Anda di halaman 1dari 9

TUGAS SENI BUDAYA

“Membuat Tali Pot Gantung Macrame“

DISUSUN OLEH

Daffa Syaidil Adha

M.Cahyadi Qalbiansyah

XII IPA 2

TAHUN AJARAN

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang mungkin sangat sederhana.

Makalah ini berisikan tentang apa itu seni kriya, apa itu teknik Macrame dan
teknik pembuatan karya 3 dimensi. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk
menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Mempawah, 22 November 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Karya seni kriya dalam kehidupan umat manusia merupakan salah satu
sarana pemenuhan kebutuhan hidup. Karya seni kriya memiliki kekhasan
tersendiri karena seni kriya merupakan suatu karya cipta manusia yang didasari
rasa estetis sesuai apa yang diinginkan oleh manusia itu sendiri. Bericara
tentang seni kriya berarti sesuatu yang erat hubungannya dengan keterampilan
tangan, atau kerajinan yang membutuhkan ketelitian untuk setiap detail karya
seni yang akan dihasilkan. Pada umumnya sebuah karya yang dihasilkan oleh
seni kriya adalah seni pakai. Seni Kriya sendiri di Indonesia sudah sangat tua
sekali ada dari zaman dulu, yang mana seni Kriya ini adalah yang akan menjadi
cikal bakal lairnya seni rupa di Indonesia. Contoh sederhana dari seni kriya
adalah, batik, relief atau ukir, keramik grafis, sulam, anyaman, cinderamata,
hiasan dinding, patung, furniture, tenun, wadah, dll. Lalu apa sebenarnya
definisi dari Seni Kriya itu sendiri?. Dibawah ini adalah beberapa pengertian
dan asal muasal pengertian seni Kriya, silahkan disimak:
Beberapa definisi dan Pengertian Seni Kriya?
1. Kata Kriya sendiri berasal dari bahasa sansakerta yakni "Kr" yang artinya
"mengerjakan" yang mana dari kata tersebut kemudian menjadi kata karya,
Kriya, kerja. Dalam arti khusus pengertian seni Kriya adalah mengerjakan
sesuatu untuk menghasilkan benda atau objek (Timbul Haryono, 2012).
2. Dalam kamus bahasa Indonesia kata "kriya" berarti pekerjaan "kerajinan
tangan".
3. Sementara dalam bahasa Inggris Kriya berarti "Craft" yang artinya kekuatan
atau energi, yang mengandung arrti lain yakni membuat sesuatu atau
mengerjakan yang dikaitkan dengan keterampilah atau profesi tertentu
4. Seni Kriya disebut juga (Handycraft) yang berarti kerajinan tangan. Yang
mana seni kriya ini dapat dikategorikan sebagai seni terapan (applied art)
yang meinitikberatkan pada aspek keindahan dan kegunaaanya. Yang berarti
seni kriya ini adalah seni untuk memenuhi kebutuhan manusia yang
menonjolkan aspek estetika atau keindahan dan juga use atau keugunaanya
untuk kebutuhan sehari-hari.
5. Seni Kriya adalah handskill atau seni yang dibuat dengan kerajinan tangan
dengan memperhatikan aspek fungsional (kegunaan/siap pakai) tetapi tidak
meninggalkan aspek keindahan seni itu sendiri.
6. Sementara menurut Rasjoyo, mngutarakan seni kriya adalah suatu karya
seni dimana penekanan pengerjaanya terletak pada keterampilan tangan
yang menghasilkan sebuah bentuk kerajinan siap pakai.Makrame adalah
seni menyatukan simpul yang terdiri atas satu, dua, tiga, bahkan lebih tali
atau benang untuk membuat sebuah karya tangan. Disebut karya tangan,
karena memang makrame membutuhkan keterampilan tangan saat menjalin
tali-temali. Menurut beberapa sumber, makrame berasal dari Arab di awal
abad pertengahan. Para penenun pada abad ini merajut benang dan rami
dengan simpul dan ikat menjadi dekorasi yang menarik. Makrame berasal
dari kata mikramah yang berarti hiasan tangan atau anyaman.

Di Turki, dikenal dengan nama magrama. Pada awal abad pertengahan


ketika bangsa Moor menundukkan Spanyol, seni makrame ikut berkembang di
sana dan menyebar secara merata ke Italia dan Eropa serta mulai dikenal di
Inggris pada akhir abad 17. Dari semua mata rantai penyebaran makrame,
diketahui bila pelautlah yang paling berjasa mengembangkannya. Para pelaut
membawa kerajinan tangan ini dalam perjalanan mereka ke berbagai wilayah,
mulai daratan Cina sampai ke sejumlah wilayah di dunia.

Di Indonesia sendiri, makrame sudah dikenal cukup lama. Tapi baru melejit
dua tahun belakangan. Tak semata-mata mengutamakan asas fungsional,
makrame pun juga indah bila digunakan sebagai elemen dekoratif. Seperti yang
dilakukan oleh Nadia Maya Ardiani, salah seorang pegiat makrame di
Surabaya.Maya, begitu wanita ini akrab disapa, mengaku makrame adalah
kegiatan menyimpul tali yang paling sekaligus simpel dibandingkan seni
menjalin yang lain: menyulam dan merajut. “Kalau merajut harus pakai
hakken, menyulam harus pakai jarum, sedangkan makrame hanya memakai
tangan”, tuturnya. Tapi jangan dibayangkan makrame sesederhana itu ya City
Explorer! Justru menurut Maya, kesederhanaan dalam membuat makrame
itulah yang menantang. Meskipun ‘hanya’ berbekal kelihaian tangan, sisi
menantangnya ada di kreatifitas dan ketepatan dalam mengukur panjang tali
serta menentukan pola agar karya yang dihasilkan tidak mengecewakan.

