil evaluasi dilaporkan dalam blanko pelaporan evaluasi kegiatan
kepada Kepala Puskesmas pada akhir kegiatan.

V. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


a. Semua hasil kegiatan dicatat dan didokumentasikan oleh tim
UKGS.
b. Laporan hasil kegiatan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas
c. Hasil laporan dievaluasi oleh Kepala Puskesmas pada saat rapat
lintas program setiap akhir bulan dan disampaikan kepada Dinas
Kesehatan pada laporan akhir tahun.

5. HASIL INOVASI
Inovasi FIELD TRIP PERI GEMBUL Telah mendapatkan hasil yang cukup
baik. Dilihat dari keadaan kesehatan gigi murid-murid yang dilakukan skrining
pada kegiatan UKS dan UKGS setahun setelah inovasi Field Trip Peri Gembul
berjalan. Terlihat adanya penurunan angka karies pada anak2 yang baru duduk
di kelas 1 pada tahun ajaran berikutnya.
Meskipun tidak terlalu signifikan tetapi dapat dilihat dari evaluasi pemahaman
murid-murid tahun ajaran baru yang masuk pada kelas 1 SD lebih memahami
dan lancar memperagakan cara gosok gigi yang baik dan yang benar

DATA Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019


EVALUASI Absolut % Absolut % Absolut %
Karies 398 72,49 % 296 58,03 % 319 58 %

Juml murid 549 510 550


kelas 1 Sd

6. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


a. Kesimpulan
Dengan adanya kegiatan inovasi Field trip Peri Gembul ini diharapkan
Peserta didik dan orang tua murid-murid dapat meningkatkan perilaku hidup
27
INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

bersih dan sehat baik di sekolah maupun di lingkungan sekitar, serta


meningkatkan kesadaran untuk memeriksakan kesehatan ke fasilitas kesehatan
primer (Puskesmas) terutama kesehatan gigi dan mulut secara teratur. Dengan
hasil inovasi yang menunjukan kearah yang lebih baik dalam upaya promotif dan
prefentif dibidang kesehatan gigi dan mulut, maka inovasi ini akan terus
dilanjutkan dikembangkan lebih baik lagi. Semoga kedepannya inovasi Field trip
Peri Gembul ini dapat memperbaiki kesehatan dan pengetahuan masyarakat
Kabupaten Musi Rawas khususnya di Kecamatan Muara Beliti tentang
pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut dan memeriksakan kesehatan gigi
dan mulutnya secara teratur ke fasilitas kesehatan yang telah disediakan oleh
pemerintah.
b. Rekomendasi
Pada hasil evaluasi yang telah dilaksanakan pada kegiatan inovasi Field
trip Peri Gembul, kami dari pihak puskesmas mendapati bahwa pengarahan dari
dokter gigi puskesmas kepada bunda PAUD dan orang tua murid yang datang
mengikuti kegiatan inovasi Field Trip Peri Gembul untuk menggiatkan kegiatan
sikat gigi bersama setelah makan snack atau makan siang di TK / PAUD
menggunakan sikat gigi, pasta gigi, dan gelas kumur yang telah dibagikan
kepada masing-masing murid TK / PAUD belum berjalan dengan sebagaimana
yang dianjurkan.
Oleh karena itu kami merekomendasikan untuk bekerjasama dengan
Bunda PAUD Kecamatan agar membuat surat edaran perihal pelaksanaan
kegiatan sikat gigi bersama setiap hari setelah makan di semua TK / PAUD
binaan Puskesmas Muara Beliti, agar kegiatan Field Trip Peri Gembul dapat
menghasilkan kesehatan gigi dan mulut yang lebih baik dan sempurna.
.

TERIMA KASIH

Ttd

Ka.UPT Puskesmas Muara Beliti

28
INOVASI “FIELD TRIP PERI GEMBUL” 2019

INOVASI

PUSKESMAS MUARA BELITI

TAHUN 2019

FIELD TRIP

PERI GEMBUL

(Periksa Gigi dan Mulut Enam Bulan Sekali)

Berkas inovasi FIELD TRIP PERI GEMBUL

NO URAIAN KETERANGAN

1 Nama inovasi FIELD TRIP PERI GEMBUL

2 Jumlah Lapangan Kerja Bunda PAUD : 24 org

3 Jumlah Investasi Data 12 program PIS-PK dan data 3 program


lintas program

4 Anggaran DAK non fisik / BOK puskesmas

5 Penggunaan IT Online dan offline

6 Pengelola inovasi FKTP

7 Tingkat Partisipasi Stakeholder Ada

8 Kemudahan Proses Inovasi Cepat

9 Online Sistem Website tidak ada

10 Kemanfaatan Inovasi Program kesehatan gigi dan mulut dapat lebih


terarah dan merata

11 Tingkat Kepuasan pengguna Bunda TK / PAUD dan orang tua murid


inovasi senang dan berharap kegiatan inovasi Field
Trip Peri Gembul dapat berjalan setiap
tahunnya

29

Anda mungkin juga menyukai