ELFRY SYAHRIL
1706094974
1 Universitas Indonesia
2
Universitas Indonesia
3
rendah.
Hal-hal terrsebut diiatas pada akhirrnya akan mempeengaruhi mutu playanan
kesehatan RSUD KH Daud Arif Kuala Tungkal, yang mengakibatkan citra pelayanan
rumh sakitt menjadi rendah dan pasien ennggan berobat di RSUD KH Daud Arif Kuala
Tungkal yang akan mempengaruhi indikator pelayanan termasuk jumllah kunnjungan
pasiien rawatt jallan atau BOR rawaat iinap.
Universitas Indonesia
3
Universitas Indonesia
3
laporan atau catatan rekam medis, layanan system pencatatan dan pelaporan rumah
sakit, profil dan laporan tahunan/kinerja rumah sakit.
Universitas Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Formularium
Berdasarrkan Perraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 72 Tahun 2016 tentang
standarr pellayanan kefarrmasian di Rumah Sakit, ymenyatakan bahwa formulariun
Rumah Sakit merrupakan dafttar obat yang diisepakati staf mediis, disusun oleh
komite/Tim farrmasi dan terapi yang ditetapkan oleh piimpinan rumah sakit.
Forrmularium mengacu pada forrmularium nasional. Playanan kefarrmasian sallah
satuunya yaitu playanan ressep (Depkes RI,2016). Perresepan yang baiik akan
meniingkatkan penggunaan obat secarra rasiional sehiingga pasiien meneriima obat
yang seesuai dengan kebuttuhan kliniisnya, dalam dosiis yang tepat unttuk jangka
wakttu yang cukup dengan biiaya yang rendah (WHO, 2004).
Forrmularium Nasiional merrupakan daftar obat terpiliih yang dibuttuhkan dan
terrsedia di fasiilitas playanan kesehatan sebagai acuan dalam pelaksanaan JKN (Dirjen
Binfar dan Alkes,2014). Obaat yang dibuutuhkan dan tiddak tercaantum di dalam
forrmularium nassional dapat diigunakan deengan perrsetujuan koomite meedik dan
diirektur rumah sakit setempat (Depkes RI, 23)
Mannfaat forrmularium nasional saalah satuunya yaitu untuk pengendaliian
mutu dan untuk mengooptimalkan pelaayanan pada paasien (Kemenkes RI, 2013).
Ketiidakpatuhan terrhadap forrmularium akan mmempengaruhi muttu pelayanan rumah
sakiit terutama pelayanan di iinstalasi rumah sakiit (Krisnadewi et al, 2014)
Keuntungan diberllakukannya sistem forrmularium di Rumah Sakit, antara laiin
membanttu meyakinkan mutu dan kettepatan penggunaan obat didalam rumah sakit.
Keunttungan lainnya sebagai bahan edukasi bagi sttaf tenttang terrapi obat yang tepat,
dan memberri rasio biaya yang tertiinggi ( Siregar, 2004). Mutu dan kuaalitas
pelaayanan jasa darri suatu insstansi dapat diianalisis dengan meenggunakan service
Quality (serqual)
Faktor yang mempengarruhi penuliisan resep oleh doktter ada dua yaitu fakttor
medis yang berrhubungan dengan kondiisi kesehattan dan factor non mediis yang
terrbagi dua lagi yaitu factor kondisi perresepan dan factor indiividu yaitu semua yang
berrhubungan dengan indiividu dokter (WHO, 1988).
Universitas Indonesia
8
9
1. Obat Generik
Pemerrintah dallam hal ini Kementerian Kesehattan RI telah menetapkan suatu
kebiijakan yang terttuang dalam permenkes No. 085/Menkes/Per/I/1989 tentang
kewajiiban penuliisan resep dan penggunaan obat generic difasiilitas playanan
Universitas Indonesia
10
Universitas Indonesia
11
Universitas Indonesia
12
Formularium RSUD KH Daud arif saat ini yang berlaku adalah Formularium
tahun 2018 yang ditetapkan dengan SK Direktur RSUD KH Daud Arif Nomor
238/SK/DIR/I/2018, disusun berdasrkan obat generic, ditambah dengan jenis obat yang
sangat dibutuhkan sesuai dengan kasus-kasus penyakit yang dijumpai diwilayah
sumatera selatan. Obat dengan nama dagang (brand name) paling banyak 4 macam
diluar generic.
