Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL

SENTRALISASI OBAT PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN


KEPERAWATAN
DI RUANG PANDAN I RSUD Dr SOETOMO
SURABAYA

OLEH :
KELOMPOK 2

Lilis Ernawati, S.Kep 131723143003


Yoga Aji P., S.Kep 131723143093
Sumariono Efendi, S.Kep 131723143091
Delisa Alfriani, S.Kep 131723143014
Ika Minarni, S.Kep 131723143015
Rini Purwanti, S.Kep 131723143017
Muhammad Roziqin, S.Kep 131723143023
Baiq Selly Silviani, S.Kep 131723143028
Hary Budiarto, S.Kep 131723143031
Rifaldi Zulkarnaen, S.Kep 131723143035
Dhinar Retno P., S.Kep 131723143037
Yumiati Tuwa R., S.Kep 131723143044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karuniaNya sehingga proposal Sentralisasi Obat praktek profesi manajemen
keperawatan di Ruang Pandan I RSUD Dr Soetomo Surabaya telah selesai.
Proposal ini dibuat untuk merencanakan kegiatan dalam pemenuhan kompetensi
manajemen keperawatan dalam penerapan model asuhan keperawatan profesional
pada profesi manajemen.
Kami selaku tim penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang
sempurna, begitu pula proposal yang kami buat ini, baik dari segi isi maupun
penulisannya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan proposal kami selanjutnya.
Kami juga berterima kasih pada pembimbing klinik Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga, pembimbing klinik di RS, pasien dan keluarga serta teman-
teman kelompok yang telah membantu dalam proses penyelesaian proposal
penerimaan pasien baru. Penyusun berharap agar laporan ini dapat memberikan
pengetahuan dan bermanfaat bagi semua calon perawat dan masyarakat pada
umumnya.

Surabaya, September 2018

Tim Praktik Manajemen Keperawatan


Ruang Pandan I RSUD Dr Soetomo Surabaya
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai kerugian pada
pasien. Resistensi tubuh terhadap obat dan risiko resistensi kuman penyakit dapat
terjadi mankala konsumsi obat oleh penderita tidak terkontrol dengan baik.
kerugian lain yang bias terjadi adalah kerusakan organ tubuhatau timbulnya efek
samping obat yang tidak diharapkan. selain itu penggunaan obat yang tidak tepat
dapat menimbulkan kerugian pasien secara ekonomi.

Penerapan sentralisasi obat sudah dilakukan di Ruang Pandan I Rumah Sakit


Dr. Soetomo Surabaya. Sentralisasi obat di laksanakan dengan system one day
dose (ODD).
Sentralisasi obat yang dilaksanakan dapat meminimalkan resiko duplikasi
obat, menghindari penggunaan obat yang salah sehingga sentralisasi obat perlu di
tingkatkan agar obat semua pasien di Ruang Pandan I RS Dr. Soetomo Surabaya
dapat di kontrol oleh perawat. Kegiatan sentralisasi obat meliputi pembuatan
strategi persiapan sentralisasi obat, persiapan sarana yang dibutuhkan, dan
membuat petunjuk teknis penyelenggaraan sentralisasi obat serta
pendokumentasian hasil pelaksanaan sentralisasi obat. Pengelolaan sentralisasi
obat yang optimal merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan.
Pengawasan terhadap pemberian obat oral maupun injeksi merupakan
salah satu tugas perawat. Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan
berbagai kerugian pada pasien. Resistensi obat terhadap obat dan resiko resistensi
kuman dapat terjadi jika konsumsi obat oleh penderita tidak terkontrol dengan
baik. Kerugian lain yang bisa terjadinya kerusakan organ tubuh atau terjadinya
efek samping obat yang tidak diharapkan. Selain itu penggunaan obat yang tidak
tepat dapat menimbulkan kerugian pasien secara ekonomi. Oleh karena itu
diperlukan suatu cara yang sistematis yaitu menggunakan model UDD sehingga
penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh perawat dan pasien atau
keluarga serta kerugian baik secara material maupun non material dapat dihindari,
pada akhirnya kepercayaan pasien terhadap perawat juga semakin meningkat.
Oleh sebab itu, salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi
perawat dalam pelayanan keperawatan adalah dengan melakukan proses
sentralisasi obat sesuai standart, selain itu mengoptimalkan peran dan fungsi
perawat dalam pelayanan keperawatan adalah salah satunya dengan melakukan
proses sentralisasi obat yang sesuai dengan alur yang terdapat dalam model
asuhan keperawatan professional.

1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
Mengaplikasikan peran perawat dalam sentralisasi obat sesuai
standart di Ruang Pandan I RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
1.2.2 TUJUAN KHUSUS
1. mampu mengelola obat pasien; pemberian obat secara tepat dan
benar sesuai dengan prinsip 6T dan 1 W (tepat pasien, tepat obat,
tepat dosis, tepat waktu, tepat cara pemberian, tepat dokumentasi
dan waspada efek samping obat).
2. meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi.
3. meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam
pengelolaan sentralisasi obat.
4. meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap asuhan keperawatan yang
telah diberikan

1.3 MANFAAT
1.3.1 Bagi Klien
1. Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan
keperawatan.

2. Klien dan keluarga mendapat informasi mengenai program terapi


di Ruang Pandan I Rumah Sakit DR Soetomo.
1.3.2 Bagi Perawat
1. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal.
2. Perawat, klien dan keluarga dapat bekerja sama dengan baik
3. Meningkatkan kepercayaan klien//keluarga kepada perawat
1.3.3 Bagi Institusi
1. Tercapainya model asuhan keperawatan profesional
2. Terlaksananya sentralisasi obat untuk meningkatkan kepuasan
pasien baru.
1.3.4 Bagi Mahasiswa
1. Mengaplikasikan model penerimaan pasien baru dan sentralisasi
obat berdasarkan standar asuhan keperawatan profesional.
2. Tercapainya pengalaman penerimaan pasien baru dan sentralisasi
obat berdasarkan standar asuhan keperawatan professional
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Sentralisasi Obat


2.1.1 Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan seluruh obat yang sepenuhnya
dilakukan oleh perawat sebelum obat diberikan kepada pasien (Nursalam, 2015).
Teknik pengelolaan obat kontrol penuh (sentralisasi) adalah pengelolaan dimAna
seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya kepada
perawat termasuk pengeluaran dan pembagian obat. Keluarga wajib mengetahui
dan ikut serta mengontrol penggunaan obat. Obat yang telah diresepkan dan telah
diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar serah
terima obat (Hidayah, 2014).

