Dalam Kelompok
By
DR. Rosita, SE., MSi
Pengambilan keputusan
• Teers mengemukakan “Decision making is a process of selecting among
available alternative.”
• Dalam organisasi, keputusan penting diambil oleh lebih dari satu orang. Keterlibatan orang
dalam proses memberi mereka rasa memiliki, dan mereka juga berbagi risiko yang terkait
dengannya.
Langkah pengambilan keputusan
Tahap 1 Tahap 3
Tahap 2
Identifikasi Seleksi
Pengembangan
Penilaian
Pengenalan Pencarian
Analisis
Identifikasi Disain
Penawaran
Mintzberg Menjelaskan proses pengambilan keputusan.
• Pada tahapan awal pemimpin sebelum mengambil keputusan
perlu melakuan identifikasi dan diagnosis terhadap fenomena
yang berkembang dan terjadi. Identifkasi tersebut termasuk
mengumpulkan data baik kuantitatif maupun kualitatif yang
mendukung fenomena yang terjadi. Data tersebut memberikan
informasi terhadap masalah yang sedang dihadapi. Setelah
masalah dirumuskan selanjutnya dicari alternatif pemecahan
masalah. Dari berbagai alternatif pemecahan masalah dipilih satu
alternatif yang paling bermanfaat degan resiko minimal.
Selanjutnya disusun desain rencana tindak untuk memecahkan
masalah tersebut. Selanjutnya dilakukan penilaian dan analisis
terhadap pilihan alternatif yang ditetapkan dan kemudian
diimplementasikan
Beberapa faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan,
yaitu: dinamika individu, dinamika kelompok, dan dinamika
lingkungan.
a. Mindguard, yaitu usaha individu untuk menjaga anggota kelompoknya dari hal atau
informasi negatif yang dapat merusak keutuhan kelompok.
b. Abilence paradox, yaitu kecenderungan anggota kelompok untuk tidak
mengemukakan penolakannya dalam diskusi hanya untuk menghindari konflik
selama diskusi.
c. Pluralistic ignorance, yaitu suatu kecenderungan anggota dalam kelompok untuk
menolak suatu hal dalam diskusi, tetapi memilih untuk menerimanya karena
beranggapan semua orang menyetujui.
d. Entrapment, yaitu kondisi dimana individu lebih memilih untuk mengeluarkan biaya
pada hal yang diinginkan atau dipilih daripada hal yang telah sesuai dengan standar.
e. Sunk cost, yaitu kehilangan sumber daya.
Diskusi kelompok bisa menjadi:
1. Cohesiveness (kekompakan) merupakan suatu hal yang penting. Ciri kelompok dengan kekompakan yang baik
tampak pada penyelesaian masalah dalam kelompok tanpa banyak pertengkaran dan konflik antar anggota dapat
dihindari. Dalam kelompok yang anggotanya saling berhubungan baik, perdebatan dapat dihindari karena setiap
anggota dapat menahan diri dalam mengemukakan pendapat yang bersifat menguntungkan diri sendiri. Dengan
adanya kekompakan, diskusi kelompok (groupthink) dapat berjalan dengan baik dan terbentuk keputusan yang
terbaik pula.
Kadang-kadang didalam kelompok seseorang diberi predikat sebagai ahli (expert), sehingga
rnemungkinkannya, memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode
pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik apabila seorang anggota kelompok yang
dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal
tertentu oleh anggota kelompok lainnya.
3. Setelah Diskusi
• Sifat otokratik dalam metode pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan
dengan metode yang pertama, karena metode authority rule after discussion ini
mempertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota kelompok dalam proses
pengambilan keputusan.
• Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan meningkatkan kualitas dan
tanggung jawab para anggotanya, di samping juga munculnya aspek kecepatan (quickness)
dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang
terlalu meluas.
