Anda di halaman 1dari 27

TUGAS TRANSLATE JURNAL

Waiting room time: An opportunity for parental oral


health education
Canadian Journal of Public Health.  108.3 (September-October 2017):
pe251. From Gale Social Science Collection 2018.

DOI: http://dx.doi.org/10.17269/CJPH.108.5984
Copyright: COPYRIGHT 2017 Canadian Public Health Association
http://www.cpha.ca/en/cjph.aspx

(Gale)

Penerjemah:

IZAZ ZAYYAN LISTY PUTRI

NIM: J2A017002

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2017
HASIL TERJEMAHAN

Judul

Waktu tunggu: Kesempatan untuk pendidikan kesehatan mulut pada orang tua

Abstrak:

TUJUAN: Program Gigi Anak UBC (CDP) telah memberikan perawatan gigi
gratis kepada anak-anak berpenghasilan rendah yang tidak terlayani, namun
komponen pencegahannya perlu ditingkatkan. Tujuan penelitian ini adalah: 1)
mengembangkan program pendidikan gigi "ruang tunggu berbasis anak" yang
melibatkan pengasuh anak-anak ini, dan 2) menilai kelayakan, akseptabilitas dan
efektivitas program.

METODE: Dalam persiapan, analisis situasional (SA) mencakup wawancara


terstruktur dengan perawat, dan dengan berbagai pemangku kepentingan
(misalnya, siswa kedokteran gigi, instruktur, otoritas kesehatan) yang terlibat
dalam program CDP. Berdasarkan SA, pendidikan berpusat pada pengasuh
dirancang menggunakan presentasi power point interaktif; Setelah presentasi,
masing-masing pengasuh menetapkan tujuan yang dipersonalisasi untuk
memodifikasi perilaku merawat anaknya. Evaluasi program dilakukan dengan
menindaklanjuti panggilan telepon; Keefektifan program dinilai dengan
membandingkan sebelum / setelah proporsi pengasuh menyikat gigi anak mereka,
anak-anak menyikat gigi di pagi dan sore hari, anak-anak yang mengonsumsi
makanan ringan yang mengandung gula, dan anak-anak yang minum minuman
mengandung gula.

HASIL: Program ini terbukti mudah dilaksanakan (layak dilakukan) dan tingkat
rekrutmennya adalah 99% (dapat diterima). Tingkat tindak lanjut adalah 81%. SA
mengidentifikasi bahwa pengetahuan perawat tentang etiologi karies dan
pencegahan terbatas. Semua pengasuh yang direkrut menyelesaikan sesi
pendidikan dan menetapkan tujuan untuk keluarga mereka. Evaluasi tersebut
menunjukkan peningkatan diet jangka pendek yang dilaporkan oleh pemberi
perawatan dan perilaku perawatan diri oral anak-anak mereka.

KESIMPULAN: Program pendidikan kedokteran gigi yang melibatkan perawat di


ruang tunggu merupakan strategi yang layak, dapat diterima dan menjanjikan
untuk memperbaiki perilaku anak-anak yang lebih pendek.

KATA KUNCI: Pendidikan gigi; anak-anak; orangtua; pencegahan primer

1
NASKAH LENGKAP

Survei Tindakan Kesehatan Kanada 2010 melaporkan bahwa 57% anak-anak


Kanada 6-11 tahun memiliki karies, dengan rata-rata 2,5 gigi yang terkena
kerusakan gigi. (1) Canadian Institute for Health Information melaporkan bahwa
"Operasi sehari untuk karies anak usia dini merupakan 31% operasi sepanjang
hari untuk anak-anak usia 1 sampai lebih muda dari 5, menjadikannya sebagai
penyebab utama operasi hari untuk anak-anak seusia ini". (2) Karena individu
rentan terhadap karies sepanjang hidup mereka, dan pengalaman karies bersifat
kumulatif, karies pada usia muda mungkin memiliki konsekuensi jangka panjang,
termasuk kehilangan gigi prematur. (3) Karies gigi pada anak-anak tetap menjadi
masalah kesehatan masyarakat di negara-negara industri dan diperburuk oleh
hambatan yang ada untuk mengakses perawatan gigi. (4,5) Dokter gigi umum
kurang tertarik untuk melihat anak kecil karena sulitnya menjalin hubungan baik
dengan mereka, dokter gigi anak-anak memiliki daftar tunggu yang panjang dan
perusahaan asuransi tidak tertarik atau membatasi kompensasi untuk pendidikan
kesehatan oral. Dengan demikian, strategi alternatif untuk pendidikan kesehatan
mulut perlu dijajaki. Empat periode kritis di masa kanak-kanak telah
direkomendasikan sebagai optimal untuk pendidikan pencegahan kesehatan
mulut: usia awal 1, usia 1-3, usia 4-5, dan usia 6-7 tahun. (6) Strategi pengelolaan
karies yang paling umum didasarkan pada model biomedis yang berfokus pada
pemulihan gigi (pencegahan sekunder) daripada mencegah penyakit (pencegahan
primer). (7) Model yang berfokus pada perawatan ini tidak memadai untuk
mengurangi ketidaksetaraan sosial pada populasi anak karena tidak mengatasi
penyebab penyebab, atau juga berfokus pada keseluruhan keluarga. (8) Selain itu,
mengalokasikan dana semata-mata untuk perawatan mungkin tidak efektif
menggunakan sumber daya langka yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan gigi
masyarakat berpenghasilan rendah yang kurang terlayani. (6) Yang terpenting,
model biomedis memandang faktor penentu sosial kesehatan yang
mempertimbangkan lingkungan sosial, ekonomi dan politik. (9) Tidak
mengherankan, rendahnya status sosio-ekonomi orang tua, kurangnya perawatan
diri oral yang benar, dan kunjungan gigi tidak teratur telah dikaitkan dengan
perkembangan karies pada anak-anak. (10) Untuk meningkatkan kesehatan mulut
pada populasi anak, kita perlu ingat bahwa kesehatan anak sangat terkait dengan
gaya hidup dan keadaan pengasuhnya. (11,12) Oleh karena itu, program
pencegahan karies harus melibatkan anak dan orang tua mereka. (13)

2
Keterlibatan orang tua yang aktif adalah komponen penting dan pengasuh harus
memainkan peran kunci untuk anak-anak mereka di semua kegiatan pencegahan
karies yang berhubungan dengan perawatan di rumah. Pencegahan karies yang
melibatkan orang tua atau pengasuh harus mengatasi modifikasi dua perilaku
terkait kesehatan gigi: diet dan perawatan diri secara oral. Misalnya, penggunaan
pasta gigi berfluorida secara teratur telah diidentifikasi dalam tinjauan terbaru
sebagai pendekatan perawatan rumah yang paling hemat biaya untuk anak-anak.
(14) Modifikasi diet keluarga juga perlu dipertimbangkan, karena diet sering
mengandung gula dikaitkan dengan tingkat karies tinggi pada anak-anak. (15)