2.1.2 Tujuan Pengelolaan Obat


Tujuan dari pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksAna
dan menghindari penggunaan obat yang boros sehingga kebutuhan asuhan
keperawatan pasien dapat terpenuhi (Nursalam, 2015). Hal-hal berikut adalah
beberapa alasan perlu dilakukan sentralisasi obat yaitu:

1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.


2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerk, padahal obat standar yang
lebih murah dan lebih bermutu memiliki efektifitas dan keamAnan yang
sama.
3. Menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang diperlukan.
4. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang
akan membuang atau lupa meminum.
5. Memesan obat lebih dari yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa
sesudah masa kadaluarsa.
6. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak
efektif.
7. Meletakan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya, atau pAnas.
8. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu
waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri.
2.1.3 Tahapan Sentralisasi Obat
1. Pengorganisasian peran sentralisasi obat
a. Dokter
Memberikan resep kepada pasien melalui perawat
b. Kepala Ruangan
1) Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktik
2) Memotivasi pasien untuk mematuhi program terapi
3) Menilai kepatuhan pasien terhadap program terapi
c. Perawat Primer
1) Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat
2) Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat
3) Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi
4) Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama
pasien dirawat
d. Perawat Associate
1) Memberikan obat kepada pasien sesuai jadwal
2) Memastikan bahwa pasien benar-benar menerima obat
e. Apoteker
1) Menerima obat yang diresepkan dari dokter
2) Memeriksa catatan atau bukti perbekalan farmasi dalam rangka
penyimpAnan dan perindustrian obat
3) Memeriksa perbekalan farmasi dalam rangka dispensing resep
individual
4) Menyerahkan obat kepada perawat dalam rangka dispensing resep
individual
5) Mengemas obat dalam rangka sediaan intravena
6) PelayAnan informasi obat
2.1.4 Teknik Sentralisasi Obat
Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
1. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang
secara operasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan
obat.
3. Penerimaan obat.
1) Obat yang telah diresepkan ditunjukkan kepada perawat dan obat
yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat
dengan menerima lembar terima obat.
2) Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan
sediaan (bila perlu) dalam kartu kontrol, dan diketahui
(ditandatangani) oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk obat
keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan
atau bilamana obat tersebut akan habis. Serta penjelasan tentang
10B (pasien, obat, dosis, waktu, rute/cara pemberian, pengkajian,
dokumentasi, Pendidikan kesehatan medikasi, evaluasi,
penolakan).
3) Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang
harus diminumbeserta kartu sediaan obat
4) Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat
dalam kotak obat (Nursalam, 2013).
4. Pembagian obat.
1) Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku
daftar pemberian obat.
2) Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat; dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi
yang diinstrusikan dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan obat, jumlah obat dan efek samping. Usahakan
tempat/wadah obat
3) kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi. Pantau efek samping
pada pasien.
4) Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh
kepala ruang atau petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan
dalam buku masuk obat. Obat-obatan yang hampir habis akan
diinformasikan kepada keluarga kemudian dimintakan resep (jika
masih perlu dilanjutkan) kepada dokter penanggung jawab pasien
(Nursalam, 2013).
5. Penambahan obat baru.
1) Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau
perubahan alur pemberian obat, maka informasi ini akan
dimasukkan dalam buku masuk obat dan sekaligus dilakukan
perubahan dalam kartu sediaan obat.
2) Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka
dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan
selanjutnya diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus
obat (Nursalam, 2013).
6. Obat khusus.
1) Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang
cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit,
memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan
dalam waktu tertentu/sewaktu saja.
2) Pemberian obat khusus menggunakan kartu khusus obat,
dilaksAnakan oleh perawat primer.
3) Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga; nama obat,
kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung
jawab pemberi, dan wadah obat sebaiknya diserahkan atau
ditunjukkan kepada keluarga setelah pemberian. Usahakan terdapat
saksi dari keluarga saat pemberian obat (Nursalam, 2013).
Seorang manager keperawatan dapat mendidik staf mengenai obat dengan
cara-cara berikut ini :
1. Membuat catatan mengenai obat-obatan yang sering dipakai,
jelaskan penggunaan obat dan efek samping, kemudian berikan
salinan kepada semua staf.
2. Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan
gantungkan di dinding.
3. Adakan pertemuan staf untuk membahas penyebab pemborosan
obat.
4. Beritahu kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat.
5. Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu
jenis obat setiap minggu pada pertemuan staf.
6. Sediakan satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhAna di
perpustakaan.
2.1.5 Diagram alur pelaksanaan sentralisasi obat
Nursalam (2015), menjelaskan alur pelaksAnaan sentralisasi obat
seperti pada diagram di bawah ini:

Dokter

Koordinasi dengan perawat


Pasien/ Keluarga

Farmasi/ Apotek

Pasien/Keluarga

PP/ Perawat yang menerima Surat persetujuan sentralisasi obat


dari perawat
Lembar serah terima obat
Pengaturan dan pengelolaan Buku serah terima/ masuk
oleh perawat

Pasien/Keluarga

Gambar 2.1 Diagram Alur PelaksAnaan Sentralisasi Obat (Nursalam, 2015)


Dokter

Rekam pemberian obat

Diserahkan keluarga ke farmasi

Farmasi mengkaji penggunaan obat

Petugas farmasi menyiapkan obat secara ODD

Petugas farmasi melakukan timbang terima obat ke perawat dan


perawat mencocokan obat sesuai dengan rekam pemberian obat

Perawat memberikan obat sesuai dengan RPO

Perawat melakukan dokumentasi

Gambar 2.2 Alur Pelayanan Farmasi Ruang Pandan I RSUD Dr. Soetomo
Surabaya
2.1.6 Alur sentralisasi obat

Dokter

Resep

Keluarga Pasien

Farmasi

Telaah obat

Obat masuk BPJS atau tidak


Obat jatah sudah habis/ belum

Entri resep Dikembalikan ke dokter

Unit Dispensing Dose

Lembar serah terima obat


Perawat
Kartu Catatan Obat

Obat diberikan ke pasien

2.1.7 Menyimpan persediaan obat


1. Memeriksa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat, jumlah obat dan
menulis etiket dan alamat pasien. PenyimpAnan stok (persediaan) yang
teratur dengan baik merupakan bagian penting dari mAnagemen obat.
Obat yang diterima dicatat dalam buku besar persediaan atau dalam kartu
persediaan.
2. Sistem kartu persediaan.
Sebuah kartu persediaan (kartu stok) kadang-kadang digunakan untuk
menggantikan buku besar persediaan. Kartu ini berfungsi seperti buku
besar persediaan, yakni neraca diseimbangkan dengan menambahkan
barang yang diterima dan mengurangi dengan jumlah barang yang
dikeluarkan. Dalam buku besar persediaan, masing-masing barang
ditempatkan pada halaman yang terpisah, tetapi dalam sistem kartu
persediaan, masing-masing barang dituliskan dalam kartu yang terpisah.
3. Lemari obat.
Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari obat serta
lemari pendingin. Periksa persediaan obat, pemisahan antara obat untuk
penggunaan oral (untuk diminum) maupun luar.
Manajemen rumah sakit perlu dilengkapi dengan manajemen
farmasi yang sistematis karena obat sabagai salah satu bahan yang dapat
menyembuhkan penyakit tidak dapat diadakan tanpa sistematika
perencanaan tertentu. Obat harus ada dalam persediaan setiap rumah sakit
sebagai bahan utama dalam rangka mencapai misi utamanya sebagai
health provider. Manajemen farmasi rumah sakit adalah seluruh upaya dan
kegiatan yang dilaksanakan di bidang farmasi sebagai salah satu
penunjang untuk tercapainya tujuan serta sasaran didirikannya sebuah
rumah sakit. Upaya dan kegiatan ini meliputi : penetapan standar obat,
perencanaan pengadaan obat, penyimpanan, pendistribusian atau
saran/informasi tentang obat, monitoring efek samping obat.
Faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam pelayanan kepada
pasien meliputi pelayanan yang cepat, ramah disertai jaminan tersedianya
obat dengan kualitas yang baik. Obat yang baik akan memberi manfaat
kepada para pengguna dan juga bermanfaat dalam pengendalian biaya
rumah sakit. Persediaan obat, baik dari segi jenis maupun volume, harus
selalu mencukupi kebutuhan tanpa ada efek samping seperti kadaluarsa
dan rusa. Tujuan sistem manajemen obat adalah penggunaan obat yang
tepat untuk pasien yang memerlukan pengobatan. Obat-obat dikeluarkan
dari tempat penyimpanan yang terkunci atau dari lemari penyimpanan,
oleh orang yang bertugas menangani persediaan obat kepada bagian yang
menggunakan obat itu. Obat digunakan secara teratur dan dalam jumlah
yang diketahui. Hal ini memungkinkan pemantauan (observasi) dan
pengawasan penggunaan obat. Kegiatan yang dilakukan dalam mengawasi
pengeluaran obat akan memungkinkan perawat mengetahui kapan
melakukan pemesanan ulang, mencocokan pemakaian obat dengan
pengobatan pasien, segera sadar dengan ketidakcocokan dalam pemberian
obat, memeriksa perubahan pemakaian obat.

2.1.8 Distribusi obat


Distribusi obat adalah kegiatan mendistribusikan perbekalan
farmasi di rumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi
pasien rawat inap dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medik.
Sistem distribusi dirancang atas dasar kemudahan untuk dijangkau oleh
pasien dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas sumber daya
yang ada. Distribusi obat bertujuan agar ketersediaan obat di rumah sakit
tetap terpelihara dan mutu obat tetap stabil. Sistem distribusi obat ada 4
yaitu:
1. Unit Dispensing Dose (UDD)
Pada sistem ini obat didistribusikan ke ruang perawatan untuk setiap
pasien dalam kemasan persekali minum/ persekali pemakaian.
2. One Daily Dose (ODD)
Dalam metode ini pasien mendapat obat yang sudah dipisah-pisah
untuk pemakaian sekali pakai, tetapi obat diserahkan untuk sehari
pakai oleh pasien.
Keuntungan sistem ini adalah:
- Pasien hanya membayar obat yang dipakai
- Tidak ada kelebihan obat atau alat yang tidak dipakai di ruangan
perawat
- Menciptakan pengawasan ganda oleh apoteker dan perawat
- Kerusakan dan kehilangan obat hampir tidak ada
- Obat yang tidak digunakan dikembalikan ke instalasi farmasi

2.1.9 Peran perawat dalam sentralisasi obat


1. Perawat primer dan Perawat Associate
a) Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat
b) Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat
c) Memfasilitasi surat persetujuan pengelolaan dan pencatatan obat
d) Melakukan pencatatan dan control terhadap pemakaian obat
selama pasien dirawat
e) Melakukan tindakan kolaboratif dalam pelaksanaan program
terapi.

2. Perawat Primer Lain dan Supervisor


a) Memberikan perlindungan terhadap pasien terhadap pasien
terhadap tindakan kelalaian dan malpraktik
b) Menilai kepatuhan pasien terhadap program terapi
c) Memotivasi pasien untuk mematuhi program terapi

2.1.10 Prinsip 10 Benar Pemberian Obat (Tambayong, 2002; Kee, 2009)


1. Benar Pasien
a) Memastikan pasien dengan mengecek gelang identitas, papan
identitas di tempat tidur, atau bertanya langsung kepada pasien.
Beberapa fasilitas di institusi tertentu mencantumkan foto pada status
pasien.
b) Jika pasien tidak mampu berespon secara verbal, dapat digunakan cara
non-verbal seperti menganggukkan kepala.
c) Untuk bayi, diidentifikasi melalui gelang identitas.
d) Jika pasien mengalami gangguan mental atau penurunan kesadaran
sehingga tidak mampu mengidentifikasi diri, maka harus dicarikan
alternatif lain untuk mengidentifikasi pasien sesuai dengan ketentuan
rumah sakit.
e) Membedakan dua pasien dengan nama belakang yang sama; berikan
peringatan dengan warna yang lebih mencolok pada alat identitas (ID
tools) seperti kartu medis (med card), gelang, atau kardex.
f) Beberapa institusi melengkapi gelang identitas pasiennya dengan kode
tertentu untuk status alergi. Bila ada, perawat harus tanggap dengan
kebijakan ini.
g) Ketika pasien tidak menggunakan stiker identitas, perawat
mengidentifikasi secara teliti terhadap masing-masing pasien ketika
melakukan pemberian obat.
2. Benar Obat
a) Cek permintaan obat dari segi kelengkapan dan dapat dibaca dengan
jelas. Jika order tidak lengkap dan tidak terbaca, beritahu bidang
keperawatan, apoteker atau petugas kesehatan yang menulis order.
b) Ketahui alasan kenapa pasien mendapatkan obat.
c) Cek label obat sebanyak tiga kali sebelum obat diberikan:
1) Melihat kemasan obat.
2) Membaca permintaan obat dan memperhatikan kemasan sebelum
obat dituang.
3) Mengembalikan kemasan setelah obat dituang ke lemari obat.
4) Mengetahui tanggal obat diorder dan tanggal akhir pemberian
3. Benar Dosis
a) “Bentuk dosis asli jangan diubah”
b) Hitung dan periksa dosis obat dengan benar. Jika ada keraguan, dosis
obat harus dihitung ulang dan diperiksa oleh perawat lain, serta
menghubungi apoteker atau penulis resep sebelum pemberian
dilanjutkan.
c) periksa bungkus obat atau obat lain yang direkomendasikan secara
khusus
d) Jika pasien meragukan dosis, periksa kembali. Apabila sudah
mengonsulkan dengan apoteker atau penulis resep tetap rancu, obat
tidak boleh diberikan, beritahu penanggung jawab unit atau ruangan
dan penulis resep beserta alasannya.
e) Perhatian berfokus pada titik desimal dosis dan beda antara singkatan
mg dengan mcg bila ditulis tangan.
4. Benar Waktu
a) Perhatikan simbol tertentu, seperti “a.c atau ante cimum” (obat
diminum satu jam sebelum makan) untuk memperoleh kadar yang
dibutuhkan dan “p.c atau post cimum” (obat harus diminum sesudah
makan) agar terhindar dari iritasi berlebihan pada lambung
(contohnya, indometasin) atau supaya diperoleh kadar darah yang
lebih tinggi (contohnya, griseufulvin bila diberi bersama makAnan
berlemak).
b) perhatikan kontraindikasi pemberian obat. Hal ini berlaku untuk
banyak antibiotik. Contoh: tetrasiklin dikhelasi (berbentuk senyawa
tidak larut) jika diberi bersama susu atau makanan tertentu, akan
mengikat sebagian besar obat tersebut sebelum diserap.
c) Antibiotika diberikan dalam rentang yang sama (misal, setiap 8 jam
dalam 24 jam).
d) Periksa tanggal kadaluarsa. Obat baru (pengganti) diletakkan di
belakang atau di bawah sehingga obat yang lama tetap terpakai dan
tidak menjadi kadaluarsa. Bila obat dalam bentuk cairan, perhatikan
perubahan warna (dari bening menjadi keruh) dan tablet menjadi
basah.
5. Benar Rute/ Cara Pemberian
Tambayong (2002) berpendapat bahwa obat diberikan melalui
rute yang berbeda, tergantung keadaan umum pasien, kecepatan respon
yang diinginkan, sifat obat (kimiawi dan fisik obat) serta tempat kerja
yang diinginkan.
6. Benar Pengkajian
Benar pengkajian membutuhkan ketepatan data yang
dikumpulkan sebelum pemberian obat. Contohnya, dalam pengkajian
data disertakan pengukuran kecepatan apeks jantung (the apical heart
rate) sebelum memberikan terapi digitalis atau tingkatan serum gula
darah (serum blood sugar levels) sebelum pemberian insulin.
7. Benar Dokumentasi
Benar dokumentasi mencakup ketepatan informasi pemberian obat yang dicatat oleh
perawat, meliputi:
a) Nama obat

b) Dosis obat

c) Rute/cara pemberian
d) Waktu dan tanggal pemberian
e) Nama atau tanda tangan perawat
f) Penulis resep Bila pasien menolak meminum obat atau obat belum
terminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan
g) Perawat mendokumentasikan respon pasien terhadap pengobatan
yang diberikan dengan memperhatikan jenis obat, seperti:
1) Narkotik (Bagaimana efeknya dalam mengurangi nyeri)
2) Non-narkotik Anagesik
3) Sedatif
4) Antiemetik
5) Reaksi obat yang tidak diharapkan, seperti iritasi gastrointestinal
atau tanda sensitif pada kulit.
8. Benar Pendidikan Kesehatan (Perihal Medikasi Pasien)
Benar pendidikan kesehatan terkait medikasi ini mencakup
keakuratan dan ketepatan dan keakuratan informasi tentang pengobatan
dan hubungannya dengan kondisi pasien. Perawat memberikan
pendidikan kesehatan kepada pasien, meliputi tujuan terapi,
kemungkinan efek samping dari obat yang digunakan, diit yang
diperlukan, cara pemberian dan pemantauan hasil laboratorium. Perawat
juga harus meminta informed concent (persetujuan pasien/keluarga) yang
menjadi dasar bagi pasien untuk membuat keputusan, sehingga kesalahan
pengobatan dapat dicegah.
9. Benar Evaluasi
Hal ini mencakup keefektifan pengobatan yang ditentukan oleh
respon pasien terhadap pengobatan. Evaluasi yang dimaksud dapat
dilakukan dengan menanyakan “Apakah obat sudah bekerja seperti yang
diharapkan terhadap pasien?”. Ini juga tepat untuk menentukan sejauh
mana efek samping dan reaksi merugikan dari obat yang diberikan, jika
ada
10. Benar Penolakan
Pasien memiliki hak untuk mengajukan penolakan terhadap
pengobatan yang diterima. Ini merupakan tanggung jawab perawat
untuk mengklarifikasi alasan penolakan dan menjadikan alasan tersebut
sebagai tolak ukur dalam memfasilitasi keluhan pasien terkait
pengobatan, jelaskan risiko yang akan terjadi bila pasien melakukan
penolakan dan berikan penguatan kenapa obat tersebut harus
dikonsumsi oleh pasien. Ketika obat tetap di tolak oleh pasien, perawat
langsung mendokumentasikan penolakan. Perawat, perawat pelaksAna,
dan petugas kesehatan lainnya harus menyertakan lembaran informed
concent bila pasien melakukan penolakan terhadap obat yang diberikan,
terutama pengobatan yang spesifik, seperti penghentian sementara untuk
pemberian insulin. (Tambayong, 2002; Kee, 2009).

2.1.11 Kriteria evaluasi


1. Evaluasi struktur
a) Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar informed
consent sentralisasi obat.
b) Pelaksanaan sentralisasi obat pasien dilakukan oleh PJ Unit, PP,
dan PA,
2. Evaluasi proses
a) Pasien baru diberi penjelasan tentang sentralisasi obat
b) Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan
keluarga.
3. Evaluasi hasil
a) Hasil pelaksAnaan sentralisasi obat didokumentasikan dengan
benar.
b) Pasien mengetahui tentang sentralisasi obat
Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat.
BAB 3
PERENCANAAN

3.1 Rencana pelaksanaan penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat


Hari :
Selasa
Tanggal :
18 September 2018
Waktu :
09.00 – 10.00 WIB
Pelaksana :
Kepala Ruangan, Perawat Primer, Perawat Associate
Tempat :
Ruang Pandan I RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
a. Pembimbing Institusi : 1. Dr. Kusnanto, S.Kp., M.Kes
2. Dr. Rizki Fitryasari S.Kep.Ns., M.Kep
b. Pembimbing Klinik :
1. Ramang Sukmono, S.Kep., Ns

2. Amirul Musrini, S.Kep., Ns

3.2 Struktur pengorganisasian


Penanggung jawab : Lilis Ernawati, S.Kep

Kepala Ruangan : Yumiati Tuwa R., S.Kep


PP1 : Rifaldi Zulkarnain, S.Kep
PA : Dhinar Retno, S.Kep
PP2 : Lilis Ernawati, S.Kep
PA : Yoga Aji P., S.Kep
Perawat IGD : Delisa Alfriani., S. Kep
Dokter : Sumariono Efendi, S. Kep
Dokumentasi : Hary Budiarto, S. Kep
Narator : Baiq Selly S., S. Kep
Ruang : Pandan I RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
3.3 Metode
Roleplay
3.4 Media
1. Lembar catatan perpindahan pasien
2. Lembar penerimaan pasien baru
3. Lembar inform consent penerimaan pasien baru
4. Status pasien
5. Nursing kit
6. Kartu penunggu pasien
7. Informed consent pengelolaan sentralisasi obat
8. Format kontrol dan pemakaian obat
9. Buku sentralisasi obat/ serah terima obat
10. Lemari/ kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki

3.5 Uraian kegiatan

TAHAP KEGIATAN TEMPAT WAKTU PELAKSANA


Persiapan 1. Perawat UGD menelepon Nurse 10 menit Perawat UGD
KARU untuk memesan Station PP
kamar/ ruangan pasien
2. KARU memberitahu PP
bahwa akan ada pasien
baru
3. PP menyiapkan hal-hal
yang diperlukan dalam
penerimaan pasien baru,
diantaranya lembar catatan
perpindahan pasien,
lembar penerimaan pasien
baru, lembar catatan
perpindahan pasien,
lembar pengkajian, lembar
persetujuan sentralisasi
obat, status pasien,
nursing kit, kartu
penunggu pasien
4. PP meminta bantuan PA
untuk mempersiapkan
tempat tidur pasien baru
5. KARU menanyakan
kembali pada PP tentang
kelengkapan untuk
penerimaan pasien baru
dan memeriksa
kelengkapan dokumen
yang telah disiapkan
6. PP menyebutkan hal-hal
yang telah dipersiapkan
7. KARU menelepon
kembali perawat UGD
untuk menginformasikan
bahwa kamar sudah siap
dan pasien dapat
dikirim/dibawa ke ruangan
Pelaksanaan 1. Pasien tiba di ruangan. Kamar 40 menit PP
Perawat UGD menjelaskan pasien PA
bahwa pasien tersebut Pasien dan
merupakan pasien yang keluarga
tadi sudah dipesankan
kamar
2. Perawat UGD pergi ke
nurse station lalu
melakukan timbang
terima kepada PP dan
mengisi lembar catatan
perpindahan pasien
3. PA dan perawat UGD
membawa pasien ke
kamar/tempat tidur yang
sudah dipesan. PP
mengecek kelengkapan
pasien seperti gelang
pasien, dll
4. KARU, PA dan PP
mendatangi pasien dan
keluarga, KARU memberi
salam serta
memperkenalkan diri, PA
dan PP yang bertugas.
5. PP mengisi lembar
penerimaan pasien baru
serta menjelaskan
mengenai beberapa hal
yang tercantum dalam
lembar penerimaan pasien
baru :
 PP menjelaskan
Peraturan rumah sakit
( hak dan kewajiban
pasien, jam
berkunjung, penunggu
klien, waktu makan,
anjuran untuk tidak
membawa barang
berharga, tata cara
pembayaran jasa
rumah sakit, hak dan
kewajiban pasien)
 PP menjelaskan
tentang dokter yang
menangani pasien dan
jadwal kunjungan.
 Denah Ruangan dan
fasilitas kamar
 Fungsi ID band.
 Tempat sampah
diruangan.
 Langkah cuci tangan
dan 5 waktu untuk
cuci tangan.
6. PP menjelaskan tentang
sistem sentralisasi obat
(peresepan obat,
penerimaan obat,
penyimpanan obat,
pemberian obat)
7. PA melakukan anamnesa
dan pemeriksaan fisik awal
sementara itu PP
mengorientasikan ruangan
dan lingkungan IRNA
Pandan 1 pada keluarga
pasien
8. PP mengorientasikan
keluarga pasien ruangan
Pandan I
9. PP, pasien/keluarga
menandatangani lembar
penerimaan pasien baru,
dan lembar persetujuan
sentralisasi obat
10. PP menanyakan kembali
pada pasien dan keluarga
mengenai hal-hal yang
belum dimengerti.
11. PP dan PA kembali ke
nurse station

