Anda di halaman 1dari 40

Pengambilan Keputusan

Dalam Kelompok
By
DR. Rosita, SE., MSi
Pengambilan keputusan
• Teers mengemukakan “Decision making is a process of selecting among
available alternative.”

Pengambilan keputusan merupakan salah satu aspek yang dipengaruhi


oleh budaya organisasi. Mengambil keputusan berarti memilih yang
terbaik dari deretan alternatif yang tersedia. Fungsi budaya organisasi
dalam pengambilan keputusan adalah sebagai pedoman dan pemberi
arah. Setiap alternatif dianalisis dengan menggunakan cara pandang
budaya organisasi yang dianut masing-masing organisasi. Dapat
dibayangkan jika pengambilan keputusan tidak sejalan dengan semangat
organisasi, maka keputusan tersebut mengarah kepada pembangkrutan
organisasi tersebut.
Pengambilan keputusan kelompok lebih baik jika di
bandingkan dengan pengambilan keputusan secara
individu di dalam organisasi
1) Proses kelompok menimbulkan proses again atau proses
baru.
2) Memperbaiki kesalahan orang lain
3) Memiliki lebih banyak informasi
4) Pengambilan keputusan di dalam kelompok dan tujuannya
untuk menyempurnakan ide-ide tanpa adanya diskriminasi
dari orang tertentu.
5) Meningkatkan motivasi berprestasi
6) Dapat mengubah sikap dan perilaku anggota.
Proses Pengambilan keputusan Dalam Kelompok
• Pengambilan Keputusan Kelompok adalah bentuk pengambilan keputusan partisipatif, di
mana sekelompok individu bekerja sama untuk memecahkan masalah yang sifatnya
kompleks. Anggota kelompok mencoba menemukan dan mengevaluasi alternatif kreatif
untuk memecahkan masalah yang rumit.

• Partisipatif di mana anggota kelompok berbagi Ide, Pengetahuan, Keahlian dan


Pengalaman mereka. Keputusan kelompok tergantung pada:
        Aturan Kedewasaan
kebenaran
    Status-Quo, dll.

• Dalam organisasi, keputusan penting diambil oleh lebih dari satu orang. Keterlibatan orang
dalam proses memberi mereka rasa memiliki, dan mereka juga berbagi risiko yang terkait
dengannya.
Langkah pengambilan keputusan
Tahap 1 Tahap 3
Tahap 2
Identifikasi Seleksi
Pengembangan
 Penilaian
 Pengenalan  Pencarian
 Analisis
 Identifikasi  Disain
 Penawaran
 
Mintzberg Menjelaskan proses pengambilan keputusan.
• Pada tahapan awal pemimpin sebelum mengambil keputusan
perlu melakuan identifikasi dan diagnosis terhadap fenomena
yang berkembang dan terjadi. Identifkasi tersebut termasuk
mengumpulkan data baik kuantitatif maupun kualitatif yang
mendukung fenomena yang terjadi. Data tersebut memberikan
informasi terhadap masalah yang sedang dihadapi. Setelah
masalah dirumuskan selanjutnya dicari alternatif pemecahan
masalah. Dari berbagai alternatif pemecahan masalah dipilih satu
alternatif yang paling bermanfaat degan resiko minimal.
Selanjutnya disusun desain rencana tindak untuk memecahkan
masalah tersebut. Selanjutnya dilakukan penilaian dan analisis
terhadap pilihan alternatif yang ditetapkan dan kemudian
diimplementasikan
Beberapa faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan,
yaitu: dinamika individu, dinamika kelompok, dan dinamika
lingkungan.