Program Gigi Anak Universitas British Columbia (UBC CDP) telah memberikan
perawatan gigi gratis selama lebih dari 40 tahun kepada anak-anak dari keluarga
berpenghasilan rendah yang tinggal di masyarakat sekitar. Perawatan gigi
bukanlah bagian dari layanan kesehatan provinsi yang didanai oleh Medical
Services Plan, sehingga perawatan karies anak usia dini merupakan beban berat
bagi keluarga. Sebagai tanggapan atas masalah ini, CDP dikembangkan pada
pertengahan tahun 1970an. Ini dimulai sebagai klinik musim panas enam minggu
untuk siswa kedokteran gigi antara tahun ketiga dan keempat mereka. Saat ini,
CDP menawarkan layanan perawatan gigi dasar gratis kepada anak-anak usia
sekolah yang berpenghasilan rendah. Anak-anak berusia 6-18 tahun terutama
dirujuk ke program oleh staf dokter gigi dari Otoritas Kesehatan (Vancouver
Coastal Health, Fraser Health) yang merekrut anak-anak dari berbagai lokasi
(Vancouver, Richmond, Chilliwack, Burnaby, Langley, Surrey, Delta, New
Westminster , Vancouver Utara, dan Misi). Penilaian surveilans gigi termasuk
perekrutan anak-anak ke CDP disediakan di unit kesehatan masyarakat atau di
berbagai lingkungan masyarakat seperti Community Center Hubs, Indent Support
Groups, program Imigran Baru, dan program Sekolah yang Kuat. CDP
menyediakan perawatan gigi dan menangani kebutuhan perawatan gigi anak-anak
dari keluarga yang jika tidak tidak mampu melakukan perawatan tersebut.

Pentingnya pencegahan karies primer diakui oleh koordinator dan instruktur klinis
CDP UBC. Pencegahan karies utama adalah tanggung jawab bersama untuk
kesehatan gigi anak antara perawat dan profesional gigi dan merupakan langkah
penting menuju pengurangan karies anak-anak dan tingkat keparahannya. (16)
Dengan demikian, keterlibatan orang tua yang aktif, terutama ibu, sangat penting
untuk memfasilitasi perubahan perilaku yang mendukung kesehatan gigi anak.
(17) Anak-anak yang menerima perawatan gigi di CDP menghabiskan banyak
waktu di ruang tunggu. Oleh karena itu, ruang tunggu mungkin merupakan setting

3
praktis untuk menasihati dan mendidik pengasuh tentang kesehatan gigi anak
mereka. Dalam merancang program pendidikan kesehatan untuk orang tua,
penting juga untuk menilai pengetahuan tentang gigi dan preferensi pengasuh
mereka dalam penyampaian program pencegahan.

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) mengembangkan program pendidikan gigi


"ruang tunggu berbasis" yang melibatkan pengasuh anak-anak dengan
penghasilan rendah, dan 2) untuk menguji kelayakan, akseptabilitas dan
efektivitas jangka pendek program ini.

BAHAN DAN METODE

Penelitian saat ini telah disetujui oleh Behavioral Ethics Board (H13-03440) dan
dilakukan dari 2013-2015.

Memilih kerangka teori

Beberapa model teoretis telah digunakan untuk memandu pengembangan dan


evaluasi program pendidikan kesehatan gigi. Model Pencapaian Awal sebelumnya
telah diuji dalam promosi kesehatan oral (18,19) dan terbukti layak untuk
pendidikan gigi yang menargetkan orang-orang yang kurang terlayani. (20) Oleh
karena itu, kami memilih model ini untuk memandu berbagai tahap program. (18)
Komponen kunci dari model ini adalah memasukkan penilaian kebutuhan dalam
persiapan intervensi / pendidikan dan untuk memfasilitasi keterlibatan aktif
audiens yang dituju. Selanjutnya, peserta didorong untuk menetapkan tujuan
mereka sendiri menuju perubahan perilaku untuk memenuhi hasil yang diinginkan
program.

Tahapan program pendidikan kedokteran gigi

4
Seperti yang direkomendasikan oleh Precede Proceed Model, program pendidikan
kesehatan gigi mencakup tiga tahap yang berbeda (persiapan, intervensi dan
evaluasi). Dalam persiapan (Tahap 1), kami melakukan analisis situasional (SA)
yang terdiri dari wawancara dengan perawat (kohort perawat pertama) dan
berbagai pemangku kepentingan yang terlibat dalam kapasitas yang berbeda
dalam CDP UBC. Untuk intervensi (Tahap 2) dan berdasarkan SA, kami
merancang pendidikan kesehatan gigi yang melibatkan kohort kedua perawat di
ruang tunggu atau di tempat tenang lainnya sementara anak-anak mereka
menerima perawatan. Untuk evaluasi program (Tahap 3), kami menghubungi
kelompok perawat kedua melalui telepon untuk mengeksplorasi kesuksesan
mereka dalam mencapai tujuan pribadi mereka yang bertujuan untuk memperbaiki
perilaku terkait kesehatan gigi bagi anak-anak mereka.

Persiapan Tahap 1: Analisis Situasional

Panduan wawancara dengan pertanyaan terstruktur dan terbuka digunakan untuk


mengumpulkan informasi dari kohort pertama perawat (n = 76) di klinik gigi UBC
dan Douglas College. Panduan wawancara dikembangkan, pilot diuji dan
kemudian direvisi berdasarkan masukan dari perawat sukarela yang tidak
dilibatkan dalam penelitian saat ini. Wawancara dengan perawat berlangsung di
ruang tunggu klinik dan mencakup pengetahuan tentang gigi, perilaku anak dan
preferensi perawat mengenai penyampaian program pendidikan pencegahan.
Bagian kedua dari analisis situasional adalah wawancara dengan Staf Otorita
Kesehatan yang bertanggung jawab untuk perekrutan pasien untuk CDP UBC,
fakultas Kedokteran Gigi UBC yang mengoordinasikan program atau instruktur
klinis dalam program ini, dan siswa kedokteran gigi senior yang disediakan
perawatan klinis. Tujuan utama mewawancarai para pemangku kepentingan yang
berbeda adalah untuk memeriksa sudut pandang mereka tentang menambahkan
komponen pencegahan bagi perawat dan untuk mengeksplorasi apakah siswa
kedokteran gigi yang memberikan perawatan anak juga dapat menjadi pendidik
pengasuhan.

Tahap Pelaksanaan 2: Merancang Program Pendidikan Gigi Program pendidikan


gigi dikembangkan berdasarkan temuan dari analisis situasional, dengan
mempertimbangkan kebutuhan pengasuh dan preferensi mereka. Sebelum
melahirkan, pendidikan berpusat pada pengasuh ini telah diuji sebelumnya dengan
sampel perawat kecil yang tidak termasuk dalam penelitian saat ini. Orangtua

5
meminta konseling satu lawan satu, jadi presentasi power point dengan gambar
berwarna dikembangkan. Presentasi ini menjelaskan proses, etiologi dan
pencegahan karies gigi. Jika pengasuh memiliki bahasa Inggris terbatas, dia
dibantu oleh staf atau anggota tim medis yang ahli dalam bahasa ibu pengasuh.
Untuk menjaga konsistensi, satu individu menyampaikan semua presentasi.
Selama presentasi, masing-masing pengasuh didorong untuk mengajukan
pertanyaan. Pertimbangan penting adalah untuk memfasilitasi setiap motivasi
intrinsik pengasuh; Dengan demikian, setelah presentasi, kami meminta setiap
pengasuh untuk membuat tujuan yang dipersonalisasi terkait dengan perubahan
perilaku anak mereka. Untuk membantu mereka dalam proses ini, masing-masing
pengasuh diberikan template dari kartu "penetapan tujuan" (Gambar 1). Pengasuh
kemudian bisa mengidentifikasi dan memilih tujuan yang paling sesuai untuk
keluarga mereka. Setiap pengasuh mengambil kartu namanya yang dipersonalisasi
dan salinannya disimpan untuk tindak lanjutnya.

Tahap Evaluasi Program 3

Tindak lanjut kohort kedua perawat adalah melalui telepon. Untuk


memaksimalkan tingkat tindak lanjut, setidaknya ada tiga telepon yang dibuat.
Untuk memungkinkan perbandingan langsung antara garis dasar (sebelum
pendidikan) dan tindak lanjut (2-3 bulan setelah pendidikan), empat pertanyaan
yang sama diajukan pada kedua periode pengamatan: jika perawat menyikat gigi
anak mereka, jika seorang anak menyikat gigi di pagi dan sore hari, jika seorang
anak makan makanan ringan yang mengandung gula dan jika seorang anak minum
minuman yang mengandung gula. Tindak lanjut dilakukan oleh individu yang
sama yang memberikan intervensi.

Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak IBM SPSS


Version 21.0 dan ambang batas untuk signifikansi statistik ditetapkan pada p
<0,05. Pengasuhan laporan sendiri mengenai empat perilaku anak mereka
dibandingkan sebelum dan sesudah intervensi melalui uji chi square Pearson atau
uji pasti Fisher, jika memungkinkan.

HASIL

6
Studi saat ini mendaftarkan dua kohort pengasuh; kelompok pertama pengasuh (n
= 97) diwawancarai selama tahap persiapan (analisis situasional), dan kelompok
perawat kedua diwawancarai secara singkat sebelum intervensi (pre-test, n = 80)
dan setelahnya (pasca tes , n = 67).

Persiapan Tahap 1: Analisis situasional

Dari semua wali yang diwawancarai, 24% (24/97) tidak berbicara bahasa Inggris
di rumah. Selain bahasa Inggris, bahasa yang paling sering diucapkan di rumah
adalah Punjabi (56%), Arab (21%) dan Mandarin (8%). Tidak ada informasi
sosio-demografis lainnya yang tersedia untuk sampel kami.

Selama masa studi, perlakuan berikut diberikan kepada anggota sampel kami
untuk gigi sulung: dua tambalan amalgam permukaan (n = 352); pulpotomies (n =
131); mahkota stainless steel (n = 341); ekstraksi (n = 350); dan untuk gigi
permanen, restorasi (n = 86).

Melakukan penilaian kebutuhan dan penyampaian program pendidikan


kedokteran gigi terbukti layak dilakukan orang tua di ruang tunggu kita. Hanya 1
dari 98 pengasuh yang diundang untuk berpartisipasi (tingkat rekrutmen 99%)
menolak, memilih tinggal bersama anaknya selama perawatan gigi. Karena
ketersediaan penafsir dalam populasi siswa kedokteran gigi kami, kami tidak perlu
mengecualikan pengasuh apapun karena hambatan bahasa.

7
Wawancara Dengan Pengasuh (N = 97)

Mayoritas pengasuh adalah ibu dan alasan utama kunjungan anak mereka adalah
menerima perawatan gigi gratis yang jika tidak, mereka tidak mampu. Tujuh
persen perawat dan 66% anak mereka lahir di Kanada. Mayoritas anak-anak
berusia kurang dari atau sama dengan 6 tahun dan 65% diantaranya termasuk
dalam program ini untuk pertama kalinya. Bus mengumpulkan pengasuh dengan
anak-anak mereka dari berbagai lokasi (waktu rata-rata 38 menit untuk mencapai
lokasi) dan membawa mereka ke klinik gigi universitas. Para pengasuh memiliki
pengetahuan yang terbatas tentang karies gigi, yang kami kaji dengan mengajukan
dua pertanyaan terbuka: 1) Menurut Anda, apa yang menyebabkan kerusakan
gigi? dan 2) Beritahu kami bagaimana karies gigi dapat dicegah pada anak Anda?
Hanya 24% (23/97) pengasuh yang mengetahui bahwa karies gigi sebagian besar
disebabkan oleh makanan yang mengandung gula dan kurangnya perawatan diri
oral dengan pasta gigi berfluoride: 8% (9/97) dari pengasuh percaya bahwa satu-
satunya penyebab untuk karies tidak menyikat gigi, 37% (36/97) menganggap
bahwa satu-satunya penyebab adalah gula dalam makanan, 22% (21/97) tidak tahu
apa yang menyebabkan karies dan 8% (8/97) menganggap karies adalah karena
"gen buruk". Mengenai pencegahan karies di masa depan, 69% (96/97) perawat
percaya bahwa karies dapat dicegah, 13% (13/97) beranggapan bahwa kambuhnya
karies pada gigi anak mereka tidak dapat dihindari, dan 19% (18/97) melakukan
Tidak tahu apakah karies bisa dicegah. Mayoritas pengasuh memilih satu-satu
konseling sebagai pilihan mereka untuk pendidikan kedokteran gigi.

Wawancara Dengan Berbagai Pemangku Kepentingan dari CDP UBC

Pemangku kepentingan (yaitu, instruktur gigi yang mengawasi semua aktivitas


program, staf otoritas kesehatan) merekrut anak-anak dengan suara bulat setuju
bahwa CDP UBC perlu menyertakan komponen pencegahannya. Dengan
bersamaan, mereka menyadari bahwa siswa kedokteran gigi memiliki
keterbatasan waktu untuk memberikan perawatan gigi yang kompleks, sehingga
mereka tidak bertanggung jawab atas konseling preventif perawat. Fakultas klinis
UBC (n = 8, 100% response rate) mengemukakan bahwa pendidikan gigi dapat
diberikan oleh siswa kedokteran gigi gigi atau gigi muda. Saran alternatif oleh staf
Otoritas Kesehatan (n = 4, tingkat respons 100%) dan mahasiswa kedokteran gigi

8
kelas atas (n = 42, tingkat respons 100%) adalah untuk menciptakan sumber
online yang mudah diakses oleh perawat sesuai kenyamanan mereka.

Tahap Pelaksanaan 2: Merancang program pendidikan gigi

Berdasarkan SA, pendidikan berpusat pada pengasuh dirancang menggunakan


presentasi titik daya interaktif; Setelah presentasi, masing-masing pengasuh
diberikan kartu tujuan (Gambar 1) dan diminta untuk menetapkan tujuan
personalisasi untuk memodifikasi perilaku merawat anaknya.

