Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan

Nama : Arya Fata Ashidiq NPM : 19310631

Mata Kuliah : Pengantar Manajemen

Dosen Pengajar : Dewi Ariefahnoor, SE, MM

Kelas : Reg D Malam

Fakultas : Ekonomi

UNIVEESITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL


BANJARI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ Evolusi Teori Manajemen
” Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari
berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua
pihak yang membaca.
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Setiap perusahaan maupun instansi pemerintah tidak akan luput dari masalah, terutama
masalah yang berhubungan dengan pengelolaan manajemen. Jika ditinjau dari kehidupan sehari-
hari terjadinya masalah bisa disebabkan dari pihak internal maupun pihak eksternal. Banyak
pihak yang menganggap bahwa masalah yang datangnya dari pihak eksternal lebih berbahaya
sehingga diprioritaskan untuk segera diselesaikan. Sedangkan masalah yang datangnya dari
dalam (internal) tidak terlalu berbahaya. Inilah suatu pandangan yang salah dan bisa
menyebabkan kehancuran dari sebuah perusahaan atau suatu instansi. Karena masalah yang
harus kita waspadai dan harus segera kita selesaikan adalah masalah yang datangnya dari
internal.
Banyak yang mengatakan pemecahan masalah adalah aktivitas terpenting yang dilakukan
seorang manajer merupakan suatu gambaran yang terlalu disederhanakan. Pekerjaan dalam
menyelesaikan atau memecahkan masalah jauh lebih rumit dari pada hanya sekedar pemecahan
masalah saja, aktivitas-aktivitas lain seperti komunikasi juga sama pentingnya. Akan tetapi,
pemecahan masalah merupakan salah satu aktivitas utama yang seringkali menentukan berhasil
tidaknya karier manajemen.

B.     Rumusan Masalah


1.      Apa pengertian pemecahan masalah?
2.      Apa saja tahapan-tahapan pemecahan masalah?
3.      Apa definisi pengambilan keputusan?
4.      Apa saja tahapan pengambilan keputusan?
5.      Apa bentuk-bentuk pengambilan keputusan?
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pemecahan Masalah


Hasil dari aktivitas pemecahan masalah adalah solusi. Memikirkan masalah sebagai
sesuatu hal yang selalu buruk adalah suatu hal yang mudah untuk dilakukan, karena kita jarang
mengartikan frase mengambil keuntungan dari sebuah situasi sama halnya dengan kita
mengartikan frase memperbaiki sebuah situasi yang buruk. Kita akan memperhitungkan peraihan
kesempatan ke dalam pemecahan masalah dengan mendefinisikan masalah (problem) sebagai
suatu kondisi atau peristiwa yang merugikan atau memiliki potensi untuk merugikan bagi sebuah
perusahaan atau yang menguntungkan atau memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan.
Selama proses pemecahan masalah, manajer akan terlibat dalam pengambilan keputusan, yaitu
tindakan memilih berbagai alternatif tindakan. Keputusan adalah tindakan tertentu yang dipilih.
Biasanya, pemecahan satu masalah akan membutuhkan beberapa keputusan

B.     Tahapan – Tahapan Pemecahan Masalah


Menurut Herbet A. Simon, pemecahan masalah akan terlibat dalam empat hal, yaitu :
1.      Aktivitas Intelijen, mencari kondisi-kondisi yang membutuhkan solusi di dalam lingkungan.
2.      Aktivitas perancangan, menemukan, mengembangkan dan menganalisis kemungkinan-
kemungkinan tindakan.
3.      Aktivitas pemilihan, memilih satu tindakan tertentu dari berbagai tindakan yang tersedia.
4.      Aktivitas peninjauan, menilai pilihan-pilihan masa lalu.

C.    Definisi Pengambilan Keputusan


Keputusan adalah proses penelusuran masalah yang berawal dari latar belakang masalah,
identifikasi masalah hingga kepada terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi. Rekomendasi
itulah yang selanjutnya dipakai dan digunakan sebagai pedoman basis dalam pengambilan
keputusan. Oleh karena itu, begitu besarnya pengaruh yang akan terjadi jika seandainya
rekomendasi yang dihasilkan tersebut terdapat kekeliruan atau adanya kesalahan-kesalahan yang
tersembunyi karena faktor-faktor ketidakhati-hatian dalam melakukan pengkaijan masalah.[1]
Pengambilan keputusan adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan
ini diambil setelah melalui  beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan
dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan
tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusun alternatif yanga kan dipilih dan
sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik.[2]
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli,
diantaranya adalah :
1.      G.R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang
didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternative yang mungkin.
2.       Claude S. George, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh
kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan,
penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
3.      Horold dan Cyril O’Donnel : Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah
pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan. Suatu
rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat
dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
4.      P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah,
pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.[3]

