Anda di halaman 1dari 9

PEMBERDAYAAN KEMANDIRIAN KELUARGA MELALUI INOVASI ASUHAN

KEPERAWATAN GIGI DALAM MENINGKATKAN STATUS KESEHATAN GIGI ANAK DI


KOTA BANDA ACEH

EMPOWERMENT OF FAMILY INDEPENDENCE THROUGH INNOVATION OF DENTAL NURSING


CARE IN IMPROVING DENTAL HEALTH STATUS IN BANDA ACEH CITY

Reca1*, Teuku Salfiyadi1, Cut Aja Nuraskin1, Mufizarni1


1Departement of Dental Health, Politeknik Kesehatan Aceh, Kementerian Kesehatan, Aceh Besar, Indonesia

*Penulis korespondensi: reca@poltekkesaceh.ac.id

Abstrak
Asuhan kesehatan gigi dan mulut keluarga merupakan pendekatan yang efektif untuk meningkatkan kualitas
kesehatan seseorang melalui peningkatan kesehatan gigi. Asuhan keperawatan gigi keluarga dengan strategi
jemput bola memberikan motivasi kemauan atau kehendak untuk melakukan kegiatan ke arah positif. Kegiatan
pengabdian masyarakat bertujuan untuk pemberdayaan kemandirian keluarga melalui inovasi asuhan
keperawatan gigi dalam meningkatkan status kebersihan gigi di Kota Banda Aceh. Pengabdian masyarakat ini
dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif. Sasaran pengabdian ini adalah 30 anak dan ibunya. Analisis data
menggunakan analisis univariat. Intervensi yang diberikan berupa penyuluhan berbasis masalah, mengukur
perilaku ibu dan status kebersihan gigi anak dan demontrasi cara menyikat gigi. Hasil pengabdian masyarakat
ini memperlihatkan bahwa ada peningkatan pengetahuan, sikap, dan praktik ibu (pre-test, post test I, post test II)
dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan penerapan asuhan keperawatan gigi. Kesimpulannya
adalah terdapat perubahan ke arah yang lebih baik status kebersihan gigi dan mulut anak dengan penerapan
asuhan keperawatan gigi dari pre test, post-test I dan post-test II. Direkomendasikan kepada Puskesmas membuat
program UKGM menggunakan pola asuhan keperawatan gigi dengan layanan kunjungan rumah dalam
meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut keluarga.

Kata kunci: inovasi asuhan; pemberdayaan kemandirian keluarga; status kebersihan gigi

Abstract
Family dental and oral health care is an effective approach to improving dental health. Family dental care with a
pick-up strategy motivates the willingness or will to carry out activities toward positive family dental health actions.
Community service aims to empower family independence through dental care innovations in improving dental
hygiene status in Banda Aceh City. This community service is carried out with a descriptive method, with the target
of children and their mothers as respondents. Data analysis used univariate analysis. The intervention provided was
in the form of problem-based counselling, measuring the dental hygiene status of children, and demonstration of
dental procedures. The result of community service is that there is an increase in knowledge, attitudes, and practices
of mothers (pre-test, post-test I, post-test II) in maintaining oral and dental health with the application of dental
care. In conclusion, there is a change towards a better dental and oral hygiene status of children with the application
of dental care from pre-test, post-test I, and post-test II. It is recommended the public health services make a UKGM
program using a dental nursing care pattern with home visit services in improving the dental and oral health of the
family.

Keywords: care innovation; dental hygiene status; empowerment of family independence

Article ID 28518 | Submitted 14-10-2022 | Revision 26-10-2022 | Accepted 28-11-2022

