Anda di halaman 1dari 17

DASAR KEPENDUDUKAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah


Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap
sebagai penyakit. Penyakit, sakit, cidera, dan gangguan semuanya dikategorikan ke
dalam istilah mordibitas. Mordibitas adalah derajat sakit, cedera atau gangguan pada
suatu populasi atau disebut juga penyimpangan dari suatu sehat dan sejahtera.

1.2 Rumusan masalah


Dari latar belakang di atas didapatkan rumusan masalah makalah ini adalah
1. Apa itu mordibitas ?
2. Apa aja konsep dari mordibitas itu ?
3. Dari mana saja data mordibitas di dapat kan ?
4. Bagaimana pengukuran angka mordibitas?
5. Bagaimana pencatatan dan pelaporan dari data mordibitas ini ?
6. Apa saja batasan sakit dan sehat mordibitas?

1.3 Tujuan penulisan

1.Mengetahui dan memahami pengertian, definisi dan konsep dari mordibitas.

2. Mengetahui pencatat mordibitas di indonesia dan permasalahn mordibitas


di.Indonesia.
3. Mengetahui sumber data mordibitas di dapatkan.
4. Mengetahui pencatatan dan pelaporasn dari kasus mordibitas.
5. Mengetahui dan memahami batasan sakit dan sehat mordibitas.

MORBIDITAS 1
DASAR KEPENDUDUKAN

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Morbiditas

Pada pengobatan dan epidemiologi, kata morbiditas dapat merujuk kepada

 pernyataan terkena penyakit (dari bahasa Latin morbidus: sakit, tidak sehat)
 derajat kerasnya penyakit
 meratanya penyakit: jumlah kasus pada populasi
 insiden penyakit: jumlah kasus baru pada populasi
 cacat terlepas dari akibat (contoh cacat disebabkan oleh kecelakaan)
Morbiditas adalah derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu populasi atau disebut
juga penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau keberadaan dari suatu kondisi
sakit, biasanya dinyatakan dalam angka prevalensi atau insidensi umum.

2.2 Konsep Morbiditas


Morbiditas diartikan sebagai penyakit dan kesakitan yang menimpa manusia lebih dari
satu kali. Morbiditas merupakan penyimpangan dari keadaan normal dan biasanya
dibatasi pada kesehatan fisikdan mental. Penyakit merupakan lawan dari kesehatan,
dimana kesehatan memiliki arti suatu kondisi sehat, baik secara fisik, mental,spiritual,
maupun social yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis (UU RI No.36 tahun 2009 tentang kesehatan).
Sesuai dengan konsep H.L Blum, konsep penyakit timbul diakibatkan karena adanya
ketidakseimbangan di antara empat komponen hidup manusia,yakni unsur genetik,
layanan kesehatan, perilaku masyarakat, dan lingkungan. Lingkungan dalam konsep
disini mecakup unsur ideologi, sosial, budaya,ekonomi, ras, agama, dan adat.
Serangkaian morbiditas yang terjadi di masyarakat tersebut disebut dengan morbiditas
kumulatif. Morbiditas kumulatif akhirnya akan menghasilkan peristiwa yang disebut
dengan mortalitas (kematian).

MORBIDITAS 2
DASAR KEPENDUDUKAN

2.3 Sumber Data Morbiditas

Sumber Data Morbiditas


 Sumber data dan laporan penyakit menular
 Catatan klinis dan catatan medis rumah sakit
 Data dan catatan dari Organisasi Managed Care
 Perunutan pencatatan dan registrasi
 Registrasi
 Perunutan pencatatan dan komputerisasi
 Survei status kesehatan dan rumah sakit
Data morbiditas adalah data primer masukan ke sistem informasi manajemen institusi
pelayanan kesehatan. Informasi morbiditas digunakan untuk kepentingan manajemen
pelayanan pasien, perencanaan pelayanan kesehatan, pengalokasian sumber daya,
identifikasi kausa penyakit, evaluasi terapi dan pengkajian proyek baru atau program
kesehatan masyarakat. Pada akhir suatu episode asuhan, dokter yang bertanggung
jawab terhadap asuhan pasien harus mendokumentasikan semua kondisi yang
tersandang pasiennya berikut semua prosedur tindakan ke dalam Rekam Medis pasien

sesuai episode asuhan dan pelayanan rawatnya. Rekam Medis – Rekam kesehatan

pasien adalah sumber primer data diagnosis utama pasien yang harus teridentifikasi
dengan nyata, setelah pasien dinyatakan pulang.

Sumber-sumber data morbiditas meliputi :

 Rekam Medis rumah sakit


 Rekam Medis sekolah
 Rekam Medis personel alat bersenjata
 Rekam Medis okupasi, Rekam Medis rawat jalan
 Rekam Medis surveilan kesehatan
 Rekam Medis pelayanan kesehatan maternal dan anak
 Rekam Medis cacat lahir, penyakit infeksi menular, kanker dan penyakit kronis
lainnya
 Rekam Medis pelayanan follow-up pasien yang berpenyakit khusus atau cedera,
cacat, dst

MORBIDITAS 3
DASAR KEPENDUDUKAN

2.4 Ukuran Morbiditas

Di dalam Epidemiologi, ukuran utama morbiditas adalah angka insidensi dan prevalensi
dan berbagai ukuran turunan dari kedua indikator tersebut. Setiap kejadian penyakit,
kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan angka insidensi dan angka
prevalensi.
1. Insidensi, adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat. Untuk dapat
menghitung angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu
tentang data jumlah penderita baru dan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
baru (Population at Risk ).
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Incidence Rate
Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu
(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.
Yang dimaksud kasus baru adalah perubahan status dari sehat menjadi sakit. Periode
waktu adalah jumlah waktu yang diamati selama sehat hingga menjadi sakit.

Rumus incidence rate:

x
xK
y

K = Konstanta( 100%, 1000%)


x = Jumlah kejadian pada penduduk
y = Jumlah penduduk

Manfaat Incidence Rate adalah :

 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi

 Mengetahui resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi

MORBIDITAS 4
DASAR KEPENDUDUKAN

 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas


pelayanan kesehatan.

b. Attack Rate
Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat dibandingkan
dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang sama.
Manfaat Attack Rate adalah :
Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit. Makin tinggi nilai AR,
maka makin tinggi pula kemampuan Penularan Penyakit tersebut.

Rumus :
Jumlah penderita baru pada satu saat
Attack Rate=Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat itu x K

c. Secondary Attack Rate


Digunakan menghitung suatu penyakit menular dan dalam suatu populasi yang kecil
( misalnya dalam satu keluarga ).
Rumus :

Jml penderita baru pada serangan kedua


Jml penduduk
− penduduk yang terkena serangan pertama x K

2. Prevalensi, gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada
suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada perhitungan angka
prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orang / penduduk
yang kebal atau penduduk dengan resiko (Population at Risk). Sehingga dapat dikatakan
bahwa angka prevalensi sebenarnya bukan suatu rate yang murni karena penduduk yang
tidak mungkin terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan.
Prevalensi tergantung pada 2 faktor :

 Berapa banyak orang jumlah orang yang telah sakit

MORBIDITAS 5
DASAR KEPENDUDUKAN

 Durasi/lamanya penyakit
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Period Prevalen Rate
Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu
tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu yang
bersangkutan. Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya, misalnya pada penyakit kanker dan kelainan jiwa.
Rumus :
Jml penderita lama dan baru
PeriodePrevalen Rate= Jml penduduk pertengahan x K

b. Point Prevalen Rate


Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat dibagi dengan jumlah
penduduk pada saat itu. Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui mutu pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan.
Rumus :
Jml penderita lama dan baru saat itu
Point Prevalen Rate= xK
Jml penduduk saat itu

Insidensi dan prevalensi saling berhubungan. Angka prevalensi dipengaruhi oleh tingginya
insidensi dan lamanya sakit/durasi penyakit. Lamanya sakit/durasi penyakit adalah periode
mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut, yaitu sembuh,
mati,ataupun kronis.
Hubungan ketiga hal tersebut dapat dinyatakan dengan rumus:

P=IxD
P = Prevalensi
I = Insidensi
L = Lamanya Sakit

Rumus hubungan insidensi dan prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2 syarat,
yaitu :

1. Nilai insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan, tidak menunjukkan
perubahan yang mencolok.

MORBIDITAS 6
DASAR KEPENDUDUKAN

2. Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil, tidak menunjukkan perubahan


yang terlalu mencolok.