D.    Tahapan Pengambilan Keputusan


Guna memudahkan pengambilan keputusan maka perlu dibuat tahap-tahap yang bisa
mendorong terciptanya keputusan, adapun tahapan tersebut adalah :
1.      Mengidentifikasi masalah tersebut secara jelas dan gamblang, atau mudah untuk dimengerti.
2.      Membuat daftar masalah yang akan dimunculkan, dan menyusunnya secara prioritas dengan
maksud agar adanya sistematika yang lebih terarah dan terkendali.
3.      Melakukan identifikasi dari setiap masalah tersebut dengan tujuan untuk lebih memberikan
gambaran secara lebih tajam dan terarah secara lebih spesifik.
4.      Memetakan setiap masalah tersebut berdasarkan kelompoknya masing-masing yang kemudian
selanjutnya dibarengi dengan menggunakan model dan alat uji yang akan dipakai.
5.      Memastikan kembali bahwa alat uji yang dipergunakan tersebut telah sesuai dengan prinsip-
prinsip dan kaidah-kaidah yang berlaku pada umunya.
Di sisi lain Simon (1960) mengatakan, pengambilan keputusan berlangsung melalui
empat tahap, yaitu :
1.      Intelligence adalah proses pengumpulan informasi yang bertujuan memecahkan permasalahan.
2.      Design adalah tahap perancangan soal cara menyelesaikan masalah.
3.      Choice adalah tahap mengkaji kelebihan dan kekurangan dari berbagai macam alternative yang
ada dan dipilih yang terbaik.
4.      Implementasi atau implementation adalah tahap pengambilan keputusan dan melaksanakannya.

E.     Bentuk-bentuk Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan merupakan bagian terpenting dari manajer, yang dihubungkan
dengan pelaksanaan perencanaan, dalam hal memutuskan tujuan yang akan dicapai, sumber daya
yang akan dipakai, siapa yang melaksanakan, siapa yang bertanggung jawab dalam pekerjaan
yang diserahkannya.
Bentuk keputusan ini bisa berupa keputusan terprogram atau keputusan tidak terprogram.,
setiap keputusan tersebut memiliki perbedaan masing-masing. Untuk lebih detailnya di bawah ini
:
1.      Keputusan Terprogram
Keputusan yang terprogram dianggap suatu keputusan yang dijalankan secara rutin, tanpa
ada persoalan-persoalan yang bersifat krusial. Karena setiap pengambilan keputusan yang
dilakukan hanya berusaha membuat pekerjaan yang terkerjakan berlangsung secara baik dan
stabil. Dalam realitas keputusan terprogram diselesaikan ditingkat lini paling rendah tanpa harus
menunggu masukan keputusan dari pihak sangat terkait, seperti para top management. Contoh
dari keputusan yang terprogram adalah pekerjaan yang dilaksanakan dengan rancangan SOP
(Standar Operating System). Sehingga dalam pekerjaan dilapangan para bawahan sudah dapat
mengerjakannya secara baik apalagi jika disertai dengan buku panduan operaisonalnya, adapun
yang menjadi persoalan jika para bawahan belum mengerti secara benar, misalnya ada beberapa
bagian yang tidak terjelaskan pada buku panduan.
Pada dasarnya suatu keputusan terprogram akan dapat terlaksana dengan baik jika
memenuhi beberapa syarat, seperti :
a.       Memiliki sumber daya manusia
b.      Sumber informasi baik yang bersifat kualitatif dan kuantitatif
c.       Pihak organisasi menjamin dari segi ketersediaan dana selama keputusan yang terprogram
tersebut dilaksanakan.
d.      Aturan  dan kondisi eksternal organisasi mendukung terlaksananya keputusan terprogram ini
dengan tuntas.