4. Kesepakatan /konsensus
akan terjadi kalau semua anggota dari suatu kelompok mendukung
keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki
keuntungan, yaitu partisipasi penuh dari seluruh anggota akan dapat
meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung
jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu,
metode konsensus sangat penting khususnya dalam keputusan yang
berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
Namun demikian, metode pengambilan keputusan yang dilakukan
melalui kesepakatan ini tidak lepas juga dari yang paling menonjol dari
dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan lebih lama, sehingga
metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan yang mendesak
atau darurat.
• Keempat metode pengambilan keputusan di atas menurut Adler
dan Rodman, tidak ada yang terbaik dalam arti tidak ada
ukuran-ukuran yang menjelaskan bahwa satu metode lebih
unggul dibanding metode pengambilan keputusan lainnya.
• Metode yang paling efektif yang dapat digunakan dalam situasi
tertentu, bergantung pada faktor-faktor:
1. Jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan,
2. Tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh
kelompok, dan
3. Kemampuan-Kemampuan yang dimiliki oleh pimpinan
kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan keputusan
tersebut.
Keuntungan Pengambilan Keputusan Kelompok
• Kumpulan Pengetahuan : Pengambilan keputusan dalam suatu kelompok melibatkan banyak
orang selama proses tersebut. Ini membawa lebih banyak pengetahuan dan keahlian pada
saat pengambilan keputusan.
• Penerimaan: Karena keputusan diambil secara kolektif, para anggota dengan mudah
menerima keputusan.
• Ragam Alternatif: Sebuah kelompok dapat menghasilkan lebih banyak alternatif daripada
individu.
• Pengembangan Keseluruhan: Pengambilan keputusan kelompok adalah proses interaktif di
mana anggota kelompok berbagi keterampilan dan pengetahuan mereka. Ini menghasilkan
pengembangan keseluruhan anggota kelompok.
• Keragaman Pandangan: Individu yang berbeda memiliki pandangan yang berbeda terhadap
suatu situasi. Seseorang menerima ide yang berbeda untuk masalah tertentu pada saat
pengambilan keputusan.
• Keputusan Seimbang: Berbagai konsekuensi dan risiko dipastikan oleh anggota kelompok
yang berbeda menghasilkan pengambilan keputusan yang seimbang.
Kekurangan Pengambilan Keputusan Kelompok
a. Kemampuan komunikasi
b. Perilaku egosentris
c. Kepasifan anggota
d. Melenceng dari topik awal
e. Interupsi
f. Perilaku negatif pemimpin
g. Sikap dan emosi
Ada Beberapa Teknik Pengambilan Keputusan
1. Brainstorming Oleh Alex Osborn
Teknik ini bertujuan untuk menghasilkan kumpulan ide dalam lingkungan yang bebas penilaian.
Dalam teknik ini, manajer kelompok dengan jelas menyatakan masalahnya. Anggota kelompok diminta
untuk menghasilkan ide sebanyak mungkin secara spontan. Kritik, komentar, atau penilaian tidak
diperbolehkan selama proses berlangsung. Semua ide dicatat dan dievaluasi oleh manajer nanti.
• Kelebihan:
1. Daftar sejumlah besar ide kreatif dibuat.
2. Proses ini dilakukan dalam lingkungan bebas bias.
3. Ini menghasilkan biaya per ide yang rendah.
4. Ukuran kelompok kecil, yang mengarah pada peningkatan partisipasi anggota kelompok.
5. Karena tidak ada batasan atau penilaian, ide-ide berkualitas diterima.
6. Idenya bisa diterima semua orang.
• Kontra:
1. Pada akhirnya, tidak ada rencana atau solusi yang dihasilkan. Hanya daftar ide yang tersisa
dengan manajer.
2. Karena kurangnya penutupan, anggota kelompok dibiarkan tidak puas.
2. Teknik Delphi
Teknik ini sangat sesuai untuk kelompok pengambil keputusan yang tidak berada di satu tempat.
Komunikasi berlangsung melalui email atau metode lain melalui kuesioner.
