Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian terpenting bagi kehidupan manusia,

sehat secara jasmani dan rohani tidak terkecuali anak-anak, setiap orang
menginginkan anaknya bias tumbuh dan berkembang secara optimal, hal
ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan yang perlu
diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi
dan mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi
kesehatan tubuh secara menyeluruh. Dengan kata lain bahwa kesehatan
gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara
keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara
umum. Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal maka
harus dilakukan perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari
memperhatikan diet makanan jangan terlalu banyak makan yang
mengandung gula dan yang lengket.
Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada sistem
pencernaan tubuh manusia, sehingga secara tidak langsung berperan
dalam

status

kesehatan

perorangan.Kebersihan

gigi

dan

mulut

merupakan hal yang sangat penting dalam mencegah dari terjadinya


penyakit-penyakit rongga mulut. Jika ditinjau dari segi fungsinya, gigi dan
mulut mempunyai peran yang besar dalam mempersiapkan makanan
sebelum melalui proses pencernaan yang selanjutnya. Oleh karena gigi

dan mulut merupakan salah satu kesatuan dari anggota tubuh yang lain.
Kerusakan pada gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh
secara langsung atau tidak langsung.Selain itu, kebersihan gigi dan mulut
juga berperan penting dalam menentukan gambaran dan penampilan diri
seseorang tersebut, sekaligus berkaitan dengan kepercayaan atau
keyakinan terhadap dirinya (Pratiwi, 2007).
Masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan masalah yang
rentan dihadapi oleh kelompok anak usia sekolah dasar. Struktur gigi pada
masa anak-anak, terutama pada usia sekolah dasar, termasuk dalam jenis
gigi bercampur, yaitu antara gigi susu dan gigi permanen yang rentan
mengalami karies gigi. Permasalahan karies gigi pada anak usia sekolah
dasar menjadi penting, karena menurut, karies yang terdapat pada gigi
merupakan indikator keberhasilan upaya pemeliharaan kesehatan gigi
pada anak.(Situmorang 2006)
Penyakit rongga mulut yang sering dihadapi oleh anak-anak di
sekolah Ensino Basico filial Aituri laran tersebut umumnya adalah penyakit
gigi berlubang (Dental Cavity) atau karies gigi dan penyakit periodontal
(penyakit jaringan penyangga gigi)
Tingginya prevalensi penyakit gigi dan mulut padaumumnya
disebabkan karena berbagai faktor, antara lain: faktor pengetahuan,sikap
dan perilaku atau tindakan dalam memelihara kesehatan gigi yang masih
rendah.Astoeti (2006)

Kira-kira 60-90% anak-anak sekolah diseluruh dunia mengalami


karies gigi dan penyakit periodontal dijumpai pada 5-20% usia dewasa
muda, walaupun angka kejadiannya sedikit berbeda pada kawasan
geografi yang berbeda. Untuk kanker mulut, insidensinya diperkirakan
antara 1 hingga 10 kasus bagi setiap 100.000 populasi di kebanyakan
Negara diseluruh dunia(WHO 2010).Hasil Riset Kesehatan Dasar (Depkes
RI, 2007) memperlihatkan, terdapat 72,1% masyarakat Indonesia yang
memiliki masalah gigi berlubang dan 46,5% di antaranya adalah karies
aktif yang belum dirawat. Depkes RI (2006) menunjukkan prevalensi
karies gigi di Indonesia sekitar 90% dari 238 juta penduduk Indonesia dan
jumlah anak-anak usia 15 tahun ke bawah yang menderita karies gigi
mencapai 76,5%. Hasil penelitian Siagian and Barus (2008) menemukan
bahwa 95% anak sekolah dasar mempunyai kesehatan gigi dan mulut
yang buruk sehingga menderita karies gigi.
Perilaku pelihara diri masyarakat terhadap kesehatan gigi dapat
dilihatdari variabel menyikat gigi. Menurut Depkes (2007), untuk umur 10
sampai 14tahun yang berperilaku benar menggosok gigi, yaitu sesudah
makan pagi dansebelum tidur malam sebesar 6,2% dan yang tidak benar
93,8%.Pembinaan kesehatan anak usia sekolah merupakan langkah
strategisdalam

rangka

menyiapkan

sumber

daya

manusia

yang

berkualitas di masa depan.Konsep hidup sehat yang tercermin pada


perilaku sehat dalam lingkungan sehat,perlu dikenalkan sedini mungkin
kepada generasi penerus. Anak sekolahmerupakan kelompok yang

terorganisir, mudah diintervensi, cepat menerimaperubahan dan informasi,


serta mempunyai pengaruh yang besar terhadapcakupan berbagai
program kesehatan. Namun, anak usia sekolah merupakankelompok yang
rawan, kelompok yang berisiko tinggi terserang penyakit karenaberada
dalam masa pertumbuhan dan perkembangan (Depkes, 2003).
Berdasarkan data yang diambil dari Centro Saude Becora pada
tahun 2015 terdapat 45 kasus pencabutan gigi pada anak yang menderita
penyakit gigi dari usia 9-15 terdiri dari 26 anak laki-laki dan 19 anak
perempuan dari suco Taibessi Aituri-Laran.
Upaya pencegahan terhadap kerusakan gigi sebaiknya dilakukan
sejak usiadini. Penyelenggaraan upaya kesehatan gigi dan mulut
merupakan salah satukegiatan puskesmas yang bersifat menyeluruh,
terpadu dan meliputi upayapeningkatan, pencegahan, penyembuhan dan
pemulihan.Kegiatan tersebut dapatdilakukan di dalam gedung puskesmas
dan di luar gedung puskesmas.Salah satukegiatan yang dilakukan di luar
gedung puskesmas adalah Program UsahaKesehatan Gigi Sekolah
(UKGS).UKGS adalah salah satu usaha pokokpuskesmas yang termasuk
dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).Termasuk didalam program
UKGS adalah pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulutpada
murid-murid

SD,

yaitu

meliputi

dental

health

education

dan

pemeriksaangigi dan mulut (Depkes, 2000).


Banyaknya faktor penyebab karies gigi pada anak menyebabkan
usia anak sekolah dasar merupakan kelompok yang rentan terhadap

karies gigi. anak pada usia sekolah dasar umumnya kurang rajin dan
kurang teliti dalam membersihkan gigi. Keasaman (ph) air ludah (saliva)
anak pada usia ini juga ikut berpengaruh sehingga bisa memperburuk
kesehatan gigi dan mulut.(Suwelo 1992)
Berdasarkan Undang-Undang yang temuat dalam Konstitusi RDTL
pasal 57 ayat 1-3 yang berbunyi:
1. Setiap orang berhak atas pelayanan kesehatan dan perawatan
medis,serta berkewajiban untuk melindungi dan memajukannya.
2. Negara akan memajukan pembentukan suatu sistem kesehatan
nasional yang universal dan umum, dan selama memungkinkan
bebas biaya berdasarkan undang-undang.
3. Pelayanan kesehatan nasional, sejauh mungkin,akan dikelolah
secara desentralisasi dan partisipatif.
Diploma Ministerial Pasal 26 tentang Departemen Kesehatan Gigi
dan Mulut (Departamento Saude Oral) yang terdiri dari 2 ayat yaitu;
1. Departement Kesehatan Gigi dan Mulut merupakan suatu
organisasi

atau

bagian

dari

Dirjen

Nasional

Kesehatan

Masyarakat (Direo Nasional Sade Comunitria)

yang

melakukan tugas dan tanggungjawabnya dibidang kesehatan


gigi dan mulut. Di mana didalamnya menjelaskan bahwa
Departemen Kesehatan Gigi dan Mulut ini dapat melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya dengan melakukan rencana
program yang ada hubungannya dengan pendidikan kesehatan

gigi dan mulut. Dalam melakukan tindakan pencegahan dan


kontrol infeksi bukal (bucal infections control).
2. Di dalam pelaksanaannya organisasi ini harus dapat mengimpl
ementasikan sistem koordinasi dan kerjasama dengan pihakpihak tertentu terutama supervise ke CHC dan sekolah-sekolah
di daerah terpencil sehingga pelayanan kesehatan gigi dan
mulut ini dapat dirasakan oleh semua elemen masyarakat.
Pada anak-anak, pemeliharaan gigi sangat bergantung kepada
pengaruh dari orang tua. Sikap dan perilaku orang tua, terutama ibu,
dalam pemeliharaan gigi memberi pengaruh yang cukup signifikan
terhadap kesehatan gigi dan mulut pada anak.Hal ini disebabkan karena
ibu adalah orang yang paling dekat dengan anak.
. Sebagian besar masyarakat melakukan pemeriksann gigi dan mulutnya
apabila sudah dalam keadaan yang parah seperti bengkak (abses), tidak
bisa makan dan tidur baru mereka pergi ke klinik gigi untuk berobat.
Kebiasaan anak mengkonsumsi makanan kariogenik seperti coklat,
permen, kuekue manis dan sebagainya merupakan salah satu faktor
penyebab akan terjadinya karies gigi pada anak. Hal ini disebabkan
karena makanan tersebut bentuknya menarik dan rasanya yang enak atau
lezat sehingga sangat disukai oleh anakanak.Mengabaikan kesehatan
gigi dan mulut berarti membuka gerbang untuk terserang berbagai
penyakit. Selama ini penanganan masalah penyakit gigi dan mulut di
Timor Leste masih menitikberatkan pada perawatan pencabutan dan
penambalan, namun pencabutan masih lebih tinggi dibanding dengan

penambalan.Masyarakat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang


masih tinggi pengaruhnya seperti kurangnya tingkat pendidikan atau
pengetahuan, kesadaran, budaya adat istiadat serta adanya pendapat
(mitos) yang mengatakan bahwa apabila mencabut gigi pada rahang atas
dapat mempengaruhi pada penglihatan.
Karena rencana,penelitian ini dilaksanakan di Escola ensino Basico
Filial Aituri-LaranTaibesi sehingga perlu dikethui total jumlah siswa dan
siswi dari SucoEnsino Basico Filial Aituri-LaranTaibesikelas V terdiri dari
empat ruangan dengan jumlah murid ( 188 ) dan pada kelas VI terdiri dari
empat ruangan dengan jumlah murid ( 153 ) dengan total siswa dan siswi
berikutnya jumlah murid dari kelas V-VI terdapat ( 341 ) jiwa berdasarkan
data yang ada di Ensino Basico Filial Aituri-Laran 2015.
Maka berdasarkan pada data anak usia 9-14 tahun dari Ensino
Basico