Evaluasi program Tahap 3

Efektivitas jangka pendek program dievaluasi dan tingkat partisipasi pengikut


perawat adalah 81% (67/80). Pengasuh hilang untuk ditindaklanjuti karena
hambatan bahasa (n = 8) atau karena nomor telepon mereka tidak lagi beroperasi
(n = 5). Temuan yang berkaitan dengan perubahan perilaku yang dilaporkan
setelah pendidikan gigi disajikan pada Tabel 1. Perubahan yang paling signifikan
adalah peningkatan jumlah orang tua yang melaporkan menyikat gigi anak mereka
(OR = 23,5; 95% CI: 9.3-56.0): sebelum intervensi, 12% (8/67) pengasuh
melaporkan menyikat gigi anak mereka; Setelah intervensi, proporsi ini
meningkat menjadi 79% (53/67). Sebelum pendidikan, 54% (36/67) anak
menggosok gigi sebelum tidur, berdasarkan laporan perawat; Proporsi ini
meningkat menjadi 85% (57/67) setelah intervensi. Perbaikan perilaku diet terkait
dilaporkan juga diamati. Pada awal, menurut laporan perawat, sebagian besar
anak-anak (> 90%) mengkonsumsi makanan ringan atau minuman yang
mengandung gula; Setelah pendidikan, proporsinya turun menjadi 31% (21/67)
dan 69% (46/67) untuk makanan ringan dan minuman. Meskipun ada perubahan
perilaku positif dan substansial, masih ada variasi yang cukup besar mengenai
perubahan ini, seperti yang ditunjukkan oleh kisaran CI 95% yang agak luas untuk
rasio odds, yang menunjukkan bahwa manfaat pendidikan gigi untuk
memperbaiki perilaku anak bervariasi di antara para pengasuh.

9
DISKUSI

Studi saat ini dirancang, diimplementasikan dan dievaluasi kelayakan, penerimaan


dan efektivitas jangka pendek program pendidikan kesehatan gigi yang berpusat
pada pengasuh. Selama penunjukan gigi anak mereka, orang tua direkrut di ruang
tunggu dan program pendidikan disampaikan dalam lingkungan yang lebih
pribadi. Pendidikan kesehatan gigi mudah dilaksanakan (layak dilakukan) dan
diterima dengan baik oleh mayoritas perawat. Setelah intervensi, perubahan
positif pada perilaku terkait kesehatan gigi anak diamati.

Beban penyakit gigi terutama mempengaruhi anak-anak berpenghasilan rendah


yang terlayani. (4) Saat ini, program gigi publik Kanada terutama memberikan
perawatan darurat atau perawatan dasar untuk anak-anak dari keluarga
berpenghasilan rendah dan program semacam itu sangat berbeda antar provinsi
mengenai jenis layanan yang tercakup dan kelayakannya. (21) Oleh karena itu,
sumber daya yang langka perlu digunakan secara efisien untuk mengurangi
kesenjangan kesehatan gigi di kalangan anak kecil. Ketidakseimbangan kesehatan
mulut dapat ditangani dengan bekerja dalam kemitraan lintas disiplin medis dan
memusatkan perhatian pada faktor-faktor penentu kesehatan yang mendasarinya.
(22) Misalnya, karies gigi diidentifikasi sebagai kondisi prioritas tinggi, karena itu
termasuk dalam Pedoman Baru untuk Dokter yang Mengobati Imigran dan
Pengungsi yang Baru Tiba. (23)

Strategi promosi kesehatan kami nampaknya sangat menjanjikan bagi orang tua
dari anak-anak berpenghasilan rendah yang menerima perawatan di klinik umum,
swasta atau universitas. Studi kami mendukung keterlibatan pengasuh aktif dalam
memodifikasi pola perilaku keluarga yang tidak sehat. Penerimaan tinggi oleh
orang tua dari model pendidikan saat ini mungkin memiliki beberapa penjelasan.
Pertama, para pengasuh sudah hadir di klinik universitas, sehingga mereka tidak
perlu meluangkan waktu ekstra dari pekerjaan atau tugas rumah mereka. Kedua,
para pengasuh sadar bahwa anak mereka menderita penyakit gigi lanjut. Ketiga,
para pengasuh tahu bahwa perawatan di CDP UBC adalah acara "satu kali saja";
Perlakuan lebih lanjut harus dibiayai oleh orang tua. Untuk alasan ini, pengasuh

10
ini mungkin sangat termotivasi untuk belajar bagaimana karies pada anak mereka
dapat dicegah di masa depan. Selain itu, alat pendidikan yang kami gunakan,
presentasi power point dan kartu penetapan tujuan, juga cenderung menjadi faktor
pendorong tambahan yang memfasilitasi keterlibatan orang tua yang aktif.
Mengingat alat pendidikan kami berdasarkan masukan orang tua mudah
diterapkan dan diterima dengan baik oleh perawat dari beragam latar belakang
etnis, alat pendidikan semacam itu dapat diterapkan di lingkungan lain di mana
orang tua / pengasuh "menunggu" sementara anak-anak mereka mendapat
perawatan.

CDP UBC memberikan perawatan gigi gratis kepada anak-anak terutama dari
keluarga berpenghasilan rendah, dan penelitian saat ini menunjukkan bahwa
sebagian besar pengasuh ini memiliki pengetahuan kedokteran gigi yang terbatas.
Karena itu, program ini harus menambahkan komponen preventif untuk
memudahkan pemeliharaan kesehatan gigi anak-anak ini. Kami menunjukkan
bahwa penyampaian pendidikan pencegahan bagi perawat dapat dengan mudah
diatur saat mereka duduk di ruang tunggu. Pertimbangan penting adalah
bagaimana program preventif dapat dipertahankan di masa depan. Siswa
kedokteran gigi yang memberikan perawatan memiliki cukup waktu untuk
konseling pencegahan tatap muka, yang merupakan cara preferensi yang
dilaporkan oleh mayoritas perawat, oleh karena itu mode pengiriman alternatif
dari program yang berpusat pada perawatan preventif perlu dipertimbangkan.

11
Penyakit mulut sebagian besar dapat dicegah dan ketidakstabilan kesehatan mulut
dapat dikurangi dengan mengakui pendekatan risiko bersama melalui tindakan
interdisipliner yang membahas penyebab mendasar ketidaksetaraan kesehatan.
(24,25) Komunikasi dengan perawat dapat didelegasikan kepada siswa kebersihan
gigi atau siswa kedokteran gigi junior, namun sangat menantang untuk
menyesuaikan hal ini dengan kurikulum siswa. Selain itu, pendekatan ini dapat
memberi manfaat bagi keluarga anak-anak yang rentan hanya dalam jangka
pendek. Pendekatan lain adalah memfasilitasi kolaborasi interdisipliner.
Rekomendasi telah dilakukan agar perawat profesional memperoleh kompetensi
kesehatan lisan dasar sehingga mereka dapat memberikan perawatan pencegahan
pada populasi yang kurang terlayani. (26) Perawat kesehatan masyarakat
Norwegia sudah mempromosikan kesehatan mulut, (27) dan profesional medis
lainnya (dokter anak, petugas kesehatan primer, perawat) juga dapat dilatih untuk
memberikan perawatan gigi preventif, termasuk pemeriksaan gigi dan rujukan.
(28) Dokter gigi Kanada juga dapat berkontribusi, dengan mengikuti rekomendasi
American Dental Association untuk mengadakan dan mempromosikan acara
komunitas, di mana anak-anak yang terlayani dari keluarga berpenghasilan rendah
menerima pemutaran, pengobatan dan pendidikan gigi secara gratis. (29)

Keterbatasan penelitian saat ini harus diakui. Meskipun kami dapat merekrut
sebagian besar pengasuh (pendidikan satu lawan satu tidak dapat menjangkau
semua orang selama waktu tunggu) di ruang tunggu klinik gigi UBC, kami
memiliki ukuran sampel yang relatif kecil yang tidak memungkinkan kami untuk
melakukan analisis multivariat Selain itu, beberapa bias keinginan sosial mungkin
terjadi karena anak-anak menerima perawatan gigi gratis, oleh karena itu
pengasuh anak-anak tersebut mungkin cenderung melaporkan secara positif
tentang perubahan perilaku pada anak-anak mereka. Karena hanya evaluasi jangka
pendek yang disertakan, kami masih belum menyadari apakah perbaikan yang
diamati pada perilaku terkait kesehatan gigi anak akan dipertahankan dalam

12
jangka panjang atau apakah perbaikan tersebut semata-mata akibat intervensi.
Keterbatasan lain adalah bahwa interven juga melakukan tindak lanjut.