82
Reca et. al

Pendahuluan mengedepankan upaya promotif dan preventif


Asuhan keperawatan gigi keluarga bagi klien (individu, keluarga, masyarakat)
merupakan suatu rangkaian kegiatan yang menuju tercapainya perubahan perilaku
diberikan melalui praktik keperawatan gigi pemeliharaan kesehatan gigi dan mulutnya
kepada keluarga, untuk membantu, secara mandiri (Friedman et al. 2010).
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga Peran keluarga dalam pemeliharaan
dengan menggunakan pendekatan proses kesehatan adalah untuk mempertahankan
keperawatan gigi (Darby dan Walsh 2015). keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut memiliki produktivitas tinggi (Boyd 2020).
sebagai implementasi dental hygiene care yang Tugas keluarga di bidang kesehatan dikaitkan
merupakan tugas utama terapi gigi dan mulut dengan kemampuan keluarga dalam
yang dapat dilakukan dengan berbagai melaksanakan tugas keluarga di bidang
pendekatan, baik secara individu atau kelompok kesehatan yaitu diantaranya adalah berperilaku
(Rahayu dan Reca 2022; Reca dan Zahara 2022). yang baik terhadap kesehatan. Mencegah
Terapi gigi dan mulut dapat melakukan anggota keluarga dari sakit, mengenal masalah
pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut kesehatan keluarga yang merupakan kebutuhan
melalui pendekatan keluarga sebagai salah satu keluarga yang tidak boleh diabaikan karena
cara untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan
mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan berarti dan karena kesehatan kadang seluruh
kesehatan gigi dan mulut di kampung. Artinya, kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis.
terapis gigi dan mulut tidak hanya Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan di keluarga harus dibekali dengan pengetahuan.
dalam gedung, melainkan juga ke luar gedung Pengetahuan yang baik terhadap kesehatan gigi
dengan mengunjungi keluarga/home visit atau keluarga akan membuat anggota keluarga puas
dengan strategi jemput bola ke rumah-rumah di dan menghindari terjadinya masalah kesehatan
desa (Kemenkes 2016). gigi dan mulut dalam keluarga (Friedman et al.
Masalah kesehatan gigi dan mulut di 2010).
Indonesia masih tinggi bahkan cenderung Asuhan keperawatan gigi keluarga (layanan
meningkat seiring dengan masih rendahnya kunjungan rumah) memberikan motivasi
perilaku yang baik dari masyarakat terutama kemauan atau kehendak untuk melakukan
menyikat gigi serta kepedulian untuk kegiatan ke arah positif tindakan kesehatan gigi
mendapatkan pelayanan dari tenaga medis. Hal keluarga (Friedman et al. 2010). Upaya
tersebut dapat kita lihat dari hasil Riskesdas mengikutsertakan peran keluarga yaitu orang
2018 yang menunjukkan bahwa sebagian besar tua dapat memberikan motivasi kepada anak
penduduk Indonesia menyikat gigi pada saat untuk memulai menciptakan kebiasaan
mandi pagi maupun mandi sore (76,6%). pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan
Perilaku menyikat gigi dengan benar setelah cara mengajak anak untuk menyikat gigi,
makan pagi dan sebelum tidur malam hanya 2,3 menentukan frekuensi menyikat gigi dua kali
persen. Indeks DMF-T adalah rata-rata 4,6. sehari dan mengingatkan waktu menyikat gigi
Prevalensi karies gigi 15 provinsi memiliki yang tepat. Mendorong kerja sama yang lebih
prevalensi di atas prevalensi nasional (Riskesdas erat antara anak dengan ibunya. Orang tua
2018). mengajarkan kepada anaknya mengenai
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan
Banda Aceh pada tahun 2012, penyakit gigi dan mulut seperti pengurangan makanan yang manis
mulut (karies) menduduki urutan ke 14 dari 20 dan mengandung gula yang bertujuan untuk
penyakit terbesar dengan kunjungan 4779 mengurangi munculnya penyakit gigi dan mulut
kunjungan. Menurut hasil pemeriksaan gigi dan pada anak-anak (Osman et al. 2018).
mulut kelompok umur 6-14 tahun di Kota Banda Berdasarkan Hasil penelitian yang dilakukan
Aceh pada kegiatan UKGS menunjukkan bahwa pada tahun 2019 di SDN 12 dan SDN 60
58% anak menderita karies (Dinkes 2014). menunjukkan bahwa perubahan ke arah yang
Keadaan kesehatan gigi dan mulut di wilayah baik rerata nilai perilaku anak dan orang tuanya
Kota Banda Aceh menunjukkan bahwa status sesudah dilakukan asuhan keperawatan gigi
kesehatan gigi dan mulut masih keluarga yang bermakna secara statistik
memprihatinkan. (p<0,05) (Reca dan Intan Liana, 2019).
Asuhan kesehatan gigi dan mulut keluarga Penelitian-penelitan terdahulu yang pernah
merupakan pendekatan yang efektif untuk dilakukan di Inggris dengan memberikan
meningkatkan kualitas kesehatan seseorang pendidikan kesehatan gigi secara rutin melalui
melalui peningkatan kesehatan gigi dan mulut. wawancara dan konseling kepada orang tua
Asuhan kesehatan gigi dan mulut dikembangkan selama 15 menit di rumahnya masing-masing,
berdasarkan konsep Dental Hygiene Care yang dengan keadaan sosial ekonomi rendah di mana

