Anda di halaman 1dari 11

JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi)

Vol. 5 No. 1- Maret 2022


ISSN 2579-7239 (Printed), ISSN 2580-0523 (Online)

DAMPAK PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN


PERILAKU KUNJUNGAN KE DOKTER GIGI
PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN: SCOPING REVIEW
Dyah Retnowati1*, Ana Riolina2*, Dwi Kurniawati3*, Edi Karyadi4
1
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia

ABSTRAK
Berkunjung ke dokter gigi secara teratur berdampak terhadap kesehatan gigi dan mulut. Promosi kesehatan
tentang pentingnya berkunjung ke dokter gigi, memunculkan kesadaran dalam menjaga kesehatan gigi dan
mulut pada anak sekolah dasar, sehingga meningkatkan perilaku berkunjung ke dokter gigi. Literature
review ini berjenis scoping review yang membahas tentang dampak promosi kesehatan pada anak usia 6-
12 tahun terhadap peningkatan perilaku kunjungan ke dokter gigi. Mengetahui bagaimana promosi
kesehatan memberikan dampak peningkatan perilaku kunjungan ke dokter gigi pada anak usia 6-12 tahun.
Scoping review ini menggunakan proses pencarian yang mengacu pada pernyataan dengan metode PCC
yaitu Population (P), Concept (C), dan Context (C). Tahap pemilihan artikel menerapkan diagram
PRISMA. Program promosi kesehatan yang digunakan dalam keempat artikel yaitu HPS (Health
Promoting School), SOHPP (School Oral Health Promotion Programme) dan Edukasi. Hasil kunjungan
ke dokter gigi setelah diberikan program promosi kesehatan ditemukan meningkat pada SOHPP dan HPS,
sedangkan edukasi ditemukan tidak ada peningkatan. Program promosi kesehatan HPS dan SOHPP yang
dibuat oleh pemerintah berdampak meningkatkan kunjungan ke dokter gigi pada anak usia 6-12 tahun.
Faktor terkait kunjungan ke dokter gigi yang ditemukan dapat dipengaruhi oleh kurangnya waktu orang tua
dan masalah logistik.

Kata kunci: Anak, Kunjungan Gigi, Perubahan Perilaku, Sekolah Atau Sekolah Dasar.

ABSTRACT
Background: Regular visits to the dentist have an impact on dental and oral health. Health promotion
about the importance of visiting the dentist, raising awareness in maintaining oral and dental health in
elementary school children, thereby improving the behavior of visiting the dentist. This literature review is
a type of scoping review that discusses the impact of health promotion in children aged 6-12 years on
improving the behavior of visits to the dentist. Objective: To find out how health promotion has an impact
on improving the behavior of visits to the dentist in children aged 6-12 years. This scoping review used a
search process that refers to statements with the PCC method, namely Population (P), Concept (C), and
Context (C). Charting method: Used a PRISMA flow diagram. Result: The health promotion programs
used in the four articles are HPS (Health Promoting School), SOHPP (School Oral Health Promotion
Programme) and Education. The results of visits to the dentist after being given a health promotion
program were found to increase in SOHPP and HPS, while education was found to be no improvement.
Conclusion: The HPS and SOHPP health promotion programs created by the government have the effect
of increasing visits to dentists in children aged 6-12 years. Factors related to visits to the dentist found can
be influenced by the lack of parental time and logistical problems.
Keywords: Children, Dental Visits, Behavior Change, School Or Elementary School.

------------------------------------------------------------------
*) Penulis Korespondensi.
E-mail: j520180048@student.ums.ac.id
Jl. Kebangkitan Nasional No. 101 Penumping,
PENDAHULUAN
Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia Kesehatan mulut didefinisikan
Submisi : 1 Febuari 2022; Revisi : 10 Febuari 2022; sebagai keadaan bebas dari sakit mulut,
Penerimaan 20 Febuari 2022
kanker mulut,

1
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi)
Vol. 5 No. 1- Maret 2022
ISSN 2579-7239 (Printed), ISSN 2580-0523 (Online)