Panitia Farmasi dan terapi adalah panitia yang dibentuk dengan SK Direktur
Rumah Sakit, yang beraggotakan dokter yang merupakan wakil-wakil dari SMF yang
ditunjuk oleh ketua SMF yang bersangkutan, Farmakolog, Mikrobilog, Farmasis dan
perawat yang berfuungsi meembantu direktur Rumah Sakit untuk meenentukan
kebijakan peenggunaan obaat dan peengobatan, antara lain menyusun Formularium RS,
memfasilitasi penyusunan Standar diagnosa dan terapi, melakukan pemantauan
penggunaan obat di Rumah Sakit.
Tugas panitia Farmasi dan terapi sesuai dengan Surat Keputusan Direktur RSUD
KH Daud Arif Kuala Tungkal tahun 2018 adalah ;
1. Meembantu piimpinan rumah sakit melalui koomite medik untuk
meninggkatkan peengelolaan dan peenggunaan obat seecara raasional.
2. Meenyusun Foormularium rumah sakit dan tatalaksana peenggunaannya di
ruumah sakit
3. Meembantu komiite medik dalam menyuusun Standard Operating
Prosedur dan peedoman diagnose dan teerapi yang diiajukan oleh staff
meddik funngsional (SMF).
4. Memaantau serta meenganalisa keerasionalan pennggunaan obat dirumah
sakit.
5. Meelakukan Anaalisa efektifitas dan efisiensi peenggunaan obat ruumah
sakit.
6. Reviisi forrmularium rumah sakit sessuai dengan kemaajuan ilmu
keedokteran.
7. Mengkkoordinir peelaksanaan uji klinik obat.
8. Mengkkoordinir peemantauan efek saamping obat.
9. Memberiikan masukkan berupa saaran dalam peerencanaan, peengadaan
obat di Guudang Farmasi Kesehatan(GFK)
10. Membantu puskesmas dalam hal penggunaan obat secara rasional.
2.3 Perilaku
Reaksi dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan, dengan demikian dari sudut pandang biologis semua
Universitas Indonesia
13
Universitas Indonesia
14
Universitas Indonesia
15
Universitas Indonesia
16
2.4. Kepatuhan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (1999) mengatakan bahwa kepatuhan adalah ketaatan melakukan suatu
yang dianjurkan.
Kepatuhan adalah taat atau tidak taat pada perintah,aturan dan disiplin. Perubahan sikap
suatu individu dimulai dari tahap kepatuhan,identifikasi,kemudian internalitas
Universitas Indonesia
17
Universitas Indonesia
18
Universitas Indonesia
19
c. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi kualitas pemilihan obat oleh tenaga
medis adalah factor internal rumah sakit berupa pengaruh kepemimpinan, serta
pengaruh pengendalian dan pengawasan dalam pelaksanaan standar obat. Factor
internal sakit ini dapat dilihat dari peran panitia Farmasi dan terapi, peran
Komite Medik, peran Manajemen Rumah Sakit, ataupun peran dokter -dokter
senior sebagai panutan ataupun dalam melaksanakan pengendalian dan
pengawasan serta pembinaan terhadap dokter-dokter dalam memilih obat
berdasarkan standar obat yang berlaku di Rumah Sakit.
Universitas Indonesia
BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1. Sejarah Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Daerah K.H. Daud Arif Kuala Tungkal adalah Rumah Sakit
Umum Daerah Tingkat II Kabupaten Tanjung Jabung Tipe D yang dibangun tahun 1984.
Pada tahun 1996 terjadi penngkatan Kelas Rumah Sakit dari Tipe D menjadi Tipe C,
sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 549/MENKES/SK/VI/96
tanggal 5 Juni 1996, dengan jumlah tmpat tidur sebanyak 50 Tempat Tidur.
Pada tahun 1999, Rumah Sakit Umum Daerah Tingkat II Kabupaten Tanjung
Jabung berubah nama menjadi Rumah Sakit Umum Daerah K.H. Daud Arif Kuala
Tungkal sesuai Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Tanjung Jabung Barat Nomor 6
Tahun 2002 tentang Susunan Organisasi Rumah Sakit Daerah dan yang terakhir diubah
dengan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Tanjung Jabung Barat Nomor 15 tahun
2008 tentang Susunnan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten
Tanjung Jabung Barat
Sesuai Perda Kabupaten Tanjung Jabung Barat Nomor 15 tahun 2008 tersebut
dinyatakan bahwa Rumah Sakit Umum Daerah K.H. Daud Arif Kuala Tungkal
mempunyai tugas sesuai dengan peraturan yang berlaku.