Page 83
Reca et. al

resiko karies tinggi, dilaksanakan selama 3 bulan mengembangkan suatu model yang dapat
dapat menurunkan angka karies dan merubah status kesehatan gigi dan mulut, salah
meningkatkan kebersihan gigi dan mulut pada satunya melalui pemberdayaan kemandirian
anak (Kohli et al. 2021). keluarga melalui inovasi asuhan kesehatan gigi
Berdasarkan survei awal pada tahun 2021 dan mulut dengan layanan kunjungan rumah
dalam rangka studi kasus tentang faktor-faktor dalam meningkatkan status kesehatan gigi dan
yang berpengaruh terhadap tingginya karies di mulut dengan strategi jemput bola yaitu
Gampong Peuniti yang dilakukan oleh mendatangi langsung keluarga dengan
mahasiswa D.IV Keperawatan Gigi didapatkan mengedepankan upaya promotif dan preventif
bahwa 65% anak mengalami karies gigi dan rata- untuk tercapainya perubahan perilaku
rata kebersihan gigi dan mulut anak di gampong pemeliharaan kesehatan gigi dan mulutnya
tersebut dengan kategori buruk dengan skor 37, secara mandiri (Kemenkes 2016).
data tersebut masih jauh dari harapan karena Pelaksanaan kunjungan rumah memerlukan
tidak sesuai dengan ketetapan pemerintah perencanaan dan persiapan yang matang dari
bahwa status kebersihan gigi dan mulut skor terapis gigi dan memerlukan kerja sama yang
(PHP-M) < 15 sehingga memberikan dampak baik dari keluarga. Fungsi utama bimbingan yang
karies bagi anak-anak seperti rasa sakit, ditopang oleh kegiatan kunjungan rumah ialah
gangguan fungsi kunyah yang menghambat fungsi pemahaman (Suryani 2018). Asuhan
konsumsi makanan atau nutrisi, anemia, keperawatan gigi keluarga dimaksudkan dapat
gangguan kenyamanan berupa kurang tidur dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman
berujung pada menurunnya kualitas hidup anak kesehatan gigi dan mulut, serta memberi
tersebut. Dampak lainnya adalah gangguan motivasi agar melakukan tindakan yang
konsentrasi belajar yang akan berpengaruh pada mendukung pada perilaku kesehatan gigi dan
prestasi belajar. Masalah gigi memang tidak mulut keluarga (Mardelita 2018).
masuk dalam daftar penyakit mematikan. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini
Kondisi inilah yang membuat sebagian adalah (1) memberdayaan kemandirian keluarga
masyarakat mengesampingkan upaya mencegah melalui inovasi asuhan keperawatan gigi dalam
bahkan juga mengobati penyakit gigi dan mulut meningkatkatkan status kebersihan gigi anak,
(Sköld et al. 2022). (2) meningkatkan pengetahuan pemeliharaan
Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di kesehatan gigi dan mulut keluarga, dan (3)
Gampong Peuniti disebabkan oleh belum meningkatkan kemampuan dalam memelihara
pernah/ belum terlaksananya asuhan diri dibidang kesehatan gigi dan mulut,
keperawatan gigi keluarga sehingga mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut,
mengakibatkatkan pengetahuan dan perilaku serta meningkatkan status kesehatan gigi dan
keluarga yang kurang mengenai kesehatan gigi mulut yang optimal.
dan mulut, khususnya cara menyikat gigi yang Manfaat kegiatan pengabdian masyarakat ini
baik dan benar. Keluarga belum memiliki adalah (1) pemberdayaan keluarga dalam
pengetahuan yang cukup terkait dengan meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut,
permasalahan kesehatan gigi dan mulut pada (2) meningkatkan mutu cakupan, efisiensi
anak. Selama ini terapis gigi dan mulut hanya pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam
melaksanakan pelayanan asuhan kesehatan gigi rangka tercapainya kemampuan pelihara diri
dan mulut berpusat di pelayanan kesehatan atau keluarga dibidang kesehatan gigi serta terhadap
puskesmas tanpa melibatkan unsur keluarga. peningkatan derajat kesehatan gigi dan mulut
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk yang optimal, dan (3) meningkatkan penerapan
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan gigi. pola asuhan keperawatan gigi keluarga terhadap
Di Gampong Peuniti belum pernah/ belum peningkatan derajat kesehatan gigi dan mulut.
terlaksananya asuhan keperawatan gigi keluarga
dengan layanan kunjungan rumah/ home visit Metode Pelaksanaan
dengan strategi jemput bola sehingga kurangnya Dalam Program Kemitraan Masyarakat ini,
motivasi orang tua mengenai pemeliharaan metode pendekatan yang digunakan untuk
kesehatan gigi dan mulut anaknya. Asuhan mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi
keperawatan gigi selama kunjungan di rumah mitra adalah dengan cara pendekatan
perlu diberikan bimbingan antisipatif pada orang partisipatif aktif secara berkelanjutan antara tim
tua dan pengasuh anak. peneliti dengan mitra, sebagai pengendali
Banyak program yang sudah berjalan, baik itu program Kemitraan Masyarakat berperan aktif
melalui program pemerintah, media massa, iklan melakukan pendampingan dan pembinaan
di televisi, atau penyuluhan di pusat kesehatan, secara berkala kepada mitra. Pengabdian
akan tetapi kurang dapat meningkatkan derajat masyarakat ini dilakukan dengan metode
kesehatan gigi di sektor masyarakat, sehingga kuantitatif dengan pendekatan deskriptif,
diperlukan gagasan inovatif untuk dengan sasaran keluarga yang memiliki anak