luka pada rongga mulut, penyakit periodontal dan mendasar dari layanan kesehatan gigi.
(gusi), kerusakan gigi, kehilangan gigi dan Hal tersebut didefinisikan sebagai “suatu
kelainan lain yang membatasi kemampuan proses yang menginformasikan, memotivasi,
seseorang dalam beraktivitas.[1] Penyakit membantu orang untuk mengadopsi dan
mulut dapat ditimbulkan karena kesehatan memelihara praktik serta gaya hidup yang
mulut yang buruk.[2] Hal tersebut dianggap sehat”. [12] Pendidikan kesehatan gigi dan
sebagai masalah kesehatan masyarakat di mulut bertujuan untuk mempromosikan
seluruh dunia karena prevalensinya yang kesehatan melalui sarana pendidikan untuk
tinggi dan memiliki dampak sosial yang meningkatkan pengetahuan kesehatan mulut
besar. [3] untuk adopsi gaya hidup yang lebih sehat,
Masalah kesehatan gigi dan mulut di mengubah sikap serta perilaku yang
Indonesia menduduki peringkat 10 penyakit diinginkan. [13] Pendidikan dan promosi
teratas.[4] Hasil Riset Kesehatan Dasar kesehatan mulut dapat disampaikan di
(Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa beberapa forum yaitu rumah sakit, pusat
proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia perawatan kesehatan primer, klinik gigi
adalah karies gigi sebesar 45,3%.[5] Karies swasta dan sekolah.[14] Beberapa penelitian
merupakan salah satu masalah yang sering telah melaporkan hasil positif dari pemberian
terjadi pada siswa Sekolah Dasar. [6] Sekitar pendidikan kesehatan antara lain dalam hal
60-90% anak sekolah dan hampir 100% kebersihan mulut, perubahan signifikan
orang dewasa di seluruh dunia memiliki gigi dalam perilaku menjaga kesehatan mulut,
karies. [3] keterampilan menyikat gigi, pengendalian
Salah satu cara pencegahan karies karies, skor plak dan gingivitis. [15]
melalui pemberian pendidikan kesehatan.[7] Salah satu upaya untuk meningkatkan
Pemberian pendidikan kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut pada anak dan
kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu remaja adalah dengan menerapkan program
hal yang sangat penting terutama pada anak promosi kesehatan mulut berbasis sekolah,
sekolah dasar usia 6-12 tahun. [8] Anak usia 6- seperti yang diusulkan oleh Organisasi
12 tahun merupakan kelompok usia yang Kesehatan Dunia (WHO).[16] Sekolah
kritis karena pada usia tersebut rentan terkena merupakan tempat yang ideal untuk promosi
berbagai masalah kesehatan yang dasarnya kesehatan mulut yang memberikan informasi
cukup kompleks dan bervariasi. [9] kesehatan gigi dan mulut kepada anak-anak
Naidu et al., (2020) mengungkapkan untuk mencapai tujuan program pendidikan
bahwa sebagian besar penyakit kesehatan kesehatan.[17] Program kesehatan gigi dan
gigi dan mulut kemungkinan telah dimulai mulut sekolah yang efektif adalah salah satu
[10]
pada tahun-tahun prasekolah. intervensi yang paling hemat biaya yang
Chrismilasari et al., (2019) menjelaskan dapat dilakukan suatu negara.[18] Promosi
bahwa pemberian pendidikan kesehatan gigi kesehatan secara efektif dapat meningkatkan
dan mulut sebaiknya diberikan sejak usia pengetahuan anak secara signifikan sehingga
dini, karena pada usia dini anak mulai pengetahuan anak meningkat menjadi baik
mengerti akan pentingnya kesehatan serta dan cukup. Peningkatan pengetahuan pada
larangan yang harus dijauhi atau kebiasaan anak dapat memberikan dampak positif salah
yang dapat memengaruhi keadaan giginya. satunya adalah meningkatnya rasa
[11]
kepedulian anak untuk menjaga kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan gigi dan mulut. Rasa ingin menjaga
salah satu strategi pelaksanaan program kesehatan gigi dan mulut tersebut dapat
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. dilakukan dengan rutin untuk mengunjungi
Pendidikan kesehatan gigi dan mulut sebagai dokter gigi untuk mengontrol kesehatan
bagian dari promosi kesehatan gigi dan mulut secara berkala.[19] Namun, masih rendahnya
telah telah dianggap sebagai bagian penting tingkat pemberian pendidikan yang

2
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi)
Vol. 5 No. 1- Maret 2022
ISSN 2579-7239 (Printed), ISSN 2580-0523 (Online)