2.5 Pencatatan dan Pelaporan Morbiditas

 Pencatatan

Pencatatan disini dimaksudkan pendokumentasian segala informasi medis seorang pasien


ke dalam rekam medis. Data pasien dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu
data sosial dan data medis. Untuk mendapatkan data medis yang baik, ada beberapa hal
yang dapat diperhatikan oleh dokter dan ahli di bidang kesehatan lainnya, yaitu mencatat
secara tepat waktu, up to date, cermat dan lengkap, dapat dipercaya dan menurut
kenyataan, berkaitan dengan masalah dan pokok perihalnya, sehingga tidak bertele-tele,
bersifat subjektif sehingga menimbulkan kesan jelas. Kegiatan pencatatan ini melibatkan
semua unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan ataupun tindakan
kepada pasien.

Bentuk catatan dapat dibedakan berdasarkan sifatnya, yaitu:

a. Catatan yang bersifat kolektif

Catatan ini dalam bentuk buku yang seringdisebut buku register. Buku register ini
merupakan sumber utama data kegiatan rumah sakit.

b. Catatan yang bersifat individual

Catatan ini mendokumentasikan segala tindakan medik yang diberikan kepada


seorang pasien. Bentuk catatan ini berupa lembaran-lembaran yang dinamakan rekam
medis.

 Pelaporan

Sistem pelaporan rumah sakit merupakan bagian dari sistem informasi rumah sakit
berbagai data tentang kegiatan rumah sakit dikumpulkan untuk mewujudkan sistem ini. Data
tersebut dikumpulkan melalui berbagai formulir standart sesuai dengan frekuensi dan
periodenya.

MORBIDITAS 7
DASAR KEPENDUDUKAN

Jenis data dan formulir yang perlu dilaporkan antara lain :

1) Data kegiatan rumah sakit (RL.1)

Formulir RL.1 merupakan formulir rekapitulasi yang mencakup berbagai kegiatan


rumah sakit seperti rawat inap, rawat jalan, pelayanan instalasi rawat darurat, kegiatan
bedah dan non bedah, pelayanan kesehatan gigi, kegiatan radiologi, pengujian
kesehatan, rehabilitasi medik, latihan kerja, pelayanan kesehatan jiwa, kegiatan
transfusi darah, kegiatan pengujian kesehatan, kegiatan farmasi rumah sakit, kegiatan
pemeriksaan laboratorium klinik, kegiatan rujukan, kegiatan keluarga berencana.
Formulir ini dibuat setiap triwulan oleh masing-masing rumah sakit berdasarkan
pencatatan harian yang dikompilasikan setiap bulan. Data yang dilaporkan mencakup
semua keadaan mulai tanggal 1 bulan pertama sampai dengan tanggal 30 atau 31
bulan ketiga pada triwulan yang bersangkutan.

2) Data kegiatan morbiditas rumah sakit, terdiri dari :


1. Kegiatan morbiditas individual pasien rawat inap yang meliputi:

-Morbiditas untuk pasien umum (RL2.1) yang isinya mencakup : jati diri pasien,
tanggal masuk dan tanggal keluar, diagnosis, penyebab luar cedera dan keracunan,
operasi atau tindakan keadaan keluar rumah sakit dan sebagainya.

-Morbiditas untuk pasien kebidanan (RL.2.2) yang isinya mencakup : jati diri
pasien, tanggal masuk dan tanggal keluar, cara melahirkan, diagnosis utama, masa
getasi, operasi atau tindakan. Keadaan keluar rumah sakit, tanggal melahirkan,
paritas, dan jumlah kelahiran hidup atau mati.

-Morbiditas untuk bayi lahir di rumah sakit (RL.2.3) yang isinya mencakup:
tanggal masuk dan tanggal keluar pasien, tanggal lahir bayi, berat lahir, keadaan
lahir, diagnosis utama, dan keadaan keluar rumah sakit.

