Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

DINAS KESEHATAN
BLUD PUSKESMAS MUARA BELITI
KECAMATAN MUARA BELITI KABUPATEN MUSI RAWAS
Jl.Lintas Sumatera Kel.Pasar Muara Beliti Kec.Muara Beliti Kab.Musi Rawas
Email : puskesmas.muarabeliti@gmail.com Kode Pos : 31661

KERANGKA ACUAN
ASUHAN GIZI PASIEN RAWAT INAP

I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Asuhan Gizi rawat Inap adalah serangkaian proses kegiatan asuhan gizi yang
berkesinambungan dimulai dari pengkajian gizi, penentuan diagnosis gizi, intervensi gizi,
dan monitoring evaluasi pada pasien rawat inap. Intervensi gizi rawat inap mencakup
kegiatan konseling gizi, penyediaan makanan pasien rawat inap, pemantauan asupan
makanan dan pergantian jenis diet bila diperlukan. Pelayanan gizi suatu upaya
memperbaiki, meningkatkan gizi, makanan, dietetic masyarakat, kelompok, individu atau
klien yang merupakan rangkain kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan,
analisis, simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi gizi, makanan, dan dietetic dalam
rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit.
Tahapan pelayanan gizi rawat inap diawali dengan skrining/penapisan gizi oleh
tenaga kesehatan untuk menetapkan pasien beresiko masalah gizi atau tidak.Skrining
gizi dilakukan pada pasien baru 1 x 24 jam setelah masuk rawat inap antara lain pasien
gizi buruk dengan komplikasi medis, pasien penyakit menular, dan pasien dengan
penyakit degenerative. Pasien rawat jalan maupun rawat inap harus mendapat pelayanan
gizi sesuai Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT).(Kemenkes RI, 2014).
Masalah gizi pada pasien baik secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi proses penyembuhan pasien. Kecenderungan peningkatan kasus
penyakit yang terkait gizi pada semua kelompok rentan mulai dari ibu hamil, bayi, anak,
remaja, hingga lanjut usia (Lansia), memerlukan penatalaksanaan gizi secara khusus.
Oleh karena itu dibutuhkan pelayanan gizi yang bermutu untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi yang optimal dan mempercepat penyembuhan (PGRS,
2013).
Resiko kurang gizi dapat timbul keadaan sakit, terutama pada pasien dengan
anoreksia, kondisi mulut dan gigi geligi yang buruk, gangguan menelan, penyakit saluran
cerna disertai mual, muntah, dan diare, infeksi berat, lansia dengan penurunan
kesadaran dalam waktu yang lama, dan menjalani kemoterapi. Asupan energy yang
tidak adekuat, lama hari rawat, penyakit non infeksi, dan diet khusus merupakan factor
yang mempengaruhi terjadinya malnutrisi (PGRS, 2013).
Terapi gizi adalah bagian dari perawatan penyakit atau kondisi klinis yang harus
diperhatikan agar pemberiannya tidak melebihi kemampuan organ tubuh untuk
melaksanakan fungsi metabolism. Terapi gizi disesuaikan dengan perubahan fungsi
organ. Pemberian diet pasien harus dievaluasi dan diperbaiki sesuai perubahan keadaan
klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium, baik pasien rawat inap maupun rawat jalan.
Upaya peningkatan status gizi dan kesehatan masyarakat baik di dalam maupun diluar
rumah sakit merupakan tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan, terutama tenaga
gizi.
Dalam pelaksanaan asuhan gizi diperlukan keterlibatan dan kerjasama erat
dengan berbagai profesi yang tergabung dalam tim asuhan gizi. Profesi yang terlibat
adalah dokter, perawat, ahli gizi, dan profesi lainnya sebagai pendukung seperti farmasi,
ahli patologi klinik, radiologi, rekam medik, dan administrasi. Tiap tim memberikan
sumbangan spesifik sesuai keahliannya yang diharapkan saling mengisi dalam
memberikan asuhan gizi yang optimal. Agar efektif diperlukan koordinasi yang baik
berupa lisan, tulisan dan rekam medic setiap kondisi pasien. Bagi sejumlah pasien
dengan penyakit berat diperlukan pelayanan gizi dengan pemberian makanan enteral
atau makanan parenteral. Selain itu mungkin diperlukan pemberian zat gizi pelengkap
dalam bentuk vitamin dan mineral (Sunita Almatsier, 2009).
Dalam hal ini pemberian makanan pada pasien diberikan sebanyak 3x yaitu
pada pagi hari jam 07.00, siang hari pada pukul 12.00 dan sore hari jam 16.00 sesuai
dengan dana yang diberikan.

