Oleh :
Triska Dianti W, S.Ked
NIM 1830912320037
Levina Halim, S.Ked
NIM 1830912320087
Muhammad Ervin, S.Ked
NIM 1830912310100
Pembimbing :
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul...............................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
Daftar Pustaka................................................................................................16
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
kepercayaan (fiduciary relationship) antara dua insan yaitu sang pengobat dan
kerahasiaannya kepada sang pengobat. Kepercayaan penuh yang teramat besar ini
sedangkan pasien adalah orang yang sakit yang membutuhkan bantuan dokter
akan menyerahkan penyakit yang sedang dialaminya kepada dokter dan pasien
diharapkan patuh menjalankan semua nasihat dari dokter atau tidak melaksanakan
oleh dokter.1
adalah dokter dan pasien terikat dalam sebuah hubungan kepercayaan, yaitu salah
satu maknanya adalah dokter memiliki kewajiban untuk menjaga kerahasiaan pasien
1
dalam segala hal, sehingga pasien dapat menaruh kepercayaan penuh terhadap dokter
yang menanganinya. Selain itu hal ini juga diatur dalam Kode Etik Kedokteran
poin nomor 1 yang berbunyi ”Seorang dokter wajib merahasiakan apa yang ia
ketahui tentang pasien yang ia peroleh dari diri pasien tersebut dari suatu hubungan
keadaan yang membuatnya harus membuka rahasia medis, seperti pada keadaan
pandemic COVID-19 saat ini. Untuk itu, dalam tinjauan pustaka ini akan dibahas
lebih lanjut mengenai aturan-aturan yang mendasari seorang dokter dapat atau
tidaknya membuka rahasia medis dan batasan-batasan seperti apa yang harus dipatuhi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
adalah orang yang memerlukan pertolongan dokter karena penyakitnya dan dokter
menerima klien itu sebagai pasiennya. Hubungan antara orang yang memerlukan
bersifat tidak seimbang. Dokter pada posisi yang lebih kuat dan pasien berada pada
posisi yang lebih lemah. Dalam hubungan yang demikian, dokter diharapkan akan
bagi dirinya sendiri. Ketika dalam hubungan itu disertai denggan permintaan dokter
untuk mendapatkan imbalan jasa dari pasien, dan pasien bersedia memenuhinya,
maka terjadilah hubungan yang disebut sebagai hubungan kontraktual. Karena sifat
hubungan tersebut, pasien akan bersifat jujur dalam mengungkapkan berbagai macam
hal yang ingin diketahui oleh dokter, demikian pula dokter akan bersikap jujur dalam
upaya yang akan dilakukannya untuk menolong pasien. Selain itu, dokter juga harus
dapat dipercaya bahwa ia akan menyimpan semua rahasia pasien serta tidak akan
mengungkapkan rahasia itu kepada siapapun juga, tanpa persetujuan pasien kecuali
3
atas perintah Undang-Undang.1,2
rupanya hanya terlihat superioritas dokter terhadap pasien dalam bidang ilmu
biomedis; hanya ada kegiatan pihak dokter sedangkan pasien tetap pasif. Hubungan
ini berat sebelah dan tidak sempurna, karena merupakan suatu pelaksanaan
wewenang oleh yang satu terhadap lainnya. Berdasarkan keadaan sosial budaya dan
tangan pasien. Biasanya hubungan ini berlaku pada pasien yang keselamatan jiwanya
terancam, atau sedang tidak sadar, atau menderita gangguan mental berat.
ini ditemukan bila keadaan pasien tidak terlalu berat misalnya penyakit infeksi baru
atau penyakit akut lainnya. Meskipun sakit, pasien tetap sadar dan memiliki perasaan
Filosofi pola ini berdasarkan pemikiran bahwa setiap manusia memiliki martabat
4
dan hak yang sarna. Pola ini terjadi pada mereka yang ingin memelihara
kesehatannya seperti medical check up atau pada pasien penyakit kronis. Pasien
secara sadar dan aktif berperan dalam pengobatan terhadap dirinya. Hal ini tidak
dapat diterapkan pada pasien dengan latar belakang pendidikan dan sosial yang
rendah, juga pada anak atau pasien dengan gangguan mental tertentu.
Hukum kesehatan adalah kaidah atau peraturan hukum yang mengatur hak
dan kewajiban tenaga kesehatan, individu dan masyarakat dalam pelaksanaan upaya
kesehatan, aspek organisasi kesehatan dan aspek sarana kesehatan. Selain itu,
hukum kesehatan dapat juga dapat didefinisikan sebagai segala ketentuan atau
secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis”. Hukum kesehatan berperan
SOP.
c. Memperoleh informasi yang jujur dan lengkap dari pasien atau keluarga
pasien.
pasien.
dunia.
seorang dokter untuk selalu memperlihatkan dan menghormati semua hak pasien.