Dengan demikian, temuan saat ini perlu divalidasi di lingkungan akademik


lainnya, dan juga pada jenis setting klinis lainnya di mana orang tua atau
pengasuh anak-anak berpenghasilan rendah dapat dijangkau.

KESIMPULAN

Pendidikan kedokteran gigi preventif yang berpusat pada perawatan layak


dilakukan, diterima dengan baik oleh pengasuh anak-anak berpenghasilan rendah
yang tidak terlayani dan menunjukkan janji dalam hal perbaikan kesehatan gigi
anak-anak secara jangka pendek.

Sumber:

http://go.galegroup.com/ps/retrieve.do?
tabID=T002&resultListType=RESULT_LIST&searchResultsType=SingleTab&s
earchType=BasicSearchForm&currentPosition=9&docId=GALE
%7CA505130584&docType=Article&sort=DA-
SORT&contentSegment=&prodId=GPS&contentSet=GALE
%7CA505130584&searchId=R1&userGroupName=kpt06025&inPS=true
(diakses, 03 Oktober 2017 : 16.19 WIB)

13
LAMPIRAN

Abstract: 

OBJECTIVES: The UBC Children's Dental Program (CDP) has provided free
dental treatments to underserved low-income children, but its preventive
component needs to be enhanced. The study aims were: 1) to develop a "waiting-
room based" dental education program engaging caregivers of these children, and
2) to assess the program's feasibility, acceptability and effectiveness.

METHODS: In preparation, a situational analysis (SA) included structured


interviews with caregivers, and with various stakeholders (e.g., dental students,
instructors, health authority) involved in the CDP program. Based on the SA,
caregiver-centered education was designed using an interactive power point
presentation; after the presentation, each caregiver set personalized goals for
modifying his/her child's dental behaviours. Evaluation of the program was done
with follow-up telephone calls; the program's effectiveness was assessed by
comparing before/after proportions of caregivers brushing their child's teeth,
children brushing teeth in the morning and evening, children eating sugar-
containing snacks, and children drinking sugar-containing drinks.

RESULTS: The program proved to be easy to implement (feasible) and the


recruitment rate was 99% (acceptable). The follow-up rate was 81%. The SA
identified that the caregivers' knowledge about caries etiology and prevention was
limited. All recruited caregivers completed the educational session and set goals
for their family. The evaluation demonstrated an increase in caregiver-reported
short-term diet and oral self-care behaviours of their children.

CONCLUSION: A dental education program engaging caregivers in the waiting


room was a feasible, acceptable and promising strategy for improving shortterm
dental behaviours of children.

KEY WORDS: Dental education; children; parents; primary prevention

14
Full Text: 
The 2010 Canadian Health Measures Survey reported that 57% of Canadian
children 6-11 years of age had caries, with an average of 2.5 teeth affected by
dental decay. (1) The Canadian Institute for Health Information reported that "Day
surgery for early childhood caries constituted 31% of all day surgery for children
age 1 to younger than 5, making it the leading cause of day surgery for children
this age". (2) Because individuals are susceptible to caries throughout their
lifetime, and cariesexperience is cumulative, experiencing caries at a young age
may have long-term consequences, including premature tooth loss. (3)
Dental caries in children remains a public health problem in industrialized
countries and is made worse by existing barriers to accessing dental care. (4,5)
General dentists are less interested to see young children because of the difficulty
to establish rapport with them, pediatric dentists have long waiting lists and
insurers are not interested or limit the compensation for oral health education.
Thus, alternative strategies for oral health education need to be explored. Four
critical periods in childhood have been recommended as optimal for oral health
preventive education: pre age 1, ages 1-3, ages 4-5, and ages 6-7. (6) The most
common cariesmanagement strategy is based on the biomedical model that
focuses on restoring the teeth (secondary prevention) rather than preventing the
disease (primary prevention). (7) This treatment-focused model is inadequate to
reduce social inequalities in child populations because it does not address the
causes of causes, nor focuses on the whole family. (8) In addition, allocating
funds solely for treatments may be ineffective use of scarce resources available to
address the dental needs of low-income underserved child populations. (6) Most
importantly, the biomedical model overlooks social determinants of health that
consider social, economic and political environments. (9) Unsurprisingly, low
parental socio-economic status, lack of proper oral self-care, and irregular dental
visits have been associated with progression of caries in children. (10) To improve
oral health in child populations, we need to remember that a child's health is
strongly related to the lifestyle and circumstances of his/her caregivers. (11,12)
Therefore, caries preventive programs should involve both children and their
parents. (13)

Active parental involvement is a necessary component and caregivers should play


a key role for their children in all home care-related caries preventive activities.
Prevention of caries involving parents or caregivers must address the modification
of two dental health-related behaviours: diet and oral self-care. For example, the
regular use of fluoride toothpaste has been identified in a recent review as the
most cost-effective home-care approach for children. (14) The modification of a
family's diet also needs to be considered, as a diet frequently containting sugar has
been associated with high caries rates in children. (15)

15
The University of British Columbia Children's Dental Program (UBC CDP) has
provided free dental treatments for over 40 years to children from low-income
families residing in surrounding communities. Dental care is not part of the
provincial health care service funded by the Medical Services Plan, thus treatment
of early childhood caries is a heavy burden for families. In response to this
problem, the CDP was developed in the mid-1970s. It started as a six-week
summer clinic for dental students between their third and fourth years. Currently,
the CDP offers free basic dental services to low-income school-aged children. The
children aged 6-18 years are mainly referred to the program by dental staff from
Health Authorities (Vancouver Coastal Health, Fraser Health) which recruit
children from different locations (Vancouver, Richmond, Chilliwack, Burnaby,
Langley, Surrey, Delta, New Westminster, North Vancouver, and Mission).
Dental surveillance assessments including the recruitment of children to the CDP
are provided either in the community health units or in a variety of community
settings such as Community Center Hubs, Parent Support Groups, New Immigrant
programs, and School Strong Start programs. The CDP provides dental treatments
and addresses dental treatment needs of children from families who otherwise
cannot afford such treatments.

The importance of primary caries prevention is acknowledged by the coordinators


and clinical instructors of the UBC CDP. Primary caries prevention is a shared
responsibility for a child's dental health between caregivers and dental
professionals and is a necessary step towards the reduction of
childhood caries and its severity. (16) Thus, active parental engagement,
particularly of mothers, is of key importance to facilitate behavioural changes that
support a child's dental health. (17) Children receiving dental treatments at the
CDP spend substantial time in the waiting room. Therefore, the waiting room may
be a practical setting to counsel and educate caregivers about their child's dental
health. In designing a health educational program for parents, it is also important
to assess their dental knowledge as well as caregiver preferences for the delivery
of a preventive program.