Faktor-faktor lainnya adalah: sistem nilai, persepsi terhadap


masalah, keterbatasan manusiawi, perilaku politik-kekuasaan,
keterbatasan waktu, dan gaya kepemimpinan.
Tujuan Pengambilan Keputusan Kelompok
1. Untuk mendapatkan komitmen terhadap keputusan.
2. Untuk menginvestasikan lebih banyak pengetahuan
dan keahlian selama proses tersebut.
3. Untuk membawa sinergi di antara anggota kelompok.
Kesalahan Pengambilan Keputusan
Dalam Kelompok
Adanya Polarisasi (Group Polarization):
1. The Risky-Shift Phenomenon
Hal yang terjadi pada kelompok komite Kennedy disebut dengan the risky-shift phenomenon, yakni
kecenderungan sebuah kelompok untuk mengambil keputusan yang lebih berisiko dibandingkan keputusan
seorang individu
2. Proses Polarisasi dalam Kelompok
yaitu kondisi saat rata-rata respon postgroup cenderung ekstrem ke arah yang sama dengan rata-rata
tanggapan kelompok
3. Penyebab Terjadinya Polarisasi Kelompok
Apabila pandangan individu berbeda dengan kelompok, maka individu akan mengubah pandangannya ke arah
yang sama dengan kelompoknya. Polarisasi terjadi apabila individu menemukan norma kelompok pada masalah
yang dibahas, sehingga mereka mengajukan klaim atas posisi yang melebihi norma tersebut ke arah manapun
mayoritas anggota kelompok mendukung. mayoritas anggota menyukai rencana A, maka keinginan untuk
menciptakan citra positif dalam kelompok akan membuat anggota menyatakan bahwa mereka benar-benar
menyukai rencana tersebut
4. Konsekuensi dari Polarisasi Kelompok, Dapat memberikan dampak positif dan negatif.
Gejala Diskusi Kelompok
1. Overestimation of the Group (menaksir terlalu tinggi) Para anggota
dalam kelompok berasumsi terlalu tinggi terhadap kelompoknya
sendiri. Kelompok meyakini mereka dapat bekerja dengan sangat
baik walaupun sebenarnya tidak. Janis menyebutnya sebagai ilusi
kekebalan (illusion of invulnerability).
2. Closed-mindedness (berpikiran tertutup) Kelompok hanya berpegang
pada satu cara tanpa peduli dengan alternatif atau pilihan cara yang
lain. Selain itu, kelompok hanya mendukung keputusan awal melalui
rasionalisasi.
3. Pressures toward Uniformity (adanya tekanan menuju kesepakatan) Kelompok
berusaha untuk menyamakan pemikiran dan saling setuju. Menurut Janis, ada 4
indikator, antara lain:
a. Self-cencorship, yaitu kecenderungan anggota kelompok untuk tidak mengemukakan
pendapatnya dalam diskusi dan menyimpan keraguan untuk dirinya sendiri atau
memberikan pendapatnya langsung pada pemimpin diskusi.
b. Illusion of unanimity, yaitu kondisi dimana anggota kelompok tidak memberikan
suaranya, baik setuju maupun tidak, sehingga dianggap menerima keputusan dalam
diskusi atau setuju dengan hasil dalam diskusi. Dengan begitu, muncul kebulatan suara.
c. Direct pressure, yaitu tekanan untuk tetap setuju dengan apapun hasil dalam diskusi.
d. Self-appointed mindguard, yaitu menjaga kelompok dari informasi yang salah yang
berdampak buruk bagi kelompoknya dengan menolak anggota yang berusaha
menyanggah dalam suatu diskusi dan menekan mereka yang menolak untuk tetap diam.
Pengambilan Keputusan yang Gagal