2. Rekapitulasi data keadaan morbiditas rawat inap di rumah sakit (RL2a, dan
RL2a1 untuk laporan survailans terpadu) memuat data kompilasi penyakit atau
morbiditas pasien rawat inap yang dikelompok kan menurut daftar tabulasi dasar
klasifikasi internasional penyakit kesepuluh. Untuk masing-masing kelompok
penyakit berisi informasi mengenai jumlah pasien keluar menurut golongan umur,
serta jumlah pasien keluar mati.

MORBIDITAS 8
DASAR KEPENDUDUKAN

3. Data status informasi (RL2c) sehingga lampiran RL2a1 yang memuat informasi
tentang penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
4. Rekapitulasi data keadaan morbiditas pasien rawat jalan di rumah sakit (RL2b, dan
RL 2b1), memuat data kompilasi penyakit atau morbiditas pasien rawat jalan yang
dikelompokkan menurut daftar tabulasi dasar klasifikasi internasional penyakit
kesepuluh. Untuk masing-masing kelompok penyakit berisi informasi mengenai
jumlah kasus baru menurut golongan umur dan serta jumlah kunjungan.
5. Data inventarisasi (data dasar) rumah sakit (RL 3), memuat data identitas rumah
sakit, surat ijin penyelenggaraan, direktur rumah sakit, fasilitas kesehatan gigi,
fasilitas tempat tidur, fasilitas unit rawat jalan.
6. Data ketenagaan rumahsakit (RL 4), memuat informasi rekapitulasi data jumlah
tenaga yang bekerja di rumah sakit menurut kualifikasi pendidikan dan status
kepegawaian, dan RL 4a yang merupakan data individual ketenagaan rumah sakit
memuat data pribadi, data pekerjaan, pendidikan lanjut, pengalaman kerja, latihan
jabatan dan status kepegawaian.
7. Data peralatan rumah sakit (RL5) memuat informasi rekapitulasi data jumlah
peralatan medik yang ada di rumah sakit menurut sumber pengadaan dan
keadaannya, dan RL5a yang merupakan data individual peralatan medik di rumah
sakit, memuat nama atau jenis alat, tipe atau model, kapasitas dan sebagainya
(DitjenYan.Med, 1992).

Indikator – IndikatorPelaporan diPelayananKesehatan

1. BOR (Bed Occupancy Ratio)


BOR adalah angka penggunaan tempat tidur. Sedangkan menurut Depkes RI (2005),
BOR adalah presentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu.Indikator
ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah
sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).

Rumus: BOR = ( Jumlahhariperawatanrumahsakit

(jumlahtempattidur X jumlahharidalamsatuperiode )) X 100

3) AVLOS (Average Length Of Stay)

MORBIDITAS 9
DASAR KEPENDUDUKAN

AVLOS adalah rata-rata lamanya pasien dirawat. Sedangkan menurut Depkes RI (2005),
AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan
gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal
yang perlu pengamatan yang lebih lanjut.Secara umum, nilai AVLOS yang ideal antara 6-
9 hari (Depkes, 2005).

Rumus:

AVLOS = Jumlah lama dirawat / jumlah pasien keluar (hidup + mati)

4) TOI (Turn Over Interval)


TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya.Indikator ini memberikan gambaran
tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi
pada kisaran 1-3 hari.
Rumus :

TOI = (( Jumlahtempattidur X periode ) – hariperawatan

Jumlahpasienkeluar (hidup + mati)

5) BTO (Bed Turn Over)


BTO adalah angka perputaran tempat tidur. Menurut Depkes RI (2005), BTO adalah
frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai
dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-
rata dipakai 40-50 kali.

Rumus:

BTO = jumlah pasien keluar (hidup + mati)

Jumlah tempat tidur

6) NDR (Net Death Rate)


NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat
untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu
pelayanan di rumah sakit. Angka dianjurkan kurang dari 25 per 1000 penderita
keluar.
Rumus:

MORBIDITAS 10
DASAR KEPENDUDUKAN

NDR = (jumlahpasienmati> 48 jam / jumlahpasienkeluar (hidup + mati)) X1000 %

7) GDR (Gross Death Rate)


GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000
penderita keluar. Angka dianjurkan kurang dari 45 per 1000.

