Anda di halaman 1dari 5

Nama : Febrilian Naufal Shafly

Nim : 18430100022
Prodi : S1 Manajemen
Mata kuliah : Pengambilan Keputusan
Waktu : Rabu, 3 November 2021 14:00:00

1. Seorang mahasiswa manajemen perlu sekali mempelajari teknik pengambilan keputusan


dikarenakan mahasiswa jurusan manajemen adalah jurusan yang mempelajari tentang
kegiatan perusahaan dan korporasi yang dimana hal itu membuat jurusan manajemen
akan belajar menjadi seorang pengendali atau pemimpin disebuah organisasi.
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi suatu kelompok ke arah pencapaian
tujuan. Banyak persoalan yang perlu dipahami jika seseorang ingin menjadi pemimpin
yang efektif dan efisien. Salah satu diantara persoalan tersebut adalah berkaitan dengan
teknik pengambilan keputusan dalam kepemimpinan. Keputusan adalah pilihan-pilihan
yang dibuat dari satu atau dua atau lebih alternatif. Pengambilan keputusan adalah suatu
proses memilih alternatif terbaik dari serangkaian alternatif keputusan untuk mencapai
hasil yang diinginkan. Setiap pemimpin dalam proses kepemimpinannya akan selalu
dihadapkan pada persoalan untuk mengambil suatu keputusan. Dengan demikian, teknik
pengambilan keputusan dalam kepemimpinan adalah salah satu persoalan yang perlu
dipahamai oleh seorang pemimpin. Setiap keputusan memiliki konsekuensi dan dampak
dalam skala tertentu. Dengan memahami teknik pengambilan keputusan dalam
kepemimpinan, seorang pemimpin yang efektif dan efisien diharapkan akan dapat
mengambil keputusan dengan optimal.
2. Menurut Gibson dkk (1987), proses pengambilan keputusan meliputi tujuh langkah
berikut:
a. Menerapkan tujuan dan sasaran : Sebelum memulai proses pengambilan
keputusan, tujuan dan sasaran keputusan harus ditetapkan terlebih dahulu. apa
hasil yang harus dicapai dan apa ukuran pencapaian hasil tersebut.
b. Identifikasi persoalan : Persoalan-persoalan di seputar pengambilan keputusan
harus diidentifikasikan dan diberi batasan agar jelas. Mengidentifikasikan dan
memberi batasan persoalan ini harus tepat pada inti persoalannya.
c. Mengembangkan alternatif : Tahap ini berisi pengnidentifikasian berbagai
alternatif yang memungkinkan untuk pengambilan keputusan yang ada. Selama
alternatif itu ada hubungannya, walaupun sedikit, harus ditampung dalam tahap
ini. Belum ada komentar dan analisis.
d. Menentukan alternatif : Dalam tahap ini mulai berlangsung analisis tehadap
berbagai alternatif yang sudah dikemukakan pada tahapan sebelumnya. Pada
tahap ini juga disusun juga kriteria tentang alternatif yang sesuai dengan tujuan
dan sasaran pengambilan keputusan. Hasil tahap ini mungkin masih merupakan
beberapa alternatif yang dipandang layak untuk dilaksanakan.
e. Memilih alternatif : Beberapa alternatif yang layak tersebut di atas harus dipilih
satu alternatif yang terbaik. pemilihan alternatif harus harus mempertimbangkan
ketersediaan sumberdaya, keefektifan alternatif dalam memecahkan persoalan,
kemampuan alternatif untuk mencapai tujuan dan sasaran, dan daya saing
alternatif pada masa yang akan datang.
f. Menerapkan keputusan : Keputusan yang baik harus dilaksanakan. Keputusan itu
sendiri merupaka abstraksi, sedangkan baik tidaknya baru dapat dilihat dari
pelaksanaannya.
g. Pengendalian dan evaluasi : Pelaksanaan keputusan perlu pengendalian dan
evaluasi untuk menjaga agar pelaksanaan keputusan tersebut sesuai dengan yang
sudah diputuskan.
3. Perbedaan keputusan pribadi dan keputusan organisasi adalah
a. Keputusan pribadi atau individu adalah keputusan yang dibuat untuk tujuan
pribadi yang dibuat secara individu dengan atau tanpa pertambangan pendapat
orang lain.
b. Keputusan organisasi adalah Keputusan dibuat atas dasar kesepakatan bersama
dalam rangka mencapai kepentingan bersama. Keputusan bersama dilarang untuk
menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain. Keputusan bersama yang
baik menguntungkan semua pihak. Kondisi ini membuat keputusan kolektif lebih
rumit dan lebih sulit untuk dilaksanakan daripada keputusan pribadi, sehingga jika
mufakat tidak tercapai, voting dan aklamasi menjadi alternatif yang dipilih.
4. . Faktor yang mendasari pengambilan keputusan seseorang
a. Penilaian Individu
Penilaian individu memainkan peran penting dalam mempengaruhi aspek
bagaimana keputusan akan dibuat. Setiap individu akan melihat keputusan dari
sudut yang berbeda. Ini lebih merupakan keyakinan yang dimiliki seseorang
dalam memahami syarat dan ketentuan dan dalam mengambil keputusan.
b. Pribadi Seseorang
Sebuah keputusan juga dipengaruhi oleh keterlibatan pribadi seseorang dalam
keputusan yang akan dibuat. Kepribadian ini erat kaitannya dengan ideologi
seseorang yang berpikir lebih pribadi tentang bagaimana keputusan diambil
dengan segera.
c. Posisi Kedudukan Seseorang
Pengambilan keputusan juga sangat dipengaruhi oleh kedudukan seseorang dalam
suatu perusahaan atau lembaga. Orang-orang yang menduduki jabatan penting
tentunya akan memiliki hak pengambilan keputusan yang lebih banyak dan
keputusan tersebut harus diikuti oleh semua pihak. Semakin tinggi kedudukan
seseorang maka semakin besar pengaruhnya terhadap keputusan yang diambil.
d. Masalah
Masalah yang muncul merupakan hambatan yang terjadi dan berpengaruh pada
halhal penting sehingga tujuan jadi tertunda. Keberadaan masalah menjadi hal
yang menyimpang dan tidak sesuai pada apa yang sudah direncanakan,
diharapkan namun tak berjalan semestinya.
e. Situasi Dan Kondisi
Pengambilan keputusan juga dipengaruhi oleh situasi tertentu yang terjadi di
sekitar Anda. Yang lebih penting adalah melihat seperti apa lingkungan kantor
saat itu, seperti apa perusahaannya dan faktor-faktor lainnya. Situasi perusahaan
yang sedang kehilangan kualitas niscaya akan sangat berpengaruh terhadap proses
pengambilan keputusan.
f. Waktu
Suatu keputusan juga dipengaruhi oleh waktu karena waktu tidak dapat dihentikan
sedangkan keputusan harus segera diambil. Semakin Anda ragu dan berpikir
tentang bagaimana suatu keputusan akan dibuat, semakin banyak waktu yang
terbuang karena pikiran semakin lelah.
g. Emosional
Tingkat emosi ini dipengaruhi oleh perasaan, emosi dan apa yang dirasakan oleh
pembuat keputusan. Pengaruhnya bisa sangat kuat, karena biasanya manusia,
sosial, dll.

5. Teknik pengambilan keputusan menurut (Siagian, 1988)


a. Brainstorming
Brainstorming adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun
gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman dari semua peserta.
Tujuannya adalah untuk membuat kompilasi atau kumpulan
pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda
yang kemudian hasilnya dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau peta
gagasan untuk menjadi pembelajaran bersama.
b. Teknik Delphy
Teknik delphy biasanya dilakukan dengan tidak melibatkan orang dalam
organisasi sebagai pengambil keputusan, melainkan pihak luar misalnya
sekelompok ahli. Teknik Delphi dikembangkan sebagai pendekatan ke analisis
permasalahan ketika sangat sedikit data tersedia atau sistem nyata sedang
dipertimbangkan.Dalam teknik inii, sekelompok ahli terpilih membentuk panel
yang akan menghasilkan jawaban konsensus terhadap pertanyaan yang diajukan
ke mereka.
c. Teknik Kelompok Nominal
Teknik kelompok nominal adalah salah satu teknik peran serta dalam
pengambilan keputusan yang lebih jarang dipakai dibanding dengan teknik
sumbang saran. Teknik ini dimaksudkan sebagai suatu cara untuk mengumpulkan
pandangan dan penilaian perorangan dalam suasana ketidakpastian dan
ketidaksepakatan mengenai inti persoalan suatu masalah, lalu mencari jalan
penyelesaian yang terbaik. Teknik ini mirip teknik delphy, bedanya para ahli yang
terlibat dalam pengambilan keputusan bertemu secara tatap muka.
d. Teknik Synetics
Teknik ini merupakan modifikasi dari teknik brainstorming, melibatkan
seorang ahli dalam pengambilan keputusan, baik dari organisasi sendiri atau
orang luar yang bertindak sebagai nara sumber.

