DOSEN PENGAMPU :
PRODI D IV KEPERAWATAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Dan kami
harapsemogamakalahinidapatmenambahpengetahuandanpengalamanbagiparapem
bacamengenaimateriTeoriPenyelesaianMasalah, yang
diharapkandapatmempermudahkitadalammelakukankegiatanbelajarmengajar.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latarbelakang...................................................................................1
B. Rumusanmasalah..............................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. PengertianPemecahanmasalah..........................................................2
B. Tahapan – TahapanPemecahanMasalah...........................................3
C. DefinisiPengambilanKeputusan.......................................................4
D. TahapanPengambilanKeputusan......................................................5
E. Bentuk-bentukPengambilanKeputusan............................................6
F. Proses PengambilanKeputusan.........................................................7
G. PerubahanDalamKeputusan ………………………………………7
H. KualitasKeputusan............................................................................8
I. SolusidalamMenyelesaikanBerbagaiMasalah..................................9
A. Kesimpulan.......................................................................................15
B. Saran.................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan maupun instansi pemerintah tidak akan luput dari
masalah, terutama masalah yang berhubungan dengan pengelolaan manajemen.
Jika ditinjau dari kehidupan sehari-hari terjadinya masalah bisa disebabkan dari
pihak internal maupun pihak eksternal.Banyak pihak yang menganggap bahwa
masalah yang datangnya dari pihak eksternal lebih berbahaya sehingga
diprioritaskan untuk segera diselesaikan.Sedangkan masalah yang datangnya
dari dalam (internal) tidak terlalu berbahaya.Inilah suatu pandangan yang salah
dan bisa menyebabkan kehancuran dari sebuah perusahaan atau suatu
instansi.Karena masalah yang harus kita waspadai dan harus segera kita
selesaikan adalah masalah yang datangnya dari internal.
Banyak yang mengatakan pemecahan masalah adalah aktivitas terpenting
yang dilakukan seorang manajer merupakan suatu gambaran yang terlalu
disederhanakan. Pekerjaan dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah
jauh lebih rumit dari pada hanya sekedar pemecahan masalah saja, aktivitas-
aktivitas lain seperti komunikasi juga sama pentingnya. Akan tetapi, pemecahan
masalah merupakan salah satu aktivitas utama yang seringkali menentukan
berhasil tidaknya karier manajemen.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pemecahan masalah?
2. Bagaimana tahapan-tahapan pemecahan masalah?
3. Apa definisi pengambilan keputusan?
4. Apa saja tahapan pengambilan keputusan?
5. Apa bentuk-bentuk pengambilan keputusan?
4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pemecahan masalah
2. Untuk mengetahui tahapan-tahapan pemecahan masalah
3. Agar mahasiswa mengetahui definisi pengambilan keputusan
4. Agar mahasiswa mengetahui tahapan pengambilan keputusan
5. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pengambilan keputusan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
C. Definisi Pengambilan Keputusan
Keputusan adalah proses penelusuran masalah yang berawal dari latar
belakang masalah, identifikasi masalah hingga kepada terbentuknya kesimpulan
atau rekomendasi. Rekomendasi itulah yang selanjutnya dipakai dan digunakan
sebagai pedoman basis dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, begitu
besarnya pengaruh yang akan terjadi jika seandainya rekomendasi yang
dihasilkan tersebut terdapat kekeliruan atau adanya kesalahan-kesalahan yang
tersembunyi karena faktor-faktor ketidakhati-hatian dalam melakukan
pengkaijan masalah.[1]
Pengambilan keputusan adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan
pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan
pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang
mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja
meliputi identifikasi masalah utama, menyusun alternatif yanga kan dipilih dan
sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik.[2]
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan
oleh banyak ahli, diantaranya adalah :
1. G.R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai
pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternative
yang mungkin.
2. Claude S. George, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu
dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan
pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara
sejumlah alternatif.