diberikan, sehingga masih banyak anak yang sekolah dasar. Konsep yang digunakan
enggan untuk ke dokter gigi karena rasa takut adalah perubahan perilaku kunjungan ke
yang dimiliki. [20] dokter gigi, diterbitkan dari tahun 2016
Motivasi setiap individu untuk hingga 2021. Konteksnya adalah studi cross-
melakukan kunjungan ke dokter gigi secara sectional. Pencarian pertama dilakukan
rutin masih sangat perlu untuk diketahui, antara bulan November hingga Desember
khususnya dalam upaya memberikan 2021 di lima database: (1) Springer, (2)
kesadaran tentang pentingnya pemeriksaan PubMed, (3) ScienceDirect, (4)
secara mandiri.[21] Kunjungan ke dokter gigi SAGEjournal, dan (5) Google Scholar. Kata
secara rutin minimal 6 bulan sekali kunci yang digunakan dalam sumber
disarankan untuk tindakan pencegahan pencarian adalah Child* AND "change
karies. Kunjungan gigi secara teratur behavior" AND “dental visit” AND “school”
memungkinkan deteksi dini dan intervensi OR “primary school”.
tepat waktu, sehingga mengurangi beban
penyakit dan mengurangi biaya Kriteria Inklusi:
pengobatan.[22] Kunjungan rutin juga dapat Kriteria inklusi yang digunakan
mencegah suatu penyakit menjadi lebih dalam literature review ini antara lain:
parah. Pengetahuan yang kurang dan responden anak sekolah dasar, usia 6 – 12
ketakutan untuk datang ke dokter gigi tahun, responden mendapat promosi
menyebabkan banyaknya orang yang datang kesehatan gigi dan mulut di sekolah, artikel
ke dokter gigi untuk pengobatan dari pada harus membahas perubahan perilaku
pencegahan.[23] Orang tua wajib membujuk kunjungan kedokter gigi, artikel cross
anak untuk ke dokter gigi untuk menangani sectional, artikel publish tahun 2016 – 2021,
masalah kesehatan gigi dan mulut anak, akan dan artikel menggunakan bahasa Inggris.
tetapi biasanya anak-anak tidak kooperatif
sewaktu proses perawatan dikarenakan rasa Kriteria Eksklusi
takut yang menyebabkan dokter gigi Kriteria ekslusi yang digunakan
menghadapi kesulitan saat perawatan gigi dalam literature review ini yaitu anak
dan mulut. [24] memiliki penyakit diabetes dan leukimia.
Berdasarkan latar belakang diatas,
dapat disimpulkan bahwa pentingnya Search Results
pemberian pendidikan kesehatan yang Pencarian pertama menghasilkan
diberikan melalui promosi kesehatan baik 18255 artikel yang diperoleh dari lima
disekolah maupun diluar sekolah guna database, 287 artikel diantaranya
meningkatkan pemahaman kepada anak terduplikasi. Sehingga didapatkan hasil akhir
bahwa berkunjung ke dokter gigi sangat adalah 17968 artikel. Tahap selanjutnya
penting dilakukan untuk memeriksakan adalah penyaringan berdasarkan judul dan
kondisi gigi geligi. Sehingga, pada scoping abstrak sesuai dengan kriteria inklusi dan
review kali ini bertujuan untuk mengetahui eksklusi. Didapatkan hasilnya menjadi 4
bagaimana dampak peningkatan perilaku artikel yang akan dinilai kelayakannya
kunjungan ke dokter gigi pada anak usia 6-12 menggunakan ceklis Joanna Briggs Institute
tahun yang diberi promosi kesehatan. (JBI) untuk analisis studi cross-sectional.
Tahap terakhir, empat artikel disintesis
SCOPING REVIEW secara kualitatif. Tahapan seleksi dijelaskan
Strategi Pencarian secara rinci menggunakan PRISMA diagram
Proses pencarian artikel ini yang ditunjukkan pada Gambar 1.
diidentifikasi menggunakan PCC
(Population, Concepts, and Context).
Populasi pencarian literatur ini adalah siswa

3
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi)
Vol. 5 No. 1- Maret 2022
ISSN 2579-7239 (Printed), ISSN 2580-0523 (Online)

Tabel 1 . Karakteristik Deskriptif Artikel

No. Penulis Tahun Publikasi


Negara Benua

1 (Lee et al., 2017 Taiwan Asia


2017)
2 (Nguyen et 2016 Vietnam Asia
al., 2016)
3 (Tikare et 2017 Arab Asia
al., 2017) Saudi
4 (Myint et 2020 Myanmar Asia
al., 2020)

Karakteristik penelitian ini terdiri atas


empat artikel berbahasa inggris dengan
rentang waktu antara tahun 2016 hingga
2021. Empat artikel tersebut berasal dari
benua Asia, terdapat satu artikel yang
penelitiannya dilakukan di Taiwan, satu
artikel di Vietnam, satu artikel di Arab Saudi,
dan satu artikel Myanmar (Tabel 1).

2. Karakteristik Penilitian dalam Artikel


Gambar 1. Diagram Flow PRISMA 2009.
Quality Assassment Tabel 2. Ringkasan Konteks Tinjauan Jurnal
Dua pengulas membaca empat artikel Review
teks lengkap yang dipilih dan membuat No Program Penulis Peningkatan
penilaian kritis menggunakan ceklis Joanna Kunjungan
Briggs Institute (JBI) untuk analisis cross ke Dokter
sectional studi. Pertimbangan yang terdapat Gigi
dalam ceklis tesebut diantaranya adalah SOHPP (Nguyen
kriteria inklusi, subjek dan tempat, paparan, 1 et al.,
standar kriteria yang digunakan, faktor 2016)
confounding (faktor pengganggu), 2 HPS (Lee et al., Ada
penanggulangan jika terdapat faktor 2017)
confounding, hasil yang diperoleh, analisis HPS (Myint
statistic yang digunakan. et al.,
2020)
Data Extraction and Analysis 3 Edukasi (Tikare Tidak ada
Pemilihan data dilakukan pada 4 et al.,
artikel yang diperoleh dari tahap sebelumnya. 2017)
Pengelompokan data adilakukan berdasarkan
Peters et al., (2015): (1) penulis, (2) tahun
terbit, (3) sumber asal/negara asal, (4)
maksud/tujuan, (5) populasi penelitian dan
ukuran sampel, (6) bagaimana hasilnya
diukur, dan (7) studi kunci yang terkait
dengan pertanyaan tinjauan literatur. [25]

HASIL
1. Karakteristik Deskriptif Artikel

4
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi)
Vol. 5 No. 1- Maret 2022
ISSN 2579-7239 (Printed), ISSN 2580-0523 (Online)

Artikel yang disintesis dalam literature No Penulis Sampel Tujuan


review ini memiliki setting intervensi di Usia Jumlah
sekolah dengan sampel penelitian adalah
anak berusia 10-12 tahun; 8-10 tahun; 6-12 1 (Lee et 10- 958 Mengembangkan
tahun;dan 10-11 tahun. Ukuran sampel al., 12th dan memvalidasi
untuk artikel ini berkisar antara 537 hingga 2017) instrument baru
1035 anak (Tabel 2). berdasarkan model
keyakinan kesehatan
3. Ringkasan Isi berdasaran Program yang dan menyelidiki
Digunakan determinan
kunjungan gigi
Tabel 3. Ringkasan Isi Berdasaran Program regular pada anak
Yang Digunakan sekolah dasar
2 (Nguy 8- 556 Mengetahui karies
No. Program Penulis Nama en et 10 th gigi dan gingivitis,
Promosi Program al., serta menilai
1 Program (Lee et HPS 2016) pengaruh perilaku
promosi al., kesehatan dan
dibuat pemerintah 2017) persepsi diri terhadap
(Nguyen SOHPP pengalaman karies
et al., gigi anak sekolah di
2016) Vietnam usia 8-10
(Myint HPS tahun, yang terlibat
et al., dalam Program
2020) Promosi Kesehatan
2 Program promosi (Tikare Edukasi Mulut Sekolah
dibuat peneliti et al., (SOHPP)
2017) 3 (Tikar 6-12 1035 Menilai efektivitas
Berdasaran empat artikel yang telah e et th skrining kesehatan
disintesis terdapat dua program promosi yang al., mulut di sekolah
terdiri dari program promosi yang dibuat oleh 2017) dalam merangsang
pemerintah dan yang dibuat peneliti. Tiga artikel
kehadiran dokter gigi
dengan program promosi yang dibuat oleh
pemerintah yaitu HPS [26][29] dan SOHPP [27], dan faktor-faktor
sedangkan terdapat satu artikel dengan program yang mempengaruhi
promosi yang dibuat oleh peneliti yaitu dengan kehadiran dokter gigi
edukasi[28] (Tabel 3). diantara anak-anak
perempuan sekolah
4. Ringkasan Kunjungan ke Dokter Gigi dasar di Arab Saudi
4 (Myin 10- 537 Mengevaluasi
Tabel 4. Ringkasan Kunjungan ke dokter t et al., 11th efektivitas
Gigi 2020) pendidikan
kesehatan mulut
No Program Penulis Peningkatan dalam hal kesehatan
Kunjungan mulut,
ke Dokter pengetahuan,
Gigi perilaku, dan status
Berdasarkan hasil artikel menunjukkan kesehatan mulut di
kunjungan ke dokter gigi menggunakan program Yangon, Myanmar

5
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi)
Vol. 5 No. 1- Maret 2022
ISSN 2579-7239 (Printed), ISSN 2580-0523 (Online)

yang dibuat pemerintah dan non-pemerintah. meletakkan landasan kokoh bagi


Kunjungan kedokter gigi terjadi peningkatan terwujudnya manusia yang berkualitas. [8]
pada penelitian[26][27][29] dan tidak ada Usia sekolah dasar merupakan saat yang
peningkatan pada penelitian [28] (Tabel 4). ideal untuk dilakukan upaya-upaya
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
DISKUSI karena pada usia sekolah dasar merupakan
Menurut WHO, promosi kesehatan awal mula tumbuh gigi permanen dan
adalah proses pemberdayaan individu dan merupakan kelompok dengan resiko karies
masyarakat untuk mengendalikan gigi yang tinggi . [35] Salah satu upaya
determinan- determinan kesehatan sehingga pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
dapat meningkatkan derajat kesehatannya.[30] adalah dengan pemberian promosi kesehatan.
Promosi kesehatan adalah program yang [36]
dibuat untuk memberikan dampak perbaikan, Di sekolah, telah dibentuk program
baik secara sosial, organisasi dan lingkungan, kesehatan untuk memberikan layanan
dan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap pencegahan, termasuk kesehatan mulut untuk
atau perilaku dan praktik. [31] Pernyataan ini anak usia sekolah.[37] Pada tahun 1995,
sejalan dengan artikel Gayatri Setyabudi and Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Dewi (2017) bahwa promosi kesehatan membuat program Health Promoting School
bukan hanya proses sensitisasi masyarakat (HPS). Health Promoting School memiliki
atau individu untuk meningkatkan empat kunci strategi, antara lain yaitu
pengetahuan di bidang medis, tetapi juga membangun kapasitas untuk mengadvokasi
merupakan program yang dirancang untuk program kesehatan sekolah yang lebih baik,
meningkatkan perubahan perilaku, baik di membuat hubungan dan aliansi untuk
masyarakat maupun di organisasi. [32] pengembangan HPS, memperkuat kapasitas
Menurut Malhotra et al., (2020) pendidikan nasional serta meningkatkan efektivitas
kesehatan merupakan salah satu strategi program kesehatan sekolah.[38] Health
pelaksanaan program promosi kesehatan dan Promoting School telah terbukti efektif
pencegahan penyakit. [12] Tujuan yang meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
diharapkan dari suatu pendidikan kesehatan siswa serta sebagai penunjang proses belajar
adalah perubahan perilaku kesehatan atau mengajar di sekolah. Implementasi HPS yang
perilaku untuk memelihara dan efektif adalah dengan melibatkan aktivitas
meningkatkan kesehatan dari sasaran multifaktorial dan inovatif dalam banyak
promosi kesehatan.[33] Pendidikan kesehatan domain seperti kurikulum, lingkungan
gigi yang disampaikan diharapkan pula sekolah dan masyarakat. [39] Sekolah yang
mampu mengubah perilaku kesehatan gigi menerapkan HPS diadvokasi oleh Organisasi
individu atau masyarakat dari perilaku yang Kesehatan Dunia (WHO) sebagai pendekatan
tidak sehat ke arah perilaku sehat. [34] yang efektif untuk meningkatkan kesehatan
Sekolah merupakan tempat yang ideal siswa dan staf.[40] Berdasarkan penelitian
untuk promosi kesehatan gigi dan mulut serta yang dilakukan oleh Lee tahun 2017
tempat terbaik untuk memberikan informasi mengatakan bahwa sejak tahun 1990,
kesehatan kepada anak-anak usia sekolah pemerintah Taiwan telah mendanai berbagai
untuk mencapai tujuan program pendidikan program untuk meningkatkan kesehatan gigi
kesehatan.[29] Pernyataan tersebut sejalan dan mulut anak melalui HPS seperti praktik
dengan Setiari and Sulistyowati (2018) menyikat gigi setiap hari setelah makan,
bahwa sekolah merupakan salah satu flossing gigi dan penggunaan obat kumur
lingkungan yang dapat dijadikan sebagai berfluoride setiap minggu. Terbukti dengan
tempat untuk menyampaikan promosi adanya HPS ini berdampak positif dengan
kesehatan gigi.[35] Anak usia sekolah ditandai menurunnya indeks DMFT pada
merupakan masa yang tepat untuk anak usia 12 tahun dari skor 4,95 pada tahun

6
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi)
Vol. 5 No. 1- Maret 2022
ISSN 2579-7239 (Printed), ISSN 2580-0523 (Online)

1990 menjadi 2,50 pada tahun 2012.[26] Hal mengurangi risiko penyakit mulut (WHO
ini didukung pula oleh penelitian yang 2003). Pendidikan kesehatan di sekolah harus
dilakukan oleh Myint pada tahun 2020 yang mendorong perubahan perilaku seperti
merencanakan program kesehatan gigi dan menyikat gigi setiap hari, penggunaan
mulut berbasis HPS yang hemat biaya di fluoride, dan mengkonsumsi makanan yang
Myanmar. Indeks pengetahuan kesehatan sehat.[41] Penelitian yang dilakukan oleh
mulut yang dilakukan sekitar 1 tahun tikare tahun 2017 dengan memberikan
didapatkan hasil skor yang meningkat dari edukasi atau pendidikan kesehatan gigi dan
5.00 menjadi 6.72. Sedangkan untuk perilaku mulut diwilayah Arab Saudi lalu dilanjutkan
kesehatan mulut untuk kunjungan ke dokter pemeriksaan gigi. Hasil yang diperoleh yaitu
gigi meningkat secara signifikan pada waktu pendidikan kesehatan yang diberikan tidak
6 bulan dari skor 47,8 menjadi 55,9. [29] Hal efektif untuk memberikan dorongan ke
ini juga didukung oleh penelitian lain, yang dokter gigi yang diakibatkan oleh berbagai
mengatakan bahwa Di beberapa bagian faktor seperti faktor orang tua yang kurang
Australia, Kanada dan Inggris telah berupaya waktu dan masalah logistik.[28] Namun, hal
untuk menerapkan pendekatan HPS. [40] ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan
Program pendidikan kesehatan gigi oleh Kuo (2020) dimana pendidikan yang
dan mulut di sekolah selain HPS juga telah diberikan pada anak-anak sekolah selama 12
memberikan hasil yang memuaskan tehadap minggu memberikan hasil yang memuaskan
peningkatkan kesehatan anak secara dalam pengurangan plak gigi dan terdapat
keseluruhan.[38] SOHP atau School Oral peningkatan pengetahuan kesehatan
Health Programme telah direkomendasikan mulut.[42] Intervensi edukasi atau pendidikan
oleh WHO karena terbukti meningkatkan kesehatan mulut telah berhasil di banyak
pengetahuan anak.[37] SOHP berlandaskan negara berkembang dan negara maju di
pada pengetahuan kesehatan gigi dan mulut, seluruh dunia. Misalnya, kampanye edukasi
perilaku, sikap, status, serta kualitas hidup kesehatan di kalangan siswa sekolah di China
anak-anak dan remaja.[16] Penelitian yang “Love Teeth Day” efektif untuk kesehatan
dilakukan Nguyen tahun 2016 yang mulut yang lebih baik. “Love Teeth Day”
dilakukan di Vietnam dengan sampel usia menunjukkan penurunan karies di provinsi-
anak 8–10 tahun dengan menggunakan provinsi yang melakukan kegiatan
SOHPP, yang dimana didapatkan hasil pencegahan. Studi lain yang dilakukan di
tenyata tidak ada perbedaan yang signifikan kalangan remaja Taiwan menunjukkan
untuk hasil pemeriksaan klinis setelah program pendidikan kesehatan berbasis
menerapkan SOHPP dalam perubahan sekolah meningkatkan pengetahuan dan
perilaku kebersihan mulut tekait dengan perilaku pada siswa sekolah menengah
pengurangan angka karies. Nilai DMFT pertama. [42]
karies yang terus meningkat diakibatkan oleh Institut Nasional Kesehatan dan
persepsi anak yang takut untuk melakukan Perawatan merekomendasikan kunjungan
pemeriksaan gigi.[27] Namun, hal ini berbeda gigi pencegahan interval berdasarkan risiko
dengan penelitian yang dilakukan Alsumait individu (12 bulan sebagai interval
(2019) dimana hasil dari SOHP atau program terpanjang di bawah usia 18 tahun dan 24
kesehatan gigi mulut sekolah Kuwait bulan sebagai interval terpanjang diatas usia
berdampak positif pada kesehatan gigi anak. 18 tahun). American Dental Association
Anak-anak yang terdaftar dalam program ini merekomendasikan kunjungan gigi preventif
memiliki tingkat karies yang lebih rendah.[37] pada interval yang ditentukan oleh risiko
Organisasi Kesehatan Dunia pada individu. American Academy of Pediatric
tahun 2003 menunjukkan bahwa fokus Dentistry merekomendasikan pemeriksaan
tindakan pendidikan kesehatan gigi harus pertama pada usia satu tahun dan kunjungan
meningkatkan perilaku kesehatan mulut atau

7
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi)
Vol. 5 No. 1- Maret 2022
ISSN 2579-7239 (Printed), ISSN 2580-0523 (Online)

gigi pencegahan setiap 6 bulan sampai secara teratur dalam kurun waktu 12 bulan
remaja. [43] terakhir sebanyak 3 kali. [26]
Frekuensi seberapa sering anak-anak Norma budaya dan sosial yang terkait
sekolah dasar memeriksakan giginya ke dengan kunjungan ke dokter gigi dan
dokter gigi dapat diketahui dengan membuat ketersediaan layanan gigi gratis, skrining dan
kuisioner. Hal ini didasarkan pada penelitian rujukan anak sekolah dapat menjadi
yang dilakukan oleh Nguyen, Myint, dan intervensi yang efektif untuk
Lee. Penelitian yang dilakukan oleh Nguyen mempromosikan kunjungan gigi tanpa gejala
(2016) untuk mengetahui frekuensi ke dokter dan pencegahan karies gigi. [22] Penelitian
gigi, maka sebelum pemeriksaan gigi, anak- yang dilakukan Tikare (2017) yaitu dengan
anak ditanyai mengenai perilaku menyikat memberikan edukasi kepada anak-anak
gigi, frekuensi kunjungan ke dokter gigi, sekolah dasar, kemudian memberikan
frekuensi jajan dan minum manis, serta skrining melalui pemeriksaan gigi dan
konsumsi susu dan gula. Hasil yang didapat memberikan rujukan. Namun, hanya sekitar
adalah frekuensi kunjungan ke dokter gigi 23,3% anak yang datang ke klinik gigi
dalam 12 bulan terakhir cukup tinggi yaitu setelah menerima rujukan kesehatan mulut.
sekitar 60% anak pernah mengunjungi dokter Alasan yang paling utama untuk tidak datang
gigi.[27] Hal ini sejalan dengan penelitian ke dokter gigi adalah kesulitan orang tua
yang dilakukan oleh Myint (2020) dimana yang bekerja mengambil cuti, beberapa orang
penelitian tersebut menggabungkan antara tua menganggap perawatan gigi tidak penting
pemberian edukasi dan kuisioner. Pada karena tidak ada rasa sakit, biaya perawatan
penelitian tersebut dibagi menjadi 2 gigi, sulit mengambil cuti sekolah dan ujian
kelompok yaitu kelompok yang diberi sekolah. [28]
edukasi dan tidak diberi edukasi. Peneliti
memberikan 9 kuisioner yang dinilai dengan KESIMPULAN
poin 0-9 untuk mengevaluasi keterampilan Berdasarkan penelitian yang telah
dalam membaca, memahami informasi dilakukan, dapat disimpulkan bahwa program
tentang kesehatan mulut dan mengevaluasi promosi kesehatan HPS dan SOHPP yang dibuat
tentang pengetahuan mereka. Hasil yang oleh pemerintah berdampak meningkatkan
kunjungan ke dokter gigi pada anak usia 6-12
didapatkan bahwa kunjungan kedokter gigi
tahun. Faktor terkait kunjungan ke dokter gigi
yaitu untuk kelompok yang diberi edukasi
yang ditemukan dapat dipengaruhi oleh
memiliki nilai yang signifikan selama 12 kurangnya waktu orang tua dan masalah logistik.
bulan terakhir yang dilakukan 2 kali yaitu
sekitar 61,1 % sedangkan yang tidak diberi SARAN
edukasi yaitu hanya 54,9%.[29] Berdasarkan penelitian yang telah
Edukasi yang dikombinasikan dengan dilakukan, diharapkan literature review
pemberian kuesioner yang dirancang, selanjutnya dibutuhkan untuk mengetahui
bertujuan untuk mengevaluasi semua program lain selain HPS dan SOHPP yang
informasi yang diberikan untuk menilai digunakan dalam pemberian edukasi
pengetahuan siswa setelah diberikan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 6-12
pendidikan kesehatan mulut. [44] Penelitian tahun di sekolah.
yang dilakukan oleh Lee (2017) berisi 36
item kuisioner yang berkaitan dengan DAFTAR PUSTAKA
kunjungan gigi terkait karies. Hasil yang
didapatkan menyatakan bahwa sebagian 1. Yap A. Oral Health Equals Total Health:
besar (61,3%) siswa melaporkan bahwa A Brief Review. J Dent Indones.
mereka mengunjungi dokter gigi hanya 2017;24(2):59–62.
ketika sakit atau tidak nyaman dan 34,5% 2. Duangthip D, Chu CH. Challenges in
siswa melaporkan mengunjungi dokter gigi Oral Hygiene and Oral Health Policy.

8
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi)
Vol. 5 No. 1- Maret 2022
ISSN 2579-7239 (Printed), ISSN 2580-0523 (Online)

Front Oral Heal. 2020;1(October):1–4. year old children of Government High


3. Zareban, I. et al.. Oral self-care behavior Schools in Lucknow city (Uttar Pradesh).
and its influencing factors in a sample of University Journal of Dental Sciences,
school children from Central Iran. 2020;6(2): 51–56.
Archives of Public Health, (2021) 79(1): 13. Alotaibi AS, Jad A, Al Sadhan SA. The
1–8. Impact of School Based Oral Health
4. Siswanto SH, Abraham JF, ‘Aini NQ, Education Program on the Level of Oral
Damayanti M, Wulansari AA, Aprilia V, Health Knowledge Among Public
et al. The Effect of Identification and Intermediate School Girls at Riyadh,
Management of Dental Health Problems 2016. Dentistry. 2017;07(05).
on Kindergarten and Elementary School 14. Haque SE, Rahman M, Itsuko K,
Teachers Knowledge Levels in Keputih Mutahara M, Kayako S, Tsutsumi A, et
Public Health Center (Puskesmas). al. Effect of a school-based oral health
Indones J Dent Med. 2020;2(1):16. education in preventing untreated dental
5. Kementerian Kesehatan Republik caries and increasing knowledge,
Indonesia. Laporan Nasional attitude, and practices among adolescents
RISKESDAS 2018. Kementrian in Bangladesh. BMC Oral Health. 2016
Kesehatan RI. 2018;1–582. Mar 25;16(1).
6. Riolina A. Peran Guru dalam 15. Halawany, H. S. et al. Effectiveness of
Meningkatkan Kesehatan Gigi dan oral health education intervention among
Mulut Siswa di Sekolah Dasar. J Ilmu female primary school children in
Kedokt Gigi. 2017;1(2):51–4. Riyadh, Saudi Arabia. Saudi Dental
7. Romadlon DS, Bramantoro T, Luthfi M. Journal, 2018;30(3): 190–196.
The effect of peer support education on 16. Bramantoro T, Santoso CMA, Hariyani
dental caries prevention behavior in N, Setyowati D, Zulfiana AA, Nor NAM,
school age children at age 10-11 years et al. Effectiveness of the school-based
old. Dent J (Majalah Kedokt Gigi). oral health promotion programmes from
2016;49(4):217. preschool to high school: A systematic
8. Fatimatuzzahro N, Prasetya RC, Amilia review. PLoS One. 2021;16(8
W. Gambaran Perilaku Kesehatan Gigi August):1–16.
Anak Sekolah Dasar Di Desa Bangsalsari 17. Myint, et al. Effectiveness of a School
Kabupaten Jember. J IKESMA. Oral Health Education Program in
2016;12(2):85. Yangon, Myanmar. Interv Pediatr Dent
9. Mulyadi MI, Warjiman., Chrisnawati. J. 2020;4(1):291–9.
Efektivitas pendidikan kesehatan dengan 18. Alrmaly, B. and Assery, M. Need of oral
media video terhadap tingkat health promotion through schools among
pengetahuan perilaku hidup bersih dan developing countries. Journal of
sehat. J Keperawatan STIKES Suaka International Oral Health, 2018;10(1):
Insa. 2018;3(2):1–9. 1–3.
10. Naidu, R., Dent, J. N.-O. H. P,.. Oral 19. Daou MH, Eden E, El Osta N. Age and
health knowledge, attitudes and reasons of the first dental visit of children
behaviour of parents and caregivers of in Lebanon. J Med Liban 2016 ; 64 (1) :
preschool children: implications for oral 18-22.
health promotion. Oral Health Prev 20. Mounissamy A, Moses J, Ganesh J,
Dent, 2020;18(2): 245–252. Arulpari M. Evaluation of parental
11. Chrismilasari, L et al.,. Penyuluhan attitude and practice on the primary teeth
Menggosok Gigi Pada Anak Sekolah of their children in Chennai: An hospital
Dasar Teluk Dalam Ii Banjarmasin. survey. Int J Pedod Rehabil.
Journal Stikessuakainsan,2019;1(2): 91– 2016;1(1):10.
97. 21. Pratamawari DNP, Hadid AM.
12. Malhotra, S., Singh, P. and Dubey, H. Hubungan self-rated oral health terhadap
Effectiveness of Oral Health Education indeks kunjungan rutin pemeriksaan
on knowledge and practice among 15 kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi.