Page 84
Reca et. al

berusia antara 3-5 tahun, memiliki keluarga menyikat gigi menggunakan teknik
lengkap, ayah dan ibu , bersedia ikut serta dalam yang baik dan benar
kegiatan dan bersedia dilakukan layanan • Membangun kerjasama antara
kunjungan rumah. Intervensi yang diberikan orang tua, anak dan tenaga
berupa penyuluhan berbasis masalah, mengukur kesehatan dalam pemeliharaan
status kebersihan gigi anak dan demonstrasi cara kesehatan gigi dan mulut keluarga
menyikat gigi. Pelaksanaan kegiatan ini juga akan • Bekerja sama memelihara
selalu dimonitoring dan evaluasi, pendampingan, kebersihan gigi anak dengan peran
dan penilaian atas capaian program yang telah orang tua dalam mengontrol anak
dilaksanakan antara tim terhadap mitra. Tim untuk menyikat gigi tepat waktu
peneliti memfasilitasi dan mendampingi serta dan teknik menyikat gigi yang baik
membina mitra dari mulai awal hingga akhir
dan benar.
program.
b. Kunjungan II
Untuk dapat mencapai keberhasilan dalam
melaksanakan pengabdian perlu dirancang • Memberikan Edukasi kesehatan gigi
(Dental Health Education) pada
tahapan yang baik. Pelaksanaan kegiatan ini
keluarga tentang pemeliharaan
direncanakan meliputi berbagai kegiatan antara
kebersihan gigi dan mulut anak atau
lain sebagai berikut. anggota keluarga
• Menerangkan kepada keluarga
1. Tahap Persiapan mengenai kasus-kasus yang
• Koordinasi pelaksanaan program selama berkaitan dengan penyakit gigi dan
6 bulan antara tim pengabdian dan mitra. mulut dan bagaimana melakukan
Pada tahap ini dilakukan persiapan- pencegahan serta pengobatan
persiapan yang berhubungan dengan misalnya mengenai kasus karies
pelaksanaan program. gigi, kasus karang gigi, kasus
• Survei ke Gampong Peuniti Kota Banda kebiasaan buruk bagi kesehatan gigi
Aceh. dan mulut, kasus halitosis, dan
• Pertemuan dengan geuchik dan aparat gingivitis.
gampong membicarakan kegiatan yang • Menerangkan tentang
dilaksanakan serta prasyarat untuk pemeliharaan kebersihan gigi dan
keluarga yang memenuhi kriteria. mulut.
• Membantu keluarga dalam
2. Tahap Pelaksanaan memecahkan masalah kesehatan
• Pelaksanaan program sesuai dengan gigi
kesepakatan bersama antara tim pengusul • Menggali kontribusi keluarga dalam
dan mitra. melakukan tindakan perawatan
• Kegiatan pelayanan asuhan keperawatan • Memotivasi keluarga (anak dan
gigi direncanakan selama 5 hari atau 40 orang tua) dalam memelihara
jam efektif dengan 3 kali kunjungan. kesehatan gigi

a. Kunjungan I c. Kunjungan III


• Mengajak orang tua dan anak untuk • Mengingatkan peran orang tua agar
mengenali masalah kesehatan gigi selalu mengontrol anak untuk
dan mulut menyikat gigi dengan teknik yang
• Menjelaskan kepada orang tua dan benar dan tepat waktu yaitu pagi
anak faktor-faktor penyebab setelah sarapan pagi dan malam
masalah (salah satu adalah plak) sebelum tidur
• Mengajak dan menggali bersama • Meyakinkan orang tua, bahwa
orang tua dalam menentukan lubang gigi tidak dapat sembuh
penyebab masalah yang ada dalam dengan sendirinya, harus dilakukan
keluarga perawatan.
• Menjelaskan pengertian, penyebab • Memotivasi kepada orang tua agar
dan bahaya plak mau melakukan pembersihan
karang gigi karena karang gigi tidak
• Mengajak orang tua dan anak cara
mungkin hilang dengan sikat gigi,
melihat plak
tetapi harus dibersihkan oleh
• Mengajak orang tua dan anak dalam
tenaga kesehatan gigi.
melatih menghilangkan plak dengan

