Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KELOMPOK

SISTEM INFORMASI LOGISTIK


RUMAH SAKIT SUMBER SENTOSA TUMPANG MALANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Manajemen Pemasaran

Oleh:

TAUFIK NUGROHO 176070200111001

IRA PRASANTI 176070200111004

SENIA SURYA FEBRINA 176070200111006

PANDE MADE RIAWAN SUARJAYA 176070200111010

PUTU AYU EKASARI 176070200111017

YANY KHOIRURAKHMAWATI 176070200111024

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKIT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................. ii

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Profil Rumah Sakit Sumber Sentosa Tumpang ........... 1

1.2 Manajemen Logistik Rumah Sakit .............................. 2

1.3 Sistem Informasi Logistik Rumah Sakit ....................... 4

Bab 2 Manajemen Logistik RS Sumber Sentosa Tumpang

2.1 Alur Proses Logistik .................................................... 7

2.2 Alur Proses Pengadaan .............................................. 9

2.3 Alur Proses Pemeriksaan ........................................... 10

2.4 Alur Proses Distribusi ................................................. 11

Bab 3 Diskusi

3.1 Kelebihan ................................................................... 14

3.2 Kelemahan ................................................................. 14

3.3 Peluang Penerapan Teknologi Informasi .................... 15

Bab 4 Penutup

4.1 Kesimpulan ................................................................. 17

4.2 Saran .......................................................................... 17

Daftar Pustaka .................................................................................... 18

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Profil Rumah Sakit Sumber Sentosa Tumpang

Rumah Sakit Sumber Sentosa Tumpang merupakan rumah sakit


umum yang berlokasi di Jalan Raya Kebonsari 221 Tumpang, Jawa
Timur, Indonesia, 65156. Telp 0341-787233, Fax. 0341- 786756 dengan
alamat email rsss.tumpang@rocketmail.com. RS Sumber Sentosa
Tumpang merupakan rumah sakit tipe pratama yang setara dengan
rumah sakit pemerintah tipe D. Pada saat ini, RS Sumber Sentosa
Tumpang dipimpin oleh dr. Iskandar Kosasih, MBA selaku direktur.

Visi RS Sumber Sentosa Tumpang adalah menjadi rumah sakit


pilihan masyarakat yang memberikan pelayanan kesehatan secara
profesional, bermutu, dan mengutamakan keselamatan pasien dengan
sehati sejiwa yang didasari semangat cinta kasih. Misi RS Sumber
Sentosa Tumpang adalah memberikan pelayanan kesehatan secara
profesional dan mengutamakan keselamatan pasien bagi seluruh
masyarakat, meningkatkan mutu pelayanan secara berkesinambungan,
menciptakan suasana kerja yang aman dan nyaman, meningkatkan
kesejahteraan, kualitas karyawan, dan menjunjung tinggi disiplin dengan
sehati sejiwa dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang lebih baik.

RS Sumber Sentosa Tumpang memiliki motto Servire in Caritate


(melayani dengan kasih), diresmikan pada tahun 1997 dengan status
berada dibawah kepemilikan Yayasan Pelayanan Kasih Agustinian yang
berkedudukan di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 72 Ketapang,
Kalimantan Barat.

Perjalanan RS Sumber Sentosa Tumpang berawal dari Balai


Pengobatan Sumber Sentosa yang didirikan pada tanggal 4 Februari
1971 oleh Uskup Albert O.Carm. Pada tahun 1997 diterbitkan Surat
Keputusan Penyelenggaraan Rumah Sakit Melalui Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor YM.02.04.3.5.4221 tentang

1
Pemberian Ijin Penyelenggaraan kepada Yayasan Pelayanan Kasih
(YPK) untuk menyelenggarakan Rumah Sakit Sumber Sentosa Tumpang
yang berlokasi di Jalan Raya Kebonsari 221 Tumpang, Kabupaten
Malang, Propinsi Jawa Timur.