3. Horold dan Cyril O’Donnel : Mereka mengatakan bahwa pengambilan
keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak
yaitu inti dari perencanaan. Suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika
tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau
reputasi yang telah dibuat.
7
4. P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis
terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang
atas alternatif dan tindakan.[3]
8
E. Bentuk-bentuk Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan bagian terpenting dari manajer, yang
dihubungkan dengan pelaksanaan perencanaan, dalam hal memutuskan tujuan
yang akan dicapai, sumber daya yang akan dipakai, siapa yang melaksanakan,
siapa yang bertanggung jawab dalam pekerjaan yang diserahkannya.
Bentuk keputusan ini bisa berupa keputusan terprogram atau keputusan
tidak terprogram., setiap keputusan tersebut memiliki perbedaan masing-masing.
Untuk lebih detailnya di bawah ini :
1.Keputusan Terprogram
Keputusan yang terprogram dianggap suatu keputusan yang
dijalankan secara rutin, tanpa ada persoalan-persoalan yang bersifat
krusial.Karena setiap pengambilan keputusan yang dilakukan hanya berusaha
membuat pekerjaan yang terkerjakan berlangsung secara baik dan
stabil.Dalam realitas keputusan terprogram diselesaikan ditingkat lini paling
rendah tanpa harus menunggu masukan keputusan dari pihak sangat terkait,
seperti para top management.Contoh dari keputusan yang terprogram adalah
pekerjaan yang dilaksanakan dengan rancangan SOP (Standar Operating
System).Sehingga dalam pekerjaan dilapangan para bawahan sudah dapat
mengerjakannya secara baik apalagi jika disertai dengan buku panduan
operaisonalnya, adapun yang menjadi persoalan jika para bawahan belum
mengerti secara benar, misalnya ada beberapa bagian yang tidak terjelaskan
pada buku panduan.
Pada dasarnya suatu keputusan terprogram akan dapat terlaksana
dengan baik jika memenuhi beberapa syarat, seperti :
a. Memiliki sumber daya manusia
b. Sumber informasi baik yang bersifat kualitatif dan kuantitatif
c. Pihak organisasi menjamin dari segi ketersediaan dana selama keputusan
yang terprogram tersebut dilaksanakan.
d. Aturan dan kondisi eksternal organisasi mendukung terlaksananya
keputusan terprogram ini dengan tuntas.
9
2. Keputusan yang Tidak Terprogram
Berbeda dengan keputusan yang terprogram, keputusan yang tidak
terprogram biasanya diambil dalam usaha memecahkan masalah-masalah
baru yang belum pernah dialami sebelumnya, tidak bersifat repetitif, tidak
terstruktur, dan sukar mengenali bentuk, hakikat, dan dampaknya.Ricky W.
Griffin mendefinisikan keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang
secara relative tidak terstruktur dan muncul lebih jarang daripada suatu
keputusan yang terprogram. Pada pengambilan keputusan yang tidak
terprogram adalah kebanyakan keputusan yang bersifat lebih rumit dan
membutuhkan kompetensi khusus untuk menyelesaikannya, seperti top
manajemen dan para konsultan dnegan tingkat skill tinggi. Contoh dari
keputusan yang tidak terprogram adalah kasus-kasus khusus, kajian strategis,
dan berbagai masalah yang membawa dampak besar bagi organisasi.
10
5. Menganalisis alternative
6. Memilih satu alternative
7. Melaksanakan alternatif tersebut
8. Mengevaluasi efektivitas keputusan
H. Kualitas Keputusan
Kualitas merupakan mutu dari pekerjaan atau hasil yang telah dicapai
dengan proses yang dilakukan. Sehingga kualitas keputusan merupakan mutu
11
yang dihasilkan dari hasil keputusan tersebut yang telah diaplikasikan atau telah
di uji secara maksimal dan terlihat hasilnya secara maksimal serta di nilai secara
maksimal juga.