Page 85
Reca et. al

• Memberikan motivasi agar rajin tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan orang
untuk memeriksakan gigi keluarga tua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan
ke poliklinik gigi, setiap 6 bulan mulut anaknya. Evaluasi dilakukan sebelum
sekali, walaupun gigi tidak pelaksanaan asuhan keperawatan gigi keluarga
memberikan keluhan apa pun. (pre-test) dan sesudah pelaksanaan asuhan
• Membangun kesadaran keluarga keperawatan gigi keluarga (post-test) untuk
untuk mempertahankan kesehatan membandingkan pengetahuan , sikap dan
gigi keluarga, dengan selalu
tindakan orang tua sebelum dan sesudah
mengonsumsi makanan yang baik
dilakukan asuhan keperawatan gigi keluarga.
untuk kesehatan gigi, dan
mengurangi mengonsumsi gula Teknik analisis data menggunakan analisis
yang tinggi univariat, lokasi pengabdian masyarakat yaitu
• Mengingatkan untuk mengontrol Gampong Peuniti Banda Aceh. Koordinasi
kesehatan gigi keluarga dengan pelaksanaan program selama 6 bulan.
rutin setiap enam bulan sekali.
Hasil dan Pembahasan
Asuhan keperawatan gigi keluarga (layanan 1. Hasil Kegiatan
kunjungan rumah) juga akan mengikutsertakan Hasil pengabdian masyarakat yang dilakukan
orang tua sebanyak 3 kali kunjungan pada pada keluarga di Gampong Peuniti yang
masing-masing rumah selama 1 bulan (rentang berjumlah 30 anak dan ibunya sebagai
waktu per kunjungan yaitu 1 minggu dan responden. Kegiatan ini dilaksanakan bulan Mei
diberikan pendidikan kesehatan gigi tentang dan Juni 2022. Kegiatan Pemberdayaan
cara-cara pemeliharaan kesehatan gigi dan Kemandirian Keluarga Melalui Inovasi Asuhan
mulut pada orang tua masing-masing rumah Keperawatan Gigi dalam meningkatkan status
kesehatan gigi di Gampong Peuniti Kota Banda
selama 30 menit). Selain itu, untuk memotivasi
Aceh terlaksana dengan baik seperti terlihat
anak dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan
pada Gambar 1. Hal ini ditunjukkan dengan
mulut di rumah, tim kegiatan pengabdian perhatian dan kerja sama anak dan ibu yang
masyarakat akan memberikan stiker yang menjadi responden kegiatan ini. Setelah
menarik (icon emoticon) yaitu sebuah gambar dilakukan edukasi kesehatan gigi (dental health
karakter untuk mengekspresikan perasaan yang education) pada keluarga tentang pemeliharaan
tidak dapat diutarakan dengan kata-kata melalui kebersihan gigi dan mulut anak atau anggota
orang tuanya setiap hari sehingga menambah keluarga, tim pengabdian menjelaskan kepada
semangat anak dalam melakukan pemeliharaan keluarga mengenai kasus-kasus yang berkaitan
kesehatan gigi termasuk di dalamnya menyikat dengan penyakit gigi dan mulut dan bagaimana
gigi minimal 2x sehari secara rutin. melakukan pencegahan serta pengobatan,
membantu keluarga dalam memecahkan
3. Tahap monitoring dan evaluasi masalah kesehatan gigi, menggali kontribusi
keluarga dalam melakukan tindakan perawatan
Pelaksanaan asuhan keperawatan gigi
dan memotivasi keluarga (anak dan orang tua)
keluarga ini dilakukan pendampingan dan dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut.
penilaian atas capaian program yang telah Selain itu, dilakukan monitoring dan
dilaksanakan antara tim pengusul terhadap mengingatkan peran orang tua agar selalu
mitra. Kemudian evaluasi terhadap kegiatan juga mengontrol anak untuk menyikat gigi dengan
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana teknik yang benar dan tepat waktu.

Gambar 1. Kegiatan Asuhan Keperawatan Gigi

Page 86
Reca et. al

Hasil kegiatan ini memperlihatkan adanya Tabel 1 menunjukkan bahwa


peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan distribusi terbesar pengetahuan
perilaku ibu mengenai pemeliharaan kesehatan responden sebelum intervensi (pre-test)
gigi dan mulut ke arah yang menguntungkan berada pada kategori cukup (86,7%).
kesehatan gigi anak sehingga orang tua dapat Distribusi terbesar pengetahuan
memberikan motivasi kepada anak untuk responden sesaat setelah intervensi
memulai menciptakan kebiasaan pemeliharaan (post test I) berada pada kategori baik
kesehatan gigi dan mulut anak sehingga (76,7%) dan distribusi terbesar
tercapainya perubahan perilaku pemeliharaan pengetahuan responden satu bulan
kesehatan gigi dan mulut keluarga secara setelah intervensi (post test II) berada
mandiri. Hasil evaluasi dari kehadiran peserta, pada kategori baik (100%).
100% hadir, Anak dan ibunya sangat antusias
dengan kegiatan pengabdian masyarakat. Para 2) Sikap Responden
murid juga diminta untuk memperagakan cara Sikap responden pada tahap pre test,
menyikat gigi yang baik dan benar. Hasil post test I dan post test II selengkapnya
pengetahuan, sikap, tindakan ibu dan status dapat dilihat pada Tabel 2.
kebersihan gigi dan mulut anak sebelum Tabel 2 menunjukkan bahwa
intervensi (pre-test), sesaat sesudah intervensi distribusi terbesar sikap responden
(post-test I) dan 1 bulan setelah intervensi sebelum intervensi (pre-test) berada
dilakukan post-test II selengkapnya dapat dilihat pada kategori cukup (86,6%). Distribusi
pada Tabel 1. terbesar sikap responden sesaat
a. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu setelah intervensi (post test I) berada
(Responden) pada kategori baik (76,7%) dan
1) Pengetahuan Responden distribusi terbesar sikap responden
Pengetahuan responden pada tahap satu bulan setelah intervensi (post test
pre-test, post-test I dan post-test II II) berada pada kategori baik (100%).
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
1.