Pengambil keputusan menyusun serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan suatu situasi
peramalan dan menyampaikannya kepada sekelompok ahli. Para ahli tersebut ditugaskan untuk
meramalkan, apakah suatu peristiwa dapat atau mungkin terjadi atau tidak. Jawaban dari anggota
kelompok tadi dikumpulkan dan masing-masing anggota ahli mempelajari ramalan yang dibuat
oleh masing-masing rekannya yang tidak pernah ditemuinya.
Pada kesempatan berikutnya, rangkaian pertanyaan yang sama dikembalikan kepada para anggota
kelompok dengan melampirkan jawaban yang telah diberikan oleh para anggota kelompok pada
putaran pertama serta hal-hal yang dipandang sudah merupakan kesepakatan kelompok. Apabila
pendapat seseorang ahli berbeda maka memberikan penjelasannya secara tertulis. Tiap-tiap
jawaban diberikan kode tertentu sehingga tidak diketahui siapa yang memberikan jawaban.
Jawaban tersebut di atas dilakukan dengan beberapa putaran. Pengedaran daftar pertanyaan dan
analisa oleh beberapa ahli dihentikan apabila telah diperoleh bahan tentang ramalan kemungkinan
terjadi sesuatu peristiwa di masa depan.
3. Nominal Grup Teknik (NGT)
Teknik pengambilan keputusan ini tidak melibatkan interaksi antar anggota
kelompok. Anggota kelompok hadir tetapi tidak saling berinteraksi sehingga
disebut nominal. Anggota kelompok diminta untuk menulis ide-ide mereka tanpa
diskusi apapun. Pendapat mereka dicatat pada grafik satu per satu dan
diklarifikasi tanpa kritik.
5. Electronic Meeting
• Metode ini merupakan perpaduan antara NGT dan teknologi. Pertemuan
dilakukan melalui media elektronik. Masalahnya dibagikan dengan grup secara
online, dan para anggota mengirimkan tanggapan mereka. Kesepakatan dan
ketidak setujuan dibagikan melalui pemungutan suara.
Kelebihan:
1. Anggota kelompok bisa jujur, tanpa tekanan apapun.
2. Proses yang memakan waktu lebih sedikit.
Kontra:
1. Anggota dengan kecepatan mengetik yang baik dapat unggul
dibandingkan dengan mereka yang memiliki kecepatan
mengetik rendah atau rata-rata.
2. Ide-ide yang sangat baik tidak diakui.
6. Devils Advocacy
adalah seseorang yang berpura-pura dalam suatu argumentasi atau diskusi,
menentang suatu ide atau rencana yang didukung banyak orang, agar
orang dapat mendiskusikan dan mempertimbangkan ide tersebut secara
lebih mendetail, contoh yang paling terkenal adalah ketika penulis atheis
Christopher Hitchens diminta bersaksi menentang Bunda Teresa.
7. Interaksi Didaktik
Digunakan untuk suatu situasi yang memerlukan jawaban “ya” atau “tidak”.
Dibentuk dua kelompok, dengan satu kelompok mengemukakan pendapat
yang bermuara pada jawaban “ya” dan kelompok lainnya pada jawaban
“tidak”. Semua ide yang dikemukakan baik pro maupun kontra dicatat
dengan teliti. Kemudian kedua kelompok bertemu dan mendiskusikan hasil
catatan yang telah dibuat. Pada tahap berikutnya terjadi pertukaran tempat.
Kelompok yang tadinya mengemukakan pandangan pro beralih memainkan
peranan dengan pandangan kontra.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam Interaksi Didaktik adalah sebagai berikut:
1. Masalah atau isu didefinisikan dimana keputusan ya atau tidak harus diambil.
2. Kelompok ini dibagi menjadi dua bagian, satu mendukung Ya dan yang lainnya
mendukung Tidak.
3. Kelompok-kelompok mendukung sisi mereka dari keputusan saat berdiskusi.
4. Kemudian mereka bertukar sisi dan melanjutkan diskusi. Artinya, anggota yang
mendukung Tidak akan mendukung yang YA dan sebaliknya.
8. Collective bargaining
Dua pihak yang mempunyai pandangan berbeda bahkan bertolak belakang atas suatu
masalah duduk di satu meja dengan saling menghadap. Masing-masing pihak datang
dengan satu daftar keinginan atau tuntutan dengan didukung oleh berbagai data,
informasi dan alasan-alasan yang diperhitungkan dapat memperkuat posisinya dalam
proses tawar-menawar yang terjadi. Jika pada akhirnya ditemukan bahwa dukungan
data dan informasi serta alasan-alasan yang dikemukakan oleh kedua belah pihak
mempunyai persamaan, maka tidak terlalu sukar untuk mencapai kesepakatan. Tetapi
sebaliknya, pertemuan berakhir tanpa hasil yang kemudian sering diikuti dengan
timbulnya masalah yang lebih besar.
Contoh Pengambilan Keputusan Kelompok
3. Cara Implementasinya.
Kepemimpinan lebih menekankan pada cara atau gaya kepemimpinan yang perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan. Sedangkan kekuasaan, lebih memfokuskan
diri pada taktik-taktik untuk mendapatkan kesepakatan.
4. Pemilik kekuasaan.
Kepemimpinan lebih merupakan kekuasaan yang dimiliki secara individual,
sedangkan kekuasaan, bukan hanya dapat dimiliki oleh individu tertentu, namun
juga dapat dimiliki oleh beberapa atau sekelompok orang.
Kekuasaan pada tingkat departemen atau kelompok dapat berasal dari 5 sumber
yang potensial, yang mungkin saja saling tumpang-tindih (overlap), yaitu:
Contoh koalisi yang bersifat tetap yaitu serikat buruh. Mereka membentuk koalisi
agar memiliki kekuatan untuk menghadapi para pemilik atau pemimpin perusahaan
yang biasanya ingin menekan para buruh. Mereka membentuk koalisi agar
memiliki daya tawar yang lebih besar terhadap pemilik atau pemimpin perusahaan,
misalnya dalam hal menuntut kenaikan upah buruh atau hak-hak pekerja lainnya.
Taktik Mempengaruhi Orang Lain
1. Persuasi Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi
orang lain dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar
orang lain tertarik.
2. Daya-tarik Inspirasional (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang mempen-
garuhi orang lain dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk
membangkitkan antusiasme atau gairah pada orang lain. Misalnya dengan mem-
berikan penjelasan yang menarik tentang nilai-nilai yang diinginkan, kebutuhan,
harapan, dan aspirasinya.
3. Konsultasi (Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain de-
ngan mengajak dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi
dalam pembuatan suatu rencana atau perubahan yang akan dilaksanakan.
4. Mengucapkan kata-kata manis (Ingratiation), terjadi jika seseorang mempen-
garuhi orang lain dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan, mem-
berikan pujian, atau sikap bersahabat dalam memohon sesuatu.
5. Daya-tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi
orang lain atau memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman
atau karena dianggap loyal.
6. Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan
sesuatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target, sebagai imbalan atas kemauannya
mengikuti suatu permintaan tertentu.
7. Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang lain untuk
membujuk atau sebagai alasan agar orang yang dijadikan target setuju.
8. Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan
ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.
9. Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan
jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan bahwasuatu permintaan adalah sesuai dengan
kebijakan atau aturan organisasi. Dalam kenyataan, biasanya orang menggunakan beberapa taktik
secara sekali-gus. Misalnya seseorang menggunakan Ingratiation dikombinasikan dengan Rational
Persuasion dan Exchange atau Personal Appeals.
Kekuasaan dan Taktik Mempengaruhi Orang Lain
Pengaruh ke atas Pengaruh ke bawah Pengaruh ke samping