Peraturan yang mengatur tanggung jawab etis dari seorang dokter adalah
Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Lafal Sumpah Dokter. Kode etik adalah
Medical Ethics dengan landasan idiil Pancasila dan landasan strukturil Undang-
undang Dasar 1945. Kode Etik Kedokteran Indonesia ini mengatur hubungan antar
manusia yang mencakup kewajiban umum seorang dokter, hubungan dokter dengan
diri sendiri.1,3
7
Pendidikan, Pengalaman dan Kualifikasi Lain
Peralatan Perawatan
perawatan, apabila dari hasil pemeriksaan luar kurang didapatkan hasil yang
pelayanan, standar profesi dan standar operasional prosedur kepada pasien, baik
diminta maupun tidak diminta, karena prinsipnya dari transaksi terapeutik itu,
pihak health provider dan pihak health receiver yang sama-sama merupakan
subjek hukum yang mempunyai hak dan kewajiban yang setara sesuai dengan
asas hukum equality before the law dan dinyatakan dalam Pasal 1320 KUHP
8
Munculnya hak dan kewajiban sebagai akibat hubungan hukum antara
dokter dan pasien tersebut yang kemudian berpotensi terjadinya sengketa antara
dokter dengan pasien atau sengketa medik. Dalam upaya menghindari atau
mengurangi angka sengketa medik yang terjadi, maka perlu dipahami mengenai
hubungan hukum antara dokter dengan pasien. Dari hubungan hukum inilah yang
Dalam suatu akibat hukum, hal yang tidak dapat dipisahkan adalah mengenai
siapa yang bertanggung jawab, sejauh apa tanggung jawab dapat diberikan. Perlu
moral atau kaidah dasar bioetika. Di antara kaidah dasar bioetika tersebut adalah
Prima Facie yang teridiri atas menghargai otonomi pasien (respect for autonomy),
rahasia kedokteran, yang dimaksud dengan rahasia kedokteran adalah data dan
informasi tentang kesehatan seseorang yang diperoleh tenaga kesehatan pada waktu
Sedangkan tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
rekam medis menjelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.6 Dokumen rekam medis
merupakan milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi
etika melalui kode etik kedokteran Indonesia (KODEKI) dan Sumpah Dokter "Saya
akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena keprofesian saya" serta
peraturan perundang-undangan.4
Informasi pasien sifatnya rahasia sehingga semua pihak yang terlibat dalam
pelayanan kedokteran dan/atau menggunakan data dan informasi tentang pasien wajib
10
Pihak yang dimaksud meliputi: a. dokter dan dokter gigi serta tenaga kesehatan
lain yang memiliki akses terhadap data dan informasi kesehatan pasien; b. pimpinan
kesehatan; d. tenaga lainnya yang memiliki akses terhadap data dan informasi
Hal ini juga disebutkan pada pasal 10 Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola
dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan. 6 Rekam medis harus disimpan dan dijaga
kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan
kesehatan.7
terhadap bocornya rahasia medis yang ditulis dan dibagikan melalui media sosial
Jika dillihat dari sisi legal, maka rahasia medis dapat dibuka pada beberapa keadaan.
11
Menurut PMK No 36 tahun 2012 tentang rahasia kedokteran terdapat beberapa
kondisi yang memperbolehkan dokter atau tenaga kesehatan untuk membuka rahasia
penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau
rahasia kedokteran harus dilakukan secara tertulis dari pihak yang berwenang.
dilakukan dengan pemberian data dan informasi kepada pasien baik secara lisan
maupun tertulis.
diberikan atas permintaan tertulis dari Majelis Kehormatan Etik Profesi atau
12
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia. Pembukaan rahasia
berguna di masa yang akan datang; dan e. ancaman keselamatan orang lain
Luar Biasa/wabah penyakit menular dan ancaman keselamatan orang lain secara
individual atau masyarakat, identitas pasien dapat dibuka kepada institusi atau pihak
perundang-undangan.5
Penjelasan tentang isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter, dokter
gigi yang merawat pasien dengan izin tertulis pasien atau berdasarkan peraturan
13
perundang-undangan. Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat menjelaskan isi
rekam medis secara tertulis atau langsung kepada pemohon tanpa izin berdasarkan
jawab pelayanan pasien. Penanggung jawab pelayanan pasien atau pimpinan fasilitas
atau bonum commune. Jika informasi yang didapatkan pada praktik kedokteran dapat
Pelayanan (DPJP), Pimpinan Fasyankes bila DPJP tidak ada, ketua tim bila
perawatan dilakukan oleh tim dan anggota tim bila ketua tim tidak ada kepada pihak
yang berwenang menangani masalah kesehatan, dalam hal wabah COVID19 tentunya
14
BAB III
PENUTUP
adalah kepercayaan, yaitu salah satu maknanya adalah dokter memiliki kewajiban
untuk menjaga kerahasiaan pasien dalam segala hal. Munculnya hak dan kewajiban
sebagai akibat hubungan hukum antara dokter dan pasien tersebut yang kemudian
Informasi pasien sifatnya rahasia sehingga semua pihak yang terlibat dalam
dokter atau tenaga kesehatan untuk membuka rahasia kedokteran yaitu untuk
15
DAFTAR PUSTAKA
4. Yussy AM. Hubungan hukum dokter dan pasien serta tanggung jawab dokter
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Jurnal Cita Hukum.
2018:6(1);163-182.
16