Tabel 1. Distribusi frekuensi pengetahuan orang tua tahap pre-test, post-test I dan post-test II
Pengetahuan n %
Pre-test 1. Kurang 4 13,3
2. Cukup 26 86,7
Baik 0 0
Post-test I 1. Kurang 0 0
2. Cukup 7 23,3
• Baik 23 76,7
Post-test II 1. Kurang 0 0
2. Cukup 0 0
• Baik 30 100

Tabel 2. Distribusi frekuensi sikap responden tahap pre test, post test I dan post test II
Sikap n %
Pre-test Kurang 2 6,7
Cukup 26 86,6
Baik 2 6,7
Post-test I Kurang 0 0
Cukup 7 23,3
• Baik 23 76,7
Post-test II Kurang 0 0
Cukup 0 0
• Baik 30 100

Page 87
Reca et. al

3) Tindakan Responden 2. Pembahasan


Tindakan responden pada tahap pre- a. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan
test, post-test I dan post-test II Responden
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel Pengetahuan, sikap dan tindakan
3. responden dalam pemeliharaan kebersihan
Tabel 3 menunjukkan bahwa gigi anak, menunjukkan hasil bahwa adanya
distribusi terbesar praktik responden peningkatan pengetahuan sikap dan
sebelum intervensi (pre-test) berada tindakan responden dari pre-test, post-test I
pada kategori cukup (86,6%). Distribusi dan post-test II. Hasil ini menunjukkan
bahwa adanya peningkatan disebabkan
terbesar praktik responden sesaat
karena dengan diberikan asuhan
setelah intervensi (post-test I) berada
keperawatan gigi dalam keluarga (layanan
pada kategori baik (76,7%). Distribusi kunjungan rumah), tenaga kesehatan gigi
terbesar praktik responden satu bulan melakukan komunikasi kepada anak dengan
setelah intervensi (post-test II) berada mengikutsertakan orang tua, sehingga
pada kategori baik (100%). keadaan terasa lebih dekat dan akrab serta
tumbuh rasa kekeluargaan, sehingga
b. Status Kebersihan Gigi dan Mulut perawat gigi dalam memberikan
Anak (Status PHPM) pengetahuan dan mengajak anak dan orang
Status Kebersihan gigi dan mulut anak tua untuk mengenali masalah kesehatan gigi
pada tahap pre-test, post-test I dan post-test II dan mulut lebih mudah. Menggali faktor
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4. penyebab dan menjelaskan proses
terjadinya masalah gigi kepada orang tua
Tabel 4. menunjukkan bahwa distribusi
sehingga orang tua memahami, timbul
terbesar status kebersihan gigi dan mulut
kesadaran, kemauan sehingga termotivasi
anak sebelum intervensi (pre-test) berada ibu untuk memelihara kesehatan gigi dan
pada kategori sangat buruk (53,3%). sesaat mulut keluarga. Tindakan aplikatif yang
setelah intervensi (post-test I) berada pada dilakukan keluarga dalam pemeliharaan
kategori baik (93,3%). Distribusi terbesar kesehatan gigi anak yaitu menyikat gigi
praktik responden satu bulan setelah dengan teknik yang benar dan tepat waktu
intervensi (post-test II) berada pada kategori yaitu pagi setelah sarapan pagi dan malam
baik (83,3%). sebelum tidur. Keluarga dapat memberikan
Tabel 3. Distribusi frekuensi tindakan responden tahap pre-test, post-test I dan post-test II
Praktik n %
Pre-test 3. Kurang 0 6,7
4. Cukup 26 86,6
Baik 2 6,7
Post-test I 3. Kurang 0 9
4. Cukup 7 23,3
• Baik 23 76,7
Post-test II 3. Kurang 0 0
4. Cukup 0 0
• Baik 30 100

Tabel 4. Distribusi frekuensi Status Kebersihan gigi dan mulut anak tahap pre-test, post-test I dan
post-test II
Status kebersihan gigi dan mulut anak n %
Pre-test Sangat Buruk 16 53,3
Buruk 9 30
Baik 5 16,7
Sangat Baik 0 0
Post-test I Sangat Buruk 0 0
Buruk 2 6,7
Baik 28 93,3
• Sangat Baik 0 0
Post-test II Sangat Buruk 0 0
Buruk 0 0
Baik 25 83,3
• Sangat Baik 5 16,7