Jumlah kapasitas tempat tidur (TT) adalah 41 TT, dengan


pembagian kelas seperti yang dijabarkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Kelas dan Ruangan RS Sumber Sentosa Tumpang

R. Kelas Nama Ruangan TT Keterangan

Kelas 1 Laurentius 1 Semua pasien

Kelas 2 Monica 2 Semua pasien

Paulo 4 Pasien bedah laki-laki

Yosef 4 Pasien bedah perempuan

Kelas 3 Yoanita 8 Pasien Internis perempuan

Antonius 6 Pasien internis laki-laki

SC Box 4 Pasien anak umur 0-2 tahun

Lucas 4 Pasien anak umur > 2 tahun

Isolasi Mariane 1 Pasien infeksius

Hellena 2 Pasien non infeksius

Peri Bayi 4 Pasien neonates

HCU HCU 1 Pasien kritis


Sumber: Laporan Tahunan RS Sumber Sentosa Tumpang , 2017

Jenis pelayanan di RS Sumber Sentosa Tumpang meliputi


pelayanan IGD 24 jam, pelayanan rawat inap, pelayanan rawat jalan, dan
pelayanan penunjang medis. Pelayanan rawat jalan meliputi poli umum,
poli penyakit dalam, poli anak, poli bedah umum, poli bedah tulang, poli
kebidanan dan kandungan, poli saraf, poli gigi dan mulut. Pelayanan
penunjang medis meliputi laboratorium, radiologi, ruang operasi, farmasi,
mobil ambulan, dan pemulasaraan jenazah.

Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) di RS Sumber Sentosa


Tumpang adalah sebanyak 125 orang. SDM terdiri atas 4 dokter umum
tetap, 4 dokter umum paruh waktu, 12 dokter spesialis, 1 dokter gigi, 29

2
tenaga medis perawat, 18 tenaga medis non perawat, dan 57 tenaga non
medis.

Indikator efisiensi RS Sumber Sentosa Tumpang tahun 2016 yaitu


Bed Occupancy Rate (BOR) 63%, Average Length of Stay (ALOS) 3 hari,
Turn Over Interval (TOI) 2 hari, dan Bed Turn Over (BTO) 59 kali. Pada
semester pertama tahun 2017 indikator efisiensi RS Sumber Sentosa
Tumpang menunjukkan data yaitu BOR 53%, ALOS 4 hari, TOI 3 hari,
dan BTO 3 kali (Laporan Tahunan RS Sumber Sentosa Tumpang, 2017).

1.2 Manajemen Logistik Rumah Sakit

Manajemen logistik adalah kegiatan manajemen yang bertujuan


untuk mencapai efisiensi optimal dalam memanfaatkan barang dan jasa.
Logistik modern dapat didefinisikan sebagai proses pengelolaan yang
strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang
dan barang jadi dari para suplier, antar unit perusahaan, dan kepada para
langganan. Ciri utama logistik adalah integrasi berbagai dimensi dan
tuntutan terhadap pemindahan dan penyimpanan yang strategis.

Manajemen menyusun sistem untuk mengawasi arus dan


penyimpanan strategis bagi material, suku cadang dan barang jadi agar
diperoleh manfaat maksimum bagi perusahaan. Manajemen logistik terdiri
dari perencanaan , pengadaan, pemeriksaan, distribusi, inventarisasi
(Subagya, 1994)

1) Fungsi Perencanaan

Perencanaan adalah proses untuk merumuskan sasaran dan


menentukan langkah yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Perencanaan logistik adalah merencanakan
kebutuhan logistik yang pelaksanaannya dilakukan oleh semua calon
pemakai kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di setiap
organisasi.

Pengelolaan logistik cenderung semakin kompleks dalam


pelaksanannya sehingga akan sangat sulit dalam pengendalian apabila
tidak didasari oleh perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik
menuntut adanya sistem monitoring, evaluasi dan reporting yang

3
memadai dan berfungsi sebagai umpan balik untuk tindakan
pengendalian terhadap penyimpangan yang terjadi.