The aims of the current study were: 1) to develop a "waiting-room based" dental
education program engaging caregivers of low-income underserved children, and
2) to test the program's feasibility, acceptability and short-term effectiveness.

MATERIALS AND METHODS

The current study was approved by the Behavioural Ethics Board (H13-03440)
and was conducted from 2013-2015.

Choosing a theoretical framework

Several theoretical models have been used to guide the development and
evaluation of dental health education programs. The Precede Proceed Model has
been previously tested in oral health promotion (18,19) and found to be feasible

16
for dental education targeting underserved individuals. (20) Therefore, we chose
this model for guiding different stages of the program. (18) Key components of
this model are to include needs assessment in preparation for the
intervention/education and to facilitate active engagement of the intended
audience. Subsequently, participants are encouraged to set their own goals
towards behavioural change to fulfill the program's desired outcomes.

Phases of the dental education program

As recommended by the Precede Proceed Model, a dental health education


program included three distinct phases (preparation, intervention and evaluation).
In the preparation (Phase 1), we performed a situational analysis (SA) consisting
of interviews with caregivers (1st cohort of caregivers) and various stakeholders
involved in different capacities in the UBC CDP. For the intervention (Phase 2)
and based on the SA, we designed dental health education engaging the 2nd
cohort of caregivers in the waiting room or in other available quiet places while
their children were receiving treatment. For the program's evaluation (Phase 3),
we contacted the second cohort of caregivers by telephone to explore their success
in achieving their personalized goals aiming to improve dental health-related
behaviours for their children.

Preparation Phase 1: Situational Analysis

The interview guide with structured and open-ended questions was used to collect
information from the 1st cohort of caregivers (n = 76) at UBC and Douglas
College dental clinics. The interview guide was developed, pilot tested and
subsequently revised based on input from volunteer caregivers not involved in the
current study. The interviews with caregivers took place in clinic waiting rooms
and covered dental knowledge, child dental behaviours and caregivers'
preferences about the delivery of a preventive educational program. The second
part of the situational analysis was interviews with the Health Authority Staff who
were responsible for the recruitment of patients for the UBC CDP, the UBC
Pediatric Dentistry faculty who either coordinated the program or were clinical
instructors in the program, and senior dental students who provided clinical
treatments. The ultimate goal of interviewing different stakeholders was to
examine their viewpoints about adding the preventive component for caregivers
and to explore whether dental students providing child treatments can also be
caregiver educators.

Implementation Phase 2: Designing the Dental Education Program The dental


education program was developed based on findings from the situational analysis,
considering the needs of caregivers and their preferences. Prior to delivery, this
caregiver-centered education was pre-tested with a small sample of caregivers not
included in the current study. Parents requested one-on-one counseling, thus a
power point presentation with coloured images was developed. This presentation
explained the process, etiology and prevention of dental caries. If a caregiver had

17
limited English, he/she was assisted by a staff or dental team member conversant
in the caregiver's native language. To maintain consistency, one individual
delivered all of the presentations. During the presentation, each caregiver was
encouraged to ask questions. An important consideration was to facilitate each
caregiver's intrinsic motivation; thus, after the presentation, we asked each
caregiver to make personalized goals related to their child's behavioural changes.
To assist them in this process, each caregiver was given a template of a "setting
goals" card (Figure 1). Caregivers could then identify and choose those goals that
were most appropriate for their family. Each caregiver took his/her personalized
goals card home and a copy was kept for the follow-up.

Program Evaluation Phase 3

Follow-up of the 2nd cohort of caregivers was by telephone. In order to maximize


the follow-up rate, at least three telephone calls were made. To enable direct
comparisons between the baseline (prior to education) and the follow-up (2-3
months after education), the same four questions were asked at both observation
periods: if caregivers brush their child's teeth, if a child brushes teeth in the
morning and evening, if a child eats sugar-containing snacks and if a child drinks
sugar-containing drinks. Follow-ups were made by the same individual who
delivered the intervention.

Statistical analyses were performed using the IBM SPSS Version 21.0 software
and the threshold for the statistical significance was set at p < 0.05. Caregiver self-
reports regarding their child's four behaviours were compared before and after the
intervention through Pearson's chi square test or Fisher's exact test, where
applicable.

RESULTS

The current study enrolled two cohorts of caregivers; the first cohort of caregivers
(n = 97) was interviewed during the preparation phase (situational analysis), and
the 2nd cohort of caregivers were briefly interviewed prior to the intervention
(pre-test, n = 80) and after it (post-test, n = 67).

Preparation Phase 1: Situational analysis

Of all caregivers interviewed, 24% (24/97) did not converse in English at home.
Other than English, the most frequently spoken languages at home were Punjabi
(56%), Arabic (21%) and Mandarin (8%). No other socio-demographic
information was available for our sample.

During the study period, the following treatments were provided to members of
our sample for the deciduous dentitions: two surface amalgam fillings (n =
352);pulpotomies (n = 131);stainless steel crowns (n = 341); extractions (n =
350); and for the permanent dentitions, restorations (n = 86).

18
Doing both needs assessment and delivery of the dental education program proved
to be feasible to parents in our waiting rooms. Only 1 out of 98 caregivers who
were invited to participate (recruitment rate 99%) refused, choosing instead to
stay with his child during the dental treatment. Because of the availability of
interpreters in our dental student population, we did not need to exclude any
caregivers because of language barriers.

Interviews With Caregivers (N = 97)

The majority of caregivers were mothers and the main reason for their child's visit
was to receive free dental care which otherwise they could not afford. Seven
percent of caregivers and 66% of their children were born in Canada. The
majority of children were [less than or equal to] 6 years of age and 65% of them
were included in the program for the first time. The bus collected caregivers with
their children from multiple locations (mean time 38 minutes to reach a location)
and drove them to the university's dental clinic. The caregivers had limited
knowledge about dental caries, which we assessed by asking two open-ended
questions: 1) What do you think causes tooth decay? and 2) Tell us how
dental caries can be prevented in your child? Only 24% (23/97) of caregivers
knew that dental caries was mostly caused by a sugar-containing diet and lack of
proper oral self-care with a fluoride toothpaste: 8% (9/97) of caregivers believed
that the only cause for caries was not brushing the teeth, 37% (36/97) thought that
the only cause was sugar in the diet, 22% (21/97) did not know what
caused caries and 8% (8/97) thought that caries was due to "bad genes".
Regarding prevention of future caries, 69% (67/97) of caregivers believed
that caries can be prevented, 13% (13/97) thought that recurrence of caries in their
child's teeth is unavoidable, and 19% (18/97) did not know whether caries can be
prevented. The majority of caregivers selected one-on-one counseling as their
preferred option of dental education.

