Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
LATAR BELAKANG
• Sistem Kesehatan Nasional tahun 2009 menetapkan bahwa tujuan dari pelayanan kefarmasian
adalah " Tersedianya obat dan perbekalan Kesehatan yang bermutu, bermanfaat, terjangkau untuk
meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya". Hal tersebut diwujudkan oleh Direktorat
Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dalam sebuah misi yaitu "Terjaminnya
ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan bagi pelayanan
kesehatan‘’
• Surat edaran No. HK.02.03/D/III./823/2013, tanggal 27 Maret 2013 tentang alokasi pembiayaan
logistik program pengendalian HIV-AIDS dan IMS
• Sinkronisasi dan koordinasi pusat dan daerah
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
RUANG LINGKUP DAN PENANGGUNG JAWAB
Penanggung Jawab
Pengelola Program dan Pengelola Farmasi di tingkat Layanan, Dinkes Kab/Kota dan Dinkes Provinsi.
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PERENCANAAN DAN PENGADAAN ARV, IO IMS DAN BHP
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PERENCANAAN DAN PENGADAAN ARV
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PERENCANAAN KEBUTUHAN ARV DI TINGKAT
PROVINSI, KABUPATEN/ KOTA
• Untuk tahap 1 dan tahap 2, perencanaan obat dilakukan oleh Subdit HIV AIDS berkoordinasi dengan
Direktorat Tata Kelola Oblik dan berdasarkan rekomendasi Panli.
• Estimasi kebutuhan perencanaan yang dibuat harus dapat memenuhi kebutuhan sampai pengadaan
tahun berikutnya.
• Menggunakan konsensus demand hasil rata-rata/proporsional data morbiditas dan data konsumsi.
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PERENCANAAN KEBUTUHAN ARV DI TINGKAT
PROVINSI, KABUPATEN/ KOTA
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PERENCANAAN KEBUTUHAN ARV DI TINGKAT
PROVINSI, KABUPATEN/ KOTA
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PROSES PENGHITUNGAN ARV
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
Perhitungan ARV Di Tingkat UPK
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PERENCANAAN KEBUTUHAN ARV DI TINGKAT FASYANKES
1. Perencanaan obat ARV di Fasyankes dilakukan setiap bulan berdasarkan jumlah pasien
dengan perhitungan:
Stok untuk 1 bulan ditambah buffer stok untuk 2 bulan
2. Jumlah Kebutuhan Obat ARV = jumlah pasien x 3 (bulan stok)
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PENGADAAN OBAT ARV
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PERENCANAAN DAN PENGADAAN OBAT IO IMS
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PERENCANAAN OBAT IMS
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PROSES PERHITUNGAN KEBUTUHAN OBAT IMS
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PROSES PERHITUNGAN KEBUTUHAN OBAT IMS
1. Menghitung Jumlah Pasien untuk setiap kategori penyakit IMS. Misal GO. Perhitungannya memperhitungkan prevalensi
penyakit GO di masing-masing populasi.
Contoh :
a. Jumlah Prevalensi GO di Populasi HIV Positip = (104.000 x 23%) = 23.920
b. Jumlah Prevalensi GO di Populasi WPS = (1200 x 38%) = 456
c. Jumlah Prevalensi GO di Populasi LSL = (1300 x 21%) = 273
d. Jumlah Prevalensi GO di Populasi Waria = (2000 x 29%) = 580
e. Jumlah Prevalensi GO di Populasi LBT = (1500 x 0%) = 0
f. Jumlah Prevalensi GO di Populasi IDU = (1000 x 0%) = 0
g. Maka jumlah pasien GO adalah (23.920+456+273+580+0+0) = 25.229
2. Menghitung Jumlah Pasien GO yang diobati. Perhitungannya dari Jumlah Pasien GO dikali target prosentase yang diobati.
Contoh :
Jumlah Pasien GO adalah 25.229 , target yang harus diobati adalah 80% .
Maka Target Jumlah Pasien GO yang diobati adalah 25.229 x 80% = 20.184 pasien.
3. Menghitung Jumlah kebutuhan dasar obat Cefixime. Perhitungan diperoleh dari Target jumlah pasien GO yang diobati dikali
panduan pengobatan untuk penyakit GO.