Dalam suatu kegiatan dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai


dengan pencapaian tujuan, diperlukan kerjasama yang terus menerus
antara pimpinan/staf, perencana, pelaksana, dan pengawas. Setiap
kegiatan yang dilakukan harus sesuai dengan uraian tugas masing-
masing. Seluruh kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi
(Aditama, 2003).

2) Fungsi Pengadaan dan Pemeriksaan

Pengadaan adalah semua kegiataan dan usaha untuk menambah


dan memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang
berlaku dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi
ada. Kegiatan ini termasuk dalam usaha untuk tetap mempertahankan
sesuatu yang telah ada dalam batas efisiensi. fungsi pengadaan
merupakan kegiatan untuk merealisasi atau mewujudkan kebutuhan yang
telah direncanakan atau telah disetujui sebelumnya. Pengadaan harus
disertai dengan pemeriksaan untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi
pengadaan (Sabarguna, 2009).

3) Fungsi Distribusi dan Inventarisasi

Distribusi merupakan kegiatan atau usaha untuk mengelola


pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lainnya. Faktor yang
mempengaruhi penyaluran barang antara lain: proses Administrasi,
proses penyampaian informasi, proses pengeluaran fisik barang, proses
angkutan, proses pembongkaran dan pemuatan, serta pelaksanaan
rencana yang telah ditentukan. Ketelitian dan disiplin yang ketat dalam
menangani masalah penyaluran merupakan unsur yang sangat penting
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Setiap proses distribusi perlu
disertai dengan kegiatan inventarisasi yang tertib (Herlambang, 2012).

1.3 Sistem Informasi Logistik Rumah Sakit

Pada era globalisasi perkembangan teknologi semakin meningkat.


Perkembangan teknologi tersebut digunakan untuk kepentingan
pembangunan seluruh bidang, termasuk bidang kesehatan. Kesehatan

4
merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum yang harus diwujudkan
melalui berbagai upaya kesehatan dalam rangkaian pembangunan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu.

Rumah sakit berupaya mengembangkan diri dan meningkatkan


kualitas pelayanan kesehatan dengan menerapkan teknologi muktahir
pada sistem pelayanannya (Pan, 2007). Salah satu penerapan teknologi
yang dikembangkan pada sistem pelayanan rumah sakit adalah sistem
informasi rumah sakit berbasis komputer. Sistem informasi rumah sakit
tersebut dapat mendukung perubahan serta perbaikan segala aspek di
rumah sakit, baik dari segi sarana dan prasarana, finansial, perlengkapan
alat medis, maupun sumber daya manusia (Lapierre, 2005).

Sistem informasi rumah sakit merupakan sebuah sistem informasi


yang memungkinkan aliran data dari sebuah rumah sakit bisa dilakukan
secara elektronis, sehingga pelayanan kepada paien dapat dilakukan
dengan lebih cepat, akurat dan transparan yang pada akhirnya bisa
memberikan kepuasan kepada pasien (Kusumadewi, 2009).

Tujuan sistem informasi rumah sakit adalah meningkatkan


efisiensi staf, menghilangkan duplikasi dan prosedur yang tidak perlu,
menggunakan komputer sebagai alat kerja, statistik dan teknik pencarian
data lebih cepat dan lebih akurat, meningkatkan kualitas dari status
kesehatan, menciptakan metode kerja yang modern sistem dan metode
kerja rumah sakit yang terstandardisasi, sistem komunikasi data antara
rumah sakit dan medis, mencapai basis data terdistribusi di negara dan
dunia, meningkatkan kesehatan masyarakat.

Menurut Sabarguna (2009), sistem informasi rumah sakit terdiri


dari beberapa subsistem, antara lain: subsistem layanan kesehatan,
subsistem rekam medis, subsistem personalia, subsistem keuangan, dan
subsistem logistik.

Suatu rumah sakit tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa


didukung logistik rumah sakit. Logistik rumah sakit meliputi segenap
benda atau bahan yang digunakan untuk membantu pelaksanaan
pekerjaan rumah sakit.