RSUD KH. Daud Arif Kabupaten Tanjung Jabung Barat ditetapkan menjadi
Badan Layanan Umum Daerah ( BLUD ) berdasarkan Surat Keputusan Bupati Tanjung
Jabung Barat Nomor 445/614/RSDU/2016 tanggal 5 Agustus 2016 dan mulai berlaku
sejak tanggal 1 Januari 2017.
20 Universitas Indonesia
22
depan(cita-cita) yang rasional untuk dicapai agar keberadaan RSUD K.H. Daud Arif
Kabupaten TanjungJabung Barat semakin maju dan dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang diinginkan masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
3.2.2. Misi
Misi Rumah Sakit adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pelayanan yang berrmutu prima dan memuaskanMemberikan
pelayanan yang berkualitas sesuai standar dan menyenangkan dengan senyum, sapa dan
salam (3S) berdasarkan hati nurani secara efektif dan efesien yang didukung oleh tenaga
profesional.
3.2.3. Motto
Moto RSUD KH. Daud Arif Kuala Tungkal adalah “Utamakan pelayanan
kesehatan”.
20 Universitas Indonesia
22
Rumah Sakit menjadi Badan Layanan Umum Daerah ( BLUD ) berdasarkan Surat
Keputusan Bupati Kabupaten Tanjung Jabung Barat nomor 445/614/RSUD/2016
tanggal 5 Agustus 2016. Susunan Struktur organisasi sebagai berikut :
1. Direktur
2. Bagian Umum terdiri dari :
a. Sub. Bag. Umum dan Kepegawaian
b. Sub. Bag. Keuangan
c. Sub. Bag. Logistik dan Tata Laksana Rumah Tangga
3. Bidang Pelayanan terdiri dari :
a. Seksi Pelayanan
b. Seksi Penunjang
4. Bidang Keperawatan terdiri dari :
a. Seksi. Etika dan Mutu Keperawatan
b. Seksi Asuhan Keperawatan
5. Bidang Bina Program terdiri dari :
a. Seksi Perencanaan dan Evaluasi
b. Seksi Pendidikan Latihan dan Medical Record
3.3.2. Ketenagaan
Tenaga Spesialis Dasar dan Dokter Spesialis Penunjang yang ada sampai tahun
2017 mempunyai tenaga medis sebagai berikut :
1. Dokter Umum dan dokter gigi :
1) Dokter umum : 6 Orang
2) Dokter gigi : 3 Orang
2. Dokter Spesialis :
1) Dokter Spesialis Bedah : 2 Orang
2) Dokter Spesialis Obgyn :1 Orang
3) Dokter Spesialis Penyakit Dalam : 1Orang
4) Dokter Spesialis Penyakit Anak : 1 orang
5) Dokter Spesialis Mata : 2 orang
6) Dokter Spesialis Anestesi : 1 orang
7) Dokter Spesialis THT : 1 Orang ( Kunjungan )
8) Dokter Spesialis Jiwa : 1 Orang ( Kunjungan )
9) Dokter Spesialis Radiologi : 1 Orang ( Kunjungan )
10) Dokter Spesialis Syaraf : 1 Orang ( Kunjungan )
3. Tenaga Paramedis dan non paramedic : ( PNS )
1) Perawat : 48 Orang
2) Perawat Anestesi/Penata :1 Orang
3) Bidan : 9Orang
4) Analis Labor : 7 Orang
3.4. Fasilitas dan Layanan RS
3.4.1. Fasilitas
Fasilitas yang ada adalah sebagai berikut :
1. Fasilitas Sarana ( Gedung Pelayanan dan Gedung Rumah Dinas ).
2. Fasilitas Prasarana
20 Universitas Indonesia
22
20 Universitas Indonesia
24
(1) Indikator untuk mengukur minat ”pasien baru” mengunakan jasa layanan yang
disediakan.