Filial

Aituri-LaranTaibesi,

suco

Lahane

oriental,

Posto

Administrativo Nain-Feto, Municipio Dili, berjumlah ( 341 ) orang. Maka


penulis akan melakukan penelitian mengenai Analisis pengetahuan dan
sikap murid kelas V dan VI tentang metode menyikat gigi di ensino
basicoFilialAituri-Laran Taibesi, tahun 2015. Karena

peran

serta

masyarakat dalam pelayanan kesehatan sangat penting untuk menunjang


terjangkaunya suatu keadaan yang sehat bagi setiap orang.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah di uraikan di atas maka


penulis

mengidentifikasikan

murid di Ensino Basico Filial

masalah

sebagai

berikut,

banyaknya

Aituri-Laran taibesi,Suco lahane Oriental,

Posto Administrativo Nain-Feto, Municipio Dili, tahun 2015 terdapat gigi


yang tidak sehat sehinga mengakibatkan pencabutan pada gigi.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan diatas maka
rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Analisis
pengetahuan dan sikap murid kelas V dan VI tentang cara merawat
gigi di Ensino Basico Filial Aituri-LaranTaibesi Suco lahane Oriental, Posto
Administrativo Nain-Feto , Municipio Dili, tahun 2015.
1.4

Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan mempelajari Pengetahuan murid
kelas V dan VI tentang cara merawat gigi di Ensino Basico Filial
Aituri-LaranTaibesi

Suco

lahane Oriental,

Posto Administrativo

Nain-Feto , Municipio Dili, tahun 2015.


1.4.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui faktor pengetahuan murid V-VI di
Escola Ensino Basico Filial Aituri-Laran Taibessi tentang
merawat gigi sebagai penyebab terjadinya tidak sehat
pada gigi anak usia 9-14 tahun di ensino basico filial tai
besi,Suco Lahane-Oriental,Posto Administrativo NainFeto, Municipio Dili, tahun 2015.

2. Untuk

mengetahui sikap murid kelas V-VI di escola

ensino basico filial Aituri-Laran Taibessi tentang cara


merawat gigi anak usia 9-14 tahun di Ensino Basico
Filial taibesi,Suco lahane- Oriental,Posto Administrativo
Nain-Feto ,Municipio Dili,tahun 2015.
3. Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap murid kelas VVI di Escola Ensino Basico Filial Aituri-Laran Taibessi
tentang cara merawat

gigi

anak usia 9-14 tahun diensino

basico

filial

taibesi,

Suco Lahane-Oriental, Posto Administrativo Nain-Feto ,


Municipio Dili, tahun 2015.
1.5

Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Secara Teoritis
1. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman penulis
tentang prosedur penelitian, penulis dapat menerapkan
teori metodologi penelitian dalam bentuk kenyataan dan
realitas yang terjadi dan sebagai salah satu syarat untuk
melakukan penelitian lanjutan.
2. Bagi Universidade da Paz sebagai lembaga perguruan
tinggi

swasta

yang

turut

serta

didalam

program

pembangunan kesehatan umumnya dan khususnya turut


memberi konstribusi bagi kementrian kesehatan.
1.5.2 Manfaat Secara Praktis
1. Bagi Mahasiswa/i Fakultas Kesehatan Masyarakat
Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiawa/ I tentang

cara menyikat gigi sehingga dapat dijadikan sebagai


saran dan memberikan informasi kepada mahasiswa/i
agar memahami dan lebih mengetahui tentang penyakit
gigi.
2. Bagi PenelitiSebagai pengalaman langsung bagi peneliti
dalam pelaksanaan penelitian dan sekaligus menjadi
sarana aktualisasi ilmu yang telah diterima di bangku
perkuliahan dengan penelitian dilapangan dalam bentuk
karya tulis ilmiah.
3. Bagi Sekolah
Siswa dapat lebih memahami pentingnya menjaga
kesehatan gigi dan menjadi motivasi bagi siswa untuk
melakukan kebiasan merawat kesehatan gigi dengan
baik dan benar.
1.6

Ruang Lingkup Penelitian


Dengan terbatasnya referensi, waktu serta biaya penelitian, maka

dalam penelitian ini,hanya meneliti mengenai analisis pengetahuan dan


sikap Murid kelas V-VI tentang cara merawat gigi di Ensino Basico Filial
Aituri-Laran Taibessi, Suco Lahane-Oriental,Posto Admiistrativo Nain-Feto
Municipio Dili, Tahun 2015.
1.7

keaslian penelitian
Penelitian pengetahuan dan sikap murid kelas V-VI tentang cara

merawat gigi di Ensino Basico Filial Aituri-Laran Taibessi,suco Lahane


Oriental, Posto Administrativo Nain-Feto, Municipio Dili, tahun 2015,
adalah penelitian terdahulu yang akan dilaksanakan oleh peneliti.

10

Namun dalam judul tersebut telah ada peneliti yang meneliti


mengenai judul yang berkaitan dengan judul tersebut, yaitu dari peneliti
asal Indonesia yang bernama Shinta Puspitha N.H 2011710048 KKS
Public Health Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar
Lampung, yang Berjudul Gambaran Pengetahuan dan Sikap Siswa SDN
015920 kelas III,IV dan V terhadap Perawatan Gigi dan Mulut di desa Air
Genting, Tahun 2013.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan,
dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka
orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Upaya

11

kesehatan gigi perlu di tinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan,


pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanaganan kesehatan
gigi termasuk pencegahan dan perawatan. Dalam hal ini contohnya
anak SD yang masih belum banyak memiliki pengetahuan yang
luas terutama tentang kesehatan gigi dan mulut. Usaha pemerintah
dalam membangun kesehatan tentunya membutuhkan orang-orang
yang dapat memberikan penjelasan mengenai kesehatan gigi dan
aturan yang ada dalam bidang kesehatan, terutama kesehatan gigi
(Kesehatan Gigi dan Mulut. 2010).
Dalam kamus bahasa indonesia, pengetahuan diartikan
segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal.Manusia
sebagai ciptaan Tuhan yang sempurna,dalam memahami alam
sekitarnya dan terjadi proses yang bertingkat dari pengetahuannya
(sebagai hasil dari tahu Manusia),untuk lebih jelas mengenai
pengetahuan,dapat dilihat pada pengertian pengetahuan yang
diberikan oleh para ahli dibawah ini.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini

terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek


tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni
indera

penglihatan,

pendengaran,

penciuman,

rasa,

dan

raba.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata


dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Dari

12

pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari


oleh pengetahuan akan lebih bermakna daripada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo (2007)
Pengetahuan knowledge adalah hasil tahu dari manusia
yang sekedar menjawab pertanyaan what misalnya apa air, apa
Manusia, apa itu alam dan sebagiannya. Jadi pengetahuan akan
menjawab pertanyaan sesuatu. Pengetahuan adalah imformasi
atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang.
Notoadmodjo (2010).
Pengetahuan

(knowledge)

adalah

hasil

dari

aktivitas

mengetahui, yakni tersingkatnya suatu pernyataan kedalam jiwa


hinga tidak ada keraguan terhadapnya. Pengetahuan sudah puas
menangkap tampa ragu kenyataan sesuatu. Farhan (2011)
Pengetahuan biasa atau dalam filsafat dikatakan dengan
istilah common sensedan sering diartikan dengan good sense
karena seseorang memiliki sesuatu dimana ia menerimanya
dengan baik, semua orang menyebutnya sesuatu itu merah karene
memang itu merah,benda panas karena memang dirasakan panas
dan sebagiannya. Dengan common sense semua orang sampai
pada keyakinan secara umum tentang sesuatu, dimana mereka
akan berpendapat sama semuanya. Common sense diperoleh dari
pengalaman sehari-hari, seperti air dapat untuk menyiram bungga

13

dan lain-lain. Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu


perilaku. Di suatu keadaan. Yuni ( 2011).
Pengetahuan

dalam

domain

kognitif

memiliki

enam

tingkatan, antara lain Notoatmodjo (2007)


2.1.2 Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan

yang

mengcakup

dalam

domain

kognitifmempunyai 3 (tiga) tingkatan yaitu:Notoadmodjo (2002)


1. Tahu (Know)
Tahu merupakan tingkatan yang paling rendah.Sesorang
dapat dikatakan tahu ketika dapat mengingat suatu
materi

yang

telah

dipelajari, termasuk mengingat

kembali sesuatu yang lebih spesifik dari bahan materi


yang

telah

diterimanya.

Contohnya

anak

dapat

menyebutkan manfaat menggosok gigi.

2. Memahami ( Comprehension).
Seseorang dikatakan telah memahami jika ia mampu
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui
dan dapat menarik kesimpulan materi tersebut secara
benar. Misalnya anak dapat menjelaskan pentingnya
menggosok gigi setiap hari.
3. Aplikasi (Aplication).
Aplikasi

diartikan

sebagai

kemampuan

untuk

menggunakan materi yang telah ia pelajari pada situasi

14

atau kondisi sebenarnya. Misalnya seorang anak akan


melakukan gosok gigi setiap hari ketika ia telah
memahami materi kesehatan gigi.
4. Analisi (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen,
tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut,
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain
sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi-fiormulasi yang ada. Misalnya dapat
menyusun, dapat memecahkan, dapat meringkasakn,
dapat menyesuaikan, dan sebagainya, terhadap suatu
teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan

untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu


materi atau objek.Penilaian-penilaian itu berdasarkan
suatu kriteri yang ditentukan sendiri, atau mengunakan
criteria-kriteria yang telah ada.
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut

15

(Mubarok, 2011)
a. Tingkat pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang
dibrikan berikan seseorang kepada orang lain agar dapat
memahami suatu obyek. Pendidikan sangat berpengaruh
terhadap pengetahuan yang dimiliki seseorang.
b. Pekerjaan
Lingkungan

pekerjaan

dapat

memperoleh pengalaman

membuat

dan

seseorang

pengetahuan,

baik

pengetahuan secara langsung maupun tidak langsung.

c.

Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan
semakin bertambah

taraf

berfikir

seseorang

untuk

menjadi lebih matang dan dewasa.


d. Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu.
Minat menjadikan
menekuni

seseorang

untuk

mencoba

sesuatu Sehingga seseorang

dan

memperoleh

pengetahuan yang lebih mendalam.


e. Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang
pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan
lingkunganya.

16

f. Kebudayaan lingkungan sekitar


Lingkungan

sangat

berpengaruh

terhadappembentukan

sikap

besar

terhadap

seseorang.

Dengan

seseorang tinggal dilingkungan yang baik dan bersih


maka tanpa disadari seseorang tersebut mempunyai
sikap yang selalu menjaga kebersihan lingkungan.
g. Informasi
Kemudahan

seseorang

untuk

memperoleh

suatu

informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh


pengetahuan yang baru.
2.2

Sikap
2.2.1 Pengertian Sikap
Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak
dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dibagi dalam
dua

kelompok

yaitu,

baik

dan

kurang

baik.secara

nyata

menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus


tertentu dalam kehidupan sehari-hari yang bersifat emosional
(Notoatmodjo, 2007).
2.2.2 Tingkatan sikap
Tingkatan sikap merupakan reaksi ataurespon yang masih
tertutup dari seseorang

terhadap

suatu

stimulus

atau

objek.

Batasa-batasan tersebut disimpulkan bahwa manifestasi sikap tidak


dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat di tafsirkan terlebih

17

dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap terhadap stimulus sosial


(Notoatmodjo, 2007).
Sikap

terdiri

dari

berbagai

tingkatan

antata

lain;

(Notoadmodjo,2007)
1. Menerima (Receiving)
Menerina diartikan bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yamg diberikan oleh objek

2. Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan dan
menyelasaikan yang diberikan adalah suatu indikasi
orang menerima ...ide tersebut.
3. Menghargai (valuing)
Menghargai dapat diartikan sebagai mampu menerima
ideatau ,,,masukan dari orang lain yang mungkin berbeda
dengan ide kita, ,,,kemudian mendiskusikan hasil dari
dua ide yang berbeda tersebut ...adalah suatu indikasi
sikap..
2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap
Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pembentukan

sikap

menurut (Wawan, et al, 2011) antara lain:


a. Pengalaman pribadi
Untuk

dapat

menjadi

dasar

pembentukan

sikap,

pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang

18

kuat karena sikap akanlebih mudah terbentuk apabila


pengalaman

pribadi

tersebut

melibatkan

faktor

emosional.
b. Orang lain yang dianggap penting
Individu cenderung memiliki sikap yang konformis atau
searah dengan sikap orang yang dianggap penting.
Kecendrungan antara lain dimotivasi oleh keinginan
untuk berafiliasi dan keingainan untuk menghindari
konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
c.

Pengaruh Kebudayaan
Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap
terhadap berbagai

masalah.

Kebudayaan

telah

mewarnai.
2.3

Pengertian menyikat Gigi


2.3.1 Menyikat Gigi
Menyikat gigi dalah cara yang dikenal umum oleh
masyarakat untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan
maksud agar terhindar dari penyakitgigi dan mulut. Menurut
Manson dan Elley (1993), menyikat gigi sebaiknyadilakukan
dengan cara sistematis supaya tidak ada gigi yang terlampaui, yaitu
mulai dari posterior ke anterior dan berakhir pada bagian posterior
sisi lainnya. Beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam
menyikat gigi yang baik, (Rahmadhan, 2010) antara lain:

19

2.3.2 Cara Menggosok Gigi


Penyikatan gigi bertujuan untuk menghindari plak. Plak
dapat menyebabkan kerusakan gigi, misalnya gigi berlubang.
Waktu menyikat gigi minimal dua kali sehari yaitu pagi hari setelah
sarapan dan malam sebelum tidur. Untuk menyikat gigi secara
benar sebaiknya dilakukan lebih dari dua menit (Sondang P, 2008).
Untuk usahakan gigi betul-betul dalam kondisi bersih
sebelum tidur. Agar menyikat gigi dapat optimal perlu diperhatikan
faktor-faktor sebagai berikut:Menurut (Rahmadhan, 2010)
1. Penyikatan

gigi

yang

dipakai

sedapat

mungkin

membersihkan semua permukaan gigi dan gusi serta


dapat menjangkau daerah saku gusi (antara gigi dan
gusi) serta daerah interdental (daerah diantara 2 gigi).
Pergerakan

sikat

gigi

tidak

boleh

menyebabkan

kerusakan jaringan gusi dan abrasi gusi (Ausnya gigi).


2. Teknik penyikatan harus sederhana, tepat, efisien dalam
waktu serta efektif. Menyikat gigi dengan arah yang tidak
benar dengan

tekanan yang terlalu keras dapat

menyebabkan ausnya gigi serta turunnya gusi (resesi


gusi).
Penerapan cara menggosok gigi yang benar sama dengan
memeriksakan diri ke dokter gigi secara teratur. Cara menggosok
gigi yang benar adalah :
1. Menggosok gigi rahang bawah.

20

2. Tangkai sikat gigi diletakkan sejajar dengan dataran


pengunyah. Perhatikan ujung- ujungnya bulu sikat
terletak pada perbatasan gigi dengan gusi. Posisi sikat
gigi kurang lebih 45 derajat di daerah perbatasan antara
gigi dan gusi sehingga gusi tidak terluka.
3. Menggosok permukaan gusi yang menghadap ke
pipi/bibir. Sikat gigi digerakkan dengan gerakan maju
mundurnya yang pendek, yang berarti sikat gigi digerakgerakkan di tempat. Gosoklah terlebih dahulu gigi yang
terletak di belakang. Sesudah itu, barulah sikat gigi
dipindahkan ke tempat berikutnya. Cara menggosok gigi
depan adalah dengan memperhatikan letak sikat gigi
dan gosoklah gigi dengan arah bawah ke atas.
4. Menggosok permukaan gigi yang menghadap ke lidah.
Pegang sikat gigi dengan posisi horisontal dan gerakkan
ke depan dan ke belakang secara bergantian.
5. Menggosok dataran pengunyah dari gigi-gigi rahang
atas maupun bawah digosok dengan maju mundur dari
kanan ke kiri. Dalam memilih sikat gigi hal utama yang
harus diperhatikan adalah bulu sikat. Bulu sikat yang
baik adalah tidak keras dan tidak terlalu lunak, ujung
bulu sikat membulat atau tumpul. Bulu sikat yang terlalu
keras akan melukai gusi dan mengikis (abrasi) lapisan
gigi. Bila bulu sikat terlalu lunak efektivitas pembersihan

21

kurang baik. Ujung bulu sikat gigi bermacam-macam,


berbentuk bulat, runcing dan datar. Ujung bulu sikat
yang baik adalah membulat karena dapat mengurangi
iritasi terhadap lapisan gigi.
6. Hal yang perlu diperhatikan dalam menggosok gigi
Hal yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi
adalah (Rahmadhan,2010):
a. Waktu menggosok gigi
Menggosok gigi minimal dua kali dalam sehari, yaitu
pagi harisetelah sarapan dan malam hari sebelum
tidur. Hal ini disebabkankarena dalam waktu 4 jam,
bakteri

mulai

bercampur

dengan

makanandan

membentuk plak gigi. Menyikat gigi setelah makan


bertujuanuntuk menghambat proses tersebut. Lebih
baik lagi menambah waktumenyikat gigi setelah
makan siang atau minimal berkumur air putih
setiap habis makan.
b. Menggosok gigi dengan lembut
Menyikat gigi yang terlalu keras dapat menyebabkan
kerusakan gigi dan gusi. Menggosok gigi tidak
diperlukan tekananyang kuat karena plak memiliki
konsistensi yang lunak, dengan tekanan yang ringan
plak akan terbuang. Durasi dalam menggosok gigi
c. Menggosok gigi yang terlalu cepat tidak akan efektif

22

membersihkan plak. Menggosok gigi yang tepat


dibutuhkan durasi minimal 2 menit.
d. Rutin mengganti sikat gigi Sikat gigi yang sudah
berusia 3 bulan sebaiknya diganti karena sikat gigi
tersebut akan kehilangan kemampuannya untuk
membersihkan gigi dengan baik. Apabila kerusakan
sikat gigi terjadi sebelum berusia 3 bulan merupakan
tanda bahwa saat menggosok gigi tekanannya terlalu
kuat.
e. Menjaga kebersihan sikat gigi
Kebersihan sikat gigi merupakan hal yang paling
utama karenasikat gigi adalah salah satu sumber
menempelnya kuman penyakit.
f. Menggunakan
fluoridePasta

pasta
gigi

gigi

yang

berperan

mengandung

penting

dalam

membersihkan danmelindungi gigi dari kerusakan


karena pasta gigi mengandung fluoride. Penggunaan
pasta

gigi

tidak

perlu

berlebihan

karena

yangterpenting dalam membersihkan gigi adalah


teknik menggosok gigi. Setelah melakukan gosok
gigi tapi masih terdapat kotoran maka dapatjuga
dibersihkan dengan cara flosing yaitu metode
membersihkan gigidengan menggunakan benang
gigi.