a. Mindguard, yaitu usaha individu untuk menjaga anggota kelompoknya dari hal atau
informasi negatif yang dapat merusak keutuhan kelompok.
b. Abilence paradox, yaitu kecenderungan anggota kelompok untuk tidak
mengemukakan penolakannya dalam diskusi hanya untuk menghindari konflik
selama diskusi.
c. Pluralistic ignorance, yaitu suatu kecenderungan anggota dalam kelompok untuk
menolak suatu hal dalam diskusi, tetapi memilih untuk menerimanya karena
beranggapan semua orang menyetujui.
d. Entrapment, yaitu kondisi dimana individu lebih memilih untuk mengeluarkan biaya
pada hal yang diinginkan atau dipilih daripada hal yang telah sesuai dengan standar.
e. Sunk cost, yaitu kehilangan sumber daya.
Diskusi kelompok bisa menjadi:
1. Cohesiveness (kekompakan) merupakan suatu hal yang penting. Ciri kelompok dengan kekompakan yang baik
tampak pada penyelesaian masalah dalam kelompok tanpa banyak pertengkaran dan konflik antar anggota dapat
dihindari. Dalam kelompok yang anggotanya saling berhubungan baik, perdebatan dapat dihindari karena setiap
anggota dapat menahan diri dalam mengemukakan pendapat yang bersifat menguntungkan diri sendiri. Dengan
adanya kekompakan, diskusi kelompok (groupthink) dapat berjalan dengan baik dan terbentuk keputusan yang
terbaik pula.

2. Structural faults of the group of organization (kesalahan struktural kelompok /organisasi)


Kesamaan latar belakang, kekurangan kepemimpinan, faktor riwayat kesalahan anggota, dan penyimpangan
moralitas dapat meningkatkan kemungkinan diskusi kelompok. Dengan adanya diskusi, keputusan yang diambil
lebih rasional dan terbaik bagi kelompok.

3. Faktor situasional provokatif


Terkadang, membuat keputusan menjadi sangat berat karena tekanan dari banyak faktor, contohnya dikejar waktu.
Tekanan-tekanan ini mendorong kelompok untuk melakukan diskusi sebelum memutuskan suatu hal. Melalui diskusi
kelompok, diharapkan kelompok dapat mengambil keputusan terbaik yang lebih rasional dan terhindar dari dampak-
dampak negatif keputusan yang salah.
Metode Pengambilan Keputusan
Ada empat metode

1.Kewenangan Tanpa Diskusi

Metode pengambilan keputusan ini sering kali digunakan oleh para


permimpin otokratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini
memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika kelompok
tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang
harus dilakukan. Selain itu, metode ini secara sempurna dapat diterima
kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan
persoalan-persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk
mendapatkan persetujuan para anggotanya.
2. Pendapat Ahli

Kadang-kadang didalam kelompok seseorang diberi predikat sebagai ahli (expert), sehingga
rnemungkinkannya, memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode
pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik apabila seorang anggota kelompok yang
dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal
tertentu oleh anggota kelompok lainnya.

3. Setelah Diskusi
• Sifat otokratik dalam metode pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan
dengan metode yang pertama, karena metode authority rule after discussion ini
mempertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota kelompok dalam proses
pengambilan keputusan.
• Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan meningkatkan kualitas dan
tanggung jawab para anggotanya, di samping juga munculnya aspek kecepatan (quickness)
dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang
terlalu meluas.
4. Kesepakatan /konsensus
akan terjadi kalau semua anggota dari suatu kelompok mendukung
keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki
keuntungan, yaitu partisipasi penuh dari seluruh anggota akan dapat
meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung
jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu,
metode konsensus sangat penting khususnya dalam keputusan yang
berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
Namun demikian, metode pengambilan keputusan yang dilakukan
melalui kesepakatan ini tidak lepas juga dari yang paling menonjol dari
dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan lebih lama, sehingga
metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan yang mendesak
atau darurat.
• Keempat metode pengambilan keputusan di atas menurut Adler
dan Rodman, tidak ada yang terbaik dalam arti tidak ada
ukuran-ukuran yang menjelaskan bahwa satu metode lebih
unggul dibanding metode pengambilan keputusan lainnya.
• Metode yang paling efektif yang dapat digunakan dalam situasi
tertentu, bergantung pada faktor-faktor:
1. Jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan,
2. Tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh
kelompok, dan
3. Kemampuan-Kemampuan yang dimiliki oleh pimpinan
kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan keputusan
tersebut.
Keuntungan Pengambilan Keputusan Kelompok
• Kumpulan Pengetahuan : Pengambilan keputusan dalam suatu kelompok melibatkan banyak
orang selama proses tersebut. Ini membawa lebih banyak pengetahuan dan keahlian pada
saat pengambilan keputusan.
• Penerimaan: Karena keputusan diambil secara kolektif, para anggota dengan mudah
menerima keputusan.
• Ragam Alternatif: Sebuah kelompok dapat menghasilkan lebih banyak alternatif daripada
individu.
• Pengembangan Keseluruhan: Pengambilan keputusan kelompok adalah proses interaktif di
mana anggota kelompok berbagi keterampilan dan pengetahuan mereka. Ini menghasilkan
pengembangan keseluruhan anggota kelompok.
• Keragaman Pandangan: Individu yang berbeda memiliki pandangan yang berbeda terhadap
suatu situasi. Seseorang menerima ide yang berbeda untuk masalah tertentu pada saat
pengambilan keputusan.
• Keputusan Seimbang: Berbagai konsekuensi dan risiko dipastikan oleh anggota kelompok
yang berbeda menghasilkan pengambilan keputusan yang seimbang.
Kekurangan Pengambilan Keputusan Kelompok

• Dominasi : Anggota kelompok harus setuju dengan satu atau


lebih anggota yang mendominasi untuk membuat keputusan.

• Konflik : Ketidaksepakatan di antara anggota kelompok dapat


menyebabkan konflik dalam kelompok.

• Proses Pengambilan Waktu : Mungkin perlu banyak waktu jika


anggota kelompok tidak dapat mencapai keputusan yang sesuai.

• Tekanan : Anggota kelompok mungkin merasakan tekanan


untuk menerima keputusan yang diambil oleh orang lain.
Apa yang membatasi efektivitas sebuah pertemuan

a. Kemampuan komunikasi
b. Perilaku egosentris
c. Kepasifan anggota
d. Melenceng dari topik awal
e. Interupsi
f. Perilaku negatif pemimpin
g. Sikap dan emosi
Ada Beberapa Teknik Pengambilan Keputusan
1. Brainstorming Oleh Alex Osborn
Teknik ini bertujuan untuk menghasilkan kumpulan ide dalam lingkungan yang bebas penilaian.
Dalam teknik ini, manajer kelompok dengan jelas menyatakan masalahnya. Anggota kelompok diminta
untuk menghasilkan ide sebanyak mungkin secara spontan. Kritik, komentar, atau penilaian tidak
diperbolehkan selama proses berlangsung. Semua ide dicatat dan dievaluasi oleh manajer nanti.
• Kelebihan:
1. Daftar sejumlah besar ide kreatif dibuat.
2. Proses ini dilakukan dalam lingkungan bebas bias.
3. Ini menghasilkan biaya per ide yang rendah.
4. Ukuran kelompok kecil, yang mengarah pada peningkatan partisipasi anggota kelompok.
5. Karena tidak ada batasan atau penilaian, ide-ide berkualitas diterima.
6. Idenya bisa diterima semua orang.
• Kontra:
1. Pada akhirnya, tidak ada rencana atau solusi yang dihasilkan. Hanya daftar ide yang tersisa
dengan manajer.
2. Karena kurangnya penutupan, anggota kelompok dibiarkan tidak puas.
2. Teknik Delphi
Teknik ini sangat sesuai untuk kelompok pengambil keputusan yang tidak berada di satu tempat.
Komunikasi berlangsung melalui email atau metode lain melalui kuesioner.
Pengambil keputusan menyusun serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan suatu situasi
peramalan dan menyampaikannya kepada sekelompok ahli. Para ahli tersebut ditugaskan untuk
meramalkan, apakah suatu peristiwa dapat atau mungkin terjadi atau tidak. Jawaban dari anggota
kelompok tadi dikumpulkan dan masing-masing anggota ahli mempelajari ramalan yang dibuat
oleh masing-masing rekannya yang tidak pernah ditemuinya.
Pada kesempatan berikutnya, rangkaian pertanyaan yang sama dikembalikan kepada para anggota
kelompok dengan melampirkan jawaban yang telah diberikan oleh para anggota kelompok pada
putaran pertama serta hal-hal yang dipandang sudah merupakan kesepakatan kelompok. Apabila
pendapat seseorang ahli berbeda maka memberikan penjelasannya secara tertulis. Tiap-tiap
jawaban diberikan kode tertentu sehingga tidak diketahui siapa yang memberikan jawaban.
Jawaban tersebut di atas dilakukan dengan beberapa putaran. Pengedaran daftar pertanyaan dan
analisa oleh beberapa ahli dihentikan apabila telah diperoleh bahan tentang ramalan kemungkinan
terjadi sesuatu peristiwa di masa depan.
3. Nominal Grup Teknik (NGT)
Teknik pengambilan keputusan ini tidak melibatkan interaksi antar anggota
kelompok. Anggota kelompok hadir tetapi tidak saling berinteraksi sehingga
disebut nominal. Anggota kelompok diminta untuk menulis ide-ide mereka tanpa
diskusi apapun. Pendapat mereka dicatat pada grafik satu per satu dan
diklarifikasi tanpa kritik.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam NGT adalah sebagai berikut:


1.    Anggota kelompok membuat daftar ide-ide mereka dalam hati.
2.    Ide-ide ditulis pada bagan sampai semua ide terdaftar.
3.    Diskusi gagasan dilakukan tanpa kritik.
4.    Sebuah suara tertulis diambil di akhir.
4. Fish Bowling
• Anggota kelompok duduk melingkar dan salah satu anggota kelompok duduk di
tengah, umumnya pengambil keputusan. Yang di tengah menyarankan solusi
untuk masalah yang diberikan.
• Semua anggota akan mengajukan pertanyaan dan mengevaluasi secara kritis
solusi yang disarankan oleh orang di tengah. Anggota kelompok tidak dapat
berinteraksi satu sama lain. Setelah semua pandangan diungkapkan, yang
dengan kontra dipilih.

5. Electronic Meeting
• Metode ini merupakan perpaduan antara NGT dan teknologi. Pertemuan
dilakukan melalui media elektronik. Masalahnya dibagikan dengan grup secara
online, dan para anggota mengirimkan tanggapan mereka. Kesepakatan dan
ketidak setujuan dibagikan melalui pemungutan suara.
Kelebihan:
1.    Anggota kelompok bisa jujur, tanpa tekanan apapun.
2.    Proses yang memakan waktu lebih sedikit.

Kontra:
1. Anggota dengan kecepatan mengetik yang baik dapat unggul
dibandingkan dengan mereka yang memiliki kecepatan
mengetik rendah atau rata-rata.
2. Ide-ide yang sangat baik tidak diakui.
6. Devils Advocacy
adalah seseorang yang berpura-pura dalam suatu argumentasi atau diskusi,
menentang suatu ide atau rencana yang didukung banyak orang, agar
orang dapat mendiskusikan dan mempertimbangkan ide tersebut secara
lebih mendetail, contoh yang paling terkenal adalah ketika penulis atheis
Christopher Hitchens diminta bersaksi menentang Bunda Teresa.
7. Interaksi Didaktik
Digunakan untuk suatu situasi yang memerlukan jawaban “ya” atau “tidak”.
Dibentuk dua kelompok, dengan satu kelompok mengemukakan pendapat
yang bermuara pada jawaban “ya” dan kelompok lainnya pada jawaban
“tidak”. Semua ide yang dikemukakan baik pro maupun kontra dicatat
dengan teliti. Kemudian kedua kelompok bertemu dan mendiskusikan hasil
catatan yang telah dibuat. Pada tahap berikutnya terjadi pertukaran tempat.
Kelompok yang tadinya mengemukakan pandangan pro beralih memainkan
peranan dengan pandangan kontra.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam Interaksi Didaktik adalah sebagai berikut:
1. Masalah atau isu didefinisikan dimana keputusan ya atau tidak harus diambil.
2. Kelompok ini dibagi menjadi dua bagian, satu mendukung Ya dan yang lainnya
mendukung Tidak.
3. Kelompok-kelompok mendukung sisi mereka dari keputusan saat berdiskusi.
4. Kemudian mereka bertukar sisi dan melanjutkan diskusi. Artinya, anggota yang
mendukung Tidak akan mendukung yang YA dan sebaliknya.
8. Collective bargaining

Dua pihak yang mempunyai pandangan berbeda bahkan bertolak belakang atas suatu
masalah duduk di satu meja dengan saling menghadap. Masing-masing pihak datang
dengan satu daftar keinginan atau tuntutan dengan didukung oleh berbagai data,
informasi dan alasan-alasan yang diperhitungkan dapat memperkuat posisinya dalam
proses tawar-menawar yang terjadi. Jika pada akhirnya ditemukan bahwa dukungan
data dan informasi serta alasan-alasan yang dikemukakan oleh kedua belah pihak
mempunyai persamaan, maka tidak terlalu sukar untuk mencapai kesepakatan. Tetapi
sebaliknya, pertemuan berakhir tanpa hasil yang kemudian sering diikuti dengan
timbulnya masalah yang lebih besar.
Contoh Pengambilan Keputusan Kelompok

• Bagian pemasaran harus memutuskan media pemasaran untuk produk


tersebut. Manajer pemasaran memilih teknik Brainstorming. Dia mengatur
pertemuan kelompok dan berbagi tujuan dengan para anggota. Dia
kemudian meminta anggota untuk bertukar pikiran dan menyarankan ide
untuk memasarkan produk.

• Kelompok menghasilkan sejumlah alternatif kreatif yang cukup pada akhir


proses. Manajer mengevaluasi ide-ide dan memilih yang paling cocok
untuk produk
Kekuasaan dan Taktik Mempengaruhi Orang
Lain Dalam Organisasi

• Kekuasaan adalah potensi untuk mempengaruhi orang lain” (Bass,


1990)
• ”Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang
lain, dan kemampuan untuk mengatasi (bertahan dari) pengaruh orang
lain yang tidak diinginkan” (Wagner dan Hollenbeck, 2005).
• ”Kekuasaan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
perilaku orang lain, sehingga orang lain tersebut akan berperilaku
sesuai dengan yang diharapkanoleh orang yang memiliki kekuasaan”
(Robbins dan Judge, 2007).
Kepemimpinan dan Kekuasaan

Konsep kepemimpinan dan kekuasaan mempunyai hubungan yang erat. Bahkan


seringkali orang menganggap bahwa kepemimpinan adalah identik dengan
kekuasaan. Memang seorang pemimpin dapat menggunakan kekuasaannya
sebagai alat untukmencapai tujuan pribadinya maupun kelompoknya, namun
sebetulnya kepemimpinan dan kekuasaan memiliki perbedaan.
Perbedaannya terletak pada:
1. Kesesuaian tujuan.
Kekuasaan tidak membutuhkan kesesuaian tujuan, hanya ketergantungan,
sedangkan kepemimpinan membutuhkan kesesuaian tujuan antara pemimpin
dengan orang yang dipimpinnya.
2. Arah dari pengaruh.
Kepemimpinan berfokus pada pengaruh atasan/pemimpin terhadap bawahan-
nya (downward influence), dan meminimalkan pentingnya bentuk pengaruh ke
samping dan ke atas (lateral and upward influence). Sedangkan kekuasaan se-
lain berfokus pada pengaruh terhadap bawahan, juga berfokus pada pengaruh Kekuasaan dan Taktik
Mempengaruhi Orang Lain terhadap atasan maupun kepada sesama teman yang berada pada tingkat
yang sama.

3. Cara Implementasinya.
Kepemimpinan lebih menekankan pada cara atau gaya kepemimpinan yang perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan. Sedangkan kekuasaan, lebih memfokuskan
diri pada taktik-taktik untuk mendapatkan kesepakatan.

4. Pemilik kekuasaan.
Kepemimpinan lebih merupakan kekuasaan yang dimiliki secara individual,
sedangkan kekuasaan, bukan hanya dapat dimiliki oleh individu tertentu, namun
juga dapat dimiliki oleh beberapa atau sekelompok orang.
Kekuasaan pada tingkat departemen atau kelompok dapat berasal dari 5 sumber
yang potensial, yang mungkin saja saling tumpang-tindih (overlap), yaitu:

1. Ketergantungan (Dependency). Jika departemen A bergantung pada departemen


B untuk informasi atau kerjasama lainnya untuk dapat mengerjakan tugasnya dengan efektif, maka
departemen B memiliki sumber kekuasaan terhadap departemen A.
2. Kesentralan (Centrality). Ini adalah ukuran tingkat pentingnya suatu departemen
bekerja untuk tujuan utama organisasi. Secara alternatif dapat dianggap sebagai
suatu ukuran seberapa besar departemen tersebut tidak dibutuhkan oleh organ-
isasi tersebut. Semakin penting departemen tersebut bagi organisasinya, maka
akan semakin besar kekuasaannya.
3. Sumber Dana (Financial Resources).Departemen yang menghasilkan sumber dana sendiri, khususnya
jika mereka mampu menghasilkan pendapatan lebih besar dibandingkan departemen lainnya, akan
mendapatkan keuntungan dari sumber kekuasaan ini.
4. Ketidak-berlanjutan (Non-sustainability). Berhubungan dengan
tingkat pentingnya departemen tersebut. Keberlanjutan adalah suatu
ukuran seberapa mudah fungsi dari departemen tersebut digantikan oleh
yang lain. Departemen yang mudah ditutup karena dapat digantikan
fungsinya, akan memiliki kekuasaan yang rendah.

5. Menghadapi ketidak-pastian (Copying with uncertainty). Departemen


yang memiliki kemampuan menurunkan ketidak-pastian bagi
departemen yang lain, akan memiliki kekuasaan yang lebih besar.
Cara Meningkatkan atau Mengurangi Kekuasaan

Ketergantugan dan Monopoli.


Sebagai contoh: Organisasi menggunakan banyak pemasok (supplier), bukan hanya
satu pemasok saja, dengan tujuan memperkecil ketergantungan organisasi tersebut
pada pemasok yang ada. Seorang pemilik perusahaan, sebaiknya tidak hanya
mengandalkan diri pada seorang karyawan perusahaan saja, karena ia akan semakin
bergantung pada karyawan tersebut. Dengan mengetahui cara-cara meningkatkan
atau mengurangi kekuasaan seseorang, maka seorang pemimpin atau manajer dalam
suatu organisasi atau perusahaan, akan mampu mengendalikan seberapa besar
kekuasaan yang dibutuhkan olehnya atau oleh organisasinya dalam berhubungan
dengan orang lain, karyawannya atau dengan perusahaan atau organisasi lain.
Faktor Penyebab Ketergantungan
1. Penting (Importance). Untuk menciptakan ketergantungan, hal yang kita
kendalikan haruslah merupakan sesuatu yang penting.
2. Langka (Scarce). Sesuatu yang jumlahnya banyak, apabila dimiliki tidak akan
menimbulkan ketergantungan. Sesuatu yang dibutuhkan dan dipandang
langka, dapat menciptakan ketergantungan. Hukum permintaan dan
penawaran menunjukkan hal ini. Contohnya: guru yang mengajar komputer
sangat banyak dibutuhkan, namun yang mau menjadi guru komputer sangat
sedikit, sehingga seorang guru komputer memiliki daya tawar (bargaining
power) yang besar.
3. Tidak dapat digantikan (Nonsubstitutability). Semakin sedikit yang bisa
menggantikan suatu sumberdaya, maka semakin besar kekuasaan pada orang
yangmengendalikan sumberdaya tersebut. Contohnya: pada suatu universitas
dimanapublikasi tulisan dosen sangat diinginkan, maka dosen yang mampu
mempublikasikan banyak tulisan akan memiliki kekuasaan yang besar, karena
ia tidak dapat digantikan oleh orang lain.
Kekuasaan dalam Kelompok
Koalisi yaitu kelompok informal yang bergabung bersama-sama, dan mereka
secara aktif akan menghadapi suatu masalah atau suatu kekuatan secara bersama-
sama. Logika dari pembentukan koalisi adalah adanya kekuatan dalam jumlah
orang yang Bersatu. Contoh koalisi yang bersifat temporer dan sering kita dengar,
adalah koalisi diantara para partai kecil menjelang dan sesudah pemilihan umum
dilaksanakan. Setelah tujuan mereka tercapai, biasanya kemudian mereka
menghilang kembali.

Contoh koalisi yang bersifat tetap yaitu serikat buruh. Mereka membentuk koalisi
agar memiliki kekuatan untuk menghadapi para pemilik atau pemimpin perusahaan
yang biasanya ingin menekan para buruh. Mereka membentuk koalisi agar
memiliki daya tawar yang lebih besar terhadap pemilik atau pemimpin perusahaan,
misalnya dalam hal menuntut kenaikan upah buruh atau hak-hak pekerja lainnya.
Taktik Mempengaruhi Orang Lain
1. Persuasi Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi
orang lain dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar
orang lain tertarik.
2. Daya-tarik Inspirasional (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang mempen-
garuhi orang lain dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk
membangkitkan antusiasme atau gairah pada orang lain. Misalnya dengan mem-
berikan penjelasan yang menarik tentang nilai-nilai yang diinginkan, kebutuhan,
harapan, dan aspirasinya.
3. Konsultasi (Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain de-
ngan mengajak dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi
dalam pembuatan suatu rencana atau perubahan yang akan dilaksanakan.
4. Mengucapkan kata-kata manis (Ingratiation), terjadi jika seseorang mempen-
garuhi orang lain dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan, mem-
berikan pujian, atau sikap bersahabat dalam memohon sesuatu.
5. Daya-tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi
orang lain atau memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman
atau karena dianggap loyal.
6. Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan
sesuatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target, sebagai imbalan atas kemauannya
mengikuti suatu permintaan tertentu.

7. Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang lain untuk
membujuk atau sebagai alasan agar orang yang dijadikan target setuju.

8. Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan
ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.

9. Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan
jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan bahwasuatu permintaan adalah sesuai dengan
kebijakan atau aturan organisasi. Dalam kenyataan, biasanya orang menggunakan beberapa taktik
secara sekali-gus. Misalnya seseorang menggunakan Ingratiation dikombinasikan dengan Rational
Persuasion dan Exchange atau Personal Appeals.
Kekuasaan dan Taktik Mempengaruhi Orang Lain
Pengaruh ke atas Pengaruh ke bawah Pengaruh ke samping

Persuasi Rasional Persuasi Rasional Persuasi Rasional


Daya-tarik Inspirasional Konsultasi
Memberi Tekanan Mengucapkan kata-kata
manis
Konsultasi Pertukaran
Mengucapkan Kata-kata Mengesankan
manis Mengesahkan (legitimasi)
Pertukaran Daya Tarik Pribadi
Daya-tarik Pribadi Koalisi
Mengesahkan

Anda mungkin juga menyukai