6. Langkah langkah pengmabilan keputusan pada soalan tersebut


a. Yang pertama tama dilakukan pasti mengidentifikasi masalah. Disini masalah
yang terjadi adalah penolakan / reject dari konsumen dari salah satu faktor yang
mempengaruhi adalah bahan baku pembuatan produk.
b. Yang kedua adalah mendefinisikan masalah. Kenapa sampai bisa custumer
melakukan penolakan terhadap bahan baku yang digunakan produk. Disini bisa
dilakukan sebuah riset kepeda custumer melalui masukan masukan dan complain
atau melalui survei penilaian customer untuk mencari informasi
c. Yang ketiga adalah Memformulasikan dan mengembangkan alternatif. Disini
setelah mengetahui informasi permasalahn mengenai bahan baku produk. Lalu
dilakukan diskusi tentang ide ide apa saja yang dapat dilakukan untuk
mneyelesaikan masalah tersebut. Dalam diskusi pertama ini tidak dilakukan
analisa tetapi menampung pendapat aspirasi bersama.
d. Yang keempat dilakukan Implementasi keputusan yaitu menganalisa pendapat
pendapat yang masuk kemudian dilakukan pengambilan keputusan sebagai contoh
bahan baku yang digunakan tidak ramah lingkungan maka keputusan disini adalah
mencarai bahan baru yang ramah lingkungan serta mencari suplier yang murah.
e. Yang kelima dilakukan Evaluasi keputusan yaitu mengevaluasi apakah bahan
yang diganti dan suplier yang dipilih sesuai dengan kepentingan perusahaan dan
melakukan riset kembali apakah pembaruan produk ini sesuai dengan yang
dinginkan konsumen dan organisasi.

7. Ada 4 keadaan dalam pengambilan keputusan


a. Keputusan dalam keadaan kepastian (certainty)
Keadaan ini adalah apabila semua informasi yang diperlukan untuk mengambil
keputusan lengkap, maka keputusan dikatakan dalam keadaan yang pasti. Dengan
kata lain dalam keadaan ada kepastian, kita dapat meramalkan secara tepat hasil
dari tindakan. Misalnya dalam persoalan linear programming, kita dapat
mengetahui berapa jumlah keuntungan atau profit maksimum yang bisa diperoleh
setelah kita mengetahui persediaan setiap jenis bahan dan kebutuhan input bagi
masing-masing jenis produk.
b. Keputusan dalam keadaan resiko (risk)
Keadaan ini memiliki resiko terjadi bila hasil pengambilan keputusan walaupun
tidak dapat diketahui dengan pasti, tetapi dapat diketahui nilai kemungkinannya
(probabilitas).Misalnya, kita ingin memutuskan membeli barang. Setiap barang
dibungkus dengan rapi sehingga kita tidak dapat membedakan barang yang dalam
keadaan bagus maupun cacat. Seandainya penjual tersebut jujur dan kita
diberitahu bahwa barang tersebut berjumlah 100 buah dan barang yang dalam
keadaan rusak berjumlah 99 buah. Kemudian kita harus memutuskan apakan
membeli barang tersebut atau tidak.
c. Keputusan dalam keadaan ketidakpastian (uncertainty)
Keadaan ini adalah suatu keadaan dimana kita tidak dapat menentukan keputusan
karena belum pernah terjadi sebelumnya atau baru pertama kali. Dalam keadaan
ini kita perlu mengumpulkan informasi sebanyak-banyak tentang suatu
pemasalahan. Dengan informasi tersebut maka dapat dibuat beberapa alternatif-
alternatif keputusan sehingga dapat diketahui nilai probabilitasnya.
d. Keputusan dalam keadaan konflik (conflict)
Keadaan ini terjadi keputusan yang diambil terdapat konflik atau dapat
menyebabkan konflik. Situasi konflik dapat terjadi bila kepentingan dua
pengambil keputusan atau lebih saling bertentangan (ada konflik) dalam situasi
yang kompetitif. karena Terkadang dalam pengambilan keputusan tidak selalu
lancar. Sebagai contoh, pengambil keputusan (A) memperoleh
keuntungan dari suatu tindakan yang dia lakukan. Lalu hal ini
disebabkan karena pengambil keputusan yang lain (B) juga mengambil
tindakan tertentu. Dalam analisis keputusan (decision analisys), pengambil
keputusan atau pemain tidak hanya tertarik pada apa yang secara individual
dilakukan, tetapi juga apa yang dilakukan oleh keduanya (yaitu A dan B). Oleh
karena itu keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh masing-masing akan
saling mempengaruhi baik secara positif (menguntungkan) atau negatif
(merugikan).

8. Pengambilan keputusan kelompok adalah suatu keputusan yang diambil melalui berbagai
perbedaan pendapat untuk mendukung aplikasi pelaksanaannya dan kualitas keputusan
dalam sebuah kelompok untuk mengambil keputusan. Karena Sangat disadari bahwa
individu bukanlah pengambil keputusan yang ideal, disebabkan alamiah individu penuh
dengan ketidakpastian baik dari segi mental, kondisi dan pengetahuan, sehingga
dibutuhkan orang lain sebagai penyeimbang atau tambahan masukan.

Anda mungkin juga menyukai