Presented by :
Aditya Sultan
Aulia Dinika Nur Afyan
Ayu Subekti
Dwi Setia Ningrum
Indriyanti
Luvi Selviatul Harfiyyah
DEFINISI
1. Filariasis Limfatik
2. Filariasis Subkutan
G1. G.1 Filaria
FILARIASIS LIMFATIK
bancrofti
(Wuchereri
a
bancrofti)
G.2 Filaria
G.2 malayi
(Brugia
malayi)
G.3 Timor
microfilari
G.3 a (Brugia
timori)
WUCHERERIA BANCROFTI
Distribusi geografis
Parasit ini tersebar luas di daerah yang beriklim
tropis di seluruh dunia dan terdapat di Indonesia
terutama didaerah yang beriklim panas dan hanya
dapat hidup pada tubuh manusia. Contoh: India, Asia
Tenggara, Cina, Afrika Timur dan kepulauan Pasifik.
Hospes
Morfologi
mikrofilaria.
dosis: 400mcg/kgBB/hari.
Onkosekosis: invermectin 150mcg/kgBB.
FILARIASIS SUBKUTAN
(Cacing Loa,
cacing
mata)
G.2
Onchocerca
G.2 volvulus
(Filaria
volvulus)
Loa loa (Cacing Loa, cacing mata)
Pengobatan
Selama lebih dari 40 tahun dietilkarbamasin (DEC)
merupakan obat pilihan, diberikan dengan dosis 2
mg/kgBB/hari, 3 kali/hari selama 14 hari. Namun memiliki
efeksamping yang sangat berat sehingga obat pilihan
untuk loasis saat ini adalah Ivermektin
Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari
gigitan lalat atau dengan pemberian obat sebulan sekali,
selama 3 hari berturut-turut.
Onchocerca volvulus (Filaria volvulus)
Sejarah
O’neill meneliti microfilaria parasit ini di dalam
kulit seorang penderita di Afrika barat pada tahun
1875. Kemudian seorang dokter Jerman
menemukan cacing dalam benjolan kulit dari orang
Negro di Ghana, Afrika Barat, lalu dinamakan
sebagai filarial volvulus oleh Leuckard 1893. Tahun
1915 Robles
Hospes dan nama penyakit
. Pengobatan
a.Ivermectin merupakan obat pilihan dengan dosis 150
µg/kg berat badan, diberikan satu atau dua kali per
tahun pada pengobatan masal. Untuk pengobatan
individu, dapat diberikan pada dosis 100-150 µg/kg
berat badan dan diulang setiap 2 minggu, bulan atau 3
bulan hingga mencapai dosis total 1,8 mg/kg berat
badan.
b. Suramin merupakan satu-satunya obat yang membunuh
cacing dewasa O. volvulus tetapi jarang dipakai mengingat
cara pemberiannay yang relative sulit dan toksisitas tingginya
tinggi.