Contoh :
Target jumlah pasien GO yang diobati adalah 20.184
Tablet yang diperlukan untuk 1 orang pasien per treatment adalah 8 tablet per treatment.
Maka tablet yang diperlukan adalah (20.184 x 8) = 161.472 tablet.
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PROSES PERHITUNGAN KEBUTUHAN OBAT IMS
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PERENCANAAN OBAT IO
MAC
Pada umumnya kematian pada orang dengan
HIV-AIDS (ODHA) disebabkan oleh infeksi Cryptococoys
oportunistik (IO) sehingga IO perlu dikenal dan Profilaxis
diobati.
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
LATAR BELAKANG
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PERHITUNGAN KEBUTUHAN OBAT IO
1. Menghitung Jumlah Pasien untuk setiap kategori IO . Contoh menghitung Jumlah pasien IO
profilaxis diperoleh dari estimasi prevalensi IO di Populasi HIV Positip.
Misal : Jumlah Populasi HIV Positip : 20.000 orang, estimasi prevalensi IO profilaxis di Populasi
HIV Positip adalah 20%, maka jumlah Pasien IO profilaxis adalah : 20.000 x 20% = 4.000.
2. Menghitung Jumlah Pasien IO Profilaxis yang diobati, dengan cara: Jumlah pasien IO Profilaxis
dikali target pengobatan. Contoh : Jumlah Pasien IO Profilaxis adalah 4.000. target yang diobati
100%, maka jumlah pasien IO profilaxis yang diobati adalah 4000 x 100% = 4.000
3. Menghitung Kebutuhan dasar obat Profilaxis . Perhitungannya diperoleh dari semua target
pasien IO yang diobati yang menggunakan obat profilaxis. Contoh (IO Profilaxis + IO Profilaxis
secondary + IO PCP) yang diobati.
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PERHITUNGAN KEBUTUHAN OBAT IO
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI ARV, IO IMS DAN BHP
Tujuan :
a. Memelihara mutu obat
b. Menghindari penyalahgunaan dan penggunaan yang salah
c. Menjaga kelangsungan persediaan
d. Memudahkan pencarian dan pengawasan
e. Terlaksananya pengiriman obat secara merata dan teratur sehingga dapat diperoleh pada saat
dibutuhkan.
f. Terjaminnya mutu obat dan perbekalan kesehatan pada saat pendistribusian
g. Terjaminnya kecukupan dan terpeliharanya penggunaan obat di unit pelayanan kesehatan.
h. Terlaksananya pemerataan kecukupan obat sesuai kebutuhan pelayanan dan program kesehatan
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI ARV, IO IMS DAN BHP
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI ARV, IO IMS DAN BHP
Ketersediaan sarana yang ada di unit pengelola obat dan perbekalan kesehatan bertujuan untuk mendukung jalannya
organisasi.
Sarana yang harus disiapkan misalnya ;
• Gedung
• Kendaraan roda dua dan roda empat
• Komputer dan Printer
• Rak
• Palet
• AC
• Cold Room
• Dll
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI ARV, IO IMS DAN BHP
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI ARV, IO IMS DAN BHP
Obat disusun menurut bentuk sediaan dan alfabetis.Untuk memudahkan pengendalian stok maka dilakukan
langkah-Langkah sebagai berikut:
a. Gunakan prinsip First Expired date First Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO) dalam penyusunan obat.
b. Susun obat dalam kemasan besar di atas pallet secara rapi dan teratur. Untuk obat kemasan kecil dan
jumlahnya sedikit disimpan dalam rak dan pisahkan antara obat dalam dan obat untuk pemakaian luar
dengan memperhatikan keseragaman nomor batch.
c. Gunakan lemari khusus untuk menyimpan narkotlka dan psikotropika.
d. Simpan obat yang stabllitasnya dapat dipengaruhi oleh temperatur,udara, cahaya dan kontamlnasi
bakteri pada tempat yang sesuai.Perhatikan untuk obat yang perlu penyimpanan khusus.
e. Cantumkan nama masing-masing obat pada rak dengan rapi.
f. Apabila persedlaan obat cukup banyak, maka biarkan obat tetap dalam box masing-masing.
