Anda di halaman 1dari 19

Jurnal Systematic Review

“Are educating and promoting interventions effective in oral health?: A


systematic review”

Disusun oleh:
Kelompok III
1. Qotru Al Naday (16/398044/KG/10636)
2. Renisa Fidinia Adisti (16/398046/KG/10638)
3. Revrianti Khairunnisa (16/398048/KG/10640)
4. Riska Endah Cahyani (16/398049/KG/10641)
5. Rizka Ayu Prabawati (16/398050/KG/10642)
6. Rohmatul Afifah (16/398051/KG/10643)
7. Rosyda Aufia Sanata Alfaini (16/398052/KG/10644)
8. Salwa Ghufrani Ramadhanti (16/398053/KG/10645)
9. Sarahdiba Nuraini (16/398054/KG/10646)

PROGRAM STUDI HIGIENE GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2018
2

Are educating and promoting interventions effective in oral health?: A


systematic review
International Journal of Dental Hygiene 2018, Vol. 16: 48-58.

Abstrak
Tujuan: Sekitar 20%-25% dari populasi di dunia menderita penyakit periodontal
atau penyakit gingiva parah. Hal ini membutuhkan intervensi yang tepat. Untuk
pengembangan program yang efektif dan berdasar bukti sesuai dengan kelompok
sasaran, tujuan dari review ini adalah untuk mengetahui efektivitas intervensi
pendidikan dan promosi kesehatan mulut dalam kelompok terkait.
Metode: Database elektronik yang terdiri dari PubMed, EMBASE, Web of
science dan Cochrane Library ditelusuri dalam bahasa Inggris dengan rentang
tahun 2010 dan (Januari-Desember) 2016. Untuk menilai kualitas artikel,
digunakan daftar periksa dengan acuan 19 hal. Artikel penelitian dipilih
berdasarkan kriteria PICO, dan sebanyak 16 artikel penelitian dimasukkan dalam
kriteria penelitian ini.
Hasil: Sebanyak 16 artikel penelitian dipilih dan diklasifikasikan menjadi dua
kelompok (A dan B). Kelompok A memiliki efek jangka pendek, di dalamnya
termasuk meningkatkan pengetahuan, sikap, self-efficacy, perilaku kesehatan
mulut (menyikat gigi dan flossing), konsep teoritis (kerentanan yang dirasakan,
keparahan yang dirasakan, dan kontrol perilaku yang dirasakan) yang terdiri dari
15 artikel penelitian. Kelompok B memiliki efek jangka panjang, di dalamnya
termasuk memperbaiki gigi yang rusak, plak, kalkulus, dan perdarahan yang
terdiri dari 6 artikel penelitian.
Kesimpulan: Penelitian ini mendukung efektivitas semua intervensi pendidikan
dan promosi kesehatan mulut, terutama dalam hasil jangka pendek. Terkait
pentingnya hasil jangka panjang dan jangka pendek untuk program pendidikan
dan promosi kesehatan mulut, intervensi ini dapat dilakukan di masa depan
dengan beberapa kelompok sasaran termasuk keluarga dan guru.
Kata Kunci: efektivitas, intervensi pendidikan dan promosi kesehatan mulut,
systematic review.
3