Interviews With Various Stakeholders of the UBC CDP

Stakeholders (i.e., dental instructors supervising all activities of a program, health


authority staff) recruiting children agreed unanimously that the UBC CDP needs
to include the preventive component. Concomitantly, they recognized that dental
students have limited time to deliver often complex dental treatments,
consequently they should not be responsible for preventive counseling of
caregivers. The UBC clinical faculty (n = 8, 100% response rate) suggested that
the dental education could be delivered by either junior dental or dental hygiene
students. An alternative suggestion by the Health Authority staff (n = 4, response
rate 100%) and senior year dental students (n = 42, response rate 100%) was to
create online resources easily accessed by caregivers at their convenience.

Implementation Phase 2: Designing the dental education program

19
Based on the SA, the caregiver-centered education was designed using an
interactive power point presentation; after the presentation, each caregiver was
given a goals card (Figure 1) and asked to set personalized goals for modifying
his/her child's dental behaviours.

Program evaluation Phase 3

The program's short-term effectiveness was evaluated and the follow-up


participation rate of caregivers was 81% (67/80). Caregivers were lost to follow-
up because of language barriers (n = 8) or because their telephone numbers were
no longer in service (n = 5). Findings related to the reported behavioural changes
after the dental education are presented in Table 1. The most significant change
was the increase of numbers of parents who reported brushing their child's teeth
(OR = 23.5; 95% CI: 9.3-56.0): before the intervention, 12% (8/67) of caregivers
reported brushing their child's teeth; after the intervention, this proportion
increased to 79% (53/67). Before the education, 54% (36/67) of children brushed
their teeth before bedtime, based on caregivers' reports; this proportion increased
to 85% (57/67) after the intervention. An improvement in reported diet-related
behaviours was also observed. At baseline, according to caregivers' reports, the
majority of children (>90%) consumed sugar-containing snacks or drinks; after
the education, the proportion decreased to 31% (21/67) and 69% (46/67) for
snacks and drinks respectively. Despite the positive and substantial reported
behavioural changes, there was still a considerable variation regarding these
changes, as indicated by a rather wide range of 95% CI for the odds ratios,
indicating that the benefits of dental education to improve child behaviours varied
among caregivers.

DISCUSSION

The current study designed, implemented and evaluated the feasibility,


acceptability and short-term effectiveness of a caregiver-centered dental health
education program. During their child's dental appointment, parents were
recruited in the waiting room and the educational program was delivered in a
more private setting. The dental health education was easy to implement (feasible)
and was well accepted by the majority of caregivers. After the intervention,
positive changes in child dental health-related behaviours were observed.

The burden of dental diseases mainly affects underserved low-income children.


(4) Currently, Canadian public dental programs mainly provide emergency or
basic treatments for children from low-income families and such programs differ
substantially among provinces regarding the types of services covered and
eligibility. (21) Therefore, scarce resources need to be used efficiently towards the
reduction of dental health-related disparities among young children. Oral health
inequalities can be addressed by working in partnership across medical disciplines
and focusing on the underlying social determinants of health. (22) For example,
dental caries was identified as a high-priority condition, thus it was included in the

20
New Guidelines for Physicians Treating Newly Arriving Immigrants and
Refugees. (23)

Our health promotion strategy seems to be promising for parents of low-income


underserved children who are receiving treatments in public, private or university-
based clinics. Our study supports active caregiver involvement in modifying
unhealthy familial behavioural patterns. The high acceptance by parents of the
current educational model may have a few explanations. First, the caregivers were
already present at the university clinics, thus they did not need to take extra time
from their work or home duties. Second, the caregivers were aware that their
children had advanced dental disease. Third, the caregivers knew that the
treatment at the UBC CDP was a "one-time only" event; any further treatment
would have to be financed by parents. For these reasons, these caregivers might
have been highly motivated to learn about how caries in their children can be
prevented in the future. Moreover, the educational tools we used, a power point
presentation and a goal setting card, were also likely to be additional motivating
factors facilitating active parental involvement. Given that our educational tools
based on parental input were easily applied and were well accepted by the
caregivers of diverse ethnic backgrounds, such educational tools could be applied
in other environments where parents/caregivers are "waiting" while their children
receive treatment.

The UBC CDP provides free dental care to children mainly from low-income
families, and the current study demonstrated that the majority of these caregivers
had limited dental knowledge. Therefore, this program should add a preventive
component to facilitate the maintenance of dental health of these children. We
demonstrated that the delivery of the preventive education for caregivers can be
easily organized while they sit in waiting rooms. An important consideration is
how the preventive program can be sustained in the future. Dental students
providing treatments have insufficient time for the face-to-face preventive
counselling, which was the mode of preference reported by the majority of

21
caregivers, therefore alternative delivery modes of a preventive caregiver-centered
program need to be considered. Oral diseases are largely preventable and oral
health inequalities can be reduced by acknowledging a common risk approach
through an interdisciplinary action addressing the underlying causes of health
inequalities. (24,25) Communication with caregivers can be delegated to dental
hygiene students or junior dental students, however it is challenging to fit this
with the students' curricula. In addition, this approach can benefit families of
vulnerable children at best only short-term. Another approach is to facilitate
interdisciplinary collaborations. Recommendation has already been made that
professional nurses acquire basic oral health competencies so that they can
provide preventive care for underserved populations. (26) Norwegian public
health nurses already promote oral health, (27) and other medical professionals
(pediatricians, primary health care providers, nurses) can also be trained to
provide preventive dental care, including dental screening and referrals. (28)
Canadian dentists can also contribute, by following the American Dental
Association's recommendation to hold and promote community events, during
which underserved children from low-income families receive free dental
screenings, treatment and education. (29)

Limitations of the current study must be acknowledged. Although we were able to


recruit the majority of caregivers (one-on-one education could not reach all during
the waiting time) in the waiting rooms of the UBC dental clinics, we had a
relatively small sample size that did not allow us to perform multivariate analyses.
In addition, some social desirability bias likely occurred because the children were
receiving free dental treatments, consequently the caregivers of those children
might have been prone to report positively about the behavioural changes in their
children. As only a short-term evaluation was included, we are still unaware
whether the observed improvements in child dental health-related behaviours will
be sustained in the long term or whether the improvements were solely a result of
the intervention. Another limitation was that the intervener also did the follow-up.

Thus, the current findings need to be validated in other academic environments, as


well as in other types of clinical settings where parents or caregivers of
underserved low-income children can be reached.

CONCLUSION

The caregiver-centered preventive dental education was feasible, well accepted by


caregivers of underserved low-income children and showed promise in terms of
short-term improvements of children's dental health behaviours.

doi: 10.17269/CJPH.108.5984

22
REFERENCES

(1.) Federal, Provincial and Territorial Dental Working Group. Summary Report
on the Findings of the Oral Health Component of the Canadian Health Measures
Survey 2007-2009. Government of Canada Publications.

(2.) Canadian Institute for Health Information (CIHI). Treatment of Preventable


Dental Cavities in Preschoolers: A Focus on Day Surgery Under General
Anesthesia. Ottawa, ON: CIHI, 2013. Available at:
https://secure.cihi.ca/free_products/ Dental_Caries_Report_en_web.pdf (Accessed
February 19, 2017).

(3.) Selwitz RH, Ismail AI, Pitts NB. Dental caries. Lancet 2007; 369(9555):51-
59. PMID: 17208642. doi: 10.1016/S0140-6736(07)60031-2.