(2) Indikator untuk mengukur kemampuan rumah sakit mempertahankan pasien
lama untuk menggunakan jasa layanan yang disediakan.
1. Quality of Place
Terdapat tiga indiikator yang menggmbarkan secara agregat kualitas fisik
layanan Rumah Sakit yaitu :
(1). Bed Occupation Ratio (BOR),
Indikator ini untuk menugukur tinggi rendahnya pemanfatan tempat tidur.
(2). Turn Over Interval (TOI),
Indikator ini untuk mengukur rata-rata hari tmpat tidur tidak ditempati saat ke saat
sampai tersi berikutnya.
2. Quality of Services
Kualitas Layaanan Rumah Sakit dapat diwakili dari 4 indiikator mutu sebagai
berikut :
(1) Angka kematian kasar (Gross Death Rate/GDR),
digunnakan untuk menilai angka kemattian di bawah 48 jam stelah dirawat untuk
setiap 100 penderita keluar.
(2) Angka kematian bersih (Net Death Rate/NDR),
digunakan untuk menilai angka kematian di atas 48 jam setelah dirawat untuk
setiap 100 pennderita keluar.
pelayanan kesehatan perlu menjamin aksesibilitas obat yang aman, berkhasiat, bermutu,
dan terjangkau dalam jenis dan jumlah yang cukup yang disusun daftar obat dalam
bentuk Formularium Nasional.
Implementasi dari SK Menteri Kesehatan tersebut ditindaklanjuti dengan
menerbitkan Surat Keputusan Direktur Nomor 238/SK/DIR/I/2018 Tentang Penetapan
Formularium Rumah Sakit Umum Daerah KH. Daud Arif sebagai upaya peningkatan
mutu pelayanan dan pengendalian obat-obatan di lingkungan RSUD KH. Daud Arif.
Penyusunan Formularium Obat Rumah Sakit
meliputi Obat dan Bahan Habis Pakai, serta alat-alat kesehatan. Dalam pelaksanaan
penyusunan dan evaluasi monitoring obat-obatan rumah sakit dilakukan oleh panitia
farmasi dan Alat kesehatan rumah sakit, Salah satu tugasnya menyusuun forrmularium
yang menjadi dasarr dalam pengunaan obat-obatan dan kebutuhan alat kesehatan di
rumah sakit.
Tabel 3.7. Standar Pelayanan Minimal Instalasi Farmasi
RSUD KH.Daud Arif Kuala Tungkal
No Indikator Kinerja Target SPM Target IKK Realisasi Keterangan
Capaian
Tahun 2018
1 Waktu Tunggu ≤ 30 Menit ≤ 10 menit 13 menit Tercapai
Pelayanan Obat JAdi
2 Waktu tunggu ≤ 60 Menit ≤ 60 Menit 45 menit Tercapai
Pelayanan obat
racikan
3 Tidak adanya 100 % 100% 99,90 Belum
kesalahan pemberian tercapai
obat
4 Penulisan resep 100% 100% 94,5% Belum
sesuai formularium tercapai
5 Kepuasan Pelanggan ≥ 80% ≥ 80% 79.60 Belum
tercapai
Sumber data : Laporan Monitoring dan evaluasi tahun 2018
24
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat kepatuhan dalam penulisan resep sesuai
formularium belum memenuhi standar pelayanan minimal.
BAB IV
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
4.1. Kerangka Konsep
Kerngka konseptual pnelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat
kepatuhan tenaga medis dalam pelaksanaan standard formularium obat nasional di
RSUD KH. Daud Arif Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
30 Universitas Indonesia
nasional
Ketersediaan Jumlah dan jenis obat Kuesioner ordinal 1. Tersedia , jika
obat yang disediakan di pasien mendapat
masing-masing poli layanan yang
dalam jumlah yang cukup
cukup berdasarkan jumlahnya
2. Tidak Tersedia,
jumlah pasien yang
jika pasein tidak
ditangani setiap periode
mendapat obat
waktu tertentu
alam jumlah
yang cukup
30 Universitas Indonesia
BAB V
METODE PENELITIAN
32 Universitas Indonesia
33
Universitas Indonesia
34
Universitas Indonesia
35
bila ada kekurangan data dapat segera dikonfirmasi pada responden yang
bersangkutan.