5
Detail dari modul sistem informasi logistik rumah sakit terdiri dari
data pemasok, order pembelian, invoice, laporan pengadaan barang, data
gudang, posisi persediaan awal, permintaan barang, barang keluar,
barang masuk, dan laporan persediaan barang.

Komitmen kepemimpinan senior untuk melaksanakan target yang


jelas dan harapan yang sangat penting untuk keberhasilan penerapan
sistem informasi di rumah sakit. Perubahan proses operasional, peran
pekerjaan, dan budaya organisasi memerlukan sumber daya dan
dukungan yang kuat. Semua tingkat manajemen harus diinformasikan
secara jelas dan bertanggung jawab atas tindakan kunci yang perlu
dilakukan untuk memaksimalkan manfaat sistem informasi rumah sakit
(Aditama, 2003).

6
BAB 2

MANAJEMEN LOGISTIK
RUMAH SAKIT SUMBER SENTOSA TUMPANG

2.1 Alur Proses Logistik

Manajemen logistik di RS Sumber Sentosa tumpang masih


menggunakan cara manual. Alur proses logistik di RS Sumber Sentosa
Tumpang secara keseluruhan ditunjukan pada Gambar 1.

Suplier

Gudang/
Keuangan Farmasi
Logistik

Bagian/ Unit
Kasir
Pelayanan

Pasien

Alur barang / alat


Alur informasi

Gambar 1 Alur Proses Logistik RS Sumber Sentosa Tumpang


Sumber data: Bagian Administrasi RS Sumber Sentosa Tumpang, 2017

7
Setiap bagian atau pihak yang terlibat dalam alur proses logistik
menjalankan prinsip manajemen logistik. Manajemen logistik terdiri
menjadi tiga bagian yaitu input, proses, dan output. Gambar 2
memperlihatkan alur proses logistik dalam prinsip manajemen logistik.

Perencanaan
Kebutuhan

Perencanaan

Pengadaan

Pemeriksaan

Distribusi

Inventarisasi

Laporan Laporan
Inventaris Inventaris

Gambar 2 Alur Proses Logistik RS Sumber Sentosa Tumpang


Sumber data: Bagian Administrasi RS Sumber Sentosa Tumpang, 2017

Pada bagian proses terdapat 5 (lima) kegiatan utama yaitu


perencanaan, pengadaan, pemeriksaan, distribusi, dan inventarisasi.
Perencanaan dan inventarisasi tidak dijelaskan secara tersendiri sebab

8
kedua kegiatan tersebut dilakukan pada setiap kegiatan pengadaan,
pemeriksaan, dan distribusi.

2.2 Alur Proses Pengadaan

Alur proses pengadaan di RS Sumber Sentosa Tumpang


melibatkan bagian/unit pelayanan, bagian logistik, gudang penyimpanan,
bagian keuangan, farmasi, dan pihak supplier.

Setiap bagian/unit pelayanan membuat perencanaan mengenai


kebutuhannya masing-masing. Kebutuhan tersebut disampaikan kepada
bagian logistik. Bagian logistik mendata sekaligus mencatat persediaan
barang di gudang penyimpanan yang berada pada kondisi stok minimum.
Apabila kebutuhan yang diminta tidak dapat dipenuhi, maka bagian
logistik mengajukan formulir pemesanan barang kepada bagian keuangan
untuk mendapatkan persetujuan pengadaan.

Bagian keuangan memberikan persetujuan dan mengeluarkan


surat perintah pemesanan ditujukan kepada bagian logistik. Bagian
logistik membuat surat pemesanan alat non-medis dan diserahkan
kepada supplier. Surat pemesanan obat/alat kesehatan ditandangani
terlebih dahulu oleh Apoteker sebelum diserahkan kepada supplier
obat/alat kesehatan.

Alur proses pengadaan di RS Sumber Sentosa Tumpang


ditunjukkan pada Gambar 3.

9
Persetujuan
Surat Perintah
Pemesanan

Menghubungi
Supplier

Menyiapkan
Dokumen

Menyiapkan
Barang

Menerima
Barang Untuk
Dilakukan
Pemeriksaan

Gambar 3 Alur Proses Pengadaan RS Sumber Sentosa Tumpang


Sumber data: Bagian Administrasi RS Sumber Sentosa Tumpang, 2017

2.3 Alur Proses Pemeriksaan

Alur proses pemeriksaan di RS Sumber Sentosa Tumpang


melibatkan gudang penyimpanan, bagian logistik, dan pihak supplier.

Supplier mengirimkan barang sesuai dengan waktu yang


disepakati. Bagian logistik menerima, memeriksa dan mencatat barang
yang datang dari supllier. Bagian logistik menyerahkan laporan
penerimaan barang kepada gudang penyimpanan. Gudang peyimpanan
menerima laporan penerimaan dan menyimpan barang tersebut. Alur

10
proses pemeriksaan di RS Sumber Sentosa Tumpang ditunjukkan pada
Gambar 4.

Mengirimkan
Barang

Pemeriksaan

Membuat
Laporan
Penerimaan

Dokumentasi

Menerima
Laporan
Penerimaan,
Menyimpan
Barang

Gambar 4 Alur Proses Pemeriksaan RS Sumber Sentosa Tumpang


Sumber data: Bagian Administrasi RS Sumber Sentosa Tumpang, 2017

2.4 Alur Proses Distribusi

Alur proses distribusi di RS Sumber Sentosa Tumpang melibatkan


bagian logistik, gudang penyimpanan, bagian/unit pelayanan, farmasi,
dan kasir.

11
Bagian logistik menerima laporan penerimaan barang di gudang
penyimpanan, termasuk informasi perubahan jumlah persediaan dan
harga barang. Perubahan harga diinformasikan kepada farmasi dan kasir.

Tiap bagian/unit pelayanan, termasuk farmasi, membuat formulir


permintaan barang yang dibutuhkan dan menyerahkannya kepada bagian
logistik. Bagian logistik menerima formulir permintaan, memeriksa
persediaan di gudang penyimpanan, kemudian menyiapkan barang yang
diminta untuk diserahkan kepada bagian/unit yang bersangkutan.

Permintaan persediaan obat/alat kesehatan oleh bagian/unit


pelayanan ditujukan langsung kepada farmasi. Farmasi menerima
permintaan obat/alat kesehatan, memeriksa persediaan, kemudian
menyiapkan untuk diserahkan kepada bagianunit yang bersangkutan

Resep obat pasien diserahkan kepada farmasi. Farmasi


menerima, memeriksa, dan kemudian menyerahkan data biaya obat
kepada kasir. Pasien terlebih dahulu melunasi pembayaran sebelum
membawa bukti pelunasan ke farmasi. Farmasi menyiapkan obat untuk
diserahkan dan dijelaskan kepada pasien.

Alur proses distribusi di RS Sumber Sentosa Tumpang ditunjukkan pada


Gambar 5.

12
Laporan
Penerimaan
Barang

Pemeriksaan

Penyimpanan
Barang

Input Data
Kartu Stok

Distribusi

Laporan Menerima
Stok Barang Barang

Menerima
Laporan
Stok Barang

Gambar 5 Alur Proses Distribusi RS Sumber Sentosa Tumpang


Sumber data: Bagian Administrasi RS Sumber Sentosa Tumpang, 2017

13
BAB 3

DISKUSI

3.1 Kelebihan

RS Sumber Sentosa Tumpang telah memiliki alur proses logistik


yang cukup baik. Prinsip manajemen logistik dilakukan dengan
mengadakan fungsi perencanaan, pengadaan, pemeriksaan, distribusi,
dan inventarisasi. Terdapat SPO yang sangat detail untuk setiap bagian
dan unit pelayanan. Tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-
masing pihak yang terlibat dalam alur proses logistik disebutkan dengan
detail.