2.      Keputusan yang Tidak Terprogram


Berbeda dengan keputusan yang terprogram, keputusan yang tidak terprogram biasanya
diambil dalam usaha memecahkan masalah-masalah baru yang belum pernah dialami
sebelumnya, tidak bersifat repetitif, tidak terstruktur, dan sukar mengenali bentuk, hakikat, dan
dampaknya. Ricky W. Griffin mendefinisikan keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang
secara relative tidak terstruktur dan muncul lebih jarang daripada suatu keputusan yang
terprogram. Pada pengambilan keputusan yang tidak terprogram adalah kebanyakan keputusan
yang bersifat lebih rumit dan membutuhkan kompetensi khusus untuk menyelesaikannya, seperti
top manajemen dan para konsultan dnegan tingkat skill tinggi. Contoh dari keputusan yang tidak
terprogram adalah kasus-kasus khusus, kajian strategis, dan berbagai masalah yang membawa
dampak besar bagi organisasi. [4]

F.     Proses Pengambilan Keputusan


Lahirnya suatu keputusan tidak serta merta berlangsung secara sederhana begitu, sebab
sebuah keputusan itu selalu saja lahir berdasarkan dari proses yang memakan waktu, tenaga dan
fikiran hingga akhirnya terjadinya suatu pengkristalan dan lahirlah keputusan tersebut. Saat
pengambilan keputusan adalah saat dimana kita memiliki kendali dalam bertindak. Selanjutnya
yang dianggap penting adalah pertanggung jawaban dari keputusan itu sendiri kepada pihak yang
berkepentingan.
Menurut Stephen Robbins dan Mary Coulter proses pengambilan keputusan merupakan
serangkaian tahap yang terdiri dari delapan langkah, antara lain sebagai berikut :
1.      Mengidentifikasi masalah
2.      Mengidentifikasi kriteria keputusan
3.      Member bobot pada kriteria
4.      Mengembangkan alternatif-alternatif
5.      Menganalisis alternatif
6.      Memilih satu alternatif
7.      Melaksanakan alternatif tersebut
8.      Mengevaluasi efektivitas keputusan

G.    Perubahan Dalam Keputusan


Dalam proses berlangsungnya suatu keputusan  tentu tidak selamanya berlangsung sesuai
dengan rencana yang diharapkan. Secara umum dampak perubahan keputusan tersebut dapat
dikelompokan menjadi dua kelompok perubahan, yaitu :
a.      Incremental Changes
Incremental changes merupakan dampak perubahan keputusan yang dapat diperkirakan atau
ditaksir beberapa presentase perubahan yang akan terjadi kedepannya tentu berdasarkan data-
data yang terjadi di masa lalu (Historis)
b.      Turbulence Change
Turbulence change merupakan pengambilan keputusan dalam kondisi perubahan yang sulit
untuk diperkirakan. Contohnya bencana alam, perubahan kondisi politik, demonstrasi buruh, dan
sebagainya. Walaupun data-data tersebut ada namun kejadian seperti itu belum tentu memiliki
kesamaan kondisi dan situasi seperti dulu. Seperti jatuh dan begantinya presiden di Irak baik
sebelum Saddam Husein maupun pada saat Saddam Husein di tanggkap atau di turunkan
posisinya dari Presiden Irak secara paksa oleh tentara Amerika dan sekutunya.
Perlu kita pahami bahwa data keputusan yang terlalu lama sulit untuk di jadikan sebagai data
prediksi kedepan, dan jika kedepan terlalu jauh untuk di prediksi maka ketepatan atau tingkat
akurat prediksi juga menjadi bagian yang di ragukan hasilnya.

H.    Kualitas Keputusan


Kualitas merupakan mutu dari pekerjaan atau hasil yang telah dicapai dengan proses yang
dilakukan. Sehingga kualitas keputusan merupakan mutu yang dihasilkan dari hasil keputusan
tersebut yang telah diaplikasikan atau telah di uji secara maksimal dan terlihat hasilnya secara
maksimal serta di nilai secara maksimal juga.
Penilaian secara maksimal tentunya akan menjadi lebih jelas dan lebih bisa dipertanggung
jawabkan kebenaranya dari pada penilaian secara tidak maksimal tentunya. Maka dari itu untuk
menilai suatu kualitas keputusan yang di buat haruslah di uji secara pendekatan yang bisa di
pertanggung jawabkan secara ilmiah.
Pendekatan keilmuan yang di pakai disini haruslah berdasarkan pada ruang lingkup dimana
asal mula proses awal berdirinya keputusan tersebut. Jika keputusan tersebut adalah dipakai
untuk bidang ilmu ekonomi, teknik, kedokteran dan sosioligi maka itu harus berlandaskan pada
asas-asas dan aturan-aturan pada bidang ilmu yang bersangkutan, dengan maksud nantinya selau
saja keputusan tersebut berpatokan dan tetap berada pada koridor ilmu yang bersangkutan. Ini
ditujukan dengan maksut guna menghindari terjadinta tumpang tindih atau kekacauan dalam
aplikasi keputusan itu nantinya.
Dimana kita mengetahui bahwa kekacauan yang sering timbul adalah pada saat setiap bidang
tersebut tidak bergerak atau juga tidak diberikan keleluasaan begerak secara “independent”
sesuai dengan garisnya. Dan ini berdampak pada pembentukan keputusan yang tidak
berlangsung secara professional.