Rumus:

GDR = (Jumlahpasienmatiseluruhnya / jumlahpasienkeluar(hidup + mati)) X


1000 %

2.6 Batasan Sakit dan Sehat


 Sehat Menurut WHO

Menurut WHO (1947) Sehat dapat diartikan bahwa suatukeadaan yang sempurna baik
secara fisik, mental dan social serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan
(WHO, 1947). Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang
dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman danMandle. 1994) :
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

 SehatMenurut DEPKES RI
UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa :
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
hidup produktif secara social dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus
dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur –unsure fisik, mental dan social
dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.
Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana
individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis,
intelektua, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi)
dalam mempertahankan kesehatannya.

MORBIDITAS 11
DASAR KEPENDUDUKAN

Jadi dapat dikatakan bahwa batasan sehat menurut WHO meliputi fisik, mental, dan sosial.
Sedangkan batasan sehat menurut UU Kesehatan meliputi fisik (badan), mental (jiwa),
sosial dan ekonomi.
1. Sehat fisik yang dimaksud disini adalah tidak merasa sakit dan memang secara
klinis tidak sakit, semua organ tubuh normal dan berfungsi normal dan tidak ada
gangguan fungsi tubuh. Sehat mental (jiwa), mencakup:
2. Sehat Pikiran tercermin dari cara berpikir seseorang yakni mampu berpikir secara
logis (masuk akal) atau berpikir runtut
3. Sehat Spiritual tercerimin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur,
pujian, atau penyembahan terhadap pencinta alam dan seisinya yang dapat dilihat
dari praktek keagamaan dan kepercayaannya serta perbuatan baik yang sesuai
dengan norma-norma masyarakat.
4. Sehat Emosional tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan
emosinya atau pengendalian diri yang baik.
5. Sehat Sosial adalah kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain
secara baik atau mampu berinteraksi dengan orang atau kelompok lain tanpa
membeda-bedakan ras, suku, agama, atau kepercayaan, status sosial, ekonomi,
politik.
6. Sehat dari aspek ekonomi yaitu mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara
ekonomi. Untuk anak dan remaja ataupun bagi yang sudah tidak bekerja maka
sehat dari aspek ekonomi adalah bagaimana kemampuan seseorang untuk berlaku
produktif secara sosial.
 Konsep Sakit
Seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau
gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu.
Walaupun seseorang sakit (istilahsehari -hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia
tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia di anggap tidak sakit.
Pengertian sakit menurut etiologi naturalistic dapat dijelaskan dari segi impersonal dan
sistematik, yaitu bahwa sakit merupakan satu keadaan atau satu hal yang disebabkan oleh
gangguan terhadap system tubuh manusia.