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI ARV, IO IMS DAN BHP
g. Suhu penyimpanan 15-25°C atau sesuai dengan suhu penyimpanan yang tertera pada
kemasan obat ARV
h. Kelembaban 30 – 50 %
i. Tidak terkena cahaya langsung
j. Semua obat ARV , IO dan IMS serta Bahan Habis Pakai dilengkapi dengan kartu stok obat
k. Sesuaikan penyimpanan obat /Bahan Habis Pakai dengan suhu sesuai suhu standart,
isalnya RPR Sipilis harus disimpan dalam sugu 2-8 derajat C.
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI ARV, IO IMS DAN BHP
Mutu obat yang disimpan dl ruang penyimpanan dapat mengalami perubahan balk karena faktor
fislk maupun kimiawi yang dapat diamati secara visual. Jlka darl pengamatan visual diduga ada
kerusakan yang tidak dapat ditetapkan dengan cara organoleptlk, harus dllakukan sampling untuk
pengujian laboratorlum.
Tanda-tanda perubahan mutu obat:
a. Tablet
1. Terjadlnya perubahan warna, bau atau rasa
2. Kerusakan berupa noda, berblntlk-blntik, lubang, pecah, retak dan atau terdapat benda asing,
jadi bubuk dan lembab
3. Kaleng atau botol rusak, sehlngga dapat mempengaruhl mutu obat
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI ARV, IO IMS DAN BHP
b. Kapsul
1. Perubahan warna Isl kapsul
2. Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu dengan lalnnya
c. Tablet salut
1. Pecah-pecah, terjadi perubahan warna
2. Basah dan lengket satu dengan yang lalnnya
3. Kaleng atau botol rusak sehlngga menlmbulkan kelalnan fislk
d. Cairan
1. MenjadI keruh atau timbul endapan
2. Konsistensi berubah
3. Warna atau rasa berubah
4. Botol-botol plastik rusak atau bocor
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI ARV, IO IMS DAN BHP
Selain pengamatan mutu obat di Penyimpanan Obat, bekerja sama dengan BPOM, mutu Obat juga
diuji tiap tahun
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI ARV, IO IMS DAN BHP
Distribusi adalah suatu rangkaian kegiatan dalam rangka pengeluaran dan pengiriman obat,
dengna tepat waktu, tepat jenis dan jumlah secara untuk memenuhi kebutuhan unit-unit
pelayanan kesehatan.
Distribusi obat dilakukan agar persediaan jenis dan jumlah yang cukup sekaligus menghindari
kekosongan dan menumpuknya persediaan serta mempertahankan tingkat persediaan obat.
Distribusi terbagi dalam 2 , yaitu :
1. Distribusi Khusus : kegiatan distribusi yang mencakup untuk kegiatan program, KLB dan
bencana alam.
2. Distribusi Reguler : Distribusi yang dilakukan untuk pelayanan umum
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI ARV, IO IMS DAN BHP
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI ARV, IO IMS DAN BHP
Distribusi ARV dilakukan melalui Desentralisasi ARV, dimana Desentralissi ini dilakukan dalam
2 mekanisme , yaitu Desenteralisasi ARV tingkat Kab/Kota dan Desentralisasi ARV tk Provinsi.
Desentralisasi ARV tk Kab/Kota : Fasyankes melakukan permintaan ke Dinkes Kab/kota setiap
bulan sekali untuk memenuhi kebutuhan 3 bulan. Kemudian Dinkes Kab/Kota melakukan
permintaan ke Dinkes Provinsi tiga bulan sekali untuk memenuhi kebutuhan 6 bulan,
sedangkan Dinkes Provinsi melakukan permintaan ke Pusat setiap 6 bulan sekali untuk
memenuhi kebutuhan 9 bulan.
Desentralisasi ARV tk Provinsi : Fasyankes melakukan permintaan ke Dinkes Provinsi setiap
bulan untuk memenuhi kebutuhan 3 bulan, dan Dinkes Provinsi melakukan permintaan ke
Pusat setiap 6 bulan sekali untk memenuhi permintaan 9 bulan.
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI ARV, IO IMS DAN BHP
Perencanaan Distribusi
Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota merencanakan dan melaksanakan pendistribuslan obat ke unit pelayanan kesehatan
dl wilayah kerjanya serta sesuai kebutuhan.Untuk itu dllakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Perumusan stok optimum
Perumusan stok optimum persedlaan dllakukan dengan memperhltungkan siklus distribusi rata-rata pemakalan, waktu
tunggu serta ketentuan mengenai stok pengaman.