Penutup 1. KARU memeriksa Nurse 10 menit PP


kembali kelengkapan Station PA
pengisian dokumen
penerimaan pasien baru
2. KARU memberikan
reward pada PP dan PA
3. PP merencanakan
intervensi keperawatan
3.6 Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a) Persiapan ruangan
b) Persiapan format dan kelengkapan berkas penerimaan pasien baru
c) PelaksAnaan sentralisasi obat dan penerimaan pasien baru
dilaksanakan di Ruang Pandan 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
d) Persiapan pelaksanaan dan peralatan penerimaan pasien baru.
e) Perawat yang bertugas dalam pelaksanaan dan penerimaan pasien
baru.
2. Evaluasi proses
a) Dilakukan timbang terima dari perawat UGD dengan Perawat
Primer
b) Dilakukan penyambutan pasien dan keluarga dengan memberi
salam terapeutik serta memperkenalkan diri dan memperkenalkan
lingkungan Ruang Pandan I RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
c) Pasien baru diberi informasi dan perkenalan kepada perawat,
dokter, dan tenaga non keperawatan yang bertanggung jawab.
d) Pasien baru diberi penjelasan tentang fasilitas ruangan dan fasilitas
perawatan yang akan diterimanya.
e) Pasien dan penunggunya mengetahui tata tertib di ruangan (jam
berkunjung, penunggu klien, waktu makan, anjuran untuk tidak
membawa barang berharga).
f) Pasien dan penunggunya dapat mengetahui tata cara pembayaran
jasa rumah sakit.
g) Pasien dan penunggunya dapat mengetahui dan berkonsultasi
tentang penyakitnya, tindakan medis, tindakan keperawatan, obat
yang diberikan.
h) Dilakukan pengkajian dan pemeriksaan fisik pada pasien baru.
i) Perawat melakukan komunikasi terapetik dengan pasien dan
keluarga.
j) KARU menemani PP dan PA dalam melaksanakan kegiatan
penerimaan pasien baru.
k) Perawat bertugas sesuai dengan perannya.
3. Evaluasi hasil
a) Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar
b) Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan dan fasilitas perawatan
yang akan diterimanya
c) Pasien dan penunggunya mengetahui tata tertib di ruangan
d) Setiap pasien dan penunggunya dapat mengetahui dan
berkonsultasi tentang tindakan medis, tindakan keperawatan, obat
yang diberikan dan tata cara dan syarat pengurusan administrasi
rumah sakit.
e) Pasien sudah menandatangani inform consent penerimaan pasien
baru.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, 2015.Managemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional Ed. 4. Jakarta: Salemba Medika

Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan dan Aplikasinya. Jakarta: Salemba


Medika

Ismainir, H. 2015. Manajemen Unit Kerja: untuk Perekam Medis dan Informatika
Kesehatan Ilmu Kesehatan Masyarakat Keperawatan dan Kebidanan.
Yogyakarta: Deepublish

Kee, J. L, Hayes, E. R, dan Mc Cuistion, L. E. (2009). Pharmacology, a nursing


process approach (6th edition). Canada: Saunders Elsevier
ROLE PLAY NEW PATIENTS ACCEPTANCE AND DRUGS
CENTRALIZATION
1. Person In Charge
a. Lilis Ernawati., S.Kep
2. Role Players (actor)
a) The NUM (Nursing Unit MAnager) : Yumiati Tuwa R., S.Kep
b) PN 1 (Primary Nurse) : Rifaldi Zulkarnain, S.Kep
c) AN (Associate Nurse) : Dhinar Retno, S.Kep
d) PN 2 (Primary Nurse) : Lilis Ernawati, S.Kep
e) AN (Associate Nurse) : Yoga Aji P., S.Kep
f) ER (Emergency Room) Nurse : Delisa Alfriani, S. Kep
g) Doctor : Sumariono Efendi, S. Kep
h) Documentator : Hary Budiarto, S. Kep
i) Narator : Baiq Selly S., S. Kep
3. Screenplay
On Januari 18th 2018, at the nurse station of Pandan I room of DR Soetomo Public
Hospital. The NUM is doing some documentation in the nurse station with the PN.
A few minutes after that the phone rings "Kring Kring ..... .

Pada 18 septemeber 2018 di RSUD DR Sutomo. Karu menulis pendokumentasian


di status pasien dengan perawat primer. Beberapa saat telpon berbunyi “kriing
kriiiinnngg”
Phase Activity Place Time Implementation
Information to 1. Emergency Nurse contacted Nurse Unit Manager (NUM) Via Phone Calls 5 minutes Emergency Nurse
NUM
the room of Pandan I
“The phone is ringing in Pandan I, Kring – Kring – Kring ”

The Num : Good Morning. This is Ns Yumi the NUM of Pandan I room. may I assist you?

Selamat pagi, apakah benar ini Ns Yumi karu pandan 1. Bolehkan saya operan dengan anda?
ER Nurse : Good morning. This is Ns Delisa Speaking from ER. We have a new male patient here with urolithiasis.

He uses BPJS 2rd class. is there any empty bed?