1.2 TUJUAN

1.2.1 Tujuan Umum


Untuk memberikan pelayanan gizi pada pasien rawat inap agar memperoleh
asupan makanan sesuai kondisi kesehatannya dalam upaya mempercepat proses
penyembuhan, mempertahankan dan meningkatkan status gizi.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Menyelenggarakan asuhan gizi terstandar pada pelayanan gizi rawat inap
2. Menyelenggarakan makanan sesuai standar kebutuhan gizi dan aman
dikonsumsi
3. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling gizi pada pasien dan keluarga

II. PELAKSANAAN

2.1 SASARAN
Pasien yang rawat inap di BLUD Puskesmas Muara Beliti

2.2 METODE
Konseling/ penyuluhan

2.3 MEDIA
Leaflet terapi diit

2.4 TEMPAT DAN WAKTU


➢ Tempat Puskesmas Muara Beliti
➢ Waktu kondisional sesuai dengan pasien yang ada di rawat inap Puskesmas Muara
Beliti

2.5 PEMBIAYAAN
Dana dari JAMSOS

2.7 EVALUASI
Konseling dilakukan pada pasien rawat inap dan dengan keluarga pasien tentang
penjelasan terapi diit penyakit pasien tersebut. Selama pemberian diit tersebut apakah
penyakit pasien mengalami perbaikan dan bagaimana intake makanan pasien selama
sakit. Jika pasien mendapat makanan dari luar maka keluarga harus memenuhi terapi
diit yang diberikan.

2.8 PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


Pemberian konseling dicatat dalam buku visite pasien dan pemberian diit juga
dicatat dalam rekam medik pasien. Makanan yang diberikan pada pasien dievaluasi
apakah dihabiskan atau tidak dan makanan apa saja yang diberikan keluarga pada
pasien.

III. PENUTUP
Kegiatan asuhan gizi rawat inap dilakukan rutin setiap hari dan berjalan lancar.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Muara Beliti Penanggung jawab Gizi
PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS
DINAS KESEHATAN
BLUD PUSKESMAS MUARA BELITI
KECAMATAN MUARA BELITI KABUPATEN MUSI RAWAS
Jl.Lintas Sumatera Kel.Pasar Muara Beliti Kec.Muara Beliti Kab.Musi Rawas
Email : puskesmas.muarabeliti@gmail.com Kode Pos : 31661

KEPUTUSAN KEPALA BLUD PUSKESMAS MUARA BELITI


NOMOR : 440/114/SK/PKM-BLT/2020

TENTANG

ASUHAN GIZI RAWAT INAP


BLUD PUSKESMAS MUARA BELITI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA BLUD PUSKESMAS MUARA BELITI

Menimbang : a. Bahwa dalam pelayanan gizi di puskesmas


dibutuhkan beberapa kebijakan yang dapat
memfasilitasi tercapainya pelayanan yang bermutu
sesuia kemajuan IPTEK,mengacu pada falsafah dan
tujuan pelayanan gizi
b. Bahwa kebijakan asuhan gizi dipandang perlu
dituangkan melalui surat keputusan Puskesmas :
c. sehubungan dengan hal tersebut di atas maka dibuat
penetapan nama penanggung jawab dan
pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat
Mengingat : a. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 26 tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik
Tenaga Gizi
b. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 78 tahun
2013 tentang pedoman Pelayan GIZI Rumah Sakit
(PGRS)

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Kepala BLUD Puskesmas Muara Beliti Tentang Asuhan Gizi


Rawat Inap Puskesmas Muara Beliti
KESATU : Pemberlakuan Asuhan Gizi di Ruang Rawat Inap.
KEDUA : Semua pasien dewasa dan anak yang mendapat asuhan gizi
meliputi kegiatan :

1. Assesmen gizi pasien yang terdiri dari pengkajian :


- Data antropometri
- Data biokimia
- Data klinik/fisik
- Riwayat gizi
- Pola makan
- Asupan makan puskesmas
- Riwayat personal
2. Menentukan diagnosa gizi yang sesuai dengan masalah
yang ditemukan pada assesmen gizi
3. Memberikan intervensi gizi yang sesuai
4. Melakukan monitoring dan evaluasi gizi.

KETIGA : Asuhan gizi dilakuakn oleh Ahli Gizi/Dietisien


KEEMPAT : Hasil asuhan gizi ditulis pada formulir asuhan gizi di
rekam medik dengan format ADIME (Assesmen,Diagnosa
Gizi,Intervensi, Monitoring dan Evaluasi)
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan : Muara Beliti


Pada Tanggal :

KEPALA BLUD PUSKESMAS MUARA BELITI

drg. Maya Kesuma SP, MARS

Anda mungkin juga menyukai