 Ciri-ciri sakit

MORBIDITAS 12
DASAR KEPENDUDUKAN

1. Individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuh ; merasa dirinya tidak sehat /
merasa timbulnya berbagai gejala merasa adanya bahaya.
Mempunyai 3 aspek :
 Fisik : nyeri, panastinggi.
 Kognitif :interprestasiterhadapgejala.
 Responsemositerhadapketakutan / kecamasan.
2. Asumsi terhadap peran sakit (sick role).Penerimaan terhadap sakit.
Penyakit adalah istilah medis yang digambarkan sebagai gangguan dalam fungsi
tubuh yang menghasilkan berkurangnya kapasitas. Penyakit terjadi ketika
keseimbangan dalam tubuh tidak dapat dipertahankan. Keadaan sakit terjadi pada
saat seseorang tidak lagi berada dalam kondisi sehat yang normal.
Pada umumnya penyakit terdeteksi ketika sudah menimbulkan perubahan pada
metabolisme atau mengakibatkan pembelahan sel yang menyebabkan munculnya
tanda dan gejala. Manifestasi penyakit dapat meliputi hipofungsi (seperti
konstipasi), hiperfungsi (seperti peningkatan produksi lendir) atau peningkatan
fungsi mekanis (seperti kejang). Secara khas perjalanan penyakit terjadi melalui
beberapa tahap :
a. Pajanan atau cedera yang terjadi pada jaringan sasaran
b. Masa latensi atau masa inkubasi (pada stadium ini tidak terlihat tanda atau gejala
c. Masa prodormal (tanda dan gejala biasanya tidak khas)
d. Fase akut (pada fase ini penyakit mencapai intensitas penuh dan kemungkinan
menimbulkan komplikasi, fase ini disebut juga sebagai fase akut subklinis)
e. Remisi (fase laten kedua ini terjadi pada sebagian penyakit dan biasanya akan diikuti
oleh fase akut lain)
f. Konvalesensi (keadaan pasien berlanjut ke arah kesembuhan sesudah perjalanan
berhenti)
g. Kesembuhan (recovery) pada kondisi ini pasien kembali sehat dan tubuhnya sudah
berfungsi normal kembali serta tidak terlihat tanda atau gejala penyakit yang tersisa.
Penyakit akan dicetuskan oleh suatu stressor seperti perubahan dalam kehidupan seseorang.
(stressor dapat terjadi melalui salah satu dari dua mekanisme :
a. Adaptasi yang berhasil baik
b. Kegagalan beradaptasi)

MORBIDITAS 13
DASAR KEPENDUDUKAN

 Batasan Sakit dan Sehat

MORBIDITAS 14
DASAR KEPENDUDUKAN

MORBIDITAS 15
DASAR KEPENDUDUKAN

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Morbiditas diartikan sebagai penyakit dan kesakitan yang menimpa manusia lebih
dari satu kali. Morbiditas merupakan penyimpangan dari keadaan normal dan
biasanya dibatasi pada kesehatan fisikdan mental. Penyakit merupakan lawan dari
kesehatan, dimana kesehatan memiliki arti suatu kondisi sehat, baik secara fisik,
mental,spiritual, maupun social yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara social dan ekonomis (UU RI No.36 tahun 2009 tentang kesehatan).
Data yang didapatkan dari rekam medis baik itu di rumah sakit, sekolah, rekam
medis personal, rekam medis kesehatan, rekam medis survei dan rekam medis
lainnya yang di lakukan oleh tenaga kesehatan.
Mordibitas dapat di ukur dengan pengukuran angka insidensi dan pervelensi. Yang
dimana insedensi adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit
yang ditemukan pada suatu waktu tertentu disatu kelompok masyarakat. Sedangkan
parvelensi adalah gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang
ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu disekelompok masyarakat tertentu.
Batasan sehat adalah sehat secara fisik, pikiran, mental dan sosial, masyarakat yang
mempunyai fisik yang lengkap, dapat berpikir jernih dan mampu membedakan baik
dan buruk dan juga masyarakat yang mempu bersosialisasi dengan lingkungan dan
sesamanya.

3.2 Saran
Sebaiknya masyarakat berperilaku sehat dan memiliki pola hidup yang sehat dan
bersih sehingga penyakit tidak akan mudah tersebar. Apabila penyakit menyebar
kemasyarakat maka dapat terjadi penyakit dan bahkan sampai kematian penduduk
dalam jumlah yang banyak. Oleh karena itu perlu ditingkatkan kegiatan promotif,
preventif, dan kuratif.

MORBIDITAS 16
DASAR KEPENDUDUKAN

DAFTAR PUSTAKA

Tribowo, Cecep& Erlisya Mitha. 2015. Pengantar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Nurhamedika : Yogyakarta.

http://rontono.blogspot.com/2013/05/konsep-sehat-sakit-menurut-who.html di akses tanggal


24 September 2018
http://www.uin-alauddin.ac.id/index.php?module=detailartikel&id=79 di akses tanggal 24
September 2018

http://alisarjunip.blogspot.com/2013/07/sistem-pencatatan-dan-pelaporan-di.html?m=1 di
akses tanggal 23 September 2018

http://www.academia.edu/30009396/KELOMPOK_3_MORTALITAS_MORBIDITAS_DAN_P
EMBANGUNAN_EKONOMI.docx di akses tanggal 23 September 2018

MORBIDITAS 17

Anda mungkin juga menyukai