Anda di halaman 1dari 3

1.

Kepentingan mahasiswa untuk dalam pengambilan suatu keputusan adalah agar


mahasiswa dapat mempertanggung jawabkan setiap keputusan yang ia ambil. Untuk
dapat mengambil keputusan mahasiswa harus mampu mengidentifikasi masalah, tentunya
mahsiswa belajar terlebih dahulu mengenai bagaimana menghadapi dan menelaah suatu
masalah maupun memilah suatu masalah sebelum mahasiswa menyelesaikan
masalahnya.
Kemudia menganalisis situasi, mahasiswa belajar untuk mengenali suatu masalah yang
sudah ada. Setelah itu menyelesaikan masalah, ketika mahasiswa sudah menganali
masalahnya atau sebab masalah, maka mahasiswa akan mampu berfikir bagaimana cara
ia menyelesaikan masalahnya dengan mencari solusi yang dapat ia lakukan. Dan
mengevaluasi, mahasiswa belajar untuk mengevaluasi atau memperbaiki masalah
maupun solusi yang dapat ia lakukan.

2. Menurut Thohiron (2013) menjelaskan proses pengambilan keputusan meliputi sebagai


berikut:
a. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dimulai dengan mengkaji fakta-fakta yang ada. Sering kali
hal yang kedengarannya sederhana ini menjadi sumber kegagalan pengambilan
keputusan yang benar. Masalah yang sering muncul dalam pengkajian fakta
adalah pemimpin dan orang yang ada di sekitarnya sering mem- baurkan fakta
dengan tafsiran tentang fakta tersebut.Sebuah perumusan yang baik
mengidentifikasikan semua elemenelemen yang relevan, elemen apa yang absen,
dan elemen apa yang perlu ditambahkan.
b. Pengumpulan dan Penganalisis Data
Pemimpin diharapkan dapat mengumpulkan dan mengana-lisis data yang dapat
membantu memecahkan masalah yang ada. Adapun proses pemecahan masalah
dalam pengambilan keputusan yaitu:
i. Fase pengumpulan fakta.
ii. Fase penemuan ide.
iii. Fase penemuan solusi.
Fase pengumpulan data/fakta meliputi kegiatan mendefinisikan masalah serta
mengumpulkan masalah serta meng-analisis data yang penting. Satu cara untuk
meningkatkan kemampuan pengumpulan data adalah dengan mulai dulu melihat
masalah yang ada secara luas dan kemudian melan-jutkannya dengan menentukan
sub masalah yang ada. Dalam hal ini, diperlukan kemampuan untuk membedakan
antara gejala dari masalah yang sebenarnya.
c. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan
Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan
cara-cara pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya selalu diusahakan
adanya alternatif-alter- natif beserta konsekuensinya, baik positif maupun negatif.
Oleh sebab itu, seorang pimpinan harus dapat mengadakan perkiraan sebaik-
baiknya.
d. Pemilihan salah satu alternatif terbaik
Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah
tertentu dilakukan atas dasar pertim- bangan yang matang atau rekomendasi.
Dalam pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini
menentukan alternatif yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya.
e. Pelaksanaan keputusan
Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu menerima
dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif,
pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang lain. Pelaksanaan pengambilan
keputusan sering menjadi masalah karena keputusan yang mesti ditanggapi oleh
banyak orang malah ditangani oleh sedikit orang.
f. Pemantauan dan Pengevaluasian Hasil Pelaksanaan
Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari
keputusan yang telah dibuat. Penilaian ulang perlu diadakan. Faktor-faktor
penentu yang akan dinilai harus diputuskan sejak awal dan tidak setelah
pelaksanaan ber-jalan. Dengan cara ini memang akan mudah terjadi debat yang
hangat, namun akurasi akan lebih terjamin.
Berdasarkan pendapat pada ahli di atas, maka disimpulkan tahapan proses
pengambilan keputusan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:
i. Perumusan masalah
ii. Penentuan kriteria pemecahan masalah
iii. Pengidentifikasian alternatif pemecahan masalah
iv. Penilaian terhadap alternatif peme- cahan masalah
v. Pemilihan alternatif yang terbaik
vi. penetapan keputusan atau pengimplementasian alternatif yang dipilih.

3. Menurut Chester Barnard perbedaan antara keputusan pribadi dan organisasi adalah
bahwa keputusan- keputusan pribadi (personal decisions) biasanya tidak dapat
didelegasikan kepada orang lain , sedangkan keputusan-keputusan organisasi
(organizational decesions) sering didelegasikan. Jadi manajer membuat keputusan
organisasi yang ditujukan pada pencapaian tujuan organisasi dan keputusan pribadi yang
dimaksudkan untuk mencapai tujuan pribadi. Dalam kenyataannya sering sulit bahkan
tidak mungkin untuk memisahkan kedua aspek keputusan menejemen ini. Terkadang
keputusan pribadi dan organisasi sesuai sehingga mempermudah pencapaian masing-
masing tujuan dan terkadang tidak sesuai sehingga saling menghambat masing-masing
tujuan.
4.
a. Penilaian Individu
Penilaian Individu mengambil peran yang besar dalam mempengaruhi aspek
terjadinya suatu putusan. Setiap individu akan memandang putusan tersebut
didasarkan berbagai sisi yang berbeda.
b. Pribadi Seseorang
Pengambilan suatu keputusan dipengaruhi juga bagaimana pribadi seseorang yang
terlibat dalam sebuah keputusan yang akan dibuat. Kepribadian ini berhubungan
erat dengan ideologi yang dimiliki seseorang, lebih personal dalam memikirkan
bagaimana keputusan diambil segera.
c. Posisi Kedudukan Seseorang
Pengambilan keputusan juga sangat dipengaruhi oleh posisi kedudukan seseorang
dalam suatu perusahaan atau lembaga. Orang-orang pemegang jabatan penting
tentu akan lebih memiliki hak dalam pengambilan keputusan dan keputusan
tersebut harus diikuti semua pihak. Semakin tinggi kedudukan seseorang maka
pengaruhnya semakin besar dalam pengambilan suatu keputusan yang terjadi.
d. Masalah
Masalah yang muncul merupakan hambatan yang terjadi dan berpengaruh pada
hal-hal penting sehingga tujuan jadi tertunda. Keberadaan masalah menjadi hal
yang menyimpang dan tidak sesuai pada apa yang sudah direncanakan,
diharapkan namun tak berjalan semestinya.
e. Situasi Dan Kondisi
Pengambilan keputusan juga dipengaruhi karena adanya situasi tertentu yang
terjadi disekitar. Hal ini lebih dominan terlihat seperti apa suasana kantor pada
saat itu, bagaimana kondisi perusahaan dan faktor lainnya. Situasi perusahaan
yang sedang menurun kualitasnya tentu akan berpengaruh besar dalam
pengambilan keputusan.
f. Waktu
Pengambilan suatu keputusan juga dipengaruhi oleh waktu, karena waktu tidak
bisa dihentikan sementara keputusan harus segera diambil. Semakin menunda dan
memikirkan bagaimana suatu keputusan diambil maka waktu akan semakin
terbuang sementara pikiran pun menjadi semakin lelah.

5. Pengambilan keputusan partisipatif merupakan suatu cara untuk mengambil kepuusan


untuk menentukan dan memilih satu alternatif dari berbagai alternatif yang dilakukan
dengan musyawarah dan demokratis dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai