Anda di halaman 1dari 10

Perilaku Organisasi

( DASAR DARI PERILAKU KELOMPOK)

KELOMPOK 

WAHYU AGUNG JANUARDI
DINDA AYU
NUR AINI DWIANA
YOLANDA GASUKA
DEFINISI KELOMPOK

Kelompok dapat bersifat formal atau informal. Sebuah


kelompok formal, didefinisikan melalui keberadaan
struktur organisasi, dengan penugasan kerja yang
ditetapkan untuk menentukan tugas-tugas. Dalam
kelompok formal, perilaku anggota tim yang terlibat akan
ditetapkan oleh dan diarahkan menuju tujuan-tujuan
organisasi. Sebaliknya, kelompok informal adalah yang
tidak ditetapkan struktur secara formal atau tidak
ditentukan secara organisasional. Kelompok-kelompok
informal adalah susunan yang terbentuk secara ilmiah
dalam lingkungan kerja yang tampak sebagai tanggapan
atas kebutuhan kontak sosial.
5 Model Tahap Pengembangan Kelompok
1. Tahap Membentuk digolongkan sebagai sejumlah besar ketidak
pastian mengenai tujuan, struktur, dan kepemimpinan kelompok.
2. Tahap Mempeributkan adalah salah satu konflik intrakelompok.
Para anggota menerima keberadaan kelompok tetapi menentang
hambatan yang memaksakan pada indivisualitas.
3. Tahap Menyusun Norma adalah struktur kelompok mengeras dan
kelompok telah berasimilasi serangkaian ekspektasi umum
mengenai apa yang mendefinisikan perilaku anggota yang benar.
4. Tahap Mengerjakan adalah struktur pada poin ini sepenuhnya
fungsional dan diterima. Energi kelompok telah berpindah dari
mengenal dan memahami satu sama lain hingga mengerjakan tugas
yang ada.
5. Tahap Membubarkan adalah untuk mengakhiri kegiatan dan
mempersiapkan diri untuk pembubaran. Beberapa anggota
kelompok optimis, bersenang-senang atas pencapaian kelompok.
Anggota lainnya lebih tertekan karena kehilangan persahabatan dan
pertemanan yang didapat selama kelangsungan kerja kelompok.
Kelompok Versus Individu
Pengambilan keputusan kelompok dapat secara luas
digunakan dalam organisasi, tetapi keputusan kelompok
lebih disukai bila diambil oleh individu semata?
Jawabannya Jika para anggota kelompok memiliki
keragaman latar belakang, maka alternatif yang dihasilkan
menjadi lebih ekstensif dan analisis menjadi sangat
penting. Ketika solusi final telah disetujui, terdapat lebih
banyak orang dalam suatu keputusan kelompok
mendukung dan mengimplementasikannya. Keunggulan ini
mampu mengurangi dampak dari waktu yang telah
dihabiskan oleh keputusan kelompok, konflik internal yang
mereka ciptakan, serta tekanan yang mereka hasilkan atas
kepatuhan. Namun, dalam beberapa kasus, kita dapat
mengharapkan para individu untuk mengambil keputusan
dengan lebih baik daripada kelompok.
Gejala – Gejala Dalam Pemikiran Kelompok
1. Para anggota merasionalisasikan setiap perlawanan atas asumsi
yang telah mereka buat. Tidak peduli seberapa kuatnya bukti
akan bertentangan dengan asumsi dasar mereka, mereka akan
berperilaku sehingga dapat memperkuat mereka.
2. Para anggota menerapkan tekanan secara langsung pada
mereka yang sesaat mengekspresikan keraguan mengenai
beberapa pandangan yang dibagikan oleh kelompok, atau siapa
yang mempertanyakan keabsahan argumen yang mendukung
alternatif yang disukai oleh mayoritas.
3. Para anggota yang memiliki sudut pandang yang meragukan atau
berbeda yang berusaha untuk menghindari menyimpang dari apa
yang terlihat merupakan hasil konsensus kelompok dengan
berdiam diri mengenai kesangsian dan bahkan meminimalkan
pentingnya keraguan mereka pada diri mereka sendiri.
4. Terdapat suatu ilusi kebulatan suara. Jika seseorang tidak
berbiacara, diasumsikan bahwa dia telah patuh sepenuhnya.
Tidak memberikan hak suara berarti dinilai “ya”.
Pergeseran Kelompok/Polarisasi Kelompok
Terdapat perbedaan antara keputusan kelompok dengan
keputusan individu dari para anggota kelompok. Apa yang
terlihat akan terjadi dalam kelompok yang pembahasannya
mengarahkan para anggota menuju suatu pandangan yang lebih
ekstrem mengenai posisi yang telah mereka pegang. Para
konservatif menjadi lebih berhati-hati, dan tipe yang lebih agresif
dalam mengambil banyak risiko. Pembahasan kelompok
cenderung untuk melebih-lebihkan posisi awal kelompok.
Kita dapat memandang polarisasi kelompok sebagai suatu
kasus khusus dari pemikiran kelompok. Keputusan kelompok
mencerminkan norma pengambilan keputusan dominan yang
berkembang selama pembahasan. Apakah pergeseran dalam
keputusan kelompok mengarah pada kewaspadaan yang lebih
tinggi atau lebih berisiko bergantung pada norma sebelum
pembahasan dominan.
Teknik-Teknik Dalam Pengambilan
Keputusan Kelompok
1. kelompok yang berinteraksi. Para anggota
saling bertemu berhadapan muka dan bergantung
pada interaksi verbal dan nonverbal untuk
berkomunikasi. Tetapi seperti pembahasan
mengenai pemikiran kelompok yang telah
diperlihatkan, kelompok yang berinteraksi sering
kali memeriksa diri mereka sendiri dan menekan
para anggota individu untuk mengarah pada
kepatuhan opini.
2. Sumbang Pendapat dapat mengatasi tekanan atas
kepatuhan yang mengurangi kreativitas dengan
mendorong beberapa dan semua alternatif selain
menahan kritikan-kritikan. Dalam sesi sumbang pendapat
pada umumnya, setengah lusin dan lusinan orang duduk
mengelilingi meja. Pemimpin kelompok menyatakan
bahwa permasalahan telah jelas sehingga seluruh
partisipan memahaminya. Para anggota kemudian bebas
mengungkapkan sebanyak mungkin alternatif semampu
mereka dalam suatu lamanya waktu yang ditentukan.
3. Teknik Kelompok Nominal adalah bahwa teknik ini
memungkinkan bagi kelompok untuk bertemu secara
formal tetapi tidak menghambat pemikiran yang
independen, seperti yang dilakukan pada kelompok yang
berinteraksi. Riset umumnya memperlihatkan kelompok
nominal mengungguli kelompok sumbang pendapat.
Langkah – Langkah Teknik Kelompok Nominal
Secara spesifik, permasalahan dihadirkan dan kemudian
kelompok akan mengambil langkah-langkah berikut.
1. Sebelum pembahasan dilakukan, setiap anggota secara
independen menulis gagasan-gagasan atas permasalahan.
2. Setelah periode hening, masing-masing anggota akan
menghadirkan salah satu gagasan kepada kelompok. Tidak
ada pembahasan yang dilakukan hingga seluruh gagasan
telah dihadirkan dan dicatat.
3. Kelompok membahas gagasan-gagasan untuk menjernihkan
dan mengevaluasinya.
4. Masing-masing anggota kelompok dengan diam dan
independen memeringatkan sesuai urutan gagasan.
Gagasan dengan peringkat keseluruhan yang tertinggi akan
menentukan keputusan final.

Anda mungkin juga menyukai