b. Tabulasi yaitu langkah yang memasukan data hasil penelitian kedalam tabel
– tabel sesuai kriteria yang telah ditentukan.
c. Entri data yaitu proses memasukan data kedalam katagori tertentu untuk
dilakukan analisis data dengan menggunakan bantuan program komputer.
d. Koding yaitu mengklasifikasikan jawaban – jawaban yang ada menurut
macam. Klasifikasi dilakukan dengan jalan menandai mesing – masing
jawaban dengan kode berupa angka, kemudian dimasukkan dalam lembaran
tabal kerja guna mempermudah dalam membaca.
e. Cleaning yaitu mengecek kembali data yang sudah dientri apakah ada
kesalahan atau tidak, dan membuang data yang sudah tidak terpakai.
Universitas Indonesia
36
Universitas Indonesia
37
BAB VI
HASIL PENELITIAN
dan fungsinya sebagai pemberi pelayanan medik di RSUD KH.Daud Arif Kuala
Karakteristik N %
Umur
21-30 2 8,7
31-40 12 52,2
41-50 7 30,4
>50 2 8,7
Jenis Kelamin
Pria 12 52,2
Wanita 11 47,8
Pendidikan Terakhir
Spesialis Mata 2 8,7
Dokter Gigi 5 21,7
Dokter Umum 10 43,5
Spesialis Bedah 2 8,7
Spesialis Kandungan 1 4,3
Spesialis Anastesi 1 4,3
Spesialis Anak 1 4,3
Spesialis Penyakit Dalam 1 4,3
Jumlah 23 100,0
Berdasarkan table 6.1 di atas dapat dketahui bahwa sebagian besar (52,2%)
responden berusia 31-40 tahun dengan jenis kelamin paling banyak yaitu pria
sebesar 52,2% dimana terdapat selisih 1 responden dengan jenis kelamin wanita.
Tingkat pendidikan responden paling banyak adalah dokter umum sebesar 43,5%.
6.2 Analisis Univariat
Berdasarkan dari kategori karakteristik pada tabel 6.1 dinyatakan bahwa ditinjau
dari aspek kelompok umur dari sejumlah responden ternyata hampir 52,2 %
Universitas Indonesia
38
berumur 31 – 40 tahun, sedangkan pada posisi kedua pada kelompok umur 41-50
tahun dengan besaran 30,4 %, disusul kelompok umur 21-30 dan lebih dari 50 tahun
sedikit dengan perbandingan 52,2% pada responden laki-laki (12 orang) sedangkan
bahwa sebagian besar berpendidikan profesi dokter umum (43,5%) dengan jumlah
dokter spesialis, yang paling banyak adalah dokter spesialis penyakit mata dan
anak dan dokter spesialis dalam masing –masing diisi hanya 1 orang (4,3%).
6.3 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara satu variabel bebas
dengan variabel terikat yaitu kepatuhan menulis resep sesuai formularium. Analisis bivariat
dilakukan dengan uji chi-square (X2), untuk melihat adanya hubungan variabel bebas
dengan variabel terikat digunakan nilai p value dan confidence interval (CI). Kedua variabel
dikatakan memiliki hubungan jika nilai p value lebih kecil dari 0,05. Besarnya nilai odds
ratiomerupakan indikator apakah variabel yang diuji merupakan faktor risiko atau faktor
protektif.
6.3.1 Hubungan Pengetahuan Tenaga Medis dengan Kepatuhan Tenaga Medis Menulis
Tingkat Kepatuhan
Pengetahuan Patuh Tidak Total POR P
Patuh value
Universitas Indonesia
39
n % N % N %
Cukup 15 93,80 1 6,20 16 100,00
Kurang 2 28,60 5 71,40 7 100,00 3,281 0,006
17 73,9 6 26,1 23 100,00
medis yang kurang memiliki risiko 3,281 untuk menulis resep tidak sesuai
Sikap Kepatuhan P
Patuh Tidak Patuh Total POR value
n % N % N %
Positif 12 92,30 1 7,70 13 100,00
Negatif 5 50,00 5 50,00 10 100,00 1,146 0,070
17 73,90 6 26,2 23 100,00
Universitas Indonesia
40
Table 6.3 di atas menunjukkan bahwa 92,30% tenaga medis memiliki sikap
50,00% tenaga medis yang memiliki sikap negatif tetapi menulis resep
sesuai formularium. Pada tabel di atas variable sikap tenaga medis tidak
Kepatuhan P
Keyakinan Patuh Tidak Total POR value
Patuh
n % n % N %
Positif 13 86,70 2 13,30 15 100,00
Negatif 4 50,00 4 50,00 8 100,00 1,733 0,159
17 73,90 6 26,10 23 100,00
Table 6.4 di atas menunjukkan bahwa terdapat 86,70% tenaga medis yang
negative tetapi patuh meulis resep sesuai formularium. Pada tabel di atas
value 0,159.