Rencana distribusi obat ke setlap unit pelayanan kesehatan termasuk rencana tingkat persedlaan, didasarkan kepada
besarnya stok optimum setlap jenis obat dl setlap unit pelayanan kesehatan. Penghltungan stok optimum dllakukan oleh
Instalasi Farmasi Kab/Kota.
Rencana tingkat persediaan di IFK adalah rencana distribusi untuk memastikan bahwa persediaan obat di IFK cukup untuk
melayani kebutuhan obat selama periode distribusi berikutnya. Posisi persediaan yang direncanakan tersebut di harapkan
dapat mengatasi keterlambatan permintaan obat oleh unit pelayanan kesehatan atau pengiriman obat oleh IFK
Kabupaten/ Kota.
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI ARV, IO IMS DAN BHP
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PENCATATAN DAN PELAPORAN ARV, IO IMS DAN BHP
Pencatatan dan pelaporan data obat di Instalasi Farmasi merupakan rangkaian kegiatan
dalam rangka penatausahaan obat-obatan secara tertib baik obat-obatan yang diterima,
disimpan, didistribuslkan maupun yang digunakan di Dinkes Provinsi, Dinkes Kab/Kota
maupun Puskesmas dan unit pelayanan kesehatan lalnnya.
Tujuan :
Tersedianya data mengenai jenis dan jumlah penerlmaan, persediaan,pengeluaran/
penggunaan dan data mengenai waktu dari seluruh rangkaian kegiatan mutasi obat
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PENCATATAN DAN PELAPORAN ARV, IO IMS DAN BHP
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PENCATATAN DAN PELAPORAN ARV, IO IMS DAN BHP
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PENCATATAN DAN PELAPORAN ARV, IO IMS DAN BHP
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
PENCATATAN DAN PELAPORAN ARV, IO IMS DAN BHP
Dengan pencatatan dan pelaporan yang valid dan terverifikasi maka akan
didapatkan informasi yang akurat mengenai :
1. Jumlah dan nilai persediaan obat di tingkat Puskesmas per 31Desember.
2. Pemakaian rata-rata per bulan untuk setiap jenis obat
3. Tingkat kecukupan setiap jenis obat
4. Rencana kebutuhan obat untuk tahun anggaran berikutnya
5. Rencana pengadaan obat menurut sumber anggaran
6. Dasar tindak lanjut peningkatan dan penyempurnaan pengelolaan obat di
Kabupaten/Kota maupun Dinkes Provinsi.
7. Bahan masukan dalam penyusunan profil kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi.
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
RUANG LINGKUP SUPERVISI
Supervisi dalam pengertian manajemen memiliki pengertian yang lebih luas, karena
Istllah yang digunakan adalah mengawasi dan bukan dilakukan secara kebetulan.
Mengawasi dalam arti Bahasa Indonesia adalah mengamati dan menjaga jadi bukan
hanya mengamati saja, akan tetapl memlllkl pengertian menjaga.
Pengamatan diarahkan untuk menjaga agar pekerjaan atau keglatan yang dilakukan
sesual dengan pedoman yang disepakati bersama.
1. Pengelolaan obat meliputi : 2. Sarana Prasarana :
a. Seleksl, a. Sarana Infrastruktur
b. Pengadaan, b. Sistem pengelolaan
c. Penyimpanan, c. Sarana penunjang (software, hardware)
d. DIstribusI, pencatatan & pelaporan,
e. Monitoring & evaluasi 3. Sumber daya manusia (jumlah dan kualifikasi)
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
RUANG LINGKUP SUPERVISI
Langkah-langkah Supervisi :
a. Persiapan Supervisi
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
RUANG LINGKUP SUPERVISI
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
RUANG LINGKUP SUPERVISI
Pelaksanaan Supervisi
d. Mengadakan tindakan intervensi tertentu apabila ditemukan masalah yang perlu segera ditanggulangi.
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
RUANG LINGKUP SUPERVISI
f. Menyampalkan ucapan terima kasib kepada semua pihak yang telah ikutberperan
pada pelaksanaan supervisi.
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
RUANG LINGKUP SUPERVISI
Hasil Supervisi
Direktorat - Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung – Kemenkes RI 25 Februari 2021
Terima Kasih