Selamat pagi, saya Ns Delisa from ER. Kami mempuyai pasien baru laki-laki dengan urolithiasis. Dia menggunakan BPJS
kelas 2. Apakah disana ada tempat.
NUM : wait a second please (The NUM checks for the empty bed), Yes there is, you can deliver the patient right
now, and I will make sure that the bed is ready.
Sebentar (KARU mengecek ruangan ) ada, anda bisa mengantar pasien sekarang, saya akan menyiapkan bed segera.
ER Nurse : Alright. Thank you.
Baik terimakasih
“The nurse hang up the phone. NUM meet Primary Nurse (PN) in Nurse Station to inform that there will be new patient admission”
Perawat menutup telpon, KARU bertamu PN di ruang perawat untuk memberikan informasi pasien baru.
Preparation 1. NUM tells PN that there will be new patient admission Nurse Station 5 minutes NUM, PN

The NUM : Ns Aldi, we will have a new patient with BPJS class III, would you like to prepare a bed?

Ns Aldi. Kita akan kedatangan pasien baru BPJS kelas 2, apakah kamu bersedia menyiapkan ruangan?
PN 1 : Yes, Ns Yumi. I will prepare the bed in number 11 for new patient with BPJS class II.
Baik Ns. Yumi, Saya akan mempersiapkan ruangan no 11 untuk pasien BPJS kelas 2.
The NUM : Okay, tell me if the bed is ready.
Ok. Beritahu saya jika sudah siap.
PN1 : Alright Ns Yumi, I will.
Baik Ns Yumi, segera.
“NUM back to his room. PN prepares new patient admission stuffs and help Ns. Dhinar as Associate Nurse (AN) to prepare the room”
KARU kembali ke ruangan. PN mempersiapkan admisnistrasi dan membantu Ns Dhinar sebagai AN untuk mempersiapkan ruangan
1. PN prepares new patient admission stuffs: Nurse Station 5 minutes PN, AN
Nurse Station
1) Patient admission form in Hospital
2) Patient assessment sheet
3) Informed Concent sheet
4) Patient’s Medical Record
5) Nursing kit
PN asked AN to prepare a bed for new patient

Then PN delegates AN to prepare the bed in number 11, then PN prepare the new patient acceptance form, new patient
assessment form, nursing kits, drugs centralized empty bed in number 11, and please recheck the facilities
too.
Lalu PN mendelegasikan ke AN untuk mempersiapkan bed 11, kemudian PN mempersiapkan form penerimaan pasien baru ,
pengkajian pasien baru, peralatan perawat, memperiapkan tempat obat ruangan no 11, dan mengecek ulang
fasilitas.
AN : Alright Ns. I will prepare it.
Baik NS, saya akan mempersiapkannya.
(After it has been finished, then PA reports to the PN that everything was ready)
(Setelah semuanya selesai, PA kemudian melaporkan ke PN bahwa semuanya telah siap)
AN : Ns Aldi, the bed has been prepared. The facilities are in good condition.
NS Aldi, ruangan telah siap. Fasilitas dalam kondisi baik.
PN 1 : Okay. Thank you, Ns Dhinar.
OK. Terimakasih Ns Dhinar
Then PN reports to the NUM that the room has been prepared and PN brings admission form of new patient to the NUM.
approval check list, and visitor cards
PN melaporkan ke KARU bahwa ruangan telah siap dan PN membawa form penerimaan pasien baru ke KARU. Lembar
persetujuan and kartu pengunjung.
PN : Ns Yumi, everything has been prepared include the bed, new patient acceptance form and the facilities.
Ns Yumi, semuanya telah siap masuk ke ruangan, form penerimaan pasien baru dan fasilitas.
The NUM : Okay. Thank you Ns Aldi (the NUM checks the form, and after everything is ready, he wait the new patient
arrival while doing his report)
Ok terimakasih NS Aldi (KARU mengecek form dan semuanya yang telah siap, dan menunggu laporan pasien baru datang )
4. Implementation

Implementation 1. PN assess client and his family, give greetings and Nurse Station 30 minutes ER Nurse, NUM, PN,
Client’s room
introduce themselves. PA
The patient arrived at the room and accompanied by his family. The NUM, PN and AN are introducing themselves to the new patient.
Pasien datang ditemani keluarganya. KARU, PN dan AN memperkenalkan memperkenalkan diri kepada pasien baru.

The NUM : Good morning Mr. S. Let me introduce myself and my team. I am Ns Yumi as The NUM (Nursing Unit
Manager). This is Ns Aldi as PN and This is Ns Dhinar as AN. We will take care of you during your hospitalization.

Selamat pagi Mr S. perkenalkan saya dan ini anggota saya. Saya Ns Yumi sebagai KARU di ruangan ini. Ini Ns Aldi sebagai PN dan Ns
Dhinar sebagai AN. Kami akan merawat anda selama di RS.
PN : Good Morning, Mr S I am Ns Aldi and this is Ns Dhinar, we will take care of you here and your Doctor is dr
Efendi. (dr. Efendi coming and say hello when visite).
Selamat pagi Mr S. perkenalkan saya Ns Aldi sebagai PN dan Ns Dhinar sebagai AN. Kami akan merawat anda selama di RS dan dokter
yang merawat anda adalah dokter Efendi.
Dokter : Good morning. I am your docter in this room. If you have any problem you can tell to me or the nurse.
Selamat pagi. Saya dokter anda di ruangan ini. Jika ada keluahan yang dirasakan tolong beri tahu saya atau perawat
Patient : Oh, hi Dokter Efendi. Thank you very much for your help
Oh hello dr Efendi. Terima kasih atas semuanya
PN : Mrs, let me take Mr.S to his room, you can follow me.
Ibu, Mr S biar saya antar, ibu bisa ikut saya.
Client’s wife : yes ners, thanks
Terimakasih perawat.
“ PN, AN and OP Nurse take Mr.Y and his wife to his room. AN helps Mr.Y to have a comfortable sleeping position.”
PN, AN dan OP perawat mengantar Mr Y dan istri ke ruangannya. AN menolong Mr Y untuk pindah ke bed dan mengatur posisi yang
nyamin.
PN : So, this is your room and thats the bed.
Ini ruangan dan kasur anda pak.
Client : Thank you, Ners
Terimakasih mas
AN : Yes, youre welcome
Sama sama pak
PN : Ns. Dhinar could you asses the new patient while I give some education to his family?
Ns S maukah anda kaji mengkaji pasien baru, saya akan memberikan beberapa hal-hal terkait di RS kepada keluarga pasien?
AN : Ok, Ners. Aldi. I would to call his family to meet you.
Baik. Saya akan memberitahu kelaurga pasien untuk bertemu anda.