I.        Solusi dalam Menyelesaikan Berbagai Masalah di Bidang Pengambilan Keputusan


                        Ada beberapa solusi secara umum yang dapat dilaksanakan untuk menyelesaikan persoalan
atau membuat suatu keputusan menjadi jauh lebih baik, yaitu :
a.       Menerapkan konsep keputusan yang cenderung hati-hati dan memikirkan setiap dampak yang
timbul secara jangka pendek dan panjang.
b.      Meningkatkan setiap keputusan berdasarkan alasan-alasan yang bersifat representatif. Artinya
keputusan yang dibuat tidak dilandaskan Karen keinginan suatu pihak saja, namun berdasarkan
keinginan berbagai pihak. Sehingga pertanggung jawaban tersebut bersifat perlibatan yang
menyeluruh.
c.       Menghindari pengambilan keputusan yang bersifat ambigu. Keputusan yang bersifat ambigu
artinya keputusan bersifat tidak jelas dan tidak tegas. Sehingga para pihak bai karyawan dan
lainya sulit untuk memahami maksud dari keputusan tersebut.
d.      Setiap keputusan yang dibuat oleh seorang pimpinan disebuah perusahaaan berdasarkan pada
pertimbangan 4 (empat) fungsi manajemen. Dengan pertimbangan empat fungsi manajemen ini
diharapkan keputusan yang dibuat menjadi lebih seimbang (balance).
Table: Metode ilmiah dan Pengambilan Keputusan Manajemen
1.      Metode ilmiah 1.      Pengambilan Keputusan Manajemen
2.      Rumuskan / definisikan persoalan 2.      Rumuskan persoalan keputusan
3.      Lakukan penelitian 3.      Kumpulan informasi
4.      Kembangkan hipotesis 4.      Cari alternatif  tindakan
5.      Uji hipotesis 5.      Lakukan analisi alternative yang visibel
6.      Analisi hasil 6.      Pilih alternatif baik
7.      Tarik kesimpulan 7.      Laksanakan keputrusan dan evaluasi hasil

 
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Hasil dari aktivitas pemecahan masalah adalah solusi. Memikirkan masalah sebagai
sesuatu hal yang selalu buruk adalah suatu hal yang mudah untuk dilakukan,.
Tahapan-tahapan pemecahan masalah:
1.   Aktivitas Intelijen, mencari kondisi-kondisi yang membutuhkan solusi di dalam lingkungan.
2.   Aktivitas perancangan, menemukan, mengembangkan dan menganalisis kemungkinan-
kemungkinan tindakan.
3.   Aktivitas pemilihan, memilih satu tindakan tertentu dari berbagai tindakan yang tersedia.
Keputusan adalah proses penelusuran masalah yang berawal dari latar belakang masalah,
identifikasi masalah hingga kepada terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi..
Tahapan-tahapan pengambilan keputusan
1.   Mengidentifikasi masalah tersebut secara jelas dan gamblang, atau mudah untuk dimengerti.
2.   Membuat daftar masalah yang akan dimunculkan, dan menyusunnya secara prioritas dengan
maksud agar adanya sistematika yang lebih terarah dan terkendali.
3.   Melakukan identifikasi dari setiap masalah tersebut dengan tujuan untuk lebih memberikan
gambaran secara lebih tajam dan terarah secara lebih spesifik.
4.   Memetakan setiap masalah tersebut berdasarkan kelompoknya masing-masing yang kemudian
selanjutnya dibarengi dengan menggunakan model dan alat uji yang akan dipakai.
5.   Memastikan kembali bahwa alat uji yang dipergunakan tersebut telah sesuai dengan prinsip-
prinsip dan kaidah-kaidah yang berlaku pada umunya.
Bentuk – Bentuk Pengambilan Keputusan:
1.      Keputusan Terprogram
2.      Keputusan Yang Tidak Terprogram
DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Dasar Pengertian dan Masalah Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta, 2005
Irham Fahmi, SE., M.Si, Manajemen Pengambilan Keputusan, ALFABETA, Bandung, 2013
http://nuraditama.blogspot.co.id/2012/03/pemecahan-masalah-dan-pengambilan.html

Anda mungkin juga menyukai