Penilaian secara maksimal tentunya akan menjadi lebih jelas dan lebih bisa
dipertanggung jawabkan kebenaranya dari pada penilaian secara tidak maksimal
tentunya. Maka dari itu untuk menilai suatu kualitas keputusan yang di buat
haruslah di uji secara pendekatan yang bisa di pertanggung jawabkan secara
ilmiah.
Pendekatan keilmuan yang di pakai disini haruslah berdasarkan pada
ruang lingkup dimana asal mula proses awal berdirinya keputusan tersebut. Jika
keputusan tersebut adalah dipakai untuk bidang ilmu ekonomi, teknik,
kedokteran dan sosioligi maka itu harus berlandaskan pada asas-asas dan aturan-
aturan pada bidang ilmu yang bersangkutan, dengan maksud nantinya selau saja
keputusan tersebut berpatokan dan tetap berada pada koridor ilmu yang
bersangkutan.Ini ditujukan dengan maksut guna menghindari terjadinta tumpang
tindih atau kekacauan dalam aplikasi keputusan itu nantinya.
Dimana kita mengetahui bahwa kekacauan yang sering timbul adalah pada
saat setiap bidang tersebut tidak bergerak atau juga tidak diberikan keleluasaan
begerak secara “independent” sesuai dengan garisnya.Dan ini berdampak pada
pembentukan keputusan yang tidak berlangsung secara professional.
12
keinginan suatu pihak saja, namun berdasarkan keinginan berbagai
pihak.Sehingga pertanggung jawaban tersebut bersifat perlibatan yang
menyeluruh.
3. Menghindari pengambilan keputusan yang bersifat ambigu. Keputusan yang
bersifat ambigu artinya keputusan bersifat tidak jelas dan tidak
tegas.Sehingga para pihak bai karyawan dan lainya sulit untuk memahami
maksud dari keputusan tersebut.
4. Setiap keputusan yang dibuat oleh seorang pimpinan disebuah perusahaaan
berdasarkan pada pertimbangan 4 (empat) fungsi manajemen. Dengan
pertimbangan empat fungsi manajemen ini diharapkan keputusan yang dibuat
menjadi lebih seimbang (balance).
1. Pengambilan Keputusan
1. Metode ilmiah Manajemen
2. Rumuskan / definisikan persoalan2. Rumuskan persoalan keputusan
3. Lakukan penelitian 3. Kumpulan informasi
4. Kembangkan hipotesis 4. Cari alternatif tindakan
5. Lakukan analisi alternative yang
5. Uji hipotesis visibel
6. Analisi hasil 6. Pilih alternatif baik
7. Laksanakan keputrusan dan
7. Tarik kesimpulan evaluasi hasil
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil dari aktivitas pemecahan masalah adalah solusi. Memikirkan
masalah sebagai sesuatu hal yang selalu buruk adalah suatu hal yang mudah
untuk dilakukan,.
Tahapan-tahapan pemecahan masalah:
1. Aktivitas Intelijen, mencari kondisi-kondisi yang membutuhkan solusi di
dalam lingkungan.
2. Aktivitas perancangan, menemukan, mengembangkan dan menganalisis
kemungkinan-kemungkinan tindakan.
3. Aktivitas pemilihan, memilih satu tindakan tertentu dari berbagai tindakan
yang tersedia.
Keputusan adalah proses penelusuran masalah yang berawal dari latar
belakang masalah, identifikasi masalah hingga kepada terbentuknya kesimpulan
atau rekomendasi..
Bentuk – Bentuk Pengambilan Keputusan:
1. Keputusan Terprogram
2. Keputusan Yang Tidak Terprogram
B. Saran
Banyak yang mengatakan pemecahan masalah adalah aktivitas terpenting
yang dilakukan seorang manajer merupakan suatu gambaran yang terlalu
disederhanakan. Pekerjaan dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah
jauh lebih rumit dari pada hanya sekedar pemecahan masalah saja, aktivitas-
aktivitas lain seperti komunikasi juga sama pentingnya. Akan tetapi, pemecahan
masalah merupakan salah satu aktivitas utama yang seringkali menentukan
berhasil tidaknya karier manajemen.
14
15