“ AN continues to assess Mr.S vital signs while PN introduce client about hospital rules in RSUD Dr. Soetomo Surabaya with patient in
the next bed”
AN melanjutkan pengkajian tanda2 vital Mr S ketika PN memeperkenalkan klien tentang peraturan di RSUD Dr Sutomo Surabaya
dengan pasien di ruangan selanjutnya.
PN : I would like to explain the rules and the existing facilities at this hospital and I also would like to introduce you the whole
Pandan I room. We hope you and Mr.S are feeling comfortable while you are here, will you?
Saya akan mejelaskan peraturan dan fasilitas di RS dan saya akan memberi tahu denah ruangan pandan 1. kami berharap anda dan suami
merasa nyaman. Boleh saya lanjutkan?
Client’s wife : Yes, Ners. It doesn’t matter, I agree
Baik, itu bukan masalah, saya setuju
PN : Ok, as your requested, dr. Efendi is the one who will take care of mr. S in here. He will be here for visite everyday at 7 am,
after this he is going to be here to looking for Mr.S condition.
Ok, seperti permintaan anda. Dr. Efendi akan merawat anda disini. Beliau akan visite setiap hari jam 7 untuk melihat kondisi pak S setelah
itu beliau akan pergi.
Client’s Wife : Ok, Ners.
Ok mas/mbak
PN : This is new patient admission sheet that needs to be signed and some rules in RSUD Dr. Soetomo. First, related to clients
visiting hours, On Sunday and Holiday in the morning it starts at 10.00- 11.00, and in the afternoon from 16.00-17.00.
Visitors that able to come into the room, if more than that, they need to wait. It’s all because we want to keep all patients
feel comfortable in this room. For your daily eating schedule, you will have breakfast at 07.00, lunch at 12.00 and dinner at
17.00. I hope you doesn’t carry any valuable things in hospital, take only necessary stuffs to prevent loss because RSUD
DR. Soetomo doesnt responsible for that. Up here, is there any question
ibu ini tanda pengenal pasien baru dan peraturan di RSUD DR Sutomo. Pertama terkait jam berkunjung, hari sabtu dan libur pagi jam 10-11
dan sore jam 16-17. Pengunjung dapat berkunjung, jika lebih dari itu, mereka harus menunggu. Karena itu kita harus
menjaga kenyamanan seluruh pasien di ruangan ini. Untuk jadwal makan , anda akan mendapatkan sarapan jam 7, makann
siang 12 dan makan malam jam 17. Saya berharap tidak membawa barang dari luar RS.bawa selalu barang berharga untuk
menanggulangi kejadian yang tidak terduga karena RS tidak bertanggung jawab ataas kehilangan barang tersebut, apakah
ada pertanyaan?
Client’s wife : is there any limitation for the watchman?
Apakah ada minimal orang yang menjaga saat malam?
PN : yes, Mrs. Only 1 person is allowed
Hanya 1 orang ya bu untuk menjaga pasien
Client’s wife : Alright
baik
PN : Second, about facilities in this room. Here we provide bed with closet bed and small storage to keep your clothes. In the
right corner there is pray room. In this room everyone is not allowed to smoke because here is not a smoking area. We hope
you to be able mantain the cleanliness. Do you have any question?
Kedua tentang fasilitas di dalam ruangan. Disini kami menyediakan ranjang dengan pispot dan tempat penyimpanan kecil untuk pakaian.
Di pojok kana nada pengharum ruangan. Di dalam ruangan ini dilarang merokok karena disini bukan area merokok. Kami
berharap disini bias menjaga kebersihan. Apakah ada pertanyaan?
Client’s wife : No ners, I understood
Tidak ada mbak / mas saya , mengerti.
PN : Mrs.this s is bath room, you may go ahead and then turn a left that can be used. There you can see a wastafle to wash your
hand. Here to nurse station, if you need any help you can directly go to this place to look for the nurses. This is the pantry,
and over there is kitchen.
Ibu sebelah sini kamar mandi, anda juga bias menggunakan yang di depan san lalu belok kiri. Disana terdapat watafel untuk mencuci
tangan. Di sini ruang perawat. Jika ibu membutuhkan sesuatu atau ada masalah ibu bisa mencari kami di ruang perawat.
Disini ruang makanan dan sebelahnya dapur.
Client’s wife : Anyway, where can i find the pharmacy?
Bagaimana saya bisa menemukan farmasi?
PN : The pharmacy is right in front of the nurse station. If you need to buy medicines on recipe given by the doctor, you can
directly go to the pharmacy in Pandan I room Nurse in charge will give the medicines based on schedule to the patient..
After this, you will get an informed concent sheet of centralized drug system that need to be signed. I will explain about
Urolithiasis (Description…..) Any question, mrs?
Farmasi berada di sebelah kanan ruang perawat. Jika anda ingin membeli obat dengan resep yang diberikan dokter, anda dapat secara
langsung pergi ke farmasi yang berada di pandan 1 akan diberikan obat yang sudah ada dijadwal pemberian obat pasien
setelah itu. Anda akan mendapatkan informasi tentang system pemusatan obat. Saya akan menjelaskan tentang
urolithiasis…….. ada pertanyaan?
Client’s wife : ah, i got it. Well, if only later i have question about something, can i just directly ask you?
Oh saya mengerti. Jika ada sesuatu atau masalah saya harus bertanya siapa?
PN : yes for sure, you can also asked all the nurses here, we are very welcome.
Baik, anda dapat bertanya kepada semua perawat yang berjaga disini. Kami akan sangat senang.

Anda mungkin juga menyukai