Adanya pencatatan yang teliti dan terstruktur tentang suatu


koordinasi tugas memudahkan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap
kinerja dan hasil

3.2 Kekurangan

Pada alur proses logistik terlihat beberapa koordinasi antar unit


atau bagian yang saling tumpang tindih, sehingga terjadi adanya
pengulangan instruksi atau kegiatan yang sama. Pengulangan yang tidak
perlu ini merupakan pemborosan waktu dan tenaga, serta menimbulkan
risiko terjadi miskomunikasi dan ketidakjelasan tanggungjawab apabila
terjadi suatu masalah.

RS Sumber Sentosa Tumpang belum membentuk panitia yang


khusus menangani pengadaan dan penerimaan barang. Kegiatan
pengadaan dan penerimaan barang masih dikerjakan sepenuhnya oleh
bagian logistik. Beban kerja yang lebih banyak dapat berisiko terjadinya
kesalahan.

Secara garis besar RS Sumber Sentosa Tumpang melakukan


pengaturan terhadap persediaan dalam kegiatan operasional yang
berjalan. Permasalahan yang dihadapi oleh RS Sumber Sentosa
Tumpang adalah kesulitan dalam meningkatkan kinerja pengelolaan

14
persediaan agar dapat berjalan secara optimal. Hal tersebut terjadi
karena RS Sumber Sentosa Tumpang masih menerapkan sistem
pencatatan persediaan secara manual sehingga informasi persediaan
yang dibutuhkan dalam menganalisa pengelolaan persediaan menjadi
tidak akurat, memerlukan waktu yang lama, dan biaya yang besar.

3.3 Peluang Penerapan Teknologi Informasi

Teknologi Informasi (TI) merupakan teknologi yang mengalami


perkembangan cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir. Kemajuan TI
membuat para penggunanya dapat mengakses data dan informasi yang
dibutuhkan dengan cepat, efisien, dan akurat. Sektor kesehatan sebagai
salah satu sektor yang penting dalam kehidupan masyarakat, merupakan
sektor yang sangat potensial untuk penerapan TI. Pusat layanan
kesehatan masyarakat seperti rumah sakit, membutuhkan fasilitas
pendukung khususnya dalam bidang Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit (SIM-RS).

SIM-RS merupakan sebuah sistem data tentang rumah sakit. SIM-


RS menyimpan dan memelihara data serta menyediakan informasi yang
berguna untuk manajemen rumah sakit. SIM-RS terdiri dari beberapa
bagian seperti bagian registrasi pasien, rawat jalan, rawat inap,
pembayaran dan penagihan, persediaan, dan lain-lain. Salah satu bagian
yang penting dari SIM-RS tersebut adalah bagian persediaan.
Manajemen logistik menangani pengelolaan persediaan, penerimaan dan
pendistribusian persediaan, stok opname, pemantauan terhadap kondisi
serta penghapusan persediaan. Apabila persediaan tidak terkelola
dengan baik, maka aktivitas pelayanan rumah sakit akan menjadi sulit
untuk dapat terlaksana dengan baik.

Penerapan TI di RS Sumber Sentosa Tumpang dapat memainkan


peran yang besar dalam meningkatkan efisiensi logistik rumah sakit.
Terdapat kecenderungan peningkatan penggunaan TI dalam fungsi
logistik. Hampir semua rumah sakit menggunakan komputer dan internet,
extranet dan intranet untuk membantu pengelolaan fungsi logistik rumah
sakit. Sebagai pertimbangan, bar coding dapat digunakan untuk melacak
pengiriman internal barang, pengiriman dapat menggunakan kendaraan

15
otomatis, serta penggunaan gadget untuk merekam dan mengirimkan
data logistik.

RS Sumber Sentosa Tumpang perlu memperhatikan beberapa


pertimbangan penggunaan TI di rumah sakit. TI dapat meningkatkan
efisiensi, mengurangi kesalahan entri data, penurunan biaya operasional,
dan penurunan biaya tenaga kerja, meningkatkan tingkat layanan
pelanggan, mengurangi waktu pemrosesan order, memfasilitasi
pembayaran tepat waktu, dan penurunan biaya persediaan.

