1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dokter dan pasien.
1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah dapat memberi pengetahuan dan informasi tentang
hubungan antara dokter dan pasien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dokter
Dokter adalah orang yang memiliki kewenangan dan izin sebagaimana mestinya
untuk melakukan pelayanan kesehatan, khususnya memeriksa dan mengobati penyakit dan
dilakukan menurut hukum dalam pelayanan kesehatan (Endang, 2009).
2.2 Pasien
BAB III
PEMBAHASAN
Kewajiban yang menyertai dokter akibat terbentuknya hubungan antara dokter dengan
pasien berlanjut hingga berakhirnya hubungan tersebut. Berakhirnya hubungan tersebut dapat
terjadi akibat :
1. Selesainya pengobatan dengan membaiknya keadaan pasien
2. Penolakan dokter oleh pasien
3. Kesepakatan bersama
4. Penarikan dokter secara resmi.
Pasien dapat secara sepihak mengakhiri hubungan dengan alasan apapun dan kapan
pun. Pengakhiran ini dapat dinyatakan secara langsung atau tidak langsung oleh sikap pasien.
Meskipun ditolak, dokter memiliki kewajiban untuk mengingatkan pasien akan resiko bila
menghentikan pengobatan. Seorang dokter yang berhati-hati akan secara cermat
mendokumentasikan dasar-dasar dan hal-hal yang berhubungan dengan penolakan pasien
untuk melindungi dirinya bila ada klaim dari pasien. Hubungan dokter-pasien dapat berakhir
bila perawatan pasien telah secara tepat dan lengkap diserahkan kepada dokter lainnya
sehingga jasa dari dokter yang menyerahkan pasien tidak lagi diperlukan dan kewajibannya
untuk merawat pasien berakhir. Sekali pelayanan diakhiri, umumnya dokter tidak memiliki
kewajiban untuk menyediakan pelayanan lanjutan atau membuat hubungan dokter-pasien
lagi. Meskipun demikian beberapa keputusan pengadilan telah memerintahkan tanggung
jawab tersebut dengan alasan bahwa dokter berada pada posisi yang lebih baik dari pasien
dalam hal mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.
Jika selama perawatan dokter menyimpulkan bahwa ia tidak memiliki pengetahuan
atau ketrampilan yang kompeten untuk mengobati pasien atau untuk alasan lain dan
beranggapan bahwa pasien akan lebih baik bila ditangani oleh dokter lain atau pada fasilitas
lain, maka pasien harus diinformasikan. Untuk praktisnya, pasien dengan mudahnya
menyetujui keputusan dokternya dan terjadi pengakhiran hubungan dengan peralihan yang
menguntungkan. Jika pengalihan tertunda maka dokter yang merawat diminta
memberitahukan pasien terhadap konsekuensi bila menolak, mendokumentasikan penolakan,
konseling, dan kemudian meneruskan perawatan hingga terjadi penghentian hubungan secara
sepihak. Pengakhiran hubungan secara sepihak diizinkan. Pasien harus diberikan cukup
waktu untuk merencanakan perawatan dari dokter lain. Catatan tertulis harus disertakan dan
lebih diutamakan bila ditulis pada kertas bermeterai. Catatan tersebut harus memberikan
penjelasan mengenai keadaan pasien, pelayanan lanjutan yang diperlukan sebagaimana
halnya dengan penjelasan mengenai konsekuensi dari kegagalan untuk memperoleh
pelayanan lanjutan dan waktu perawatan ini harus dituliskan pada catatan tersebut. Penarikan
diri secara tidak tepat oleh dokter merupakan pelanggaran kontrak, kelalaian profesional,
dan abandonment.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa timbulnya hubungan antara
dokter dan pasien bisa berdasarkan dua hal, yaitu berdasarkan perjanjian dan karena Undang-
undang. Dokter dan pasien akan berhubungan lebih sempurna sebagai ‘partner’. Sebenamya
pola dasar hubungan dokter dan pasien, terutama berdasarkan keadaan sosial budaya dan
penyakit pasien dapat dibedakan dalam tiga pola hubungan, yaitu: Activity – passivity,
Guidance – Cooperation, dan Mutual Partipation. Hubungan Dokter-Pasien tidak dapat
dilepaskan dengan apa yang dinamakan dengan Pelayanan Kesehatan. Berakhirnya
hubungandokter dan pasien dapat terjadi akibat : Selesainya pengobatan dengan membaiknya
keadaan pasien, Penolakan dokter oleh pasien, Kesepakatan bersama, dan Penarikan dokter
secara resmi.
4.2 Saran