Page 88
Reca et. al

motivasi kepada anak untuk memulai keluarga khususnya yang berhubungan


menciptakan kebiasaan pemeliharaan dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut
kesehatan gigi dan mulut anak sehingga anak, menjelaskan akibat lanjut dan bahaya
tercapainya perubahan perilaku anak. jika kebersihan gigi didak terjaga, menggali
Asuhan keperawatan gigi keluarga konstribusi keluarga dalam menentukan
(layanan kunjungan rumah) juga dapat pemecahan masalah, mengajak anak dan
membangkitkan peran serta orang tua orang tua untuk dapat memelihara
mengubah perilaku anak terhadap kebersihan gigi dengan menyikat gigi yang
kesehatan gigi lebih meningkat, adanya benar dan teratur, dan membangun
dukungan oleh ibu yang selalu mengontrol kerjasama dengan orang tua agar
dan memantau anak dalam menjaga memperhatikan dan mengontrol anak dalam
kebersihan gigi dan mulut, sehingga dapat menyikat gigi. Hal ini juga dapat disebabkan
mengajak orang tua dan anak untuk asuhan keperawatan gigi keluarga dapat
menyadari masalah penyakit gigi dan mulut, mengajak anak serta ibu untuk membangun
menerangkan akibat lanjut dan bahaya dari kerjasama dalam memelihara kesehatan gigi
lubang gigi, menggali konstribusi keluarga dan mulut. Mengajak orang tua agar
dalam memecahkan masalah penyakit gigi, memperhatikan dan mengontrol anak untuk
meyakinkan orang tua dan anak bahwa menyikat gigi dengan benar dan tepat waktu,
lubang gigi tidak dapat sembuh dengan Peran serta orang tua dalam mengontrol
sendirinya, tetapi harus dilakukan waktu sikat gigi anak dapat mempengaruhi
perawatan (Friedman et al. 2010). nilai kebersihan gigi anak. Hal tersebut
Membangun kesadaran keluarga untuk sesuai dengan penelitian yang dilakukan di
mempertahankan kesehatan gigi keluarga, Swedia, menunjukkan hasil penurunan
agar bersedia melakukan perawatan ke angka kebersihan mulut dan karies dengan
tempat pelayanan kesehatan gigi, menjalin menyikat gigi karena memakai pasta gigi
kemitraan dan bekerja sama antara perawat dengan diawasi orang tua terbukti lebih baik
gigi dengan keluarga dalam memelihara dari pada yang tidak diawasi oleh orang
kesehatan gigi keluarga dengan tuanya dalam menyikat gigi (Hu et al. 2022).
memperhatikan konsumsi makanan yang Penerapan asuhan keperawatan gigi
baik untuk kesehatan gigi, dan mengurangi keluarga (layanan kunjungan rumah), ibu
konsumsi gula yang tinggi dalam keluarga lebih memperhatikan kebersihan gigi anak
(Clarke dan Stevens 2019). dalam menyikat gigi yang teratur, dapat
Hasil ini menunjukkan bahwa menunjukkan hasil yang lebih baik. Hal ini
pemberdayaan kemandirian keluarga sesuai dengan penelitian yang dilakukan
melalui inovasi asuhan keperawatan gigi pada murid sekolah di Trinidad, bahwa
dalam meningkatkan pengetahuan, sikap mengunjungi rumah secara rutin
dan tindakan ibu ke arah yang positif dalam memberikan konseling dan wawancara
pemeliharaan kebersihan gigi sehingga kepada orang tua, memberi penjelasan
dapat meningkatkan derajat kesehatan gigi tentang kebersihan gigi dan mulut anak
dan mulut anak. kepada orang tua, sehingga orang tua merasa
gigi anak harus disikat tiga kali sehari secara
b. Status Kebersihan Gigi dan Mulut benar dan teratur, hal ini memberikan hasil
Anak (Status PHPM) signifikan (p<0.001) terhadap kebersihan
Berdasarkan Tabel 4. menunjukkan gigi dan mulut anak (Hui et al. 2021). Hasil
bahwa adanya perubahan ke arah yang lebih ini menunjukkan bahwa pemberdayaan
baik status kebersihan gigi dan mulut anak
kemandirian keluarga melalui inovasi
dari pre-test, post-test I dan post-test II,
asuhan keperawatan gigi dalam
sebelum intervensi (pre-test) berada pada
kategori sangat buruk (53,3%). sesaat meningkatkatkan status kebersihan gigi
setelah intervensi (post-test I) berada pada anak.
kategori baik (93,3%). Distribusi terbesar
praktik responden satu bulan setelah Kesimpulan
intervensi (post-test II) berada pada kategori Dari hasil pengabdian masyarakat yang telah
baik (83,3%). Hasil ini menunjukkan bahwa dilakukan oleh tim pelaksana maka didapat
dengan asuhan keperawatan gigi keluarga kesimpulan bahwa 1) Ada peningkatan
(layanan kunjungan rumah), dapat pengetahuan, sikap dan praktik ibu (pre-test, post
membantu anak dan orang tua dalam test I, post test II ) dari 86,6 % kategori cukup
mengidentifikasi masalah dan menggali
menjadi 100% kategori baik dalam
penyebab masalah yang ada di dalam