1. Pengantar
Perkiraan menunjukkan bahwa sekitar 20%-25% dari populasi di
dunia menderita penyakit periodontal atau penyakit gingiva parah. Hal ini
membuktikan bahwa kerusakan gigi telah banyak terjadi pada setengah dari
populasi di dunia. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO)
pada tahun 2015, mayoritas orang dewasa dan anak sekolah menderita karies
dan 5%-15% dari kebanyakan populasi menderita periodontitis parah.
Kesehatan mulut adalah komponen utama dalam upaya kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat. “Kesehatan mulut mempengaruhi berbagai macam
aspek, seperti memberikan kemampuan untuk berbicara, tersenyum, membau,
mengecap, menyentuh, mengunyah, dan menelan, yang dapat membuat diri
dapat mengekspresikan emosi dengan percaya diri dan mencegah penyakit
yang menyebabkan nyeri dan rasa sakit”. Dengan mempertimbangkan
banyaknya penderita penyakit mulut, pencegahannya dilakukan dengan
memfokuskan dan memberikan perhatian besar pada tingkat individu dan
juga pemerintah yang memerlukan perubahan intervensi dari pengobatan
menjadi pencegahan. Pencegahan penyakit mulut adalah salah satu upaya
promosi kesehatan dan keberhasilan dari langkah awal promosi kesehatan.
Strategi global WHO dilaksanakan dengan menekankan pada
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, meningkatkan
intervensi yang berdampak pada faktor lingkungan, ekonomi, sosial, dan
perilaku penentu penyakit kronis dan mengintegrasikan pendidikan kesehatan
mulut, seperti menyediakan pencegahan, perawatan restoratif gigi, dan
perawatan darurat. Promosi kesehatan mulut adalah proses pencegahan
dimana orang belajar bagaimana memperbaiki kondisi kesehatan gigi mereka
melalui berbagai kegiatan dan praktik. Sangat disarankan bahwa modifikasi
perilaku dan intervensi pendidikan sebagai tindakan pilihan untuk
meningkatkan kesehatan jaringan periodontal.
Fokus utama intervensi promosi kesehatan mulut adalah pada bagian
klinis dengan tujuan untuk mempertahankan pertumbuhan gigi dan jaringan
4

periodontal yang sehat yang nantinya akan mengurangi kebutuhan perawatan


gigi darurat.
Pendidikan kesehatan mulut telah dianggap sebagai prinsip penting
dari pelayanan kesehatan gigi selama beberapa tahun terakhir dan berhasil
dilakukan banyak negara maju dan berkembang. Pendidikan kesehatan gigi
dapat dilakukan dengan mengirimkan sekelompok orang ke berbagai tempat,
seperti sekolah, tempat kerja, dan bahkan rumah-rumah untuk memberi
pendidikan orang dewasa yang lebih tua.
Evaluasi efektivitas berbagai jenis dan kombinasi pendidikan dengan
teknik behaviour modification merupakan bagian penting dari intervensi
kesehatan gigi. Juga, mengidentifikasi intervensi yang tepat dan
proporsionalitas intervensi dengan kelompok sasaran dapat membantu tenaga
profesional kesehatan yang memberi pendidikan untuk mempengaruhi dan
mempromosikan intervensi. Juga, ketika tenaga profesional kesehatan yang
memberi pendidikan menyajikan OHE (Oral Health Education) yang
komprehensif dengan dukungan berkelanjutan, perencanaan program,
implementasi, dan sampai pada pemeliharaan. Tujuan utama dari review ini
adalah untuk mengetahui efektivitas intervensi pendidikan dan promosi
kesehatan mulut dalam kelompok sasaran masyarakat untuk dapat merancang
program yang efektif dan berdasar bukti.

2. Metode
2. 1. Strategi penelusuran
Systematic review ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan
mengeksplorasi faktor-faktor yang terkait dengan efektivitas pendidikan
dan intervensi program kesehatan mulut. Untuk tujuan ini, database
elektronik yang terdiri dari PubMed, EMBASE, Web of science dan
Cochrane Library ditelusuri dalam bahasa Inggris dengan rentang tahun
2010 dan (Januari- Desember) 2016.
Pada awalnya, semua kata kunci terkait MeSH dan non-MeSH
telah diidentifikasi. Kemudian, kata kunci digabungkan menggunakan
5

operator AND dan OR, dan digunakan dalam database penelusuran.


Tabel 1 menunjukkan strategi penelusuran. Artikel penelitian terkait
tambahan diperoleh melalui evaluasi referensi dari artikel yang dipilih.
Tabel 1 Strategi penelusuran

Artikel yang diperoleh dibagi menjadi dua kelompok


berdasarkan ukuran efek utamanya, sebagai berikut:
(A) Penelitian yang memiliki efek jangka pendek, di dalamnya
termasuk meningkatkan pengetahuan, sikap, self-efficacy, perilaku
kesehatan mulut (menyikat gigi dan flossing), konsep teoritis
(kerentanan yang dirasakan, keparahan yang dirasakan, dan kontrol
perilaku yang dirasakan), dan (B) penelitian yang memiliki efek jangka
panjang, di dalamnya termasuk memperbaiki gigi yang rusak, plak,
kalkulus, dan perdarahan.
2. 2. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi berdasarkan kriteria PICO:
Populasi: Penelitian yang menilai komunitas anak-anak, remaja,
dewasa, dan lansia terlepas dari kondisi kesehatan mulut mereka.
Intervensi: Promosi kesehatan dan intervensi pendidikan kesehatan
yang efektif dalam peningkatan status kesehatan mulut.
Perbandingan: Penelitian yang membandingkan paparan subjek, baik
dalam ketiadaan maupun dihadapkan intervensi pendidikan kesehatan
gigi dan mulut.
6

Hasil: Penelitian dipilih yang mengarah pada hasil yang


menguntungkan yang berasal dari intervensi pendidikan kesehatan dan
promosi kesehatan gigi dan mulut.
Studi: Penelitian yang bertujuan untuk menentukan pengaruh intervensi
pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan yang menghasilkan
peningkatan pengetahuan, sikap, perilaku serta pengurangan gigi yang
rusak, plak, kalkulus, dan perdarahan pada gingiva.
2. 3. Kriteria eksklusi
Penelitian kualitatif, analisis sekunder, ulasan artikel, dan studi
yang tidak mengevaluasi efek dari intervensi pendidikan kesehatan
mulut dan promosi kesehatan dikeluarkan dari penelitian ini. Selain itu,
penelitian-penelitian yang mengevaluasi pendidikan kesehatan mulut
pada kelompok pasien tertentu, penelitian yang diterbitkan dalam
bahasa selain bahasa Inggris, dan penelitian yang tersedia hanya dalam
format abstrak dikeluarkan dari penelitian ini.
2. 4. Pemilihan artikel penelitian
Semua dokumen elektronik dievaluasi oleh dua penulis (B.A.
dan M.Gh.) mengenai judul, kata kunci, dan teks lengkap. Jika dua
penulis tidak dapat mengidentifikasi artikel berdasarkan judul dan
abstrak, teks lengkap dievaluasi. Ketika dua pengulas tidak dapat
mencapai kesepakatan, pengulas yang ketiga (A.R.) dimasukkan dalam
keputusan. Gambar 1 menunjukkan bagaimana kami memasukkan
sebuah artikel dalam penelitian ini.
7

Gambar 1. Alur diagram PRISMA

Untuk menilai kualitas artikel, kami menggunakan daftar


periksa dengan acuan 19 hal, yang disebutkan dalam penelitian Habbu
dan Krishnappa 2015. Tabel 2 menunjukkan kriteria yang digunakan
untuk penilaian kualitas artikel. Penelitian yang memiliki nilai antara
10-19 hal dapat masuk dalam systematic review. Beberapa item ini
adalah pengacakan, kriteria inklusi dan eksklusi, sifat dan jenis
intervensi, hasil intervensi, dan lain-lain (Tabel 3).
Tabel 2. Kriteria penilaian kualitas
NO. Kriteria Penilaian Kualitas
1. Dilakukan pengacakan?
2. Jenis pengacakan yang disebutkan
3. Blinding
4. Kelompok kontrol yang ada
5. Deskripsi desain percobaan
6. Estimasi ukuran sampel
8

7. Kriteria inklusi dan eksklusi


8. Analisis statistik
9. Tujuan penelitian ditentukan?
10. Rincian drop-outs
11. “n” untuk setiap kelompok
12. Intervensi dan control kesetaraan
13. Rincian intervensi
14. Langkah-langkah hasil yang ditentukan
15. Ukuran hasil diukur secara objektif
16. Rata-rata dan standar defiasi dan percobaan akhir
17. Tindaklanjut yang ditetapkan
18. Informed consent yang diperoleh
19. Persetujuan etis yang diperoleh

Tabel 3. Penilaian kualitas penelitian


9

3. Hasil
Evaluasi program bertujuan untuk menilai dampak jangka pendek dan
jangka panjang. Intervensi pendidikan efek jangka pendek memiliki pengaruh
yang cukup besar pada perubahan keyakinan dan perilaku jika ada dukungan
dari kebijakan dan lingkungan sekitar. Efek jangka panjang
mempertimbangkan risiko kehilangan gigi dan kebutuhan perawatan juga
dapat menyebabkan gangguan fungsional dan fisiologis. Secara keseluruhan,
terdapat 16 artikel yang dipilih setelah dilakukan penilaian kualitas. Penulis
menemukan 15 artikel mengenai efek jangka pendek yang dikategorikan
10

dalam kelompok A dan 6 artikel mengenai efek jangka panjang yang


dikategorikan dalam kelompok B. Di antara 21 artikel tersebut, penulis
mencantumkan kedua efek, yaitu efek jangka panjang dan pendek.
Tabel 4. temuan utama penelitian yang ditinjau
Kelompok
Kategori Penulis Partisipan Desain (Intervensi Intervensi
dan Kontrol)
Pengajaran,
Solhi dkk
Anak Eksperimen 2 kelompok demonstrasi,
(2017)
sekolah semu (1I, 1C) dan
musyawarah
3 kelompok
(2I, 1C)
Ig1 :
kelompok
Randomized
Yekaninejad Anak intervensi Ruang kelas
controlled
dkk (2012) sekolah siswa dengan sesi
trial
Ig2 :
Short-
Kelompok
term
intervensi
effect
komprehensif
3 kelompok
Cluster- (2I, 1C)
Pakpour dkk randomized Ig1 : loss Pesan dan
Remaja
(2014) controlled framed pamflet
trial Ig2 : gain
framed
Cluster-
Tiga sesu,
Makvandi randomized 2 kelompok
Ibu-ibu booklet, dan
dkk (2015) controlled (1I, 1C)
sms
trial
5 kelompok
(4I, 1C)
Ig1:
Kelompok
yang
Cluster-
Short- dipimpin
Haleem dkk randomized Booklet
term Remaja dokter gigi
(2012) controlled lengkap, sesi
effect Ig2:
trial
Kelompok
yang
dipimpin
guru
Ig3 :
11

Kelompok
yang
dipimpin
sejawat
Ig4 : Self-
learning
Blake dkk Anak Pretest 1 kelompok
Sesi
(2015) sekolah post-test (kohort)
3 Kelompok
(2I, 1C)
Hoeft dkk Pretest Ig1: Post test Kelas
Anak-anak
(2016) post-test 1 CCOHEP
Ig2: Post test
2
Chi dkk Pretest 2 Kelompok
Pengasuh Flipchart
(2014) post-test (1I, 1C)
Buku dan
Angelopoulou Pretest 2 Kelompok
Anak-anak CD,
dkk (2014) post-test (1I, 1C)
brainstorming
Haque dkk Siswa Alat bantu
Before-after 1 Kelompok
(2016) sekolah audio visual
3 Kelompok
(2I, 1C)
Ig1 : Pengajaran
pengajaran menggunakan
menggunakan PowerPoint,
D’Cruz dkk Anak Retest post- PowerPoint Presentasi
(2013) sekolah test Ig2 : PowerPoint,
Presentasi demonstrasi
PowerPoint, cara
demonstrasi menyikat gigi
cara
menyikat gigi
Randomized
Alfajari dkk 2 Kelompok Video game,
Anak-anak controlled
(2015) (1I, 1C) saran lisan
trial
Kurikulum
Esan dkk Anak 2 Kelompok edukasi
Before-after
Short- (2015) sekolah (1I, 1C) kesehatan
term oral
effect 3 Kelompok
Cluster- (2I, 1C) Leaflet,
Pakpour dkk Siswa randomized Ig1: leaflet, fotografi,
(2016) sekolah controlled fotografi perencanaan
trial Ig2 : latihan
perencanaan
12

latihan
4 Kelompok
(3I, 1C)
Ig1: brosur
Brosur,
Ig2 :
De Sousa dkk Siswa Retest post- pengajaran
lingkungan
(2011) sekolah test virtual,
belajar virtual
fotografi
Ig3 : Kontak
proaktif
singkat
Sesi edukasi
Mbawalla Cluster 2 Kelompok
Remaja kesehatan
dkk (2013) randomized (1I, 1C)
oral, poster
3 Kelompok
(2I, 1C)
Long- Ig1 :
term kelompok
Randomized
effect Yekaninejad Anak intervensi Ruang kelas
controlled
dkk (2012) sekolah siswa berbasis sesi
trial
Ig2 :
Kelompok
intervensi
komprehensif
3 Kelompok
Cluster- (2I, 1C)
Pakpour dkk randomized Ig1 : loss Pesan dan
Remaja
(2014) controlled framed pamphlet
trial Ig2 : gain
framed
Buku dan
Angelopoulou Pretest 2 Kelompok
Anak-anak CD,
dkk (2014) Post-test (1I, 1C)
brainstorming
3 Kelompok
Long- (2I, 1C)
Cluster-
term Ig1: leaflet,
Pakpour dkk Siswa randomized Leaflet,
effect fotografi
(2016) sekolah controlled fotografi
Ig2 :
trial
perencanaan
latihan
3 Kelompok Pengajaran
(2I, 1C) menggunakan
Ig1 : PowerPoint,
D’Cruz dkk Anak Retest Post-
pengajaran Presentasi
(2013) sekolah test
menggunakan PowerPoint,
PowerPoint demonstrasi
Ig2 : cara
13

Presentasi menyikat gigi


PowerPoint,
demonstrasi
cara
menyikat gigi

3. 1 Efek jangka pendek


Hasil penilaian menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap, self-
efficacy, perilaku kesehatan mulut, dan konsep teoritis dapat diperkuat
setelah intervensi pendidikan kesehatan mulut dan promosi kesehatan.
Sebanyak 15 penelitian menunjukkan dampak positif tersebut. Solhi
dkk menemukan bahwa semua persepsi meningkat (p<0.5) setelah
intervensi, mengacu pada teori HBM (Health Belief Model). De Sousa
dkk melaporkan bahwa pengetahuan tentang kesehatan mulut
meningkat secara signifikan setelah intervensi (P <0.001). Yekaninejad
dkk melaporkan bahwa komponen kebersihan mulut terkait Health
Belief Model mengalami perubahan setelah intervensi pendidikan.
Persepsi anak-anak pada kelompok eksperimen juga ikut meningkat
antara waktu baseline dan 2 minggu setelah intervensi pendidikan.
Kelompok case anak-anak dibandingkan dengan kelompok control
menunjukkan sedikit perbedaan dan lebih banyak menguntungkan bagi
perilaku kesehatan mulut (menyikat gigi dan flossing) (P< 0.001). Juga
perilaku kesehatan mulut (menyikat gigi dan flossing) meningkat secara
signifikan di kedua kelompok eksperimen dibandingkan dengan
kelompok kontrol (P<0.001). Siswa pada kelompok intervensi
komprehensif lebih menyukai untuk menyikat gigi mereka dua kali
sehari dibandingkan dengan kelompok kontrol (OR = 1.74, 95% CI
1.38 – 2.19; P = .023), dan siswa ini juga lebih suka untuk flossing
dibandingkan kelompok kontrol (OR = 1.58, 95% CI : 1.31 – 1.91; P =
.036). Pakpour dkk menemukan adanya peningkatan pada sikap terkait
menyikat gigi, minat untuk menyikat gigi, dan perilaku menyikat gigi
pada kelompok setelah 2 minggu dilakukan intervensi pendidikan.
14

Mereka juga menemukan bahwa subjek mengalami perbaikan dalam


tingkat menyikat gigi dan flossing karena pesan tentang kesehatan
mulut daripada kelompok kontrol pada baseline dibandingkan dengan
setelah 2 minggu intervensi, 7.242 (0.169) vs 9.180 (0.232), 3.758
(0.118) vs 4.733 (0.129). Makvandi dkk menemukan adanya perbedaan
yang signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol
dalam hal pengetahuan (P=0.001), sikap (P=0.004), kontrol perilaku
yang dirasakan (P=0.008), ibu dan gigi anak yang dibersihkan
(P=0.011). Haleem dkk melaporkan bahwa kelompok subjek intervensi
memiliki rata-rata skor pengetahuan kesehatan mulut yang lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol (P<0.001). Selain itu, mereka
melaporkan skor perilaku kesehatan mulut pada kelompok eksperimen
meningkat tajam dibandingkan kelompok kontrol. Blake dkk
melaporkan bahwa pengetahuan anak-anak tentang kesehatan mulut
meningkat setelah intervensi, diukur dengan tes statistik seperti
ANOVA dan post hoc (F (2, 292)=49.92, P<0.001, partial η2=0.26,
t(147)=-8.01, P<0.001, η2=0.31), dan kenaikan tingkat pengetahuan
bertahan selama 6 minggu setelah intervensi. Semua skor pengetahuan
meningkat secara signifkan sampai 95% atau lebih tinggi (P<0.001)
dalam post test 1 dan dipertahankan pada post test 2, dan perubahan-
perubahan tersebut terjadi secara signifikan. Hoeft dkk melihat bahwa
menyikat gigi dan pengetahuan pada kelompok intervensi lebih
meningkat dari pada kelompok kontrol (P<0.008). Selain itu, mereka
melaporkan bahwa gigi anak-anak yang disikat dua kali sehari
mencapai 82%, sementara perilaku tersebut sebelum intervensi hanya
22%. Chi dkk menunjukkan bahwa pengetahuan dan self-efficacy
pemberi pelayanan secara statistik meningkat signifikan (P<0.001)
setelah intervensi. Angelopoulou dkk melaporkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan dalam pengetahuan kesehatan gigi antara
kelompok intervensi dengan kelompok kontrol pada 3 dan 6 bulan
setelah intervensi (P<0.001). Demikian juga, mereka melaporkan
15

bahwa perilaku kesehatan gigi di antara anak-anak sekolah meningka


tsecara signifikan pada 6 bulan (P<0.001). Haque dkk melaporkan
bahwa terdapat peningkatan yang signifikan (P<0.001) pada fase tindak
lanjut dibandingkan dengan baseline karena skor sikap dan
pengetahuannya lebih tinggi (75.9% vs 19.3%; 57.8% vs 14.7%) dan
pada frekuensi menyikat gigi yang lebih sering (3x atau lebih per hari).
D’Cruz dkk menunjukkan bahwa skor pengetahuan meningkat secara
signifikan (menggunakan ANOVA, P<0.001) pada kelompok intervensi
dibandingkan dengan kelompok kontrol 9 bulan setelah intervensi.
Mereka juga melaporkan bahwa pada kelompok intervensi skor praktek
setelah 9 bulan meningkat secara siginifikan (menggunakan ANOVA,
P<0.001) dibandingkan dengan kelompok kontrol. Aljafari dkk
melaporkan perubahan yang siginifikan dalam skor menyikat gigi
menggunakan linear multivariate regression. Esan dkk melihat bahwa
intervensi dapat meningkatkan perilaku menyikat gigi 2x sehari di
antara siswa sekolah dibandingkan dengan kelompok kontrol (OR=047;
P=0.03). Pakpour dkk melihat bahwa siswa yang diberikan intervensi
lebih suka menyikat gigi daripada kelompok kontrol, baik pada bulan
pertama maupun bulan ke-6 follow up. Juga, minat dan kontrol perilaku
yang dirasakan menunjukkan peningkatan yang siginifikan kedua
kelompok intervensi (P<0.001).
3. 2 Efek jangka panjang
Penulis mengamati penelitian dari D’Cruz dkk, Pakpour dkk,
Angelopoulou dkk, Pakpour dkk, Yekaninejad dkk, dan Mbawalla dkk
bahwa intervensi pendidikan kesehatan mulut efektif dalam
meningkatkan kesehatan gingiva dan mengurangi level plak. D’Cruz
dkk melaporkan rata-rata indeks plak dan skor indeks gingiva lebih baik
setelah 9 bulan diberikan intervensi pada kelompok intervensi
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Tes Post hoc Tukey
menunjukkan bahwa peningkatan signifikan secara statistik (P<0.001).
Mbawalla dkk mengamati bahwa perdarahan dan plak menurun lebih
16

banyak setelah dilakukan intervensi pada remaja dibandingkan dengan


kelompok kontrol, dan perubahan ini juga signifikan secara statistik
(0.5 vs 0.3; P<0.05). Yekaninejad dkk melaporkan bahwa kesehatan
gingival pada anak-anak kelompok intervensi komprehensif meningkat
secara signifikan (OR=0.60, 95% CI:0.53-0,67; P=0.025) dibandingkan
dengan kelompok kontrol. Pakpour dkk mengamati bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan dalam indeks plak secara visual antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol (P<0.001). Pakpour dkk
mengamati bahwa kesehatan gingival dan plak gigi pada loss frame
group dibandingkan dengan kelompok control meningkat secara
signifikan (OR=0.74, P=0.016; OR=0.60, P=0.037) setelah 24 minggu.
Angelopoulou dkk melaporkan bahwa kesehatan gingiva meningkat
secara signifikan pada experimental learning group pada bulan ke-6
(P<0.001) dan ke-18 (P<0.05).
Pada tabel 4 menunjukkan bahwa beberapa penelitian
menyarankan intervensi untuk kelompok sasaran anak-anak sekolah
dilakukan dengan berdasarkan narasi/ceramah, demonstrasi menyikat
gigi, percakapan, sesi berbasis kelas dan kurikulum pendidikan
kesehatan mulut. Beberapa penelitian lain menyarankan intervensi
untuk kelompok sasaran anak-anak dilakukan dengan berdasarkan
kelas, buku dan CD, brainstorming, video game dan saran/nasihat
secara lisan. Penelitian lain menyarankan intervensi untuk kelompok
sasaran remaja berdasarkan booklet, sidang, pesan dan pamflet, sesi
pendidikan kesehatan mulut, dan poster. Selain itu, penelitian lainnya
mengusulkan intervensi untuk kelompok sasaran orang dewasa
berdasarkan tiga sesi, booklet dan SMS, flipchart, alat bantu audio
visual, leaflet, foto, perencanaan latihan, brosur, pembelajaran virtual
dan foto-foto.
17

4. Diskusi
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas intervensi
pendidikan kesehatan mulut dan promosi kesehatan. Sebanyak 4 penelitian
menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam sikap dan perilaku
dari kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol yang
mempertimbangkan Theory Planned Behaviour dan Health Belief Model
(TPB dan HBM). Sebanyak 11 penelitian menunjukkan efek positif yang
signifikan pada intervensi pengetahuan, sikap, dan perilaku (menyikat gigi
dan flossing). Dampak positif dari program pendidikan kesehatan, sikap, dan
perilaku konsisten dengan hasil penelitian oleh Nakre dan Harikiran (2013).
Nakre dan Harikiran menyarankan agar melibatkan kelompok lain seperti
orang tua dan guru, oral health education and promotion agar nantinya hasil
yang didapat lebih efektif. Peningkatan pengetahuan akan dapat
meningkatkan kesadaran akan kesehatan. Temuan menunjukkan bahwa
edukasi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku dan
dan dapat digunakan untuk tujuan merancang kerangka teoritis dari
intervensi. Kerangka teoritis dari penelitian ini dan penelitian oleh Brukiene
dan Aleksejuniene memiliki kesamaan. Penulis juga menemukan peningkatan
yang signifikan dalam promosi kesehatan mulut (gigi yang rusak, plak,
kalkulus, dan perdarahan menuurun) setelah intervensi dalam kelompok
eksperimen dari 6 penelitian. Efek positif dari promosi kesehatan mulut pada
gigi yang rusak, plak, kalkulus dan pendarahan sesuai dengan penelitian oleh
McGrath dkk dan Kay & Locker, yang menunjukkan bahwa promosi
kesehatan mulut menggunakan fluoride memperbaiki karies gigi. Sebuah
penelitian terbaru menunjukkan bahwa tindakan pecegahan dapat mengurangi
terjadinya gigi berlubang bahkan tanpa membuat perubahan dalam kesadaran
dan perilaku kesehatan. Dengan demikian, penelitian lain menunjukkan
bahwa penambahan perilaku pencegahan untuk intervensi promosi kesehatan
mulut dapat mengurangi kerusakan gigi. Secara keseluruhan, intervensi
pendidikan kesehatan memiliki efek yang bermanfaat pada pengetahuan,
sikap, dan perilaku kesehatan mulut serta mengurangi gigi yang rusak dan
18

plak. Meskipun dampak intervensi pendidikan dan promosi kesehatan mulut


telah terbukti, tetapi diperlukan untuk melakukan meta-analisis dan penelitian
berkelanjutan mengenai masalah ini. Ada beberapa keterbatasan untuk
penelitian ini. Hal ini didasarkan pada penelitian terbaru yang dilakukan
dalam berbagai intervensi, ukuran sampel yang berbeda, dan periode tindak
lanjut yang berbeda, yang mungkin salah untuk memperluas ukuran hasil.
Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki penelitian 10 tahun terakhir
selama 2010 hingga 2016, dan menggunakan alat komprehensif berupa
kriteria penilaian kualitas, dan pemilihan penelitian dilakukan berdasarkan
PICO, yang dapat menjadi kekuatan penelitian.

5. Kesimpulan
Penelitian ini mendukung efektivitas semua intervensi pendidikan dan
promosi kesehatan mulut, terutama dalam hasil jangka pendek. Terkait
pentingnya hasil jangka panjang dan jangka pendek untuk program
pendidikan dan promosi kesehatan mulut, intervensi ini dapat dilakukan di
masa depan dengan beberapa kelompok sasaran termasuk keluarga dan guru.

6. Relevansi Klinis
6. 1 Alasan ilmiah untuk pembelajaran
Identifikasi intervensi yang tepat dan proporsionalitas intervensi
dengan kelompok sasaran dapat membantu tenaga profesional
pendidikan kesehatan untuk mempengaruhi dan mempromosikan
intervensi. Juga, ketika tenaga profesional kesehatan yang memberi
pendidikan menyajikan OHE (Oral Health Education) yang
komprehensif dengan dukungan berkelanjutan, perencanaan program,
implementasi, dan sampai pada pemeliharaan.
6. 2 Temuan utama
Penelitian ini kurang lebih mendukung efektivitas semua
intervensi pendidikan dan promosi kesehatan mulut, terutama dalam
hasil jangka pendek.
19

6. 3 Implikasi praktis
Hasil systematic review dapat digunakan oleh tenaga profesional
pendidikan kesehatan untuk membantu kelompok sasaran memahami
kesehatan mulut, untuk memotivasi dalam menjaga kesehatan mulut
yang baik, dan untuk mengembangkan intervensi kesehatan mulut.

Anda mungkin juga menyukai