(4.) Do LG, Scott JA, Thomson WM, Stamm JW, Rugg-Gunn AJ, Levy SM, et al.
Common risk factor approach to address socioeconomic inequality in the oral
health of preschool children--A prospective cohort study. BMC Public Health
2014; 14:429. PMID: 24885129. doi: 10.1186/1471-2458-14-429.

(5.) dela Cruz GG, Rozier RG, Slade G. Dental screening and referral of young
children by pediatric primary care providers. Pediatrics 2004; 114(5):e642-52.
PMID: 15520094. doi: 10.1542/peds.2004-1269.

(6.) Milgrom P, Chi DL. Prevention-centered caries management strategies during


critical periods in early childhood. J Calif Dent Assoc 2011; 39(10):735-41.
PMID: 22132585.

(7.) Nowak AJ. Paradigm shift: Infant oral health care--Primary prevention. J
Dent 2011; 39(Suppl 2):S49-55. PMID: 22101124. doi: 10.1016/j.jdent.2011.
11.005.

(8.) Mattila ML, Rautava P, Silanpaa M, Paunio P. Caries in five-year-old


children and associations with family-related factors. J Dent Res 2000; 79(3):875-
81. PMID: 10765963. doi: 10.1177/00220345000790031501.

(9.) Marmot M, Bell R. Social determinants and dental health. Adv Dent Res
2011; 23(2):201-6. PMID: 21490231. doi: 10.1177/0022034511402079.

(10.) Wagner Y, Heinrich-Weltzien R. Evaluation of an interdisciplinary


preventive programme for early childhood caries: Findings of a regional German
birth cohort study. Clin Oral Investig 2016; 20(8):1943-52. PMID: 26662355. doi:
10.1007/s00784-015-1685-z.

23
(11.) Finnegan DA, Rainchuso L, Jenkins S, Kierce E, Rothman A. Immigrant
caregivers of young children: Oral health beliefs, attitudes, and early
childhood caries knowledge. J Community Health 2016; 41(2):250-57. PMID:
26370378. doi: 10.1007/s10900-015-0090-5.

(12.) Meurman PK, Pienihakkinen K. Factors associated with caries increment: A


longitudinal study from 18 months to 5 years of age. Caries Res 2010; 44(6):519-
24. PMID: 20975269. doi: 10.1159/000320717.

(13.) Holst A, Braune K, Kjellberg M. Changes in caries experience among 6-


year-olds in Blekinge, Sweden between 1994 and 2000. Swed Dent J 2004;
28(3):129-35. PMID: 15506690.

(14.) Twetman S. Prevention of early childhood caries (ECC)--Review of


literature published 1998-2007. Eur Arch Paediatr Dent 2008; 9(1):12-18. PMID:
18328233. doi: 10.1007/BF03321590.

(15.) Paglia L, Scaglioni S, Torchia V, De Cosmi V, Moretti M, Marzo G, et al.


Familial and dietary risk factors in Early Childhood Caries. Eur J Paediatr Dent
2016; 17(2):93-99. PMID: 27377105.

(16.) Maher L, Phelan C, Lawrence G, Torvaldsen S, Dawson A, Wright C. The


Early Childhood Oral Health Program: Promoting prevention and timely
intervention of early childhood caries in NSW through shared care. Health Promot
J Austr 2012; 23(3):171-76. PMID: 23540315.

(17.) Begzati A, Bytyci A, Meqa K, Latifi-Xhemajli B, Berisha M. Mothers'


behaviours and knowledge related to caries experience of their children. Oral
Health Prev Dent 2014; 12(2):133-40. PMID: 24624393. doi:
10.3290/j.ohpd.a31667.

(18.) Crosby R, Noar SM. What is a planning model? An introduction to


PRECEDE-PROCEED. J Public Health Dent 2011; 71(Suppl 1):S7-15. PMID:
21656942. doi: 10.1111/j.1752-7325.2011.00235.x.

(19.) Kawamura M, Komabayashi T, Sasahara H, Okada M, Taguchi N, Ogawa T.


PRECEDE-PROCEED model modification in community-based oral health
promotion by using the linear structural relations programme. Oral Health
PrevDent 2010; 8(4):315-21. PMID: 21180667.

(20.) Watson MR, Horowitz AM, Garcia I, Canto MT. A community participatory
oral health promotion program in an inner-city Latino community. J Public Health
Dent 2001; 61(1):34-41. PMID: 11317603. doi: 10.1111/j.1752-7325.
2001.tb03353.x.

24
(21.) Rowan-Legg A. Oral health care for children--A call for action. Paediatr
Child Health 2013; 18(1):37-43. PMID: 24381493. doi: 10.1093/pch/18.1.37.

(22.) Watt RG. From victim blaming to upstream action: Tackling the social
determinants of oral health inequalities. Community Dent Oral Epidemiol 2007; 35:1-
11. PMID: 17244132. doi: 10.1111/j.1600-0528.2007.00348.x.

(23.) The Canadian Collaboration for Immigrant and Refugee Health. Oral health
included in new guidelines for physicians treating newly arriving immigrants and
refugees. J Can Dent Assoc 2011; 77:b109.

(24.) Watt RG, Sheiham A. Integrating the common risk factor approach into a social
determinants framework. Community Dent Oral Epidemiol 2012; 40(4): 289-96.
PMID: 22429083. doi: 10.1111/j.1600-0528.2012.00680.x.

(25.) Watt RG, Heilmann A, Listl S, Peres MA. London Charter on Oral Health
Inequalities. J Dent Res 2016; 95(3):245-47. PMID: 26701349. doi: 10.1177/
0022034515622198.

(26.) Dolce MC. Integrating oral health into professional nursing practice: An
interprofessional faculty tool kit. J Prof Nurs 2014; 30:63-71. PMID: 24503317. doi:
10.1016/j.profnurs.2013.06.002.

(27.) Skeie MS, Skaret E, Espelid I, Misvaer N. Do public health nurses in Norway
promote information on oral health? BMC Oral Health 2011; 11:23. PMID: 21923940.
doi: 10.1186/1472-6831-11-23.

(28.) Shimpi N, Schroeder D, Kilsdonk J, Chyou P, Glurich I, Penniman E, Acharya


A. Medical providers' oral health knowledgeability, attitudes, and practice behaviors:
An opportunity for interprofessional collaboration. J Evid Base Dent Pract 2016;
16(1):19-29. PMID: 27132552. doi: 10.1016/j.jebdp. 2016.01.002.

(29.) Ramos-Gomez FJ, Silva DR, Law CS, Pizzitola RL, John B, Crall JJ. Creating a
new generation of pediatric dentists: A paradigm shift in training. J Dent Educ 2014;
78(12):1593-603. PMID: 25480274.

Received: November 14, 2016

Accepted: May 28, 2017

Randa Soussou, DMD, Jolanta Aleksejuniene, DMD, MS, PhD, Rosamund Harrison,
DMD,

MS, MRCD(C)

Faculty of Dentistry, University of British Columbia, Vancouver, BC

Correspondence: Dr. Jolanta Aleksejuniene, Faculty of Dentistry, University of British


Columbia, J.B. Macdonald Building, 2199 Wesbrook Mall, Vancouver, BC V6T 1Z3,
Tel: 604-822-7800, E-mail: jolanta@dentistry.ubc.ca

25
26

Anda mungkin juga menyukai