23

2.4

Pengertian Gigi
2.4.1 Gigi
Gigi merupakan salah satu organ pengunyah, yang terdiri
dari gigi- gigi pada rahang atas dan rahang bawah, lidah, serta
saluran-saluran penghasil air ludah (Situmorang 2006)
1. Anatomi gigi
Gigi terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
a. Email, yaitu lapisan terluar gigi yang meliputi seluruh
corona, dalam bahasa Inggris disebut crown artinya
mahkota. Email merupakan bagian paling keras dari
seluruh bagian gigi bahkan lebih keras dari tulang.
Email tersusun atas air 2,3 %, bahan organik 1,7 %,
bahan anorganik 96%.
b. Dentin, yaitu bagian yang terletak di bawah email,
merupakan bagian terbesar dari seluruh gigi. Dentin
tersusun atas 13,2 % air, 17 % bahan organik, dan 69
% bahan anorganik.
c. Jaringan pulpa, jaringan benak gigi/sum-sum gigi,
yaitu jaringan lunak yang terdapat di dalam kamar
pulpa/ ruang dan seluruh saluran akar.
d. Sementum, yaitu bagian yang meliputi seluruh lapisan
luar gigi, kecuali pada bagian ujung akar gigi disebut
foramen apikalis. Sama seperti email dan dentin,
sementum terdiri atas air 32 %, bahan organik 12 %
dan bahan anorganik 56 %.
24

2.4.2 Fungsi Gigi


Menurut (Rahmadhan, 2010) gigi memiliki beberapa fungsi,
diantaranya adalah:
a. Pengunyah
Gigi berperan penting untuk menghaluskan makanan
agar lebih mudah di telan serta meringankan kerja proses
pencernaan.
b. Berbicara
Gigi sangat diperlukan untuk mengeluarkan bunyi atau
huruf seperti huruf T, V, F, S, D dan bunyi tidak akan
terdengar sempurna tanpa adanya gigi.
c. Estetik
Gigi berfungsi sebagai nilai estetik tersendiri, sebuah
senyum tidakakan lengkap tanpa hadirnya deretan gigi
yang rapi dan bersih.
Mengingat pentingnya fungsi gigi maka sejak dini kesehatan
gigi anak-anak perlu diperhatikan. Di samping faktor makanan,
menggosok gigi jugamerupakan salah satu hal yang perlu
diperhatikan dalam rangka tindakan pencegahan karies gigi.
Walaupun kegiatan menggosok gigi merupakan kegiatan yang
sudah

umum

namun

masih

ada

kekeliruan

baik

dalam pengertiannya maupun dalam pelaksanaannya (Besford,


1996).
Gigi berdasarkan fungsinya dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu:
a) Gigi Seri (Incisivus).

25

Gigi seri ada 4 buah di atas dans 4 buah di bawah,


sehingga keseluruhannya berjumlah 8. Tugas gigi seri
adalah memotong dan menggiling makanan.
b) Gigi Taring (Caninus).
Gigi taring ada 4 buah, diatas 2 dan di bawah 2. Gigi ini
terletak di sudut mulut, bentuk mahkota meruncing,
berfungsi untuk merobek makanan.
c) Gigi Geraham Kecil (Premolar).
Geraham merupakan pengganti gigi geraham sulung.
Letak gigi ini di belakang gigi taring, berjumlah 8 yang
tersusun 4 di atas dan 4 di bawah dengan 2 di kanan dan 2
di kiri. Fungsi gigi ini adalah bersama geraham besar
membantu menghaluskan makanan.
d) Gigi Geraham Besar (Molar). Gigi geraham besar terletak
di belakang gigi geraham kecil, permukaannya tebal dan
bertonjol-tonjol. Jumlah gigi ini adalah 12, yaitu 6 di atas
dan 6 di bawah dengan masing-masing 3 buah di kiri dan
kanan. Gigi ini berfungsi untuk menggiling makanan.

2.4.3 Pertumbuhan Gigi Pada Anak Usia Sekolah.


Pertumbuhan gigi pada anak usia sekolah ditandai dengan
tanggalnya gigi susu dan mulai tumbuhnya (erupsi) gigi tetap. Usia
erupsi gigi tetap biasanya lebih bervariasi dibandingkan dengan gigi
susu. Faktor seks dan rasial biasanya lebih berpengaruh misalnya
pada anak wanita gigi erupsi lebih awal dibanding anak laki-laki,

26

anak caucasoide rupsinya lebih lambat dibanding rasial bangsa


lain.
Pada usia 6 tahun gigi geraham tetap pertama erupsi, anak
memasuki periode gigi campuran sampai semua gigi susunya
tanggal. Gigi seri rahang bawah dan rahang atas tanggal terlebih
dahulu pada usia 6-8 tahun dan digantikan oleh gigi tetapnya.
Sedangkan gigi taring tetap dan gigi premolar akan erupsi pada
usia sekitar 9-12 tahun. Gigi tetap yang erupsi adalah gigi geraham
tetap pertama. Erupsi di bagian belakang dari deretan gigi susu.
Gigi tetap geraham pertama, kedua dan ketiga erupsi tanpa
didahului oleh tanggalnya gigi susu dan tidak akan pernah diganti,
diharapkan gigi ini bisa dipertahankan seumur hidup. Gigi tetap
geraham pertama merupakan gigi yang terbesar dan sangat
penting dalam menentukan lengkung rahang. Gigi tetap berikutnya
yang akan erupsi adalah gigi seri bawah yang akan erupsi lebih ke
lingual dari gigi susu yang akan tanggal. Gigi tetap sama dengan
gigi susu, terbentuk semasa di dalam rahim ibu. Bila gigi susu
mengalami kalsifikasi selama di dalam rahim, kalsifikasi gigi
permanen terjadi setelah kelahiran. Gigi tetap yang mengalami
kalsifikasi pertama adalah gigi geraham pertama. Kalsifikasi akan
berlangsung terus sampai usia 8 tahun (tidak termasuk gigi
geraham tetap ketiga.

27

Biasanya, gigi rahang bawah tumbuh lebih dahulu dari gigi


rahang atas.Gigi tetap yang telah erupsi semua berjumlah 32 buah,
terdiri atas 4 incisivus 9 (seri), 2 caninus (taring), 4 premolar, dan 6
molar (geraham) pada setiap rahang.

2.5

Kerangka teori
Gambar 2.5.1 kerangka Teori

Pengetahuan Dan Sikap


Terhadap Cara Merawat
Pengetahuan
Gigi

28

Sikap

Pengetahuan

Tahu

Memahami

,Aplikasi

,Menerima

Merespon

Menghargai

Sumber Kerlinger,(1980) dimodifikasi oleh Peneliti 2015


Cara Merawat Gigi

2.6

Kerangka Konsep dan defenisi operasional variabel


2.6.1 Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori di atas maka penulis membuat
suatu kerangka konsep penelitian. Dalam kerangka konsep
penelitian ada dua variabel penelitian yaitu variabel bebas
(Independen) dan variabel terikat (Dependen).
Variabel bebas (independen) adalah variabel yang tidak
tergantung

dinotasi

dengan

( Y)

dalam

hal

ini

kurangnya

pengetahuan dan sikap sebagai varibel ( X). Sedangkan varibel


terikat (dependen) adalah variabel tergantung dinotasi dengan (Y)
yaitu metode menyikat gigi. Di bawah ini merupakan skema
kerangka konsep penelitan adalah sebagai berikut.

29

Gambar 2.6.1 kerangka konsep


Variabel independent

Variabel Dependent

PENGETAHU
AN
( X1 )

Cara merawat Gigi


(Y)

SIKAP
( X2 )
\

2.6.2

Definisi operasional Variabel


Menurut

Notoatmodjo (2002) definisi operasional adalah

suatu definisi yang mengarahkan kepada pengukuran atau


pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serat
pengembangan instrument terdiri dari :
1. Umur adalah usia yang terhitung mulai saat di lahirkan
sampai data dilakukan. Distribusi responden berdasarkan
kelompok umur dibagi dalam dua kelompok 9 sampai 11
tahun dan 12 sampai 15 tahun.
2. Jenis Kelamin merupakan identitas biologis responden
yang dapat digunakan untuk membedakan responden
laki-laki dan perempuan.

30

3. Pengetahuan diartikan segala sesuatu yang diketahui


berkenaan dengan hal. Penelitian ini akan menganalisis
seberapa

besar

pengetahuan

siswa-siswi

tentang

perawatan kesehatan gigi dan mulut. Dibagi dalam dua


kelompok

yaitu

berpengetahuan

berpengetahuan kurang baik


4. Sikap merupakan kesiapan

atau

baik

Sedang

kesediaan

untuk

bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif


tertentu dibagi dalam dua kelompok yaitu, baik dan
kurang baik

Tabel 2.6.2 Defenisi Operasional


Variabel

Defenisi Operasional

Indikator

Alat

Hasil

Ukur

Ukur

Skala

Gigi merupakan bagian dari alat p


engunyahan pada system pencern
Pengetah

aan tubuh manusia berdasarkan

uan

masalah kesehatan gigi yang ada,

(x1)

maka

Memahami

penulis ingin mengetahui tentang


analisis pengetahuan dan sikap
para

Tahu

murid tentang

cara

atau

metode menyikat gigi terhadap


murid di Ensino basico filial AituriLaran Taibesi.

31

Aplikasi

Kusioner
Wawancara
Dan
Observasi

Ya=1
Tidak=0

Nominal

Sikap merupakan kesiapan atau


kesediaan untuk bertindak dan
Sikap
(x2)

bukan

merupakan

pelaksanaan

motif tertentu.dibagi dalam dua


kelompok yaitu, baik dan kurang

Menerima
Merespon
Bertanggun

Kusioner
Wawancara
Dan
Observasi

Ya=1

Nominal

Tidak=0

jawab

baik
Cara

Cara menyikat gigi adalah suatu

Merawat

cara untuk mebantu membersihkan

Teknik

Gigi

gigi agar gigi tetap terjaga oleh

Menyikat

(y)

kuman penyebab gigi tidak sehat.

Gigi

Kusioner
Ya=1
Wawancara
Dan
Tidak=0
Observasi

Nominal

2.6.3 Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata hupo dan thesis. Hupo artinya
sementara / lemah keberannya dan thesis artinya pernyataan /
teori. Dengan demikian, hipotesis berarti pernyataan sementara
yangpengujian perlu diuji kebernaranya. Untuk menguji kebernaran
sebuah hipotesis di gunakan pengujian yang di sebut pengujian
hipotesis.
Di dalam pengujian hiotesis dijumpai dua jenis hipotesis,
hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Berikut akan
diuraikan lebih jelas tentan masingmasing hipotesis tersebut.
1. Hipotesis Nol (Ho)

32

perbedaan

Hipotesis

yang

menyakan

tidak

ada

perbedaan sesuatu kejadiaan antara kedua kelompok


atau hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan
antara variabel satu dengan variabel yang lain.
2. Hipotesis alternatif (Ha)
Hipotesis yang menyatakan ada perbedaan satu
kejadian antara kedua kelompok. Atau hipotesis yang
menyatakan ada hubungan variabel satu dengan
variabel dengan variabel yang lain.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1

Desain Penelitian
Menurut Sumadi (2004), mengatakan bahwa penelitian adalah

suatu proses yaitu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara


terencana

dan

sistematik

guna

mendapatkan

jawaban

terhadap

pertanyaan-pertanyaan tertentu.
Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kuantitatif dengan teknik studi korelasional (correlation
study), di mana teknik korelasi ini bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara variabel X1, X2 dengan variabel Y. Dengan

33

demikian maka dalam penelitian ini yang merupakan variabel X1 adalah


pengetahuan, X2 Sikap dan variabel Y adalah Metode menyikat Gigi.
3.2

Tempat dan Waktu Penelitian


3.2.1 Lokasi Penelitian.
Penelitian ini telah dilakukan di Escola Ensino Basico Filial
Aituri-laran Taibessi,Suco Lahane-Oriental Posto Administrativo
Nain-Feto, Municipio Dili, Tahun 2015.
3.2.2

Waktu Penelitian.
Penelitian yang dilakukan di Escola Ensino Basico Filial

Aituri-laran Taibessi,Suco Lahane-Oriental Posto Adminiistrativo


Nain-Feto, Municipio Dili, tahun 2015 telah dilaksanakan.

3.3

Populasi dan Sampel.


3.3.1 Populasi
Populasi

adalahsekumpulan

data

yang

mempunyai

karakteristik yang sama dan menjadi objek inferensi (wikipedia,


2013). Populasi yang diambil adalah seluruh murid dari kelas V-VI
dengan jumlah populasi 341 di Escola filial taibessi,suco LahaneOriental,Posto Administrativo Nain-.Feto Municipio Dili.
3.3.2 Sampel.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2003). Yang menjadi
sampel

dalam

penelitian

ini

adalah

murid kelas V dan VI Ensino Basico Filial Aituri-Laran terjumlah 40

34

murid yang menjadi sampel dengan alasan bahwa murid-murid


tersebut sudah bisa membaca, menulis dan memahami materi yang
diberikan.
3.4

Teknik Pengambilan Sampel


Teknik

dalam

pengambilan

sampel

pada

penelitian

ini

menggunakan metode simple random sampling yaitu suatu pengambilan


secara random atau acak ( Notoatmodjo, 2010).
Untuk menhindari dari adanya distorsi hasil penelitian, maka
pengambilan akan dikerjakan dengan memakai teknik simple Random
Sampling atau sampel acak dengan interval 6.
Dengan demikian maka penentuan sampel menurut Taro Yamane
dan Rahmat (1998) yang dikutip oleh Riduwan (2010), adalah sebagai
berikut:

n=

N
2
N . d +1

Dimana :
n = Jumlah sampel yang di ambil
N = Jumlah anggota populasi
d2 = Presisi yang ditetapkan adalah 15%
Jadi diwah ini merupakan penjabaran dari rumus diatas untuk
menentukan besarnya sampel:

n=

3.5

341
341
341
341
341
=
=
=
=
=39.319=40 Responden
2
2
341.(15) +1 341.(0.15) +1 341.(0.0225)+1 7.6725+1 8.6725

Instrument penelitian

35

Instrument

penelitian

yang

digunakan

pada

penelitian

ini

adalah kuesioner. Kuesioner adalah alat pengumpul data atau suatu


masalah yang pada umumnya banyak menyangkut kepentingan umum
(Soekidjo Notoatmojo, 2002). Kuesioner yang digunakan sebanyak 10
pertanyaan untuk menilai pengetahuan dan sikap terhadap perawatan
kesehatan gigi dan mulut dimana kuesioner yang terdiri dari 5 pertanyaan
untuk menilai pengetahuan dan 5 pertanyaan untuk menilai sikap yaitu
Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner,
balpoin, dokumentasi, kuesioner tersebut berisikan pertanyaan untuk
mengumpulkan data-data mengenai variabel yang akan di teliti.
3.6

Teknik pengumpulan Data


Menurut Arikunto, (2006 : 151-156) data penelitian dapat diperoleh

dengan cara : observasi, wawancara dan kuesioner.


Dalam penelitian ini penulis dapat memperoleh data dengan cara :
2.6.1

Observasi
Penulis mengadakan

pengamatan

secara

langsung

terhadap obyek yang diteliti dan mencatatnya dengan tujuan untuk


melengkapkan data.
2.6.2 Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan
untuk

mengumpulkan

data.Dengan

metode

ini

didapatkan

keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran


penelitian (responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka

36

dengan orang tersebut.Jadi data tersebut diperoleh langsung dari


responden melalui suatu pertemuan atau percakapan.
2.6.3

Kuesioner
Sejumlah pertanyaan tertulis yang dibagikan kepada

responden untuk di isi.

3.7

Sumber Data
Berdasarkan sumber datanya maka peneliti mengumpulkan

data dari sumber data primer dan sekunder, yaitu :


3.7.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari individu-individu
(siswa atau siswi SD) 341 orang yang berdomicili di Escola Ensino
Basico

Filial

Aituri-Laran,

Suco Lahane-Oriental,

Posto Adminisrativo nain-Feto, Municipio Dili sebagai sumber


responden
3.7.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang di ambil oleh peneliti
melalui dokumen-dokumen resmi yang tersedia di lokasi penelitian.
3.8

Jenis Data
Menurut Notoatmodjo (2005) mengatakan bahwa data sebagai

hasil penelitian dilihat dari segi jenisnya dibedakan menjadi dua, yakni :
3.6.1 Data kualitatif

37

Data kualitatif, yaitu data yang berhubungan dengan, katego


risasi karakteristik atau sifat variabel. Misalnya, baik-sedangkurang, baiktidak baik, tinggi-sedang-rendah, dan sebagainya. Data
kualitatif biasanya tidak berhubungan dengan angka-angka, dan
sering tidak dikaitkan dengan analisis statistik, sering disebut data
nonstatistik.
3.8.2 Data kuantitatif
Data kuantitatif, yaitu data yang berhubungan dengan
angka-angka, baik yang diperoleh dari hasil pengukuran, maupun
dari nilai suatu data yang diperoleh dengan jalang mengubah data
kualitatif ke dalam data kuantitatif, misalnya skor dari hasil tes.Data
kuantitatif sering dikaitkan dengan analisis statistik, sebab itu
disebut data statistik.
3.9

Teknik Pengolahan Data


Pengolahan data yang dimaksudkan agar data yang telah

terkumpul dapat disajikan dalam susunan yang lebih sistematik. Hidayat,


(2007:107-108), Pengolahan data dilakukan secara bertahap yaitu :
3.9.1 Editing
Melaksanakan pemeriksan data yang diperoleh yang
meliputi kebenaran pengisian, kelengkapan jawaban, konsisten dan
relevansi jawaban terhadap daftar pertanyaan yang diberikan.
3.9.2 Coding

38

Merupakan usaha mengelompokan data menurut variabel


peneliti yang ada. Coding dilakukan untuk mempermudah dalam
proses tabulasi dan analisa data selanjutnya.
3.9.3 Tabulating
Merupakan

kelanjutan

langkah

dari

coding

untuk

mengelompokan data ke dalam suatu data tertentu menurut sifat


yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian.
3.10 . Teknik Analisis Data
(Riduwan,2010) Untuk menganalisa data dalam penelitian ini peneliti
mengunakan analisis korelasi Ganda berfungsi untuk mencari besarnya
pengaruh atau hubungan antara dua Variabel bebas (x) atau lebih secara
simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (y) dasain dan Rumus
korelasi ganda sebagai berikut.

39

Gambar 3.9: Paradigma penelitian (Sumber data: Riduwan 2013)

Gambar 3.9 Rumus korelasi ganda.


R
Rx1.x2.y=

r x1.y + r x2. y -2 ( rx 1. y ) . ( r x2. y ) .( rX1.X2 )


1 -r

2
X1.X2

Dimana :
R.x1x2.y = koefisien korelasi linear ganda antara variable X1 dan X2
secara bersama-sama dengan variabel Y
rx1y

= koefisien korelasi variabel X1 dan Y

rx2y

= koefisien korelasi variabel X2 dan Y

rx1x2

= koefiesen korelasi variabel X1 dan X2

Selanjutnya untuk mengetahui signifikasi Kolerasi Ganda dicari dulu


Fhitung kemudian dibandingkan dengan Ftabel.

40

Gambar 3.9 Rumus Fhitung danFtabel.