Untuk membuat makrame, pola sebaiknya ditentukan di awal. “Sebenarnya


bisa dirubah di tengah, tapi akan merubah jalin simpul yang sudah dibentuk”,
kata wanita berhijab ini. Sedangkan pada pemakaian tali, untuk membuat hasil
karya dengan ukuran satu meter, tali yang dibutuhkan bisa 5-7 kalinya. Maya
mencontohkan, wall decor berukuran 1 x 1½ meter buatannya bisa memakan
tali sepanjang 200 meter. Tergantung kerumitan pola dan ukuran.

Tantangan lainnya adalah harus sabar saat melakukan gerakan-gerakan


menyimpul yang sifatnya repetisi. Saat membuat makrame dengan lebar 1
meter, bisa menggunakan sampai 100 kaitan untuk simpul awal. Satu kaitannya
berisi dua tali. Mula-mula, tali diuntai membentuk simpul mati diatas sebuah
papan yang berfungsi sebagai sebagai gantungan. Simpul-simpul dijalin ke
bawah hingga mendapat pola yang diinginkan.

Dalam proses pembuatan makrame, dikenal ada teknik dasar. Teknik dasar
ini merupakan simpul yang mudah dilakukan untuk setiap karya makrame. Saat
menyimpulkan tali pada awal pembuatan makrame dikenal ada beberapa
simpul dasar, diantaranya simpul jangkar, pangkal, baling-baling, laso, dan
tiang. Tidak dikenal pola baku atau hitungan yang menyulitkan dalam
membuat makrame, karena semua tergantung pada hasil yang diinginkan.
Dalam satu karya buatan Maya, ia bisa memadukan sampai 16 simpul yang
berbeda bahkan lebih.Penggunaan tali untuk makrame disesuaikan dengan
karya yang akan dibuat, pada umumnya dipilih tali yang berasal dari bahan
yang lembut, kuat, dan tidak terlalu elastis. Beberapa jenis tali yang umum
digunakan untuk merajut makrame adalah tali katun, tali kur, tali linen, tali
acrylic, tali jute, dan tali nylon. Tapi yang umum digunakan adalah tali kur
yang lebih mudah ditemukan, dibentuk, dan harganya terjangkau. “Bisa juga
pakai tali katun untuk hasil yang lebih premium, hanya saja sementara ini
suppliernya masih susah didapat. Saya baru menemukan satu penyuplai tali
katun yang ada di Jakarta”, beber wanita yang membuka bisnis makrame
melalui brand Kembangapi Macramé & Some ini.

Untuk menghasilkan sebuah karya makrame berukuran 1 meter, dibutuhkan


waktu 2 hingga 3 hari. Lagi-lagi tergantung pada pola dan ukuran. Makin kecil
dan mudah, makin sedikit waktu yang dibutuhkan. Sedangkan untuk harga,
juga bervariasi. Mulai dari ratusan ribu sampai jutaan rupiah. Makin besar dan
rumit, makin besar rupiah yang harus dikocek. Maklum saja, seni yang satu ini
tak berbeda dengan kerajinan tangan lain yang dikerjakan secara handmade.
Butuh ketelatenan dan kesabaran khusus dibalik tiap jalinan simpulnya.

Penggunaan makrame saat ini sudah menjajah berbagai lini, seperti


digunakan sebagai wall decor, gantungan pot, sampai hammock. Beberapa
acara pernikahan juga menggunakan makrame sebagai latar belakang.
Sebenarnya makrame cocok digunakan dalam situasi apa saja, tapi akan
nampak lebih padu bila menyatu dengan konsep hippies maupun vintage yang
instagramable.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gantungan pot bunga


1. Bentuk : Oval
2. Teknik : Teknik makrame

B. Alat dan bahan.


1. Alat :
a) Gunting
b) Korek api
2. Bahan :
a) Tali kur 3 butik
b) Pot bunga

C. Ukuran
1. jari jari pot 10 cm
2. Tinggi pot 18 cm
3. Panjang keseluruhan73 cm
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa seni kriya sudah ditemukan sejak zaman
prasejarah. Dan teknik makrame adalah seni yang menyatukan simpul yang
terdiri atas satu,dua ,tiga bahkan lebih tali atau benang untuk membuat sebuah
karya tangan, dan gantungan pot bunga itu memiliki nilai keindahan yang
bagus karna dalam pembuatannya tersebut menggunakan teknik makrame
dengan menggunakan 3 tali yang berbeda warna.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siswa SMA Negri 2 Mempawah
hilir Indonesia khususnya, Dengan membaca makalah ini, kita harus
melestarikan seni kriya dan sebagai generasi muda agar bisa menjadi kreatif
dan inovatif.
DAFTAR PUSTAKA

https://cityguide.suarasurabaya.net/read/2018/06/28/1494/Makrame___Seni_Menj
alin_Simpul_yang_Menantang

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/seni-kriya.html

https://youtu.be/IzwE4ncQevQ

Anda mungkin juga menyukai