Page 89
Reca et. al

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan Service. International Dental Journal, 71(6):
pemberdayaan kemandirian keluarga melalui 508–515.
inovasi asuhan keperawatan gigi dalam Kemenkes. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan
meningkatkan status kebersihan gigi Di nomor 39 tahun 2016 tentang Pedoman
Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh. 2) Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat
Adanya perubahan ke arah yang lebih baik status dengan Pendekatan Keluarga, Lembar
Negara. Kemenkes RI: Jakarta.
kebersihan gigi dan mulut anak (pre-test, post-
Kohli R, Arora G, Blanc AF, Pham E, Gubrud-Howe
test I dan post-test II) dari 53,3% kategori sangat
P. 2021. Oral health clinical training and
buruk menjadi 83,3% kategori baik. Implikasi dental referral program for nurses: An
dari kegiatan ini, orang tua dapat memberikan interprofessional collaborative project.
motivasi kepada anak untuk memulai Geriatric Nursing, 42(4):880-886.
menciptakan kebiasaan pemeliharaan kesehatan Mardelita S. 2018. Faktor-faktor yang
gigi dan mulut anak sehingga tercapainya berhubungan dengan kecemasan anak pada
perubahan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi perawatan gigi di Puskesmas Bandar Baru
dan mulut keluarga secara mandiri. Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2018. Jurnal
Direkomendasikan bagi ibu agar dapat Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
membimbing anak dalam pemeliharaan Universitas Sari Mutiara Indonesia, 3(1):48-
kebersihan gigi di rumah khususnya dalam hal 56.
mempraktikkan sikat gigi yang baik dan benar Osman BM, Elshara HM, Elkarmalawy E. 2018.
Oral and dental nursing care knowledge and
dan tepat waktu dan diharapkan puskesmas
practice among nurses working at primary
membuat program UKGM menggunakan pola dental clinic: a survey study. International
asuhan keperawatan gigi dengan layanan Journal of Research in Applied, Natural and
kunjungan rumah dalam meningkatkan derajat Social Sciences (IJRANSS), 6:67-78.
kesehatan gigi dan mulut keluarga. Rahayu ES, Reca R. 2022. Knowledge and attitude
of the mother in maintenance of dental
Ucapan Terima Kasih cleaning in Qurratul Ayyun Early Childhood
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Education at Banda Aceh City. Science
Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Midwifery, 10(2):999-1003.
Aceh dan semua pihak yang telah membantu Reca, Liana I. 2019. Efektivitas Asuhan
kelancaran pelaksanaan kegiatan pengabdian Keperawatan Gigi Keluarga Terhadap
Perubahan Derajat Kesehatan Gigi Dan Mulut
masyarakat ini.
Pada Murid Kelas V SDN 12 Dan SDN 60 Kota
Banda Aceh.
Daftar Pustaka Reca R, Zahara E. 2022. Hubungan pengetahuan
Boyd LD, Mallonee LF, Wyche CJ, Halaris JF. 2020. ibu dengan status kebersihan gigi dan mulut
Wilkins' Clinical practice of the dental pada 3-5 tahun Gampong Peuniti Kota Banda
hygienist. Jones & Bartlett Learning: Aceh. Jurnal Mutiara Kesehatan Masyarakat,
Burlington. 7(1):1–5.
Clarke L, Stevens C. 2019. Preventing dental Riskesdas. 2018. Badan Penelitian dan
caries in children : why improving children’s Pengembangan Kesehatan Kementerian
oral health is everybody’s business. Kesehatan RI. Jakarta.
Paediatrics and Child Health, 29(12):536–542. Sköld UM, Birkhed D, Xu JZ, Lien KH, Stensson M,
Darby ML, Walsh MM. 2015. Dental Hygiene Liu JF. 2022. Risk factors for and prevention
Theory and Practice. 2nd Edition. Sounders: of caries and dental erosion in children and
Missouri. adolescents with asthma. Journal of Dental
Dinkes. 2014. Profil Kesehatan Kota Banda Aceh. Sciences, 17(3):1387-1400.
Friedman MM, Bowden VR, Jones EG. 2010. Buku Suryani L. 2018. Pengaruh home visit asuhan
ajar keperawatan keluarga: Riset, teori, dan keperawatan gigi keluarga terhadap status
praktik, alih bahasa, Akhir Yani S. Hamid dkk. kebersihan gigi dan mulut pada balita di Desa
EGC: Jakarta. Lambhuk Banda Aceh. Jurnal Kesehatan
Hu W, Wang Y, Chen R, Pan T. 2022. Oral health Masyarakat Dan Lingkungan Hidup, 3(1):69–
status and literacy / knowledge amongst 79.
pregnant women in Shanghai. International
Dental Journal, S0020-6539:1–7.
Hui S, Tan X, Teo Y, Hui M, Tan X, Gao X. 2021.
Childhood factors and dental caries in the
permanent dentition : findings of an 8-year
study under a Nationwide School Dental

Page 90

Anda mungkin juga menyukai