2

R
k
Fhitung=
( 1R 2 )
nk 1
Langkah-langkah untuk menjawab:
1. Membuat Ha dan H0 dalam bentuk kalimat
2. Membuat Ha dan H0 dalam bentuk Statistik
3. Membuat tabel penolong untuk menghitung kolerasi ganda:
a.
b.
c.
4.

setelah dihitung dengan kalkulator maka diperoleh:


Mencari nilai kolerasi X1 terhadap Y
Mencari nilai kolerasi X2 terhadap Y
Mencari nilai kolerasi X1 dengan X2
Mencari nilai kolerasi antar variabel dan Kolerasi Ganda
(RX1.X2.Y).
Tabel Penolong
Simbol Statistik
r x1.Y
r x2.Y
r x1.x2

Nilai Statistik

Dari hasil kolerasi kemudian dimasukkan pada Rumus Kolerasi


Ganda.
R
R . X 1. X 2. y=

r x 1. y +r x 2. y 2 (r x1. y ) . (r x2. y ) . ( r X 1. X 2)
2

1r X1. X 2

5. Menguji signifikansi dengan rumus Fhitung


R2
k
Fhitung=
( 1R 2 )
nk 1
Dimana:

41

R
= Nilai Koefisien Kolerasi Ganda
K
= Jumlah Variabel Bebas (Independen)
n
= Jumlah Sampel
Fhitung= Nilai F yang dihitung
6. Kaidah pengujian signifikan:
Jika Fhitung Ftabel, maka tolak H0 artinya signifikan dan Fhitung Ftabel
terima H0 artinya tidak signifikan.
Carilah nilai Ftabel mengunakan Tabel F dengan Rumus:
Taraf signifikan: = 0, 01
Ftabel = F {( 1 ) ( dk = k), (dk n - k 1)}
7. Membuat Kesimpulan
Cara mencari interpolasi pada tabel F Rumus Interpolasi
C=C0 +

( C 1C 0)
( BB0 )
( B 1B 0 )

Dimana: B = nilai dk yang dicari


B0= nilai dk pada awal nilai yang sudah ada
B1= nilai dk pada akhir nilai yang sudah ada
C = nilai Ftabel yang dicari
C0= nilai Ftabel pada awal nilai yang sudah ada
C1= nilai Ftabel pada akhir nilai yang sudah ada
8. Membuat kesimpulan
3.11

Etika penelitian
Menurut (Notoatmodjo 2005) mengatakan bahwa penelitian yang

akan dilaksanakan menekan pada masalah etika, yaitu menjaga


kerahasiaan responden, agar responden merasa dilindungi hak-haknya

42

untuk memberikan data yang lengkap sesauai kebenaran yang terjadi


dilokasi penelitian.
Dalam proses penelitian yang penulis lakukan kaitannya dengan
populasi yang penulis ambil karyawan yang dapat berkomunikasi, maka
penulis meminta persetujuan kepada mereka yang bersedia.
Etika penelitian menurutNotoatmodjo (2005) terdiri dari :
1. Inform Consent
Yaitu penjelasan kepada responden mengenai penelitian yang
akan dilakukan sehingga tidak ada tuntutan dikemudian hari
serta tidak ada yang merasa dirugikan dari kedua belah pihak,
baik responden maupun peneliti.
2. Membina hubungan baik dengan responden
Sikap yang kita berikan yaitu ramah tamah, sopan dan
melakukan pendekatan yang baik terhadap responden.

3. Menjaga kerahasiaan responden (confidentiality).


Dalam mengambil data dari responden, kami akan menjaga dan
memperhatikan dengan baik serta tidak akan membicarakan
identitas dan data yang diperoleh dari responden.
4. Tanpa nama (Anonimity)
Menjelaskan bentuk penulisan kuesioner dengan tidak perlu
mencantumkan nama, hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data.
5. Tidak ada unsur paksaan

43

Dalam pengambilan data kepada responden, peneliti tidak


melakukan paksaan dan harus ada persetujuan.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah Berdirinya Ensino Bsico Filial Aituri Laran
Dalam uaraian ini penulis memberikan gambaran umum
tentang lokasi penelitian dalam rangka mengenal secara mendalam
lingkungan Ensino Bsico Filial Aituri Laran.
Eksitensi lembaga pendidikan sangat penting untuk diketahui
agar bias mengetahui rekan jejak yang tidak dilakukanny.Dalam
gambaran umum ini penulis hanya mengulas sejumlah poin penting
yang berdirinya Ensino Bsico Filial Aituri Laran.
Sekolah Ensino Bsico Filial Aituri Laran dibangun oleh koloni
Portugis pada tahun 1967 dan diberi nama Escola Primaria Aituri
Laran.

44

Bangunan fisik dari sekolah tersebut dibangun di atas


bindang tanah dengan ukuran 2000 m 2 dengan atap daun rumbia
sedangkan dinding dengan batang rumbia dan lantai bersemen,
sejumlah ruangan hanya dua kelas, yang menjabat sebagai kepala
sekolah pada saat itu ialah ibu Idina Sarmento dari tahun 19671975.
Pada zaman pendudukan Indonesia di Timor Leste yang
melanjutkan sebagai kepala sekolah di sekolah tersebut adalah ibu
Helena dos Santos, beliau hanya menjabat beberapa tahun saja,
lalu diganti oleh Maria Lucia Ximenes.
Kondisi sekolah pada waktu itu sangat memperhatikan para
murid hanya duduk dilantai, tanpa ada kursi dan meja.
Administrasi sekolah ini mulai, berubah sejak diganti oleh ibuj
Eva de Arajo sebagai kepala sekolah pada tahun 1987, napak
ada kemajuan yaitu mulailah dibangun sekolah itu menjadi gedung
berlantai dua.
Sekolah tersebut menampung siswa/I sebanyak 700 orang
sedangkan staf pengajar berjumlah 20 orang, Ibu Eva de
Arajosempak diganti oleh Bapak Jos Gusmo dari tahun 19981999. Pada tahun 1999 proses belajar mengajar berhenti total
dikarenakan ada konflik pro otonomi dengan

pro kemerdekaan,

pada tahun 2000 setelah pergantian kekuasaan dari Indonesia


kepeperintah sementara Timor Leste dibawah nauangan UN (PBB=

45

Perserikatan Bangsa-Bangsa). Sekolah tersebut dibuka kembali


atas berkat para guru-guru yang pernah bertugas disekolah
tersebut meskipun sekolah tersebut pernah dibakar oleh para milisi
dengan tentara Indonesia sekolah itu dibangun kembali oleh
Ministrio da Edcaao dan UNICEF.
Para zaman kemerdekaan tepatnya pada tahun 2000 yang
menjadi kepala sekolah ialah ibu Filomena Sequeira Piedade, ia
menjabat dari tahun 2000 dan berakhir tahun 2005. Dari tahun
2005 sampai tahun 2015 staf pengajar yang bertugas disekolah
tersebut oleh Bapak Vidal B. dos Santos.
4.1.2 Keadaan Geografi
Secara geografis sekolah Filial Aituri Laran berada pada
wilayah Aituri Laran tepatnya pada Posto Administrativo Nain Feto,
Suco Lahane Oriental, Aldeia Temporal, yang dibatasi oleh bagianbagian wilayah seperti wilayah Timur berbatasan dengan kali
Taibesse, barat dengan Aldeia Tubarai, selatan dengan Mota Ulun
(Area Balibar)
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1

Karakteristik Responden
Dari 341Murid sekolah Filial Aituri Laran peneliti mengambil

40 murid sebagai responden.


Tabel 4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Ensino Bsico Filial Aituri Laran Tahun 2015
No

Umur

Jumlah

46

Persentase

12,5

10

17,5

11

12,5

12

20

13

17,5

14

20

40

100

Total

Sumber data: Data primer penelitian


Berdasarkan tabeldi atas dari 40 responden diantaranya
9-14 tahun sebanyak 40 orang dengan tingkat persentasenya
100%, Berdasarkan data primer penelitian ini maka di dapatkan
umur terendah dari responden yaitu 9 (5)tahun dan tertinggi yaitu
14 (8) tahun.
Tabel 4.2.1 .2 Distribusi Data Berdasarkan Jawaban Responden
di Ensino Bsico Filial Aituri Laran Tahun 2015
No

Ya

Tidak

Persentase (%)
100
Ya
Tidak

Jumlah

Variabel

Total
(%)

X1

55

145

27,5

72,5

100

X2

54

143

27,4

72,5

100

50

50

100

3
Y
100
100
Sumber data: Data primer penelitian
Berdasarkan

hasil

distribusi

data

berdasarkan

jawaban

respondem diatas maka variable x1 dengan jumlah responden ya 55


dengan jumlah persen 27,5% dan jumlah respodem tidak 145
dengan jumlah persen 72,5%.Variabel x2 dengan jumlah respondem
ya 54 engan jumlah persen 27,4% dan jumlah respondem Tidak 143
dengan jumlah persen 72,5%..Variabel Y dengan jumlah respodem

47

ya 100 dengan jumlah persen 50% dan jumlah respobdem Tidak 100
dengan jumlah persen 50%.
Tabel 4.2.1.3 Koefisien Korelasi (Nilai Mutlak)
Koefisien korelasi

Derajat hubungan

0 -0,25
0,25 - 0,50
0,50 0,75
0,75 1,00
Sumber data: Riduwan 2004

Tak ada / lemah


Cukup
Kuat
Sangat kuat

4.2.3 Analisi Korelasi Ganda Variabel


Pada bagian ini membuat hasil analisis tentang Analisis
pengetahuan dan sikap murid kelas V dan VI tentang cara merawat
gigi di Ensino Basico Filial Aituri-LaranTaibesi Suco lahane-Oriental,
Posto Administrativo Nain-Feto , Municipio Dili, tahun 2015. Dalam
hal

ini

menganalisa

berdasarkan

variabel

yang

ditentukan

sebelumnya yaitu: Pengetahuan (X1), Sikap (X2) dan cara Merawat


Gizi (Y). Dimana penelitian ini dilangsungkan pada 40 responden
penelitian. Dibawah ini merupakan hasil atau langkah langkah yang
digunakan dalam analisis korelasi ganda. dapat diuraikan sebagai
berikut:
Langkah- Langkah Memjawab
Langkah 1 Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat
Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara Pengetahuan Dan sikap
Murid Terhadap Kesehatan gigi Pada MuridkelasV-VI Di Escola
Ensinon Basico Filial Aituri-Laran 2015.
48

Ho: Tidak Ada pengaruh yang signifikan antara Pengetahuan Dan


sikap Murid Terhadap Kesehatan gigi Pada Murid kelasV-VI Di
Escola Ensinon Basico Filial Aituri-Laran 2015.
Langkah 2 Membuat H0 Dan Ha Dalam Bentuk Statistik
Ha : r 0.
H0 : r = 0.
Langkah 3. Membuat Tabel penolong untuk menghitung
Korelasi Ganda :
Table 4.2.3.1 Tabel Penolong
Simbol
Statistik
TOTAL

X1

X2

X12

X22

Y2

X1Y

309

301

336

2405

2295

2854

2611

X2Y X1X2
2553

2337

Sumber data: Rekapitulasi data mentah diubah menjadi data baku


a. Menghitung korelasi X1 terhadap Y dengan rumus: statistic, rhitung
dari tabel 4.2.3.2
Ringkasan Statistik X terhadap Y
Simbol Statistik
N
X1
Y
X12
Y2
X1Y

Nilai Statistik
40
309
336
2405
2854
2611

49

X1Y

X1
Y

X 12
n

X1
2

Y2
n

Y
2

309

40.2405

336

(40 . 2854)

.
n
rX 1. Y =
Dari hasil uji terdapat bahwa pengaruhh antara variabel
pengetahuan (X1) terhadap kesehatan Gigi pada Murid (Y) tergolon
sedang untuk menyetakan besar kecilnya kontribusi sumbangan.

50

Sedangkan untuk menyatakan besar kecilnya kontribusi

(Sumbangan) Variabel X1 terhadap Y atau koefesien determinan =

r2x100% atau 0,642x100% = 41% sedangkan sisanya 59%

dipengaruhi oleh variabel lain. Selanjutnya untuk mengetahui

signifikasi X1 dengan Y dihitung dengan rumus uji-thitung sebagai

berikut:

T h itung=

r n2 0,64 402 0,64 38 0.64 . 6.16 3.9424


=
=
=
=
=6.68
10.4096
0.5904
0.5904
1r 2
10,64 2

Kriteria pengujian : jika t hitung dari t

tabel

maka k orelasi X1 dengan Y

adalah signifikan. Berdasarkan perhitungan di atas dengan ketentuan

=0.05 dk=n -2=402 = 38 sehingga didapatkan ttable 1,697

(interpolasi). Ternyata thitung dari ttable atau 6,68 1,697 maka signifikan
artinya terdapat pengaruh signifikan antara pengetahuan (X1) terhadap
cara merawat gigi (Y).
b. Menghitung korelasi X2 terhadap Y dengan rumus:statistic, rhitung
dari tabel 4.2.3.3
Ringkasan Statistik X terhadap Y

51

Simbol Statistik

Nilai Statistik

N
X2
Y
X22
Y2
X2Y

40
301
336
2295
2854
2553

X 2Y

X2
Y

X 2
n

X2
2

Y2
n

Y
2

301

40.2295

336

(40 . 2854)

.
n
rX 2. Y =

52

Berdasarkan hasilnya ini untuk menyatakan besar kecilnya

kontribusi (Sumbangan) Variabel X2 terhadap Y atau koefesien

determinan = r2x100% atau 0,802x100% = 64% sedangkan sisanya

36% dipengaruhi oleh variabel lain. Selanjutnya untuk mengetahui

signifikasi X2 dengan Y di hitung dengan rumus uji thitung sebagai

berikut:

T h itung=

r n2 0.80 402 0.80 38 0.80 . 6.16 4.928


=
=
=
=
=13.69
10,64
0.36
0,36
1r 2
1(0,80)2

Kriteria pengujian : jika t hitung dari t

tabel

maka k orelasi X1 dengan Y

adalah signifikan. Berdasarkan perhitungan di atas dengan ketentuan

=0.05 dk=n -2=402 = 38 sehingga didapatkan ttable 1,697

(interpolasi). Ternyata thitung dari ttable atau 13,69 1,697 maka signifikan
artinya terdapat pengaruh signifikan antara Sikap (X2) terhadap cara
merawat gigi (Y).

53

c. Menghitung korelasi X1, X2 dengan rumus : statistic, rhitung dari


tabel 4.2.3.4
Ringkasan Statistik X1, terhadap X2
Simbol Statistik
N
X
X
X
X
XX

Nilai Statistik
40
309
301
2405
2295
2337

X1 X2
X2

X 1 2
X2
2

n. X 22

X 21 .
n .

( X 1 ) .
n.
r X 1. X 2=

471
471
471
=
=
=0, 50
719 .1199 862081 928.48

Pengaruh antara variabel pengetahuan (X1) dengan Sikap (X2)

tergolong sangat kuat. Sedangkan untuk menyatakan besar

54

kecilnya kontribusi Variabel X1 terhadap X2 atau koefesien

determinan = r2x100% atau 0,932x100% = 86,49% sedangkan

sisanya 13,51% dipengaruhi oleh variabel lain. Selanjutnya untuk

mengetahui signifikasi X1 dengan X2 dihitung dengan rumus uji-

thitung sebagai berikut:

t h itung=

r n2 0,93 312 0,93 29 0,93 .5,38 5,0034


=
=
=
=
=37,03
10,8649
0,1351
0,1351
1r 2
10,932

Kriteria pengujian : jika t hitung dari t

tabel

maka k orelasi X1 dengan Y

adalah signifikan. Berdasarkan perhitungan di atas dengan ketentuan

=0.05 dk=n -2=402 = 38 sehingga didapatkan ttable 1,697

(interpolasi). Ternyata thitung dari ttable atau 37,03 1,697 maka signifikan
artinya terdapat pengaruh signifikan antara pengetahuan (X1) terhadap
SikP (X2).
4. Menghitung korelasi X1, X2 terhadap Y dengan rumus: statistic
rhitung dari tabel 4.1.2.5
Ringkasan Hasil Korelasi
Simbol Statistik
rx1Y
rx2Y
rx1X2

Nilai Statistik
0,64
0,80
0,50

55

( 0,64 2 )+ ( 0,802 ) 2. ( 0,64


r 2 X 1.Y + r 2 X 2. Y 2 ( rX 1.Y ) . ( rX 2.Y ) . ( rX 1. X 2 )
RX 1. X 2.Y =
=
1r 2 X 1. X 2
1 ( 0,50 )

5.

Menguji Signifikansi dengan rumus Fhitung

R2
0,842
0.7056
k
2
2
0.3528 0.3528
h itung=
=
=
=
=
=35,28
(1 R2) (10,842 ) ( 10.7056 ) 0.2944 0.01
37
37
nk1 4021

6. Kaidah pengujian signifikan Jika Fhitung> Ftabel, maka tolak Ho artinya


signifikan dan Fhitung< Ftabel maka terima Ho artinya tidak signifikan.
Dengan Taraf signifikansinya () = 0,05 Carilah nilai F tabel menggunakan
tabel F dengan rumus:
Ftabel

= F(1-){(dk = k),(dk = n k 1)}

Ftabel

= F{(1-0,05)(dk=2),(dk=40-2-1)}

Ftabel

= F{(0,95) (2; 37)}


= 3,26

7. Membuat kesimpulan
Setelah dihitung ternyata fhitung ftabel atau 35,28 3,26 maka tolak
Ho dan diterima Ha artinya ada hubungan yang signifikan antara
pengaruh antara pengetahuan dan sikap murid kelas V-VI di Escolar
Esnsino Basico Filial Aituri-Laran, Posto Administrativo Nain-Feto,
Municipio Dili, Tahun 2015.
4.3 Pembahasan dan Hasil Penelitian
4.3.1. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan terbukti
bahwa

adanya

pengaruh

pengetahuan
56

dan

Sikap

terhadap

kesehatan kesehatan gigi muriddi Escola Filial Aituri-Laran tahun


2015. Dengan demikian dapat diuraikan sebagai berikut:
Berdasarkan perhitungan statistik yang dilakukan adanya
pengaruh dari variabel pengetahuan (X 1) terhadap kesehatan Murid
(Y). Pernyataan ini terlihat pada hasil pengujian statistik bahwa
thitung dari ttable atau 6,68 1,697 maka tolak Ho, terima Ha artinya ada
pengaruh.
Variabel Sikap (X2) terhadap cara merawat gigi (Y) hasil yang
menujukkan thitung dari ttable atau 13,69 1,697 maka ada signifikan
artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Sikap
terhadap gigi kesehatan MuridSD Y.
Variabel pengetahuan (X1) dan Sikap(X2) terhadap kesehatan
murid. Berdasarkan perhitungan statistik yang dilakukan bahwa
pengetahuan dan sikap ada pengaruh terhadap kesehatan murid SD.
Pernyataan ini terlihat pada hasil statistik bahwa f hitung ftabel atau
35,28 3,26.
Dari hasil perhitungan di atas ternyata f hitung ftabel atau 35,28
3,26 maka tolak HOdan terima Ha artinya, ada pengaruh yang
signifikan dari pengetahuan dan Sikap terhadap kesehatan murid di
Ensino Basico filial Aituri-Laran 2015.
4.3.2. Interprestasi hasil Penelitian
Penelitian kuantitatif merupakan salah satu metode yang
digunakan untuk menganalisa data dengan teknik statistik. Dengan

57

demikian maka dalam penelitian ini mempunyai tujuan untuk


mengatahui pengaruh antara pengetahuan dan sikap terhadap cara
merawat gigi murid kelas V-VI di Escola Ensino Basico Filial AituriLaran Taibesi 2015. Dengan demikian maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara variabel X1, X2 dengan Y,
sebagaimana digunakan dalam analisis korelasi ganda untuk
menguji hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam proses pengolahan data mentah menjadi data baku dapat
diolah dengan bantu computer dan kalkulator. Interpolasi dan
pengujian hipotesis diuraikan sebagai berikut.
1. Ada Pengaruh yang signifikan antara pengetahuan cara
merawat gigi.
Adanya variabel pengetahuan X 1 terhadap cara Merawat Gigi (Y)
hasilnya menujukkan bahwa thitung ttabel atau 6,68 1.697 maka
signifikan artinya terdapat hubungan yang signifikan antara
variabel x1 pengetahuan terhadap cara merawat gigi.
Berdasarkan tabel 4.2.1.1 telah diuji rhitung dengan rumus rhitung
besarnya pengaruh antara variabel Pengetahuan (X 1) terhadap
cara merawat gigi (Y) tergolong sangat kuat. Sedangkan untuk
menyatakan besar kecilnya kontribusi (sumbangan) variable X 1
terhadap Y atau koefisien diterminan KP= r2 x 100% atau 0,642
x100% = 40.96% sedangkan sisanya 59.04% ditentukan oleh
variabel lain. Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi X 1
terhadap Y dihitung dengan rumus uji-t maka ternyata t hitung ttabel
58

atau 6.68 1,697 maka signifikan artinya terdapat hubungan yang


signifikan antara Pengetahuan (X1) terhadap cara merawat gigi
(Y).

Dari

hasil

pengetahuan

tersebut

tentang

mendeskripsikan

bahayanya

penyakit

bahwa
gigi

penting

mengingat

pengetahuan berpengaruh secara signifikan terhadap kesehatan


murid. Sebagai mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
umumnya yang mendapatkan banyak materi di bidang kesehatan,
para responden seharusnya sudah mengetahui bahaya ataupun
resiko dari tidak merawat gigi. Pengetahuan yang di dapat di
bangku kuliah di tambah dengan pengetahuan dari luar (informasi
media, buku, tv).
Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil
dari

tahu

dan

ini

terjadi

setelah

seseorang

melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu sehingga menimbulkan


pengetahuan baru pada subjek tersebut. Pengindraan terjadi
melalui

pancaindra

manusia,

pendegaran,

penciuman,

pengetahuan

manusia

rasa

diperoleh

yakni:
dan

indra

raba.

melalui

pengelihatan,

Sebagian

mata

dan

besar
telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting


untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).
Menurut Notoatmodjo (2003) faktor-faktor internal yang
mempengaruhi pengetahuan diantaranya usia, pengalaman, dan
pendidikan. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan

59

cenderung

untuk

mendapatkan

informasi,

semakin

banyak

informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang di


peroleh.
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan,
dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka
orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Upaya
kesehatan gigi perlu di tinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan,
pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanaganan kesehatan
gigi termasuk pencegahan dan perawatan. Dalam hal ini contohnya
anak SD yang masih belum banyak memiliki pengetahuan yang
luas terutama tentang kesehatan gigi dan mulut.Usaha pemerintah
dalam membangun kesehatan tentunya membutuhkan orang-orang
yang dapat memberikan penjelasan mengenai kesehatan gigi dan
aturan yang ada dalam bidang kesehatan, terutama kesehatan gigi
(Kesehatan Gigi dan Mulut. 2010).
2. Ada

Pengaruh

yang

signifikan

antara

Sikap

terhadap

kesehatan mahasiswa
Berdasarkan tabel 4.2.1.2 telah menguji dengan rumus rhitung
besarnya pengaruh antara variabel sikap (X2) dengan cara
merawat gigi (Y) tergolong sangat kuat. Sedangkan untuk
menyatakan besar kecilnya kontribusi variabel X 2 terhadap Y atau
koefisien diterminan KP= r2x100% = 0.802 x 100% = 64%
sedangkan sisanya 36% ditentukan oleh variabel lain. Selanjutnya
untuk mengetahui signifikansi X2 terhadap Y dihitung dengan rumus

60

Uji-t maka ternyata thitung ttabel atau 36,68 1,697 maka signifikan
artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap masyarakat
terhadap penyakit Diarecara merawat gigi (Y). Dengan demikian
maka dapat disimpulkan bahwa Sikapmurid di Ensino basico filial
Aituri-Laran 2015 umunya sangat berpengaruh terhadap kesehatan
murid itu sendiri.
Notoatmodjo (2007) juga menyatakan bahwa perubahan
sikap pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor pengetahuan dan
keyakinan/ kepercayaan yang didapatkan dari hasil penginderaan,
yang salah satunya didapatkan melalui pendidikan atau proses
belajar.
Maka harus ada yang memotivasikan semua murid untuk
menyesuai diri untuk menyikat gigi di rumah.
3. Ada Pengaruh yang signifikan antara pengetahuan dan sikap
terhadap cara merawat gigi.
Berdasarkan tabel 4.2.1.4 telah diuji dengan rumus rhitung besarnya
pengaruh antara variabel pengetahuan (X1) dengan sikap (X2)
tergolong sangat kuat. Sedangkan untuk menyatakan besar
kecilnya kontribusi variabel X1

terhadap X2 atau koefisien

diterminan KP= r2x100% atau 0,502 x 100%= 25,00% sedangkan


sisanya 75,00% ditentukan oleh variabel lain. Selanjutnya untuk
mengetahui signifikansi X1 terhadap X2 dihitung dengan rumus Uji-t
maka ternyata thitung ttabel atau 13.03 1,687 maka signifikan artinya
terdapat pengaruh yang signifikan antara Tentang cara merawat

61

gigi (Y). Setelah dihitung ternyata Fhitung Ftable atau 35.28 < 3,26
maka ditolak H0 dan terimah Ha artinya ada hubungan atau
pengaruh yang sangat signifikan antara hubungan atau pengaruh
Pengetahuan dan sikap terhadap cara merawat gigi.
Menurut Notoatmodjo (2003) dengan pendidikan tinggi maka
seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, semakin
banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan
yang di peroleh. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan
perilaku dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi,
maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.
Newcomb,

menyatakan

bahwa

sikap

itu

merupakan

kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan pelaksana


motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau
aktivitas, akan tetapi adalh predisposisi tindakan suatu perilaku.
Sikap itu merupakan suatu reaksi tertutup, bukan merupakn reaksi
terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi tehadap obyek
di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek.
(Musdalipa, 2003)
Allport dalam Musdalipa (2003), menjelaskan bahwa sikap
itu mempunyai 3 komponen pokok yakni:
a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap
suatu obyek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu
obyek.
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

62

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk


sikap yang utuh (total attitude).
4.4.

Kelebihan Dan Kekurangan

4.4.1. Kelebihan
Berdasarkan hasil penelitian dari peneliti terdahulu ialah
mengembangkan imformasi kepada anak sekolah EBF Aiturilaran
tentang cara menyikat gigi. Sedangkan berdasarkan hasil dari
penelitian ini menyatakan bahwa peneliti mengembangkan tentang
meningkatkan pengetahuan anak sekolah SD kelas V dan kelas
VIyang lebih mendalam tentang cara menikat gigi serta mengubah
sikapanak sekolah untuk menyikat gigi setiap hari .
4.4.2 Kekurangan
Dalam penelitian Analisis Pengetahuan Dan Sikap Murit
kelas V-VI Tentang cara menyikat gigi pada anak sekolah EBF
Aiturilaran2015 peneliti tidak meneliti tentang perilaku. Data yang
dikumpulkan mengenai pengetahuan, sikap pada anak sekolah SD
kelas V-VI

dan

kuesioner jadi

melakukan

ada

observasi, tetapi

kecenderugan

bersifat

menggunakan

subyektif.

Tetapi

peralatan tidak lengkap untuk mengembangan informasi kepada


anak-anak EBF kelas V-VI Aiturilaran tentang cara menyikat gigi.

63

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang diolah melalui hasil penelitian dan analisis
data yang telah dilakukan dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
5.1.1 Ada Pengaruh Pengetahuan Terhadap terhadap cara merawat
gigi
Ada pengaruh antara variabel pengetahuan(X1) terhadap
kesehatan

murid

(Y)

tergolong

cukup.

Sedangkan

untuk

menyatakan besar kecilnya kontribusi (Sumbangan) variabel X1


terhadap Y atau koefesien determinan = r 2x100% atau 0,64x100% =
40.96% sedangkan sisanya 59.04% dipengaruhi oleh variabel lain.
Hasil ini memberikan keterangan bahwa variabel pengetahuan
memberikan pengaruh cukup terhadap kesehatan murid.
5.1.2 Ada Pengaruh Sikap Terhadap Kesehatan Murid
Berdasarkan tabel 4.2 yang telah menguji dengan rumus
fhitung besarnya pengaruh Sikap (X2) terhadap kesehatan murid (Y)
yang dihitung dengan nilai korelasi adalah 0, 80 atau (rX2Y = 0, 80).
Hal ini menujukan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari sikap.
Karena hasil koefesien determinan= r2x100% atau 0.802x100% =
64% sedangkan sisanya 36% dipengaruhi oleh variabel lain.
Hubungan

pengetahuan

dan

Sikap

secara

simultan

berpengaruh terhadap kesehatan gigimurid tergolong kuat kontribusi

64

secara simultan r2x100% = 0,842x100% = 70.56%. Sedangkan

sisanya 29,44% di pengaruhi oleh variabel lain.

5.1.3 Ada Pengaruh Pengetahuan dan sikap Terhadap terhadap


cara merawat gigi
Hubungan

berpengaruh

pengetahuan

terhadap

dan

kesehatan

Sikap

gigimurid

secara

simultan

tergolong

kuat

kontribusi secara simultan r2x100% = 0,502x100% = 25.00%.

Sedangkan sisanya 75.00% di pengaruhi oleh variabel lain.


5.2 Saran dan Rekomendasi
5.2.1 Saran
A. Bagi Murid EBF Aiturilaran
Peneliti menyarangkan bahwa anak sekolah EBF kelas V-VI
dapat terus belajar mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
cara merawat gigi dan bagaimana menyikat gigi setiap hari.
Peneliti menyarangkan juga bahwa murid hendaknya dapat
menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama masa
sekolah dasar pada sikap menyikat gigi sehari-hari di rumah
dan sebelum makan dan sesudah makan.
B. Bagi Ministerio da Saude
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan

terutama

faktor-faktor

apa

saja

yang

ikut

mempengaruhi pengetahuandan sikap anak sekolah dasar

65

terhadap cara menyikat gigi dalam pemanfaatan terjadinya


suatu penyakit dari sikapmenyikat gigi terhadap anak-anak
SD yang dapat dijadikan rujukan dalam meningkatkan
pelayanan kepada anak-anak SD.
5.2.2 Rekomendasi
Berdasarkan temuan penelitian ini, maka diajukan rekomendasi
yang berkaitan dengan pengetahuan dan sikap tentang cara
merawat gigi pada anak-anak EBF Aituri-laranyang lebih baik .

66

Anda mungkin juga menyukai