9
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi)
Vol. 5 No. 1- Maret 2022
ISSN 2579-7239 (Printed), ISSN 2580-0523 (Online)

Odonto Dent J. 2019;6(1). Systematic Literature Review :


22. Alayadi H, Bernabé E, Sabbah W. Penggunaan Media Yang Efektif Dalam
Examining the relationship between oral Promosi Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada
health-promoting behavior and dental Anak Sekolah Dasar. J Ilm Keperawatan
visits. Int J Health Sci (Qassim). Gigi. 2021;2(2):208–15.
2019;13(3):40–3. 32. Gayatri Setyabudi, R. and Dewi, M.
23. Cahyadi PE, Handoko SA, Utami NWA. Analisis Strategi Promosi Kesehatan
Hubungan konsumsi snack, menyikat dalam Rangka Meningkatkan Kesadaran
gigi dan kunjungan dokter gigi terhadap Hidup Sehat oleh Rumah Sakit Jiwa
karies pada siswa kelas VII SMP Santo Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi
Yoseph Denpasar. Intisari Sains Medis. Jawa Tengah. Jurnal Komunikasi,
2018;9(3):35–40. 2017;12(1): 81–100.
24. Aulia Rifa Syarafi M, Adhani R, Azizah 33. Rahayuwati L, Purnama D. Pendidikan
A, et al. Hubungan Kecemasan Dental Kesehatan Deteksi Dini Kanker
Terhadap Performance Treatment Index Payudara sebagai Upaya Promosi
Pada Anak Kelas 5-6 Sdn Berangas Kesehatan Wanita Pasangan Usia Subur.
Timur 1 Kecamatan Alalak Kabupaten Media Karya Kesehat. 2019;2(2):119–
Barito Kuala. Dentin J Kedokt Gigi. 27.
2021;1(1):41–6. 34. Ramadhan A, Cholil, Sukmana Indra B.
25. Peters MDJ, Godfrey CM, Khalil H, Hubungan Tingkat Pengetahuan
McInerney P, Parker D, Soares CB. Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap
Guidance for conducting systematic Angka Karies Gigi di SMPN 1
scoping reviews. Int J Evid Based Marabaha. Kedokt Gigi. 2016;1(2):173–
Healthc. 2015;13(3):141–6 6.
26. Lee C, Ting C, Wu J, et al. Dental 35. Setiari LS, Sulistyowati M. Tindakan
visiting behaviours among primary Pencegahan Karies Gigi Pada Siswa
schoolchildren: Application of the health Sekolah Dasar Berdasarkan Teori Health
belief model. Journal of dental. Belief Model. J PROMKES.
2017;16(2):88–95. 2018;5(1):65.
27. Nguyen TT, Nguyen BBT, Nguyen MS, 36. Indika DR, Aprila AM. Penerapan
Olak J, Saag M. Effect of School Oral Promosi Kesehatan Untuk Mengubah
Health Promotion Programme on dental Perilaku Kesehtan Masyarakat (Studi
health and health behaviour in Kasus: Rumah Sakit Cicendo). J Logistik
Vietnamese schoolchildren. Pediatr Bisnis. 2017;7(1):3–11.
Dent J. 2016 Dec 1;26(3):115–21. 37. Alsumait, A. et al. Impact evaluation of
28. Tikare S, AlQahtani NA, Eroje AB, a school-based oral health program:
AlQahtani KM, Assiri JA, AlAmri MH. Kuwait National Program. BMC Oral
Effectiveness of School Oral Health Health, 2019;19(202): 1-9.
Screening and Factors Affecting Dental 38. Chahar P, Jain M, Sharma A, et al.
Attendance Among Female Primary Schools as opportunity for oral health
School Children in Saudi Arabia. J Adv promotion: Existing status in India.
Oral Res. 2017;8(1–2):63–8. Indian J Child Health. 2018; 5(8):513-
29. Myint, T. Effectiveness of a School Oral 517.
Health Education Program in Yangon, 39. Lee A, Lo A, Li Q, Keung V, Kwong A.
Myanmar. Interventions in Pediatric Health Promoting Schools: An Update.
Dentistry Open Access Journal, Applied Health Economics and Health
2020;4(1): 291–299. Policy. 2020;18(5):605–23.
30. Leonita E, Jalinus N. Peran Media Sosial 40. Liu CH, Chang FC, Liao LL, Niu YZ,
Dalam Upaya Promosi Kesehatan: Cheng CC, Shih SF. Health-promoting
Tinjauan Literatur. INVOTEK J Inov schools in Taiwan: School principals’
Vokasional dan Teknol. 2018;18(2):25– and teachers’ perspectives on
34. implementation and sustainability.
31. Arista BE, Hadi S, Soesilaningtyas. Health Educ J. 2019;78(2):163–75.

10
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi)
Vol. 5 No. 1- Maret 2022
ISSN 2579-7239 (Printed), ISSN 2580-0523 (Online)

41. Stein C, Santos NML, Hilgert JB, Hugo Guthmann R. Q What is the optimal
FN. Effectiveness of oral health frequency for dental checkups for
education on oral hygiene and dental children and adults?. J Fam Pract.
caries in schoolchildren: Systematic 2017;66(11):699–700.
review and meta-analysis. Community 44. Alhayek AIA, Alsulaiman MJ,
Dent Oral Epidemiol. 2018;46(1):30–7. Almuhanna HA, Alsalem MA, Althaqib
42. Kuo MW, Yeh SH, Chang HM, Teng PR. MA, Alyousef AA, et al. The effect of
Effectiveness of oral health promotion conventional oral health education
program for persons with severe mental versus animation on the perception of
illness: a cluster randomized controlled Saudi males in primary school children.
study. BMC Oral Health. 2020 Dec J Int Oral Heal. 2018 May 1;10(3):121–
1;20(1). 6.
43. Hahn TW, Kraus C, Hooper-Lane C,

11

Anda mungkin juga menyukai