RS Sumber Sentosa Tumpang juga perlu mengetahui risiko


penerapan TI. Ketika suatu sistem TI tidak lagi sesuai dengan kebutuhan
fungsi logistik rumah sakit, maka diperlukan perubahan sistem. Biaya
yang dikeluarkan untuk memodifikasi atau mengganti TI sangat tinggi dan
butuh waktu lama untuk penerapannya. Kepala Bagian Logistik biasanya
tidak terlalu mempedulikan kesesuaian sistem TI dengan sistem rumah
sakit atau apakah perlunya pembahatuan sistem. Risiko lainnya yaitu
kesulitan dalam menyempurnakan start-up dan sejumlah besar biaya
yang dikeluarkan, keterbatasan sumberdaya TI, integrasi dengan sistem
yang lama, ketidakcocokan dengan pelanggan atau pemasok, cepat
usangnya teknologi, serta terlalu banyak standar perumahsakitan yang
harus diikuti.

16
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

RS Sumber Sentosa Tumpang sudah menerapkan prinsip


manajemen logistik dengan cukup baik. Alur proses logistik melibatkan
fungsi perencanaan, pengadaan, pemeriksaan, distribusi, dan
inventarisasi. Terdapat SPO yang sangat detail untuk setiap bagian dan
unit pelayanan.

Beberapa kekurangan pada sistem manajemen logistik di RS


Sumber Sentosa Tumpang adalah terdapat koordinasi yang saling
tumpang tindih sehingga terjadi pengulangan yang tidak perlu dan
pemborosan waktu serta tenaga. Belum dibentuk panitia yang khusus
menangani pengadaan dan penerimaan barang sehingga meningkatkan
risiko terjadi kesalahan. RS Sumber Sentosa Tumpang masih
menerapkan sistem pencatatan persediaan secara manual sehingga
informasi persediaan menjadi tidak akurat, memerlukan waktu yang lama,
dan biaya yang besar.

4.2 Saran

RS Sumber Sentosa Tumpang sebaiknya mempertimbangkan


kemungkinan penerapan TI dalam sistem manajemen logistik. Penerapan
TI di RS Sumber Sentosa Tumpang dapat meningkatkan efisiensi,
mengurangi kesalahan entri data, penurunan biaya operasional, dan
penurunan biaya tenaga kerja, meningkatkan tingkat layanan pelanggan,
mengurangi waktu pemrosesan order, memfasilitasi pembayaran tepat
waktu, dan penurunan biaya persediaan. Penerapan TI juga memiliki
risiko yang harus diwaspadai. Khususnya berkaitan dengan biaya dan
pemahaman dari sumber daya manusia yang menggunakannya.

17
DAFTAR PUSTAKA
.

Aditama, T.Y., 2003. Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia.

Bagian Administrasi RS Sumber Sentosa Tumpang. 2017. Laporan Tahunan RS Sumber


Sentosa Tumpang Tahun 2016. Malang: RS Sumber Sentosa Tumpang.

Herlambang, S., Murwani, A., 2012. Cara Mudah Memahami Manajemen Kesehatan dan
Rumah Sakit, Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Kusumadewi S, dkk. 2009. Informatika Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Lapierre, S.D., Ruiz, A.B. (2005). Scheduling logistic activities to improve hospital supply
systems. Computers & Operations Research, 34, 624641.

Pan, Z.X., Pokharel, S. (2007). Logistics in hospitals: a case study of some


Singapore hospitals. Leadership in Health Services, 20(3), 195-207

Sabarguna, H.B.S., 2009. Buku Pegangan Mahasiswa Manajemen Rumah Sakit Jilid 1,
Jakarta: Sagung Seto.

Subagya, M.S. 1994. Manajemen logistik. Cetakan Keempat. Haji Masagung,. Jakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai