a. Inte Ligence activity, yaitu proses penelitian situasi dan kondisi dengan wawasan yang
intelligent.
b. Design activity, yaitu proses menemukan masalah, mengambangkan pemahaman dan
menganalisis kemungkinan pemecahan masalah serta tindakkan lebih lanjut, jadi ada
perencanaan pola kegiatan.
c. Choice activity, yaitu memilih salah satu tindakan dari sekian banyak alternative
/kemungkinan pemecahan.
Cara lain untuk memahami tindak komunikasi dalam kelompok adalah dengan melihat
bagaimana suatu kelompok menggunakan metode-metode tertentu untuk mengambil
keputusan terhadap masalah yang dihadapi. Dalam dataran teoritis, kita mengenal empat
metode pengambilan keputusan, yaitu kewenangan tanpa diskusi (authority rule without
discussion), pendapat ahli (expert opinion), kewenangan setelah diskusi (authority rule after
discussion), dan kesepakatan (consensus).
1. Kewenangan Tanpa Diskusi
Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para pemimpin
otokratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa
keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika kelompok tidak mempunyai waktu yang
cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu, metode ini cukup
sempurna dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan
dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk
mendapatkan persetujuan para anggotanya.
2. Pendapat Ahli
Kadang-kadang seorang anggota kelompok oleh anggota lainnya diberi
predikat sebagai ahli (expert), sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan
kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan
bekerja dengan baik, apabila seorang anggota kelompok yang dianggap ahli tersebut
memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh
anggota kelompok lainnya.
3. Kewenangan Setelah Diskusi
Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila
dibandingkan dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule after
discussion ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota kelompok
dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil
Pengambilan Keputusan (2) |
melalui metode ini akan mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para
anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam
pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang
terlalu meluas. Dengan kata lain, pendapat anggota kelompok sangat diperhatikan
dalam proses pembuatan keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan,
kelompok
masih
berpengaruh.
Proses
pengambilan
keputusan,
berusaha
tersamar.
Pada
keputusan
individual
jelas
siapa
yang
bertanggungjawab, tapi pada keputusan kelompok dari mereka (para anggota) tidak
bisa dimintai pertanggungjawaban perorangan. Tanggung jawab perorangan luluh
dalam tanggungjawab bersama.
3. Berbagai Gaya Dalam Pengambilan Keputusan
Salah satu sudut pandang gaya pengambilan keputusan mengemukakan bahwa orang
berbeda menurut dua dimensi cara mereka mendekati pengambilan keputusan yaitu cara
berpikir seseorang. Sebagian di antara banyaknya orang cenderung lebih bersifat rasional dan
logis dalam cara berpikir atau memproses informasi. Jenis rasional memandang informasi
secara teratur dan memastikan bahwa informasi itu logis dan konsisten sebelum mengambil
keputusan. Sebagian lagi di antara banyaknya orang cenderung lebih bersifat kreatif dan
intuitif. Jenis intuitif tidak harus memproses informasi menurut urutan tertentu melainkan
merasa puas memandangnya sebagai keseluruhan.
Dimensi lain menggambarkan toleransi seseorang terhadap ambiguitas. Sekali lagi,
sebagian di antara banyaknya orang mempunyai toleransi ambiguitas yang rendah. Jenis itu
mempunyai konsistensi dan keteraturan atas cara mereka menyusun informasi sehingga
ambiguitas itu minimal. Di lain pihak, sebagian di antara banyaknya orang dapat
menanggung tingkatan ambiguitas yang tinggi dan mampu memproses banyak pemikiran
Pengambilan Keputusan (2) |
sekaligus. Apabila dibuat diagram dua dimensi tersebut, maka terbentuklah empat gaya
pengambilan keputusan, diantaranya yaitu:
a. Gaya mengarahkan. Orang yang menggunakan gaya ini memiliki toleransi rendah
terhadap ambiguitas dan bersikap rasional dalam cara berpikirnya. Mereka itu efisien
dan logis. Jenis mengarahkan membuat keputusan secara cepat dan memusatkan
perhatian pada jangka pendek. Kecepatan dan efisiensi mereka dalam membuat
keputusan sering mengakibatkan mereka mengambil keputusan dengan informasi
minimum dan dengan menilai sedikit alternatif saja.
b. Gaya analitis. Pembuat keputusan gaya ini mempunyai jauh lebih banyak toleransi
terhadap ambiguitas dari pada jenis mengarahkan. Mereka menginginkan lebih
banyak informasi sebelum mengambil keputusan dan merenungkan lebih banyak
alternatif daripada pengambil keputusan yang bergaya mengarahkan. Para pengambil
keputusan analitis paling baik di cirikan sebagai pengambil keputusan yang hati-hati
dengan kemampuan untuk beradaptasi atau menghadapi situasi-situasi yang unik.
c. Gaya konseptual. Individu-individu dengan gaya konseptual cenderung amat luas
pandangan mereka dan akan melihat banyak alternatif. Mereka memusatkan perhatian
jangka panjang dan sangat baik dalam menemukan pemecahan kreatif atas sejumlah
masalah.
d. Gaya perilaku. Para pengambil keputusan gaya ini sangat baik dalam bekerjasama
dengan orang lain. Mereka menaruh perhatian pada prestasi anak buah dan sangat
suka menerima saran dari orang lain. Seringkali mereka menggunakan rapat untuk
berkomunikasi meskipun mereka berusaha menghindari konflik. Penerimaaan oleh
orang lain itu penting bagi para pengambil keputusan yang bergaya perilaku.
Meskipun ke empat gaya pengambilan keputusan ini khas, kebanyakan manager
mempunyai lebih dari satu gaya. Barangkali lebih realistis jika memikirkan gaya yang
dominan pada diri manager tertentu dan gaya alternatifnya.
4. Metode Kuantitatif Dalam Pengambilan Keputusan
Operasi berbagai organisai telah semakin kompleks dan mahal. Karena itu, menjadi
semakin sulit dan penting bagi para manajer untuk membuat rencana dan keputusan yang
efektif. Berbagai teknik dan peralatan kuantitatif dalam pembuatan keputusan telah
dikembangkan lebih dari 40 tahun dan dikenal sebagai teknik management science dan
operations research. Pada umumnya, kedua istilah tersebut digunakan bergantian dengan
pengertian yang sama yaitu riset operasi (operations research).
Pada Perang Dunia ke II, muncul pendekatan-pendekatan riset operasi. Riset operasi
mencakup pengumpulan bersama tim-tim para ahli, seperti ahli matematika, fisika, dan
Pengambilan Keputusan (2) |
atau
mengkomunikasikan kepada staf profesional yang akan membuat pilihan. Teknik-teknik riset
operasi adalah relatif baru, dan manajer harus belajar menggunakannya. Model-model riset
operasi yang akan dibahas di sini terbatas hanya tentang anggapan-anggapan yang
mendasarinya, kemampuan dan keterbatasan, tidak mencakup masalah teknik matematiknya.
4.1 Ciri-ciri Riset Operasi
Terdapat tujuh ciri utama riset operasi, yang dapat diperinci sebagai berikut:
a. Terpusat Pada Pembuatan Keputusan. Hasil akhir riset operasi harus berupa informasi
yang secara langsung membantu manajer mencapai suatu keputusan. Lebih dari itu,
usulan riset operasi harus dapat diimplementasikan.
b. Penggunaan Metoda Ilmiah. Riset operasi mempergunakan pendekatan ilmiah untuk
pemecahan masalah. Ini meliputi perumusan masalah, pemahaman perilaku sistem
masalah, dan pengembangan berbagai penyelesaian yang mungkin.
c. Penggunaan Model Matematik. Suatu model, menurut definisi, adalah suatu penyajian
dari kenyataan. Riset operasi menyederhanakan unsur-unsur masalah kompleks
Pengambilan Keputusan (2) |
d. Analisa Model : setelah model dasar tersusun, harus dicari penyelesaian masalah,
Kombinasi nilai nilai yang paling baik (biasanya diolah dengan komputer) bagi
pencapaian tujuan merupakan penyelesaian masalah.
e. Implementasi Penemuan : Staf riset operasi hanya menyarankan manager yang
harus menerapkan penemuan penemuan karena biasanya manajer ialah orang yang
prgmatis,
mereka
mungkin
mngabaikan
rekomendasi
riset
operasi
dan
dikembangkan untuk masalah yang sederhana dalam perencanaan dan strategi, tetapi belum
dikembangkan sebagai pedoman kuat bagi semua masalah.
Model rantai markov (markov chains) adalah suatu teknik matematik yang berguna
untuk pembuatan model berbagai sistem dan proses bisnis. Model ini digunakan untuk
memperkirakan perubahan-perubahan di waktu yang akan datang dalam berbagai variabel
dinamik berdasarkan perubahan-perubahan di waktu yang lalu. Ini memungkinkan para
manajer menganalisa kejadian-kejadian secara matematik yang terjadi dalam waktu yang
berurutan.
Programasi
dinamik
(dynamic
programming)
merupakan
sekumpulan
teknik
f.
Pengurutan, hal ini ada saat manajer harus memutuskan kedalam urutan bagaimana
10