6.3.4 Hubungan Ketersediaan Obat dengan Kepatuhan Tenaga Medis dalam
Universitas Indonesia
41
Kepatuhan
Ketersediaan Patuh Tidak Total POR P
Obat Patuh value
n % N % N %
Tersedia 13 81,20 3 18,80 16 100,00
Tidak 4 57,10 3 42,90 7 100,00 1,422 0,487
Tersedia
17 73,90 6 26,10 23 100,00
Tabel 6.5 di atas menunjukkan 81,20% obat tersedia sehingga tenaga medis
tidak tersedia dimana tenaga medis tetap patuh menulis resep sesuai
signifikan dengan kepatuhan tenaga medis dalam menulis resep dengan nilai
p value 0,487.
Universitas Indonesia
BAB VII
PEMBAHASAN
7.1 Pembahasan
7.1.1 Pengetahuan
Penngetahuan adaalah fakta atau kondisi mengeetahui sesuatu dengan baik
2015; Ridwan, 2015; Alwi, 2009; Wambrauw, 2006; Regaletha, 2009). Hasil
p=0,006.
Universitas Indonesia
42
43
7.1.2 Sikap
Sikap merupakan opini dan perrasaan yang umumnya dimiliki seseorang
dan pikiran yang ada untuk memberikan tanggapan pada suatu objek yang
RSUD KH. Daud Arif Kuala Tungkal dengan nilai p=0,070. Hasil penelitian
Tungkal.
7.1.3 Keyakinan
Keyakinan merupakan salah satu faktor predisposisi dalam teori Green dan
dipengaruhi oleh sikap normal subjektif. Keyakinan yang baik atau positif
yang tidak baik atau negatif. Kepatuhan tenaga medis dalam menulis resep
Universitas Indonesia
44
akan mutu dan khasiat obat yang diberikan. Hasil penelitian Wambrauw
tersebut kemungkinan karena ada faktor lain yang merupakan faktor yang
sesuai formularium.
7.1.4 Ketersediaan Obat
Ketersediaan sarrana kesehatan atau dlam haal ini adallah ketersediaan obat
p=0,487.
BAB VIII
Universitas Indonesia
45
8.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
8.1.1 Faktor yang terbukti berhubungan dengan kepatuhan tenaga medis
memberikan resep obat sesuai formularium di RSUD KH. Daud Arif Kuala
Tungkal adalah Pengetahuan;
8.1.2 Faktor yang tidak terbukti berhubungan dengan kepatuhan tenaga medis
memberikan resep obat sesuai formularium di RSUD KH. Daud Arif Kuala
Tungkal adalah: Sikap, Keyakinan, dan Ketersediaan Obat.
8.2 Saran
8.2.1 Bagi Rumah Sakit KH Daud Arif Kuala Tungkal
Agar manajemen melakukan pendidikan dan pelatihan terkait pelaksanaan
formularium di Rumah Sakit KH Daud Arif Kuala Tungkal secara berkala
dan periode waktu tertentu.
8.2.2 Bagi Tenaga Medis Rumah Sakit KH Daud Arif Kuala Tungkal
Agar setiap dalam melaksanakan aktifitas terkait profesi dengan penuh
dedikasi guna peningkatan kualitas layanan Rumah Sakit KH Daud Arif
Kuala Tungkal, dengan melibatkan semua komponen layanan termasuk
petugas terkait.
8.2.3 Bagi Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Perlunya dukungan manajemen secara terstruktur dalam mengkawal
pelaksanaan kepatuhan layanan penggunaan obat sesuai formularium dengan
kebijakan Peraturan Per-Undang-Undangan baik dukungan SDM dan
anggaran sarana dan prasarana.
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Indonesia